Vous êtes sur la page 1sur 9

LAPORAN KASUS ANESTESI

Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS : 21/09/2014
PRE OPERATIF
a. Anamnesa
Diambil dari : Autoanamnesis tanggal 22 September 2014 pukul 08.00 WITA
Keluhan Utama : Hamil anak ke dua
RPS :
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan G2P1A0, Usia 24 tahun, Hamil 38-39
minggu. Pasien mengeluh hamil dan mendapat saran dari dokter obgyn untuk

melahirkan dengan cara seksio cesaria.


RPD :
Riwayat penyakit darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat operasi sebelumnya : pernah operasi seksio cesaria
RPK :
Riwayat penyakit darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit DM : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
RPO : Pasien kontrol antenatal care ke dokter spesialis obgyn
Riwayat sosial/ekonomi : ekonomi menengah kebawah

Riwayat Pribadi
Riwayat Merokok

: Disangkal

Riwayat Konsumsi Alkohol : Disangkal


Riwayat Hewan Peliharaan
Riwayat Obstetri

: Disangkal

: G2P1A0

1. Laki-laki aterm, 2900 gr, di rumah sakit, sekarang usia 4 th


2. Hamil ini

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada tanggal 22-10-2014 pukul 08.00 WITA

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Keadaan gizi : cukup

Tinggi Badan : 160 cm

Berat Badan

Tekanan Darah

Nadi

: 80 x / menit, irama teratur

Pernapasan

: 18 x / menit, teratur

Suhu

: 36,7 0C

Mata

: Konjungtiva anemis -/-

: 55 kg
: 110 / 70 mmHg

Sklera ikterik -/Tanda dehidrasi (mata cekung -/-)

Mulut

Hidung

: Sianosis (-)
: Septum deviasi (-)
Nafas cuping hidung -/Sekret -/-

Thoraks
Cor
:
Pulmo
:
Ekstremitas

:
Auskultasi
Inspeksi
Auskultasi
:

: suara jantung normal


: simetris
: Rh -/- , wh -/-

CRT < 2 detik


Superior

Inferior
2

Oedema

-/-

-/-

Sianosis

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Genitalia

: tidak terpasang kateter

c. Status Obstetrikus (Pemeriksaan fisik pada tanggal

22-10-2014 pukul 08.00

WITA dan dilengkapi dari rekam medis)


Pemeriksaan Luar
Inspeksi :
Perut membuncit
Genitalia Eksterna : air ketuban (-), darah (-)
Palpasi :

TFU : 29 cm

His (-)

Auskultasi :
Denyut jantung janin : 11x, 11x, 11x.
d. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
Hematologi
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
CTBT
CT
BT
Kimia Klinik
GDS
Sero-Imun (Serum)
HbsAg

Nilai
11,3
29,9
15,5 x 103
308 x 103
3,35 x 106
945
BT 325
93
Negatif

e. Rencana Tindakan
3

Diagnosis : G2P1A0 umur kehamilan 38-39 minggu + riwayat seksio

cesaria
Tindakan : Seksio Sesarea
tanggal : 22 September 2014

f. Kesimpulan pemeriksaan fisik


Status ASA I
Persiapan Anestesi
1. Informed corcent
2. Puasa 6 jam pre op.
3. Metil prednisolon 125 mg dan ranitidine 25mg 1 jam sebelum ke
ruang OK
DURANTE OPERASI
Jenis anestesi : Regional Anestesi (Anestesi Spinal)
Premedikasi :
1. Ondansentron 8mg
2. Midazolam 2mg
Induksi : Bupivacain 0,5% spinal 3cc
Maintenance :
1. Epedrin 25 mg
2. Oxytocin (20 IU)
3. Pospargin
Analgetik : Tramadol 100mg dan Ketorolac 30 mg drip dalam RL
Teknik anestesi :
* Pasien dalam posisi duduk tegak dan kepala menunduk.
* Dilakukan desinfeksi di sekitar daerah tusukan yaitu di regio vertebra
lumbal 3-4.
* Dilakukan Sub Arakhnoid Blok dengan jarum spinal no. 27 pada regio
vertebra lumbal 3-4.
* LCS keluar (+) jernih
Respirasi : Spontan dengan bantuan kanul
Posisi : Supine
Jumlah cairan yang masuk :
1. Kristaloid = 500 cc
2. RL : 500 cc
Traktus urinarius : dipasang kateter,
BAK : 50cc

Perdarahan selama operasi : 700 cc


Pemantauan selama anestesi :
- Mulai anestesi : 09.00
- Mulai operasi : 09.05
- Bayi lahir : 09.15
- Selesai operasi : 10.00
Cairan yang masuk durante operasi:
- RL : 500 cc
- FimaHES : 500 cc
Waktu

O2

HR

Systol

Diastol

SaO2

09.00

3L

77

117

62

99

09.15

3L

77

102

60

99

09.30
09.45
10.00

3L
3L
3L

88
60
58

90
120
125

52
68
70

99
99
99

Obat
Ondansentron 8mg
Midazolam 3mg
Bupivacain 3cc
Ephedrine 10mg
Oxytocin 20 IU
Pospargin 0,2mg
Ephedrine 15mg
-

140
120
100
80
60
Systol

40

Diastol

20

HR

POST OPERASI
Tanggal

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Terapi

22/10/2014
14.30

Nyeri area operasi,


kaki masih belum
bisa diangkat
Mual muntah (-)
Pusing (-)
Sesak (-)
Menggigil (-)

TD : 140/80
T : 36,7
RR : 20x
N : 75x
KU : baik
Kesadaran : CM
Rh -/Wh -/Akral : hangat
CRT <2
Konjungtiva anemis -/-

Infus RL
Cefoperazo 2x1 per
12jam
Ketorolak SC 2x1
per 12 jam

PEMBAHASAN
Persiapan pra anesthesia terdiri atas identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan
fisik, laboratorium, klasifikasi status fisik (ASA), terapi sebelum operasi. Pada kasus
ini, pasien perempuan, Ny. S umur 24 tahun. Pasien datang ke Rumah Sakit dengan
G2P1A0, Usia 24 tahun, hamil 39 minggu. Pasien mengeluh hamil dan mendapat

saran dari dokter obgyn untuk melahirkan dengan cara seksio cesaria karena Ny. S
memiliki riwayat seksio cesarea. Berdasarkan data tersebut maka pasien tersebut
didiagnois G2P1A0 umur kehamilan 38-39 minggu + riwayat seksio cesaria dan akan
dilakukan tindakan seksio cesarea pada tanggal 22 September 2014
Pada pasien ini dari data pre-operasi (anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang,) didapatkan kesadaran compos mentis. Oleh karena itu,
status fisik pasien diklasifikasikan dalam ASA I dengan resiko kematian 0,06- 0,08%.
Pasien mendapatkan persetujuan anestesi dengan terapi sebelum operasi yaitu
puasa 6 jam pre-operasi, inform consent ke keluarga tentang resiko tinggi operasi,
premed metil prednisolon 125 mg dan ranitidin 25mg 1 jam sebelum ke ruangan OK.
Pada pasien ini tindakan untuk dilakukan operasi adalah termasuk dalam
kategori elektif. Pengobatan pre-medikasi untuk profilaksis mencegah terjadinya
mual dan muntah yaitu Serotonin Antagonist (Ondansetron) dengan dosis 8mg.
Diberikan juga golongan benzodiazepin yaitu midazolam untuk mengurangi
kecemasan dengan dosis 2mg.
Bupivacain 0,5% dipilih sebagai agen induksi anestesi spinal pada pasien ini.
Setelah pasien dipastikan kehilangan rangsangan sensorik dan respon motorik secara
reversible maka pembedahan dimulai. Teknik kontrol jalan nafas yang dipilih pada
pasien ini yaitu dengan pemasangan kanul dengan pemberian oksigen sebesar 3 liter
per menit. Selama tindakan seksio cesarea dilakukan beberapa obat tambahan
diberikan antara lain okitosin, pospargin dan ephedrine.
Setelah tindakan operasi dan anestesi selesai maka pasien dipindahkan ke
recovery room dan pantau hemodinamik hingga pasien sadar. Untuk program
analgetik pada pasien diberikan tramadol dan ketorolak. Pada pasien ini juga
diberikan cairan fimahes saat awal operasi dan ringer laktat pada akhir operasi. Pasien
sudah tidak makan dan minum 6 jam, maka kebutuhan cairan pada pasien ini :

BB = 55 kg
Maintenance = 2 cc/kgBB/jam = 2 x 55 kg = 110 cc/jam
Pengganti puasa = 6 x maintenance = 6 x 110 cc = 660 cc/jam
Stress operasi = 8 cc/kgBB/jam = 8 x 55 = 440 cc/jam

Kebutuhan cairan = maintenance + stress operasi + jumlah perdarahan +


Pengganti puasa
= 110 + 440 + 700 + 660
= 1910 cc/jam dibagi dalam 3 jam
1 jam pertama : 50% x 1910 = 955 cc
1 jam kedua : 25% x 1910 = 477,5 cc
1 jam ketiga : 25% x 1910 = 477,5 cc
Aldrette scoring system digunakan untuk menilai masa pulih sadar, seperti
tabel di bawah ini. Penderita dengan nilai Aldrette minimal 8 boleh dipindahkan ke
ruang perawatan. Pada ruang perawatan pasien berbaring dengan posisi kepala lebih
tinggi untuk mencegah spinal headache, karena efek obat anestesi masih ada.
Observasi post seksio sesarea dilakukan selama 2 jam, dan dilakukan pemantauan
secara ketat meliputi vital sign (tekanan darah, nadi, suhu dan respiratory rate), dan
memperhatikan banyaknya darah yang keluar dari jalan lahir.
Kriteria

Dapat bergerak
Aktivitas

Respiratori

Volunteer atau atas

Skor

4 anggota gerak
2 anggota gerak
0 anggota gerak

perintah
Mampu bernafas dan batuk secara bebas
Dyspnea, nafas dangkal atau terbatas
Apnea
Tensi 20mmHg
Tensi

Sirkulasi

Kesadaran
Warna Kulit

pre-op

pre-op
Tensi 20-50 mmHg pre-op
Tensi 50mmHg pre-op

___mmHg
Sadar penuh
Bangun waktu dipanggil
Tidak ada respons
Normal
Pucat Kelabu
Sianotik

Recovery
out
2
1
0
2
1
0
2
1
0
2
1
0
2
1
0

Vous aimerez peut-être aussi