Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
bronkopneumonia
terjadi
konsolidasi
area
berbercak.
bronkopneumonia.Menurut
sistem
imun
pada
melemah, suara nafas melemah dan ronki. Pada neonatus dan bayi kecil tanda
pneumonia tidak selalu jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak
perkusi.
5. Tanda dan Gejala Bronkopneumonia.
a. Demam.
Mungkin tidak ada pada bayi baru lahir, paling besar pada usia 6 bulan
sampai 3 tahun. Suhu dapat mencapai 39,5o sampai 40,5oC bahkan dengan
infeksi ringan.Sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama.Mungkin
malas dan peka rangsang atau terkadang eoforia dan lebih aktif dari
normal; beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
atas
untuk
mencapai
bronchioles
dan
kemudian
alveolus
dari
alveolus
akan
mengalami
kerusakan
yang
dapat
hematogen
mikroorganisme
yang
maupun
terdapat
langsung
didalam
(lewat
paru
penyebaran
dapat
menyebar
sel)
ke
Pathway
Masuk ke alveoli
Peningkatan
suhu tubuh
Gg
fungsi
otak
kejang
Resti
injury
Keringat
berlebihan
Resti
kekurangan
vol. cairan
PMN
meningkat
Sputum
mengental
Ketidakefektifan
Bersihan jalan
nafas
Penumpukan cairan
dlm alveoli
Gg pertukaran gas
Kompliance paru
turun
Ketidakefektifan pola
nafas
7. Penatalaksanaan medis
a. Pengobatan supportif bila virus pneumonia
dapat
diberikan
pada
anak
dengan
bronkopneumonia :
a. Pemberian obat antibiotic penisilin 50.000 U/kg BB/hari, ditambah
dengan kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotic
yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin. Obat ini diteruskan
sampai bebas bebas demam 4-5 hari. Pemberian obat kombinasi
bertujuan untuk menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan
lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi antibiotic.
b. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan
intravena, biasanya diperlukan campuran glucose 5% dan NaCl 0,9%
dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/500ml/botol
infuse.
mempermudah
mengeluarkan
dahak
juga
dapat
e. Integumen
1) Warna: pucat sampai sianosis
2) Suhu
Pada hipertermi kulit terbakar panas akan tetapi setelah hipertermi
teratasi kulit anak akan teraba dingin.
3) Turgor: menurun pada dehidrasi.
f. Kepala dan mata.
1) Perhatikan bentuk dan kesimetrisan
2) Palpasi tengkorak akan adanya nodus atau pembengkakan yang
nyata.
3) Periksa hygiene kulit kepala, ada tidaknya lesi, kehilangan rambut,
perubahan warna.
g. Data yang paling menonjol pada pemeriksaan fisik adalah pada: Toraks
dan paru-paru.
1) Inspeksi: frekuensi irama, kedalaman dan upaya bernapas antara
lain: takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, pektus
ekskavatum (dada corong), paktus karinatum (dada burung) barrel
chest.
2) Palpasi: adanya nyeri tekan, massa, peningkatan vocal fremitus
pada daerah yang terkena.
3) Perkusi: pekak terjadi bila terisi cairan pada paru-paru, normalnya
timpani (terisi udara) resonansi.
4) Auskultasi: suara pernapasan yang meningkat intensitasnya :
a) Suara bronkovesikuler atau bronchial pada daerah yang
terkena.
b) Suara pernapasan tambahan-roonki inspiratori pada sepertiga
akhir inspirasi
2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
Diagnosa
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Bersihan
jalan setelah
dilaksakan
nafas tidak efektif
asuhan
berhubungan
keperawatan
selama x jam
dengan
jalan
nafas
penumpukan
menjadi bersih
dengan KH:
sekret di jalan
1.
Suara
nafas
nafas bersih
tidak
ada
ronkhi
atau
Intervensi
-
bersih
3.
Cuping
Un
tuk mengetahui
tiap
perkembangan
jam
pasien
respiratory
rate,
penggunaan
otot
nafas,
warna kulit
-
Sekret di
nafas
status pernafasan
bantu
wheezing
jalan
Kaji
meliputi
rales,
2.
Rasional
Laku
Un
tuk
membebaskan
terdapat sekret di
jalan
jalan nafas
pasien
Posisi
nafas
Me
mberikan
tinggi
posisi nyaman
drainage)
(postural
bagi pasien
hidung tidak
ada
4.
orasi
Tidak ada
sianosis
Kolab
pengeluaran
fisiotherapi dada
secret
Awas
tingkat
Un
tuk mengetahui
keadaan umum
pasien
Perta
ada
Jag
a agar
pasien
hankan kepatenan
bernafas dengan
jalan nafas
bebas
Ti
dak
untuk melakukan
kesadaran klien
sianosis
-
Me
mbantu dalam
Ti
dak ada tanda
fisiotherapist
kral hangat
-
dengan
Kelua -
Me
lakukan
nebulizer
nafas
mengeluarkan
dahak
hipoksia
-
jaringan
-
sa
S
aturasi
oksigen
perifer 90%
Perik
kelancaran
Pas
ien
mendapatkan
O2
Kolab
orasi
secara
adekuat
dalam -
pemberian obat
Pe
mberian
terapi
obat
3
Risiko
volume
Kaji
adanya
dehidrasi
jam
Me
tanda
meriksa
jaga
masukan
kelancaran aliran
dan
keluaran cairan
tidak
terjadi
kekurangan
volume
infus
pasien adekuat
cairan
dengan KH :
-
Panta
ngetahui apakah
6 jam
ada peningkatan
Ti
vital sign
Me
Laku
kan
tubuh
dingin
normal
36,5-
terdapat
37 0C
ernatif pnurunan
kompres
uhu
Alt
suhu tubuh
jika
hipertermia suhu -
K
elopak
mata
diatas 38 C
-
tidak cekung
Me
ngetahui apakah
Panta
pasien
u balance cairan
kekurangan
cairan atau tidak
-
Kolab
orasi
or
berhubungan keperawatan
selama
tidak
ar nutrisi pasien
pemberian
terpenuhi
integritas tindakan
adanya
luka
dekubitus
jam
terjadi
kulit
dengan KH :
Ti
Laku
untuk
tidak
tidur
dalam
satu
lokasi
Un
tuk
kulit tertekan
terjadinya
terdapat
luka dekubitus
pda
pasien
posisi
integritas
dak
Me
nganjurkan
kerusakan
Ag
mencegah
kerusakan kulit
-
Jaga
kulit tetap lembab
Jag
a
kebersihan
yang tertekan
-
W
arna
dan
kulit
kekencangan
-
linen
Berik
daerah
an kamfer spiritus
tertekan tidak
pada
hipoksia,
dan
kemerahan
tertekan
punggung
daerah
Ag
ar tidak terjadi
kerusakan
integritas kulit
C
RT < 2 detik
Daftar pustaka
1. Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung
Seto;2001
2. Staf Pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta:
Infomedika;2000
3. Betz & Sowden. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC;2002
Sylvia
Anderson
2008,
Pathophysiology