Vous êtes sur la page 1sur 89

GEOKIMIA PANAS BUMI

Niniek Rina Herdianita


KK Geologi Terapan
Program Studi Sarjana dan Magister Teknik Geologi
Program Studi Magister Teknik Panas Bumi
Institut Teknologi Bandung

Geokimia Panas Bumi


1.
2.
3.
4.

Pendahuluan
Geokimia Air Panas Bumi
Geokimia Gas Panas Bumi
Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Pendahuluan
Geokimia Panas Bumi/Geotermal mempelajari
komposisi fluida panas bumi (air dan uap) dan
proses-proses
yang
mempengaruhinya
untuk
mengetahui kondisi dan karakteristik fluida
reservoir.

Asumsi
Sistem geotermal adalah sistem hidrotermal
terbuka dan air yang didominasi oleh air
meteorik merupakan media pembawa panas.

Karakteristik Air (H2O)


Systematic name

water

Alternative names

aqua, dihydrogen
monoxide,
hydrogen hydroxide

Molecular formula

H 2O

Molar mass

18.0153 g/mol

Density and phase

1.000 g/cm3, liquid


0.917 g/cm3, solid

Melting point

0C (273.15 K) (32F)

Boiling point

100C (373.15 K) (212F)

Specific heat capacity


(liquid)

4184 J/(kg.K)

Densitas H2O vs Temperatur

pH H2O

pH H2O vs Temperatur
pH adalah fungsi dari Konstanta Disosiasi Air
(KwH2O)
H2O H+ + OH KwH2O = [H+][OH-]
-log KwH2O = -log [H+] + [ log [OH-]] pKwH2O = pH +
pOH

Kw adalah fungsi dari temperatur:


KwH2O (25oC) = 10-14 pKwH2O = 14
KwH2O (100oC) = 10-12 pKwH2O = 12
KwH2O (250oC) = 10-11 pKwH2O = 11

Temperature ( C)
0

10

25

50

75

100

125

150

175

200

225

250

275

300

14.94

14.54

13.99

13.27

12.71

12.26

11.91

11.64

11.44

11.30

11.22

11.20

11.22

11.30

H2CO3

6.57

6.47

6.36

6.29

6.32

6.42

6.57

6.77

6.99

7.23

7.49

7.75

8.02

8.29

H2S

7.45

7.23

6.98

6.72

6.61

6.61

6.68

6.81

6.98

7.17

7.38

7.60

7.82

8.05

NH4

10.08

9.74

9.24

8.54

7.94

7.41

6.94

6.51

6.13

5.78

5.45

5.15

4.87

4.61

H4SiO4

10.28

10.00

9.82

9.50

9.27

9.10

8.97

8.67

8.65

8.85

8.89

8.96

9.07

9.22

H3BO3

9.50

9.39

9.23

9.08

9.00

8.95

8.93

6.94

8.98

9.03

9.11

9.22

9.35

9.51

HF

2.96

3.05

3.18

3.40

3.64

3.85

4.09

4.34

4.59

4.89

5.30

5.72

6.20

6.80

1.70

1.81

1.99

2.30

2.64

2.99

3.35

3.73

4.11

4.51

4.90

5.31

5.72

6.13

-0.26

-0.24

-0.20

-0.14

-0.06

0.03

0.14

0.25

0.37

0.50

0.66

0.84

1.06

1.37

10.63

10.49

10.33

10.17

10.13

10.16

10.25

10.39

10.57

10.78

11.02

11.29

11.58

11.89

H2O

HSO4

HCl
HCO3

Expressed as -log Ka = pKa

Solubilitas Air

Diagram Fasa H2O

Vaporization

(liquid)
Condensation
(solid)
Boiling point

(gas)

Boiling = Mendidih
Terjadi di bagian atas, yaitu pada kedalaman < 2 km
Terjadi pemisahan 2 fasa fluida, yaitu air dan uap
Unsur non-volatil (Cl, SiO2) tinggal di air
Unsur volatil/gas (CO2, H2) berada pada fasa uap

Pemisahan
2
terbentuknya:

fasa

fluida

mengakibatkan

Entalpi liquid (Hliq)


Entalpi uap (Hvap)

Manifestasi panas bumi di permukaan memberikan


gambaran tentang kondisi/proses bawah permukaan

Entalpi (H) = Panas Tersimpan

Tekanan vs Boiling Point

Boiling Point Depth (BPD)


Tekanan vs titik didih (boiling point) air
Tekanan air (P) sebagai fungsi dari kedalaman (h):
PHidrostatik = 0,1897 h0,8719
PHidrodinamik = 0,2087 h0,8719 = 1.1 PHidrostatik

290oC

1000 m

Geokimia Panas Bumi


1.
2.
3.
4.

Pendahuluan
Geokimia Air Panas Bumi
Geokimia Gas anas Bumi
Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Unsur-unsur Kimia Fluida


Terdiri dari unsur-unsur terlarut berupa:
Anion: Cl-, HCO3-, SO4-2, NH4-, F-, I-, Br Kation: Na+, K+, Ca+2, Mg+2, Rb+, Cs+, Li+, Mn+2, Fe+2, Al+3, ionion As
Spesies netral: SiO2, B, CO2, H2S, NH3
SiO2 hadir sebagai silika total dan ekuivalen dengan konsentrasi
H4SiO4
CO2 terlarut adalah ekuivalen terhadap konsentrasi H 2CO3
Karbonat total adalah jumlah dari semua spesies karbonat
(CO2 = H2CO3 + HCO3- + CO3-2)
B adalah boron total (B = H3BO3 + H2BO3- + HBO3-2 + B+)
As adalah arsenik total yang hadir dalam berbagai muatan ion
Amonia adalah sebagai amonia (NH3) atau amonium (NH4-)

Unsur-unsur Kimia Fluida


Berasal dari interaksi antara batuan dan fluida (+
proses magmatik), terdiri dari:
Unsur-unsur pembentuk batuan
Solubilitasnya dipengaruhi oleh kesetimbangan antara
mineral dan air
mis. kation Na, K, Ca, Mg, Rb, Cs, Mn, Fe dan Al
Unsur-unsur terlarut
Lebih banyak berada di larutan dibanding dalam mineral
Tidak mudah bereaksi = unsur konservatif
mis. Cl, B, Li dan Br

Unsur-unsur Kimia Fluida


Dipengaruhi oleh:
Asal air
Penambahan unsur volatil magmatik
Cl sebagai HCl, C sebagai CO2, S sebagai SO2
Kenampakan isotop Helium (3He/4He)
Kesetimbangan fluida-mineral
Mineral (jenis batuan)
Suhu
Dominasi batuan
Proses
Boiling
Mixing (dilution)

Asal Fluida

Air Klorida (Cl)

Menunjukkan air reservoir

Mengandung 0,1 hingga 1,0 wt.% Cl

Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi

Mengandung kation utama : Na, K, Ca dan Mg

Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S

pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung


CO2 terlarut

Sangat jernih, warna biru pada mataair natural

Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3-

Terbentuk endapan permukaan sinter silika (SiO2)

Air Sulfat (SO4)

Terbentuk di bagian paling dangkal sistem geotermal

Akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan (steam


heated water)

SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi H 2S di zona


oksidasi dan menghasilkan H2SO4 (H2S + O2 = H2SO4)

Mengandung beberapa ppm Cl

Bersifat asam

Ditunjukkan dengan kenampakan kolam lumpur dan


pelarutan batuan sekitar

Tidak dapat digunakan sebagai geotermometer

Di lingkungan gunung api : air asam SO4-Cl terbentuk akibat


kondensasi unsur volatil magmatik menjadi fasa cair

Air Cl dan SO4

Air Cl dan SO4


Ta: Taal
Ku: Kusatsu Shirane
Kb: Kaba
Tin, Tam: Kelimutu
Ij: Ijen
Po: Poas
Ma: Maly Semiachik
Pu: Kawah Putih
Dem: Dempo
Sv: Soufrire St.Vincent
Qu: Quilotoa
Kel: Kelud
Sa: Segara Anak
Ny, Mo: Nyos, Monoun
The discharge of magmatic gases (SO2 , H2S, HCl and HF) into a crater lake frequently lead to highly acidic
sulfate-chloride waters. The lakes are too acidic to convert and store CO2 gas as bicarbonate ions (HCO3-).

Air Bikarbonat (HCO3)

Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal sistem


geotermal

Akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air ke dalam


air tanah (steam heated water)

Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na

Rendah Cl dan SO4 bervariasi

Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tetapi


dapat bersifat basa oleh hilangnya CO2 terlarut di
permukaan

Di permukaan dapat membentuk endapan sinter travertin


(CaCO3)

Air Meteorik

Air tanah mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl,
dan dapat mengandung Fe, SiO2 dan Al

Air tanah dapat mengandung gas terlarut O2 dan N2

Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation


utama adalah Ca

Air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na

Kandungan kimia air tanah sangat dipengaruhi oleh


batuan dasarnya.

Komposisi isotop stabil mengikuti Meteoric Water Line


(MWL)

Air Asin

Terbentuk dengan berbagai cara (mis. pelarutan sekuen


endapan evaporit, terperangkap pada cekungan
sedimentasi/air formasi, dll)
Merupakan larutan yang berkonsentrasi tinggi
pH menunjukkan asam lemah
Unsur utama adalah Cl (10.000 hingga lebih dari 100.000
ppm)
Konsentrasi Na (kation utama), K dan Ca tinggi
Densitas tinggi, sehingga tidak muncul di permukaan

Tipe air apakah sampel ini?

No

LOKASI

t (C)

pH

Ngawha NG-9, NZ

230

Wairakei WK-66, NZ

Kimia Air (mg/kg)


Na

Mg

Ca

Cl

SO4

HCO3

7.7

893

79

1,260

18

185

240

8.5

995

142

17

1,675

30

<5

Champagne Pool, NZ

99

8.0

1,070

102

26

1,770

26

76

Miravalles 10, Costa Rica

250

7.8

1,750

216

59

2,910

40

27

Acque Albule, Italy

22

6.1

138

22

238

1,042

163

1,470

1,403

Well C32, Fuzhou, China

93

7.5

187

23

175

163

52

Spring 7, Manikaran, India

95

8.4

96

19

52

138

41

210

Golden Spring, NZ

45

7.0

224

20

11

51

670

Zunil spring

95

7.0

384

32

39

17

172

234

635

10

Zunil ZQ-3, Guatemala

295

8.1

933

231

15

1,810

31

51

No

LOKASI

t (C)

pH

Kimia Air (mg/kg)


Na

Mg

Ca

Cl

SO4

HCO3

11

Radkersburg, Austria

72

8.9

2,215

182

47

264

398

4,130

12

Cerro Prieto, Mexico

280

7.3

5,600

1,260

333

10,500

14

40

13

Tongonan, Philippines

330

7.0

3,580

1,090

128

6,780

16

12

14

Morere spring, NZ

47

7.0

6,690

84

79

2,750

15,670

<3

28

15

Salton Sea well, USA

330

5.2

38,400

13,400

10

22,010

118,400

140

16

Reykjanes Spring, Iceland

99

6.2

14,325

1,670

123

2,260

26,100

206

<5

17

Oil well, Leda F., California

100

5.7

13,600

404

275

12,200

44,000

16

80

18

White Island, NZ

98

0.6

5,910

635

3,800

3,150

38,700

4,870

19

Kawah Ijen, Indonesia

60

0.6

1,030

1,020

680

770

21,800

62,400

20

Tamagawa, Japan

98

1.3

38

30

35

95

2,970

2,300

Kisaran pH

Anion Utama

6 - 7.5

jejak HCO3-

4-9

Cl, jejak HCO3-

7 - 8.5

Cl, HCO3-

Air bikarbonat (HCO3)

5-7

HCO3-

Air asam sulfat (SO4)

1-3

SO42-, jejak Cl

Air asam sulfat-klorida (SO4Cl)

1-5

SO42-, Cl

Air tanah
Air klorida (Cl)
Air klorida-bikarbonat
HCO3)

(Cl-

Tipe air apakah yang hadir


pada manifestasi ini?

Artists Palette, Waiotapu, New Zealand

Pohutu Geyser, Rotorua

Yellowstone National Park, USA

Champagne Pool, NZ

Travertin Stone, Pamukale, Turkey

Papandayan, Jawa Barat

SO4 water

Cl water

Waimangu, New Zealand

Geokimia Panas Bumi


1.
2.
3.
4.

Pendahuluan
Geokimia Air Panas Bumi
Geokimia Gas Panas Bumi
Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Gas-gas Panas Bumi


Gas dalam sistem panas bumi hadir sebagai:
Uap (H2O)
Non condensible gases (gas-gas yang tidak mudah
terkondensasi) atau gas reaktif: CO2, H2S, NH3, H2, N2,
CH4) kondisi bawah permukaan
Gas-gas inert atau konservatif: gas-gas
hidrokarbon selain metana) sumber gas

mulia,

Konsentrasi gas bersama rasio gas/uap dan


uap/air dapat memberikan informasi mengenai
kondisi bawah permukaan dan perilaku reservoir.

Keluaran Gas
Fumarol
Kaipohan
Solfatara :
Fumarol dengan SO2 dan/atau H2S
Daerah steam discharge yang mengandung steaming
ground dan fumarol

Steaming ground
Hot pools

Steaming ground @ Cibuni, Rancabali-Bandung

Steam vent @ Cibuni, Rancabali-Bandung

Grand Prismatic Hot Spring @ Yellowstone National Park

Warm ground with (organic) gas discharge @ Cipanas, Palimanan - Cirebon

CO2
Gas terbanyak pada sistem panasbumi (~ 95 wt.
% atau vol.%)
Hadir 0.2 - 4% vol/vol dalam udara tanah
Terbentuk dari :

Magmatik
Larut dalam air meteorik
Alterasi termal batuan/mineral karbonat
Degradasi material organik pada batuan sedimen

Mengontrol kimia air, densitas, pH, BPD, alterasi


batuan, dan pengendapan mineral sekunder dan
skaling.

H 2S
2 hingga 3 kali lebih mudah terlarut dibanding
CO2
Merupakan gas reaktif dan akan hilang oleh
interaksi dengan batuan sekitar membentuk
sulfida besi.
Terbentuk dari :
Magmatik
Alterasi termal batuan reservoir

Rasio CO2/H2S dapat menunjukkan pola aliran


fluida dan proses boiling.

NH3
Gas panas bumi yang paling mudah larut.
Terbentuk dari alterasi material organik pada
batuan sedimen.
Gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan
batuan sekitar, terserap dalam mineral lempung,
atau larut dalam kondensasi uap.

Volatil Logam dan Non Logam


Arsen (As)
Kandungannya tinggi pada sistem entalpi sangat tinggi.
Mudah hilang oleh proses kondensasi uap dan mixing dengan
air tanah.
Boron (B)
Terkonsentrasi pada fasa liquid, tetapi dapat ditranspor sebagai
uap.
Mudah larut dalam uap kondensat atau air steam heated.
Merkuri (Hg)
Kandungan Hg pada steam discharge dipengaruhi oleh
kandungan Hgvapour dan gas HgS.
Hgvapour akan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi H 2S.
Asosiasi: sulfida, oksida, material organik dan unsur logam
Tritium (3H)
Kandungannya berkurang dengan peningkatan residence
times.

Komposisi Gas atau Uap


Temparatur dan tekanan reservoir
Kandungan gas pada fluida reservoir
Solubilitas gas pada fasa liquid
Koefisien distribusi massa gas dalam fasa uap
dan liquid (Bgas=cvapour/cliquid)
Reaksi yang terjadi saat naik ke permukaan:
Boiling
Kondensasi
Oksidasi
Interaksi batuan/mineral)

Solubilitas Gas

(least soluble) N2<O2<H2<CH4<CO2<H2S<NH3 (most soluble)

Kimia Keluaran Gas Geotermal


Field/ feature

Separation Enthalpy
pressure
(bg)
(kJ / kg)

Steam Total gas


CO2
fraction in steam
(y)
(mmol/ mol steam)

H2S

0.3

0.2

917

44

15

0.2

1.2

936

64

0.19

10.04

956

18.4

11.8

1.01

8.89

4.65

0.19

24.5

945

11.7

28.1

3.0

2.1

10.2

0.289

5.88

822

79.1

39.8

28.6

5.1

23.1

0.414

2.95

932

55

4.1

3.6

1.2

4.3

0.135

0.248

962

29

Wells: vapour dominated systems


The Geyser, USA
Average 2793
Larderello, Italy
Average 2804

1.0

5.9

550

48

95

150

30

125

1.0

20.0

941

16

12

23

Fumarola
Wairakei, NZ
Karapiti Larderello, Italy
Average -

(115C)

1.0

1.7

946

23

7.4

10

11

2.6

(100C)

1.0

30.0

923

20.6

14

26

10.7

Wells: liquid dominated systems


Wairakei, NZ
Average 1
1135
Tauhara, NZ
Well 1 8.8
1120
Ohaaki, NZ
Well 22 10
1169
Ngawha, NZ
Well 4 1.87
966
Cerro Prieto, Mexico
Well 19A 6.6
1182
Tongonan, Philippines
Well 103 7.6
1615
Reykjanes, Iceland
Well 9 19.0
1154

CH2

H2

N2

NH3

millimoles/ mole total gas

Geokimia Panas Bumi


1.
2.
3.
4.

Pendahuluan
Geokimia Air Panas Bumi
Geokimia Gas Panas Bumi
Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Estimasi karakteristik reservoir


Temperatur,
yaitu
geotermometer.

dengan

menggunakan

pH fluida, yaitu dengan menggunakan


kesetimbangan reaksi tertentu.

dasar

Komposisi
fluida,
yaitu
dengan
mempertimbangkan terbentuknya fraksi uap (y)
dan fraksi air (x) saat boiling terjadi.

Geotermometer
Berdasarkan variasi kandungan beberapa unsur
dalam fluida panasbumi yang hadir sebagai
fungsi dari temperatur
Unsur : terlarut, gas, isotop
Data : mata air panas, data pemboran/sumur
Kesalahan : 5 hingga 10oC
Kelebihan entalpi dapat memberikan estimasi
suhu reservoir yang lebih tinggi
Mengkombinasi
beberapa
perhitungan
geotermometer

Geotermometer Unsur Terlarut


Berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia antara
fluida dan mineral
Fluida panas bumi muncul ke permukaan dengan
cepat (> 2 kg/sec)
Tidak ada mixing dengan fluida lain. Bila terjadi,
mixing harus dapat dihitung
Air Cl ber-pH netral
Tidak ada steam atau gas yang hilang
Re-ekuilibrium fluida-mineral pada kondisi dingin
(di permukaan) berlangsung lambat, sehingga
dapat diabaikan

Geotermometer Unsur Terlarut


Geotermometer Silika (SiO22)

Geotermometer Kuarsa
Kuarsa
Geotermometer Kalsedon
Geotermometer Kristobalit
Geotermometer Opal CT
Geotermometer Silika Amorf

Geotermometer K-Na
Geotermometer K-Na
Geotermometer K-Mg
Geotermometer K-Mg
Geotermometer K-Na-Mg
Geotermometer K-Na-Mg
Geotermometer K-Na-Ca
Geotermometer Na-Li

Geotermometer Silika
Fournier (1981, 1985)
Reaksi dasar : SiO2

(s)

+ 2 H2O H2SiO4

Berdasarkan solubilitas berbagai jenis silika yang


berbeda di air sebagai fungsi dari temperatur

Geotermometer Kuarsa
Treservoir = 0 250C
Geotermometer kuarsa
Adiabatik (max steam loss) : baik untuk data sumur
dan mataair dengan kondisi boiling dan kecepatan
aliran tinggi (> 2 kg/sec), disertai endapan sinter
silika
Konduktif (no steam loss) : baik untuk data mataair
dengan kondisi sub-boiling

Geotermometer Kuarsa

1.

2.

Kuarsa no steam loss

1309
toC = -------------------- 273
5.19 log SiO2

t = 0 250oC

Kuarsa max steam loss

1522
t C = -------------------- 273
5.75 log SiO2

t = 0 250oC

Geotermometer K-Na
Fournier (1979), Giggenbach (1988)
K+ + Na-feldspar K-feldspar + Na+
(albit)
(adularia)
Rasio Na/K berkurang dengan meningkatnya
temperatur fluida
tres > 180oC hingga 350oC
tres < 100oC, rasio Na/K tidak lagi mengontrol
kesetimbangan feldspar
Tidak dipengaruhi oleh pelarutan (dilution) dan
hilangnya uap air

Geotermometer K-Mg
Giggenbach (1988)
0.8K-mika + 0.2klorit + 0.4silika + 2K+
2.8K-feldspar + 1.6H2O + Mg2+
Dapat digunakan bila Na dan Ca terlarut dalam
fluida dan dalam batuan tidak setimbang
tres = 50 - 300oC

Geotermometer K-Na-Mg
Giggenbach (1988)
K-Mg lebih cepat bereaksi, sehingga dapat
digunakan untuk menafsirkan suhu reservoar
yang lebih rendah
K-Mg lebih sensitif terhadap mixing air asam
Baik digunakan untuk sampel yang tidak baik

Geotermometer K-Na, K-Mg, K-Na-Mg

1.

Na-K (Fournier)

1271
toC = ------------------------- 273
log (Na/K) + 1.483

t > 150oC

2.

1390
Na-K (Giggenbach) t C = ------------------------- 273
log (Na/K) + 1.75

t > 150oC

3.

4410
t C = ------------------------ 273
14.0 log (K2/Mg)

t > 150oC

K-Mg

Geotermometer K-Na-Mg

Geotermometer lain
Geotermometer Gas
Geotermometer Isotop

The choice and interpretation of geothermometer data


are the art of the geochemist.

Latihan 1
Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa kimia air panas mata air
panas A pada tahun 1964 dan 1978. Kajilah, adakah perubahan yang
ditunjukkan mata air panas ini (tipe air, temperatur, dsb) yang dapat
mengindikasikan perubahan yang terjadi di bawah permukaan?

Lokasi

toC

pH

Na

Ca

Mg

Cl

SO4

HCO3 SiO2

mg/kg
Mataair A (1964)

95

8,0

820

59

23,7

0,32

1342

62

18

200

Mataair A (1978)

97

2,5

30

15,7

3,59

<7

865

350

Vous aimerez peut-être aussi