Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu yang pada
umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-waktu
tertentu.
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan
diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari
setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang
pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk pada
hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang tak
terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.
Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham
preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Persamaan akuntansi dibawah ini menunjukan bahwa aktiva di hasilkan oleh kewajiban dan
modal.
- Rumus Aktiva ---> Aktiva = Kewajiban + Modal
Yaitu harta milik perusahaan yang secara fisik nampak, masa penggunaannya lebih dari 1
tahun. Contohnya: Gedung, Kendaraan, Peralatan, dan Tanah.
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Yaitu kekayaan berupa hak yang dimiliki perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari 1
tahun. Contohnya: hak paten, hak pengarang, merek dagang, franchise, lisensi, goodwill.
2. KEWAJIBAN
Keajiban (utang) merupakan kewajiban yang harus dibayar perusahaan kepada kreditur.
Kewajiban dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
2.1 Kewajiban jangka pendek
2.2 Kewajiban jangka panjang
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kewajiban perusahaan untuk membayar dalam tempo singkat (tidak lebih dari 1 tahun).dan
atau pendapatan yang diterima dimuka.
UTANG DAGANG (UTANG USAHA)
Yaitu kewajiban jangka pendek perusahaan yang timbul karena terjadinya pembelian barang /
jasa secara kredit.
UTANG WESEL (WESEL BAYAR)
Yaitu kewajiban jangka pendek perusahaan yang disertai dengan dokumen tertulis untuk
melunasinya.
BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Yaitu kewajiban berupa beban yang harus dibayar dalam jangka waktu pendek. Contohnya:
gaji yang masih harus dibayar, Sewa yang masih harus dibayar.
PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA
Yaitu kewajiban berupa pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak
perusahaan. Contohnya Sewa diterima dimuka.
2.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Yaitu kewajiban perusahaan yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun.
HUTANG HIPOTIK
Yaitu kewajiban kepada pihak luar perusahaan yang dijamin dengan harta tetap tidak
bergerak.
HUTANG OBLIASI
Yaitu kewajiban jangka panjang kepada pihak luar perusahaan yang disertai dengan sertifikat
tanda utang di atas meterai.
3. MODAL
3.1 MODAL PEMILIK
Yaitu hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Nama akun-akun modal sangat
berpariasi. Di bawah ini hanya diberikan contoh nama akun untuk perusahaan perseorangan.
Akun modal pada perusahaan milik perseorangan diikuti nama pemiliknya, misalnya Modal
Tuan
Jaya.
Akun modal Tuan Jaya digunakan untuk mencatat setoran Tuan Jaya pada perusahaannya.
3.2 PRIVE
Yaitu jumlah pengambilan harta perusahaan yang dilakukan pemilik perusahaan untuk
keperluan pribadinya. Akun prive diikuti dengan nama pemiliknya., misalnya Prive Tuan
Jaya.
3.3 Ikhtisar Rugi Laba
Fungsi akun ini adalah :
Menutup seluruh akun-akun nominal (klasifikasi pendapatan dan beban) pada akhir
periode akuntansi.
Dan terakhir saldo akun Ikhtisar Rugi Laba akan ditutup dengan akun modal pemilik.
Modal pemilik bertambah (di kredit) apabila saldo laba, dan Modal pemilik berkurang
(didebit) apabila bersaldo rugi.
Sebelumnya disini akan aku perjelas dahulu Bendahara ada banyak macamnya, yaitu :
1. Bendahara Umum Negara (BUN), adalah pejabat yang mempunyai kewenangan
untuk melaksanakan fungsi pengelolaan Rekening Kas Umum Negara, dalam hal ini
adalah Menteri Keuangan.
2. Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN), adalah pejabat yang memperoleh
kewenangan untuk dan atas nama BUN melaksanakan fungsi pengelolaan Rekening
Kas Umum Negara, dalam hal ini adalah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN)
3. Bendahara Pengeluaran, adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja
Kementerian Negara/Lembaga
4. Bendahara Penerima, adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian
Negara/Lembaga
4. Bultek 01 Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat Aset lainnya adalah aset
pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan
5. Aset tak berwujud Klasifikasi (PSAP 01) Tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan Aset kerjasama dengan fihak ketiga (kemitraan)
Kas yang dibatasi penggunaannya
6. Aset Tak Berwujud, Tagihan Penjualan Angsuran, Klasifikasi (Bultek 01) Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR), Kemitraan dengan Pihak Ketiga, dan
Aset Lain-lain.
7. Aset Tak Berwujud Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas
kekayaan intelektual. Meliputi: Software komputer, Lisensi dan franchise, Hak
cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, Hasil Kajian/penelitian yang memberikan
manfaat jangka panjang.
10. Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih yang mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki.
Dokumen sumber yang dapat digunakan untuk membukukan kemitraan dengan pihak
ketiga adalah kontrak kerjasama dengan pihak ketiga yang bersangkutan.
11. Bangun Kelola Serah Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Bangun Serah Kelola
12. Bangun Kelola Serah Bangun, Kelola, Serah adalah suatu bentuk kerjasama
berupa pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak
ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya
serta mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian
menyerahkan kembali bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya kepada
pemerintah setelah berakhirnya jangka waktu yang disepakati (masa konsesi).
13. Bangun Serah Kelola Bangun, Serah, Kelola (BSK) adalah pemanfaatan aset
pemerintah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut
mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan
aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan
pembangunan aset tersebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada
pemerintah disertai dengan kewajiban pemerintah untuk melakukan pembayaran
kepada pihak ketiga/investor. Pembayaran oleh pemerintah ini dapat juga dilakukan
secara bagi hasil.
14. Aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud,
Tagihan Penjualan Angsuran, Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti Rugi dan
Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Aset Lain-lain Contoh dari aset lain-lain adalah aset
tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.
15. Pengakuan : pada saat terjadinya penjualan angsuran TPA Pengukuran : sebesar
nilai nominal dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan Pelaporan : Tagihan
Penjualan Angsuran yang jatuh tempo > Aset12 bulan setelah tanggal pelaporan
Lainnya. Tagihan Penjualan Angsuran yang jatuh tempo < 12 bulan setelah tanggal
pelaporan (Bagian Lancar Aset Lancar.Tagihan Penjualan Angsuran)
19. Pengukuran: TP dan TGR Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal
dalam Surat Keputusan Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah
dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas negara. Tuntutan ganti rugi
dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan Tanggungjawab Mutlak
(SKTM) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang
bersangkutan ke kas negara.
20. Penyajian di neraca: TP dan TGR TP/TGR yang jatuh tempo > 12 bulan setelah
tanggal pelaporan Aset Lainnya. Tagihan TP/TGR yang jatuh tempo < 12 bulan
setelah tanggal pelaporan (Bagian Lancar Aset LancarTagihan TP/TGR)
21. Contoh Berdasarkan SKTJM tanggal 1 Oktober 2013 diketahui bahwa seorang
PNS harus membayar ganti kerugian negara sebesar Rp50.000.000,-. Pada tanggal 1
November 2013 PNS tersebut menyetor pembayaran ganti kerugian negara sebesar
Rp20.000.000,-. Tanggal 31 Desember dilakukan reklasifikasi dan diperkirakan 10%
tidak tertagih.
22. Jurnal
24. Definisi
25. Aset Kerjasama/Kemitraan adalah aset tetap yang dibangun atau digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan kerjasama/kemitraan. Jenis Bangun Guna Serah (BGS),
adalah pemanfaatan barang milik pemerintah berupa tanah oleh pihak lain dengan
cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah
disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu. Bangun Serah Guna
(BSG), adalah pemanfaatan barang milik pemerintah berupa tanah oleh pihak lain
dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah
selesai pembangunannya diserahkan kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan
tujuan pembangunan aset tersebut.
29. Aset yang diserahkan oleh Pemerintah untuk diusahakan dalam perjanjian
kerjasama/kemitraan harus dicatat sebagai aset kerjasama/kemitraan sebesar nilai
bersih yang tercatat pada saat perjanjian atau nilai wajar pada saat perjanjian, dipilih
yang paling objektif atau paling berdaya uji. Pengukuran Dana yang ditanamkan
Pemerintah dalam Kerjasama/Kemitraan dicatat sebagai penyertaan
Kerjasama/Kemitraan. Di sisi lain, investor mencatat dana yang diterima ini sebagai
kewajiban. Aset hasil kerjasama yang telah diserahkan kepada pemerintah setelah
berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya, dicatat sebesar
nilai bersih yang tercatat atau sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diserahkan,
dipilih yang paling objektif atau paling berdaya uji
31. Sehubungan dengan pengungkapan yang lazim untuk aset, pengungkapan berikut
harus dibuat untuk aset kerjasama/kemitraan : Penyajian dan Pengungkapan
Klasifikasi aset yang membentuk aset kerjasama; Penentuan biaya perolehan aset
kerjasama/kemitraan; Penentuan depresiasi/penyusutan aset kerjasama/kemitraan.
Setelah aset diserahkan dan ditetapkan penggunaannya, aset hasil kerjasama disajikan
dalam neraca dalam klasifikasi aset tetap.
32. Bangun, Guna, Serah (BGS) Bentuk kerjasama berupa pemanfaatan aset
pemerintah oleh pihak ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut
mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya serta
mendayagunakannya dalam jangka waktu tertentu, untuk kemudian menyerahkan
kembali bangunan dan atau sarana lain berikut fasilitasnya kepada pemerintah setelah
berakhirnya jangka waktu yang disepakati (masa konsesi). Dalam perjanjian ini
pencatatannya dilakukan terpisah oleh masing-masing pihak.
33. Bangun, Guna, Serah (BGS) Pada akhir masa konsesi ini, penyerahan aset oleh
pihak ketiga/investor kepada pemerintah sebagai pemilik aset, biasanya tidak disertai
dengan pembayaran oleh pemerintah. Kalaupun disertai pembayaran oleh pemerintah,
pembayaran tersebut dalam jumlah yang sangat rendah. Penyerahan dan pembayaran
aset BGS ini harus diatur dalam perjanjian/kontrak kerjasama. Bangun, Guna, Serah
dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak
ketiga/investor untuk membangun aset BGS tersebut. Aset yang berada dalam BGS
ini disajikan terpisah dari Aset Tetap.
34. Contoh: Bangun, Guna, Serah (BGS) Dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, Pemerintah telah mengikat kerjasama BGS dengan PT Abadi Jaya
untuk membangun gedung olahraga. Total nilai aset yang diserahkan pemerintah
dalam kemitraan tersebut adalah sebesar RP 100.000.000 Kemitraan dengan Pihak
Ketiga - BGS Aset Tetap 100.000.000 - - 100.000.000
35. Bangun, Serah, Guna (BSG) Pemanfaatan aset pemerintah oleh pihak
ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut mendirikan bangunan
dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang dibangun
tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset
tersebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah disertai
dengan kewajiban pemerintah untuk melakukan pembayaran kepada pihak
ketiga/investor. Pembayaran oleh pemerintah ini dapat juga dilakukan secara bagi
hasil.
36. Bangun, Serah, Guna (BSG) BSG dicatat sebesar nilai perolehan aset yang
dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan
jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga/investor untuk membangun aset
tersebut
37. Contoh: Bangun, Serah , Guna (BSG) Dalam rangka peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, Pemerintah telah mengikat kerjasama BSG dengan PT
Ranggataksaka untuk membangun rumah sakit. Untuk menyelesaikan pembangunan
rumah sakit tersebut, investor telah mengeluarkan dana sebesar Rp. 500.000.000,sedangkan tanah yang diserahkan oleh Pemerintah untuk pembangunan rumah sakit
tersebut adalah senilai Rp. 100.000.000,Aset BSG tersebut telah selesai dibangun dan
telah diserahkan kepada pemerintah. Pemerintah telah memberikan bagi hasil kepada
investor sebesar Rp. 50.000.000,- yang mengurangi nilai utang kemitraan dengan
pihak ketiga tersebut.
38. Kode Akun Uraian Debet Kredit 600.000.000 - - 600.000.000 450.000.000 - 450.000.000 Kemitraan dengan Pihak Ketiga BSG XXX Aset Tetap XXX Bangun,
Serah, Guna (BSG) Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang XXX
Utang Jangka Panjang Lainnya XXX
40. Definisi Aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau
digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
41. Dapat diidentifikasi Kriteria ATB Dikendalikan oleh entitas Mempunyai potensi
manfaat ekonomi masa depan
42. Untuk dapat diakui sebagai ATB aktivitas/kegia tan harus memenuhi Kriteria
ATB; dan Kriteria pengakuan.
43. Sesuatu diakui sebagai ATB jika dan hanya jika: Kemungkinan besar diperkirakan
manfaat ekonomi di masa datang yang diharapkan atau jasa potensial yang
diakibatkan dari ATB tersebut akan mengalir kepada/dinikmati oleh entitas; dan Biaya
perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
44. ATB yang Diperoleh Secara Internal Untuk menentukan apakah perolehan internal
ATB memenuhi kriteria untuk pengakuan, perolehan ATB dikelompokkan dalam 2
tahap, yaitu: Tahap penelitian atau riset Tahap pengembangan
45. Software Komputer Untuk software yang diperoleh atau dibangun oleh internal
instansi 1 pemerintah dapat dibagi menjadi dua, yaitu dikembangkan oleh instansi
pemerintah sendiri atau oleh pihak ketiga (kontraktor) Dalam kasus perolehan
software secara pembelian, harus dilihat secara kasus per kasus
46. Paten Hak Paten yang dalam proses pendaftaran dan dokumen sumber belum
terbit, maka entitas dapat mengakui sebagai Hak Paten terlebih dahulu dengan nilai
sebesar biaya pendaftaran ditambah nilai Hasil Kajian/Pengembangan yang telah
dikapitalisasi sebagai ATB, kemudian memberikan penjelasan yang memadai dalam
CaLK.
47. Aset Tidak Berwujud yang diperoleh secara internal yang jangka waktu
penyelesaiannya melebihi satu tahun anggaran. ATB dalam Pengerjaan Diakui sebagai
Aset Tidak Berwujud dalam pengerjaan (Intangible Asset-Work In Progress) Setelah
pekerjaan selesai kemudian akan direklasifikasi menjadi Aset Tidak Berwujud yang
bersangkutan.
48. Pengukuran ATB yang Diperoleh Secara Eksternal Pembelian Pertukaran Kerja
Sama Donasi/ Hibah
49. Nilai perolehannya diakui sebesar biaya perolehan Pengembangan Secara Internal
Nilai perolehan meliputi biaya yang dikeluarkan sejak ditetapkannya ATB tersebut
memiliki masa manfaat di masa yang akan datang sampai dengan ATB tersebut telah
selesai dikembangkan Pengeluaran atas unsur aset tidak berwujud yang awalnya telah
diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga
perolehan ATB di kemudian hari
50. Tidak diharuskan untuk disajikan di neraca Aset Budaya/Berseja rah Tak
Berwujud Diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Jika didaftarkan hak
paten, hak patennya dicatat di neraca sebesar nilai pendaftarannya.
51. Amortisasi untuk ATB dengan Masa Manfaat Amortisasi Ditetapkan dalam
jumlah yang sama pada periode, atau dengan suatu basis alokasi garis lurus
Amortisasi untuk ATB dengan Masa Manfaat Tak Terbatas Tidak boleh diamortisasi
52. Ilustrasi 1 (pencatatan) Pemerintah Daerah X telah membeli Hak Paten atas
Temuan yang berhubungan dengan penggunaan dan pemanfaatan mesin pengelola
sampah menjadi pupuk dari Perusahaan Y. Perusahaan dimaksud menjual hak paten
tersebut dengan nilai Rp. 1 milyar kepada Pemda X. Aset Lainnya- Aset Tidak
Berwujud Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 1 milyar 1 milyar
53. Ilustrasi 2 (pencatatan) Instansi B berhasil membuat disain struktur jembatan dan
disain tersebut telah digunakan oleh Instansi lain bahkan perusahaan swasta untuk
membuat jembatan di Indonesia. Instansi telah mengembangkan disain tersebut
dengan biaya keseluruhan Rp.700 juta. Aset Lainnya- Aset Tidak Berwujud
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 700 juta 700 juta
55. ASET Aset Lancar Penyajian Aset Tak Berwujud KEWAJIBAN Kewajiban
Jangka Pendek ------------ Kewajiban Jangka Panjang Aset Tetap Neraca Per 31
Desember 20xx ----------- Aset Lainnya Aset Tidak Berwujud EKUITAS DANA xxx
------------ xxx Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
56. Hal-hal yang harus diungkapkan: Pengungkapan Aset Tak Berwujud Masa
manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan. Apakah masa manfatnya terbatas
atau tidak terbatas; Metode amortisasi yang digunakan, jika aset tidak berwujud
tersebut terbatas masa manfaatnya; Rincian masing-masing pos ATB yang signifikan
Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang digabungkan dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; Unsur pada laporan keuangan
yang di dalamnya terdapat amortisasi aset tidak berwujud; dan
60. Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari : Aset Lain-Lain
Aset Tak Berwujud Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Lain-lain
61. Definisi Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif
pemerintah direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena
rusak berat, usang, dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu
proses pemindahtanganan (proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan
modal).
62. Pengakuan Pengakuan aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan
aktif pemerintah dan direklasifikasikan ke dalam aset lain-lain.
63. Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
direklasifikasi ke dalam Aset Lain-lain menurut nilai tercatatnya. Pengukuran Aset
lain lain yang berasal dari reklasifikasi aset tetap disusutkan mengikuti kebijakan
penyusutan aset tetap. Proses penghapusan terhadap aset lain lain dilakukan paling
lama 12 bulan sejak direklasifikasi kecuali ditentukan lain menurut ketentuan
perundang-undangan
64. Penyajian dan Pengungkapan Aset Lain-lain disajikan di dalam kelompok Aset
Lainnya dan diungkapkan secara memadai di dalam CaLK. Hal-hal yang perlu
diungkapkan antara lain adalah faktorfaktor yang menyebabkan dilakukannya
penghentian penggunaan, jenis aset tetap yang dihentikan penggunaannya, dan
informasi lainnya yang relevan.
65. LKPP tahun 2012 Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang
dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah, aset yang belum ditetapkan status
penggunanya seperti aset eks Pertamina, aset yang dikelola pihak lain seperti aset
pemerintah eks BPPN yang dialihkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PT
PPA). Aset eks BPPN berupa kredit atau tagihan pada LKPP Tahun 2012 disajikan
sebagai Piutang Lain-lain sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Uploaded by
Arief Lasantu
top 3%
2,226
2.Pengelolaan Piutang
d i b e r i k u a s a u n t u k m e n g e l o l a p e n d a p a t a n , b e l a n j a , d a n k e k a y a a n negara
wajib mengusahakan agar setiap piutang negara diselesaikan seluruhnya dan tepat
waktu.3 ) P i u t a n g n e g a r a j e n i s t e r t e n t u a n t a r a l a i n p i u t a n g p a j a k d a n
p i u t a n g y a n g d i a t u r d a l a m undang-undang tersendiri, mempunyai
hak
. Hak mendahulu adalah hak menagih piutangn e g a r a y a n g m e n d a p a t p r i o r i t a s
u t a m a ( h a r u s d i d a h u l u k a n ) , s e b e l u m d i l a k u k a n pembayaran kepada kreditor
lainnya.
Piutang negara/daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat sebagai
pembukuan,kecuali mengenai piutang negara/daerah yang cara penyelesaiannya diatur
tersendiri dalamundang-undang.
3.Tujuan Pengelolaan Piutang Negara
Adapun tujuan dari pengelolaan piutang negara adalah sebagai berikut:1)Piutang negara
dapat tertagih secara tepat waktu sesuai koridor hukumnya2 ) A k u n t a b i l i t a s
pen yelenggaraan tugas pemerintah3 ) D i s a j i k a n p a d a l a p o r a n
keuangan Pemerintah secara akuntabel dan mendekati
net realizable value
-nya.
A.PERISTIWA YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PIUTANG1 ) P u n g u t a n
Pendapatan Negara/Daerah
Piutang Pajak
Standar Akuntansi Pemerintahan menyatakan bahwa basis akuntansi untuk
assetadalah basis akrual, maka piutang pajak terjadi pada saat hak negara/daerah
untukmenagih timbul.
Dalam hal digunakan self assessment, seperti untuk Pajak Penghasilan, dimana batasakhir
penyampaian SPT Tahunan pada akhir Maret tahun berikutnya, maka pada akhir tahun
buku, apabila ada Surat Ketetapan Pajak baik yang berkenaan dengan
tahunp a j a k y a n g l a l u m a u p u n t a h u n p a j a k y a n g b e r j a l a n ,
m e r u p a k a n d a s a r u n t u k menimbulkan tagihan kepada wajib pajak dikurangi dengan