Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JOURNAL REPORT
EVAKUASI FTI
12522280
Hanin Fitria
12522261
Nimas Puri
12522160
12522158
LATAR BELAKANG
Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung dan cepat dari orang-orang yang menjauh dari
ancaman atau kejadian yang sebenarnya dari bahaya. Contoh berkisar dari evakuasi skala
kecil sebuah bangunan karena ancaman bom atau kebakaran sampai pada evakuasi skala
besar sebuah distrik karena banjir, penembakan atau mendekati badai. Dalam situasi yang
melibatkan bahan-bahan berbahaya atau kontaminasi, pengungsi sebaiknya didekontaminasi
sebelum diangkut keluar dari daerah yang terkontaminasi.
Alasan Melakukan Evakuasi
Evakuasi dapat dilakukan sebelum, selama atau setelah bencana alam seperti:
a.
b.
Siklon
c.
Banjir,
d.
Badai,
e.
Gempa bumi,
f.
Tsunami,
g.
Dll
Serangan militer,
b.
Kecelakaan industri,
c.
Kecelakaan nuklir
d.
e.
Kebakaran,
f.
Pemboman,
g.
Serangan teroris,
h.
Pertempuran militer,
i.
Kegagalan struktural,
j.
Virus wabah,
k.
Dll
Urutan Evakuasi
Urutan evakuasi dapat dibagi ke dalam tahap-tahap sebagai berikut:
1.
deteksi
2.
keputusan
3.
alarm
4.
reaksi
5.
6.
transportasi
1. Accident Event
a. Kebakaran
Kebakaran adalah suatu peristiwa/musibah yang kerap terjadi ditemukan, terutama di
lokasi/daerah padat penduduk. Tidak menutup kemungkinan kabakaran juga sering terjadi
di gedung-gedung perkantoran atau pendidikan seperti sekolah dan kampus, termasuk
gedung Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII yang notabene memiliki jalur evakusai
yang sulit diterjang. Dalam hal ini banyak manajemen gedung itu sendiri mempersiapkan
beberapa alat pemadam kebakaran dari Hydrant, Apar, dan banyak yang lainnya. Untuk
Prosedur jika terjadi kebakaran maka ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain :
Ikuti petunjuk di bawah ini.
1. Pergi ke panel hydrant terdekat dan pecahkan kaca bertanda "Break Glass Here."
2. Beri tahu pihak keamanan dan informasikan lokasi kebakaran.
3. Berusaha memadamkan api menggunakan APAR. (Catatan: selang kebakaran hanya
boleh digunakan oleh pihak pemadam kebakaran).
4. Jika tidak dapat dipadamkan, tutup semua pintu menuju ke lokasi kebakaran, beri
tahu situasinya kepada pihak keamanan dan mulai prosedur evakuasi.
5. Jangan menggunakan lift dan jelaskan situasinya bila petugas pemadam kebakaran
tiba.
Jika mendengar tanda alarm terus menerus
1. Tetaplah tenang.
2. Amankan semua dokumen-dokumen penting.
3. Matikan dan lepaskan semua peralatan listrik.
4. Dengarkan baik-baik pengumuman yang disampaikan facility management melalui
pengeras suara dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh floor warden.
5. Jika kebakaran tidak dapat dikuasai, tutup semua pintu ruang yang terbakar dan
segera tinggalkan tempat tersebut melalui tangga darurat terdekat. Jangan
menggunakan lift.
Prosedur Evakuasi
1. Jika mendengar bunyi alarm secara terus menerus dari kotak hydrant, floor
warden akan segera memberikan petunjuk evakuasi/pengungsian.
2. Jangan panik, berjalanlah dengan cepat menuju tangga darurat terdekat. Jangan
menggunakan lift.
3. Jangan menghalangi orang lain yang masuk ke tangga darurat dari lantai di
bawahnya.
4. Jangan kembali untuk mengambil barang-barang jika sudah berada dalam tangga
darurat atau keluar dari gedung.
5. Floor warden bertanggung jawab dalam melakukan prosedur evakuasi.
6. Semua orang yang dievakuasi harus langsung menuju titik kumpul sampai ada
petunjuk selanjutnya.
7. Instruksi untuk kembali ke gedung diberikan oleh facility management setelah
keadaan dinyatakan aman.
b. Gempa Bumi
1. Berada di bawah meja yang dapat memberikan keamanan serta udara yang cukup.
2. Carilah kolom bangunan atau lorong yang memungkinkan tidak terdapat bendabenda yang dapat roboh di area kerja Anda.
3. Tangga darurat gedung adalah area yang paling aman dari reruntuhan.
4. Jauhkan diri dari jendela, rak buku, lampu atap, tempat file dan barang-barang berat
lain yang dapat jatuh dan melukai Anda.
5. Jika Anda berada dalam lift, usahakan segera keluar dari lift.
6. Tunggu sampai ada instruksi selanjutnya dari pengelola gedung.
7. Tetap tenang/jangan panik
8. Jangan menggunakan lift
9. Jika Anda berada di luar, jauhi gedung.
Pengobatan Darurat
1. Karyawan harus menghubungi pihak keamanan untuk memberitahukan adanya
korban.
2. Karyawan sebaiknya memberikan informasi seperti di bawah ini:
3. Nama, jenis kelamin dan perkiraan umur korban.
4. Lokasi keberadaan korban.
Floor Waden
1. Floor warden ditunjuk oleh facility management (peraturan K3).
2. Diperlengkapi dengan bendera, peluit dan handy talky.
3. Memberitahukan kepada seluruh karyawan mengenai lokasi jalan keluar.
4. Jika ada perintah evakuasi, menjamin seluruh karyawan meninggalkan gedung
dengan menggunakan tangga darurat dan berkumpul di lokasi yang telah ditentukan.
5. Memiliki daftar karyawan terbaru untuk keperluan absensi pada saat evakuasi.
6. Memastikan semua staf di bawah tanggung jawabnya, mengerti prosedur evakuasi
dan letak lokasi berkumpul yang dituju pada saat evakuasi.
secara
terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan seluruh potensi pemerintah, swasta dan
masyarakat.
2. Pelaksanaan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghargai budaya, adat
istiadat, kearifan lokal dan pengetahuan masyarakat setempat;
3. Peranserta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah bersifat
komplementer.
B. Strategi
1. Membentuk posko kedaruratan dan penetapan Organisasi Komando Penanganan
Darurat.
2. Memobilisasi potensi sumber daya.
3. Memberdayakan masyarakat.
4. Mengkoordinasikan peran serta lembaga usaha, lembaga internasional dan
lembaga asing non pemerintah dalam pencarian, pertolongan dan evakuasi korban
bencana
A. Umum
1. Mekanisme pencarian, pertolongan, dan evakuasi korban bencana diselenggarakan
dibawah komando Komandan Penanganan Darurat melalui tahapan rencana
operasi, permintaan, pengerahan/mobilisasi sumber daya yang didukung dengan
kemudahan akses sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang
berlaku. Dalam pelaksanaan dilapangan penyelenggaraan pencarian, pertolongan,
dan evakuasi korban bencana sesuai dengan jenis, lokasi, dan tingkatan bencana.
2. Dalam upaya memudahkan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana dan
harta benda, Kepala BNPB/BPBD mempunyai kewenangan :
3. Tim Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi merupakan bagian dari Tim Reaksi Cepat
Penanggulangan Bencana, yang terdiri atas:
4. Tujuan Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi :
a. Menyingkirkan dan/atau memusnahkan barang atau benda dilokasi bencana
yang dapat membahayakan jiwa dan dapat mengganggu proses penyelamatan;
b. Memerintahkan orang untuk keluar dari suatu lokasi atau melarang orang
untuk memasuki suatu lokasi;
c. Mengisolasi atau menutup suatu lokasi baik milik publik maupun pribadi; dan
d. Memerintahkan kepada pimpinan instansi/lembaga terkait untuk mematikan
aliran listrik, gas, atau menutup/membuka pintu air.
5. Tim pencarian terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang pencarian korban bencana
dan tenaga medis; serta melibatkan warga masyarakat setempat.
6. Tim penolong terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang medis, psikolog, dan pekerja
sosial dibantu oleh tenaga relawan; serta warga masyarakat setempat.
7. Tim evakuasi terdiri atas tenaga terlatih dalam bidang evakuasi, tenaga medis,
pekerja sosial, dan psikolog; serta warga masyarakat setempat.
8. Menemukan lokasi bencana, korban manusia, dan harta benda yang hilang atau
yang dikhawatirkan akan hilang akibat bencana.
9. Menolong korban bencana yang sakit akibat bencana.
10. Memindahkan korban dari lokasi bencana ke tempat yang aman.
B. Sasaran
1. Lokasi
Bencana.
dalam
pencarian,
pertolongan
dan
evakuasi memerlukan
2. Korban Bencana. Dalam hal ini di prioritaskan bagi korban bencana yang
masih hidup, luka-luka dan kelompok rentan serta yang meninggal dunia.
3. Desain Gedung FTI UII
Pada desain gedung FTI belum memenuhi syarat-syarat jalur evakuasi yang baik,sebagai
contohnya tidak terdapat rambu-rambut evakuasi serta point berkumpulnya saat evakuasi.
Sehingga hal tersebut dapat menghambat proses evakuasi saat terjadinya bencana.
Adapun syarat titik kumpul dan syarat jalur evakuasi yaitu
Syarat titik kumpul evakuasi adalah:
1.
2.
4. Usulan Perbaikan
Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh keadaan
darurat. Maupun fasilitas pencahayaan darurat untuk sarana jalan ke luar harus tersedia.
Adapun persyaratan kinerja antara lain yaitu
1. Sarana jalan ke luar dalam bangunan gedung baru dan yang sudah ada harus
memenuhi persyaratan teknis ini.
2. Sarana jalan ke luar dari bangunan gedung harus disediakan agar penghuni bangunan
gedung dapat menggunakannya untuk penyelamatan diri dengan jumlah, lokasi dan
a.
b.
c.
d.
permukaan tanah.
3. Jalan ke luar harus ditempatkan terpisah dengan memperhitungkan:
a. Jumlah lantai bangunan gedung yang dihubungkan oleh jalan ke luar tersebut
b. Sistem proteksi kebakaran yang terpasang pada bangunan gedung
c. Fungsi atau penggunaan bangunan gedung
d. Jumlah lantai yang dilalui
e. Tindakan petugas pemadam kebakaran
4. Agar penghuni atau pemakai bangunan gedung dapat menggunakan jalan ke luar
tersebut secara aman, maka jalur jalan ke luar harus memiliki dimensi yang ditentukan
berdasarkan:
a. Jumlah, mobilitas dan karakter-karakter lainnya dari penghuni atau pemakai
bangunan gedung
b. Fungsi atau pemakaian bangunan gedung.
REFERENSI
Muhadi. (2008). Pencegahan Resiko Kebakaran Gedung: Peran dan Tindakan Pusat
Layanan Kebakaran dan Pertolongan Departemen Rhone
Rahman, A., Mahmood, A., & Schneider, E. (2007). Using Agent-Based Simulation of
Human Behavior to Reduce Evacuation Time. Research Paper Universiti Teknologi
PETRONAS
Rahman, V.
(2004).
Penanggulangannya .
Kebakaran,
Bahaya
Unpredictable,
Upaya,
dan
Kendala