Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Miris dan mengecewakan kasus yang saya lihat di rumah tetangga sebelah,
anak mereka (dua bersaudara) betengkar hebat karna memperebutkan sepeda
yang di berikan oleh ayahnya yang sepeda itu di berikan untuk saling berbagi satu
sama lain, melihat kasus ini saya sebagai tetangga menjadi terusik dan rasa hati
ingin memberikan solusi bagaimana menyelesaikan masalah ini, ?? bagaimana
solusinya ??
Solusi yang ingin saya berikan sifatnya umum artinya siapapun pasti akan
menggunakan cara ini untuk menyelesaikannya, saya akan berangkat dari hakikat
sebuah keluarga, keluarga adalah bentuk terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
ayah ibu dan dua orang anak atau lebih, yang mana mereka akan saling
menguatkan satu sama lain, mereka akan berbagi dalam suka dan duka tawa dan
canda, ayah mencari nafkah dan ibu mengatur urusan rumah tangga dan anak
menghormati dan menyayangi orang tua . inilah idealnya sebuah keluarga namun
dalam keluarga tentu tak mungkin lepas dari konflik dan tentu konflik yang terjadi
harus segera di selesaikan. Saya kembali ke konteks kasus ytang ada di atas tadi,
bagaimana solusinya ?? setelah kita mengetahui hakikat sebuah keluarga maka
ketika terjadi konflik kita harus segera kembalikan ke kondisi yang ideal, ketika
bersaudara memperebutkan sepeda pemberian ayahnya, maka siapa yang paling
bertanggung jawab atau yang berhak memutuskan sedpeda itu milik siapa ??
jawabnya tentu ayahnya dan tidak mungkin saya selaku tetangga sebelah kecuali
saya di beri wewenang khusus. Oke, setelah kita sepakat yang berhak memutuskan
perkara itu adalah ayahnya maka apapun yang di putuskan oleh ayahnya adalah
keputusan yang mengikat, kemudian ketika sudah di ikat tidak ada alas an untuk
melepaskan diri kecuali si anak akan di cap pembangkang atau lebih kejam lagi dia
DURHAKA. Beginilah solusinya.
Kemudian muncul pertanyaan ?? apa hubungannya cerita di atas dengan
judul di atasnya lagi ??? sebenarnya saya ingin menganalogikan kasus di atas
dengan kasus yang terjadi dua minggu kebelakang. Miris dan mengecewakan
perebutan masjid yang terjadi sesame kaum muslim, satu pihak mengatakan,
masjid ini punya pengurus dan pengurus berhak mengizinkan atau tidak
mengizinkan kegiatan disini !!! dan di lain pihak mengatakan masjid ini milik
Allah anda tidak berhak melarang kegiatan kami selama ingin memakmurkan
masjid Allah, walau anda pengurus anda hanya seharusnya mengakomodir kegiatan
ini !!! . Dua sudut pandang yang berbeda dan masing masing punya klaim
berhak. Bagaimana solusinya ???? jika kita mengamati dua argument di atas dapat
kita simpulkan mereka sedang memperebutkan masjid, untuk menyelesaikan ini
tentu kita harus panggil siapa yang memiliki masjid ?? apakah presiden ?? wakil
presiden ?? menteri?? Rector ?? atau mahasiswa ?? atau Allah ??? untuk menjawab
mari kita bertanya kepada hati masing masing dengan pentanyaan yang sama,
apakah presiden membuat masjid supaya dirinya di sembah ?? dengan
pertanyaan yang sama namun di tujukan untuk wapres ?? menteri ?? rector ??