Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NO. REVISI :
...............
HALAMAN :
DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR UTAMA,
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
(SPO)
ABDUL KADIR
NIP 196205231989031001
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
INDIKASI MASUK
A. Diagnosis Penyakit Pulmonary Airborne :
1. Tuberkulosis paru
2. Pneumonia non-tuberkulosis
3. Bronkiektasis terinfeksi
4. Mikosis paru
5. Abses paru
B. Dokter Penanggung Jawab SMF Paru menetapkan diagnosis
sesuai parameter obyektif :
1. Tuberkulosis Paru
a. Gejala klinis mendukung TB paru: batuk terus-menerus
> 2 minggu, batuk berdahak yang kadang bisa disertai
darah, dapat disertai demam meriang > 1 bulan, nafsu
makan menurun, berat badan menurun, malaise, dan
berkeringat malam.
b. Hasil pemeriksaan basil tahan asam (BTA) dapat positif
maupun negatif.
c. Hasil pemeriksaan foto toraks didapatkan gambaran
infiltrat atau milier, dapat disertai kalsifikasi, garis fibrotik,
efusi pleura, dengan atau tanpa kaviti.
NO. REVISI :
...............
HALAMAN :
DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR UTAMA,
TANGGAL TERBIT :
ABDUL KADIR
NIP 196205231989031001
2. Pneumonia non-tuberkulosis
a. Gejala klinis menunjang pneumonia: demam tinggi
(>38oC), batuk kering sampai berdahak, sesak napas
yang semakin memberat dan kadang disertai nyeri dada
dan batuk darah.
b. Hasil pemeriksaan laboratorium: didapatkan peningkatan
jumlah lekosit dengan dominasi sel PMN, apusan
maupun kultur dahak didapatkan kuman selain
Mycobacterium tuberculosis.
c. Hasil pemeriksaan foto toraks: didapatkan gambaran
infiltrat, dapat disertai efusi pleura.
3. Bronkiektasis terinfeksi
a. Gejala klinis menunjang bronkiektasis: batuk berdahak
dengan warna kekuningan/kehijauan, dapat disertai
batuk darah dan sesak napas.
b. Hasil pemeriksaan laboratorium: bisa didapatkan
peningkatan jumlah lekosit dengan dominasi sel PMN,
apusan maupun kultur dahak didapatkan kuman.
c. Hasil pemeriksaan foto toraks dan atau atau CT-Scan
toraks dengan resolusi tinggi didapatkan gambaran
honeycomb appereance atau cincin hiperlusen.
4. Mikosis paru
a. Gejala klinis dapat berupa batuk-batuk, batuk darah
berulang, demam, mungkin disertai sesak napas,
dengan atau tanpa faktor predisposisi (diabetes melitus,
riwayat mendapat antibiotik atau steroid lama, riwayat
mendapat sitostatika, defisiensi imunologis).
b. Hasil pemeriksaan laboratorium: bisa didapatkan
peningkatan jumlah lekosit dengan eosinofil meningkat,
apusan maupun kultur dahak didapatkan jamur.
c. Hasil pemeriksaan foto toraks dan atau CT-Scan
didapatkan gambaran retikulonoduler atau air-cressent
sign.
5. Abses paru
a. Gejala klinis dapat berupa demam tinggi (>30oC), batuk
dengan produksi dahak yang semakin banyak dan
berwarna kekuningan/kehijauan/kecoklatan bahkan
berupa nanah, berbau busuk atau bercampur darah.
b. Hasil pemeriksaan laboratorium: bisa didapatkan
peningkatan lekosit, apusan maupun kultur dahak
didapatkan kuman mikroorganisme.
c. Hasil pemeriksaan foto toraks dan atau CT-Scan bisa
didapatkan gambaran kaviti dengan air-fluid level.
NO. REVISI :
...............
HALAMAN :
DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR UTAMA,
TANGGAL TERBIT :
ABDUL KADIR
NIP 196205231989031001
C. Penempatan Ruangan:
1. Pasien dengan kecurigaan penyakit Pulmonary Airborne,
jika belum diketahui secara pasti kuman penyebabnya,
maka akan ditempatkan di ruangan observasi.
2. Pasien yang diketahui secara pasti berdasarkan hasil
pemeriksaan apusan/kultur dahak memiliki Basil Tahan
Asam (BTA) positif, dan atau terbukti multi drug resistanceTB (MDR-TB), extensive drug resistance-TB (XDR-TB),
maka akan ditempatkan di ruangan isolasi bertekanan
negatif.
INDIKASI KELUAR
1. Gejala klinis telah membaik.
2. Terdapat perbaikan hasil-hasil pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan atau radiologi).
3. Pasien atau keluarga menolak untuk dirawat lebih lanjut di
infection center.
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.
5.