Vous êtes sur la page 1sur 4

Pengertian akhlak

Diterjemah dari kitab Isaf thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.Akhlak adalah
sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat
segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata khuluk
lawan kata dari kholq.
Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan
akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia
dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.
Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut
akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-Quran dan Hadist serta
berlaku universal.
Pengertian iman
dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah
membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan
(perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya,
kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara
nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang
artinya:
Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad)
dan kepada Kitab (Al Quran) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan
sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, RasulrasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. An Nisa :
136)

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami
kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh
karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

Menurut bahasa Iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, Iman
: , ,

adalah

Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota
badan
Iman adalah Mengikrarkan dengan lisan maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat
Laa ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah (Tidak ada sesembahan yang haq kecuali
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), serta mengamalkan konsekuensi nya.
Iman adalah Mengamalkan dengan anggota badanmaksudnya hati mengamalkan dalam
bentuk keyakinan, lisan mengamalkan dalam bentuk perkataan, sedangkan anggota badan
mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Amalan amalan hati mencakup 24 perkara yang berisikan keyakinan (aqidah) dan niat.
Diantara nya adalah Rukun Iman yang enam, Mencintai Allah, Cinta dan Benci karena Allah,
Taubat, Syukur, Tawakal, Tidak suka marah, tidak dengki, Ikhlas dan seterus nya
Amalan Amalan lisan mencakup 7 perkara yaitu Melafazhkan kalimat tauhid, Membaca
al-Quran, Mempelajari Ilmu Agama, Mengajarkan Ilmu Agama, Doa, Dzikir, Menjauhi
perkataan sia sia.
AKHLAK DENGAN IMAN
Akhlak dan iman adalah dua perkara yang perlu kita miliki. Sebagai seorang muslim, kita
haruslah mengetahui bahawa terdapat hubungan di antara akhlak dan iman. Akhlak yang baik
menurut pandangan Islam haruslah berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup sekadar disimpan
di dalam hati,melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal
soleh atau tingkah laku yang baik. Jika iman melahirkan amal soleh,barulah dikatakan iman itu
sempurna karna dapat direalisasikan.
Jelaslah bahawa akhlaq adalah mata rantai kepada keimanan. Sebagai contoh,sifat malu
(dalam membuat kejahatan) adalah satu dari pada akhlaqul mahmudah. Dalam hadis Nabi ada
menegeaskan bahawa malu itu adalah cabang dari pada keimanan. Sebaliknya,akhlak yang

dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi prinsip-prinsip keimanan. Seterusnya sekalipun
sesuatu perbuatan pada lahirnya baik, tetapi titik tolak nya bukan kerana iman,maka perbuatan
itu tidak dapat penilaian di sisi Allah s.w.t.
Hubungan antara akhlak dan iman tercermin dalam pernyataan Rasulullah yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a: yang berbunyi "Orang mukmin yang sempurna imannya
ialah yang terbaik budi pekertinya(akhlak)" (Riwayat Al-Tarmidzi).
Selain itu,akhlak dan iman mempunyai hubungannya yang lain. Kita dapat lihat
hubungan itu berdasarkan motivasi iman itu sendiri.Tindakan dan pekerjaan manusia selalu
didorong oleh suatu motivasi tertentu. Motivasi itu ada bermacam-macam,ada yang kerana
kepentingan kekayaan,ingin masyhur namanya dan sebagainya.Adapun dalam pandangan Islam,
maka yang menjadi pendorong paling dalam dan paling kuat untuk melakukan sesuatu amal
perbuatan yang baik, adalah akidah,iman yang tersemat dalam hati. Iman itulah yang membuat
seseorang muslim ikhlas hendak bekerja keras bahkan rela berkorban. Iman itulah sebagai
motivasi dalam peribadi nya yang membuatkan seseorang tidak boleh diam dari pada melakukan
kegiatan kebajikan dan amal soleh.
Jikamotor iman itu bergerak,maka keluarlah produknya berupa amal soleh dan akhlaqul
karimah. Dengan demikian hanya daripada jiwa yang di hayati iman dapat diharapkan
memancarkan kebaikandan kebajikan yang sebenarnya. Kebaikan yang lahir tanpa bersumberkan
keimanan, adalah kebaikan yang tidak mendapat penilaian di sisi Allah s.w.t.
Daripada rukun iman yang enam,dua dari padanya adalah kepercayaan kepada Allah dan
kepercayaan kepada hari akhirat. Dua rukun iman ini menjadi asas dan teras yang membezakan
antara islam dan akhlak-akhlak lainnya serta dengan sendirinya membezakan kesannya kepada
akhlak. Keimanan kepada kedua-dua hakikat ini memberikan kesan yang positif. Sebaliknya
kepercayaan kepada yang lain atau penafian kepada kedua-dua hakikat tersebut memberikan
kesan yang negatif. Hubungan yang lazim antara keimanan kepada Allah dan hari akhirat dengan
keberkesanannya membentuk akhlak yang baik atau sebalik nya, jika tidak beriman dengan dua
hakikat tadi dengan keberkesanan nya membentuk akhlakyang jahat dan buruk.
Orang yang beriman dengan Allah dan hariak hirat akan dikesani dengan sifat-sifat Allah
yang termahal dan tertinggi yang akan mengesani pula berbagai perlakuan dan kegiatan
hidupnya. Perlakuandan kegiatan yang dikesani oleh sifat tinggi dan mulia ini adalah perlakuan
dan kegiatan yang bernilai baik. Nilai kebaikan ini akan semakin meningkat dengan

meningkatnya kesedaran kepada nilai pembalasan di hari akhirat sebagai tempat dan masa
kehidupan insan yang hakiki. Demikian juga sebaliknya, orang yang tidak beriman dengan Allah
tetapi beriman dengan tuhan yang batil dan palsu atau yang menepikan langsung konsep
ketuhanan sudah tentu dikesani oleh sifat yang batil dan palsu yang berikutnya akan menyesali
perlakuan dan kegiatan dalam hidupnya, lebih-lebih lagi yang langsung tidak mengakui
pembalasan di atas perlakuan akan kegiatannya.
A. KESIMPULAN
Dapatlah dinyatakan dengan tegas bahawa akhlak yang mulia merupakan roh kepada
agama Islam. Seluruh aspek dan ruang dalam agama Islam ditunjangi dan didasari oleh nilai
akhlak yang mulia. Hal ini dapat kita fahami dengan baik, apabila kita menyedari bahawa misi
kehadiran Nabi Muhammad itu sendiri ke alam ini adalah untuk melaksanakan tugas
nyempurnakan akhlak yang mulia.
Dengan ini jelaslah bahwa hubungan akhlak dengan iman saling berkait rapat antara satu
sama lain dalam melahirkan akhlak seseorang muslim yang benar-benar berkualitas, tanpa salah
satudaripada aspek tersebut maka akhlak yang lahir tidak sempurna.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat, dan kami sadar karena keterbatasan pada diri
kami, maka kami berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan yang diberikan kepada kami selaku penyusun
mengucapkan terima kasih.

Vous aimerez peut-être aussi