Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional 2012merumuskan bahwa pembangunan
nasional
bidang
masyarakat
kesehatan
yang
diselenggarakan
oleh
bertujuan
tercapainya
derajat
setinggi-tingginya.
Pembangunan
semua
bangsa,
komponen
baik
kesehatan
kesehatan
Pemerintah,
Hasil
pembangunan
kesehatan
nasional
menunjukkan
2007,
riset
kesehatan
dasar
2013
menunjukkan
ini antara lain diakibatkan kurang gerak, pola hidup yang serba
duduk (sedentary living), dan kecelakaan akibat kerja.
Globalisasi dalam pelayanan kesehatan merupakan suatu
keniscayaan yang mau tidak mau harus kita hadapi, karena ketika
kita menghindar dari globalisasi, disaat itu pula kita akan tertinggal
dan tereliminasi dari sebuah proses sosial yang berjalan. Demikian
pula
halnya
akreditasi
pelayanan
kesehatan
yang
mengalami
individu
dan/atau
kelompok
untuk
mengembangkan,
primer/Puskesmas
(Data
Dasar
Puskesmas
2013)
dan
itu
pelayanan
untuk
kesehatan
menjawab
hal
khususnya
tersebut,
akreditasi.Oleh
dibutuhkanadanya
perkembangan
perundang-undangan
mendapatkan
pelayanan
yang
pelayanan
kesehatan
berlaku
fisioterapi
dan
sehingga
yang
aman,
peraturan
masyarakat
terjangkau,
acuan
bagi
fasilitas
pelayanan
kesehatan
tingkat
akses,
hak
pasien
fisioterapi,pengorganisasian
dan
meliputi;
keluarga,
struktur,
asuhan
klinis
kepemimpinan
dan
infeksi,
kualifikasi
standar
dan
pendidikan
pelayanan
staf,
fisioterapi
ini
serta
sarana,
adalahfasilitas
dan/ataufasilitas
pemerintah
daerah/Dinas
pelayanan
kesehatan
Kesehatan,para
lainnya,
fisioterapis
dan
pemerintah,
profesional
BAB II
PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
A. Tingkat dan Cakupan Pelayanan
Pelayanan fisioterapi ditujukan kepada individu dan/atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang rentang kehidupan,mencakupdan tidak terbatas pada kasus
muskuloskeletal,
neuromuskuler,
kardiopulmonal/respirasi,
cedera
A.3.
rehabilitatif)
bersifat
khusus
sesuai
dengan
Pelayanan
fisioterapi
di
Fasilitas
pelayanan
kesehatan
dan/atau
kelompokdengan
pengutamaan
bersifat
Pimpinan
fasilitas
pelayanan
kesehatan/rumah
sakit
membuat
B.2.
B.3.
sakit
membuat
kesehatan/rumah
sakit
tidak
memiliki
kemampuan
surat
keterangan/catatan
klinis
fisioterapi
yang
Fisioterapis
memahami
kebijakan
dan
prosedur
yang
diberikan,
termasukinformasi
sumber-sumber
pelayanan
Pasien dan keluarga yang tepat atau mereka yang berhak mengambil
keputusan diikutsertakan dalam keputusan pelayanan dan proses
fisioterapi, dan berhak menolak pemberian pelayanan/intervensi
fisioterapi, atau meminta pelayanan fisioterapi di tempat lain/fasilitas
pelayanan
kesehatan
lain,
dan
disediakan
formulir
penolakan/rujukannya.
D. Asuhan Klinis
kompetensi
yang
dibutuhkan,
diintergrasikan
dan
D.1.
Assesmen pasien
electromyography,
other
diagnostic
physical
berdasarkan
hasil
kredensial/penilaian
pada
lembar
rekam
medis
D.2.
Penegakan DiagnosisFisioterapi
Diagnosis
fisioterapi
adalah
suatu
pernyataan
yang
analisis
fisioterapi,
hasil
yang
pemeriksaan
dapat
dan
pertimbangan
menunjukkan
adanya
klinis
disfungsi
bersifat
dinamis
mengarahkan
fisioterapis
dalam
and
Health
(ICF)
atau
berdasarkan
mendukung
proses
penegakan
diagnosis
D.3.
Perencanaan intervensi
Fisioterapis
melakukan
perencanaan
intervensi
fisioterapi
mengandung
tujuan,
yang
dibuat berdasarkan
assesmen
dan
medis
pasien
baik
pada
lembar
rekam
medis
Intervensi
10
fisioterapi
mengutamakan
keselamatan
pertimbangan
teknis
dengan
melalui
persetujuan
fisioterapi
dibuatkan
kebijakan
dalam
bentuk
hak
dilakukan
dan
kenyamanan
secara
etik
pasien
dengan
dan
fasilitas
Evaluasi/Re-Evaluasi
D.5.1. Hasil
evaluasi/re-evaluasi
dapat
berupa
kesimpulan,
11
D.5.2. Kewenangan
melakukan
evaluasi/re-evaluasi
diberikan
gerak
dan
fungsi
tubuh,
diagnosa
evaluasi,
termasuk
identitas
fisioterapis,
maupun
dan
spesifik/kajian
tidak
khusus
disepakati.
D.7 Komunikasi dan Edukasi
12
terbatas
fisioterapi
pada
yang
formulir-formulir
diperlukan
dan
Penyelenggara
pelayanan
fisioterapi
seyogyanya
menjadikan
dilihat
dan
dipahami
oleh
pasien
dan/atau
kondisi
pasien/klien
serta
rencana
lain
terkait
kesepahaman
dan
kesepakatan
atau
keahlian,
fisioterapis
yang
berwenang
pelayanan
termasuk
media
berlangsung
edukasi
berupa
diperlukan.
BAB III
PENGORGANISASIAN
13
sesuai
dengan
tujuan,
leaflet/brosur
yang
Sebagaimana
pelayanan
kesehatan
pada
umumnya,
pelayanan
sebagai staf fungsional sesuai kebutuhan dan daya dukung yang ada.
A.1.
A.2.
A.3.
SDM.
Struktur organisasi pelayanan fisioterapi sekurang-kurangnya terdiri
dari unsur pimpinan, pelaksana, dan staf penunjang/administrasi,
dibuat sejelas mungkin menggambarkan tugas
fisioterapi
dengan
mempertimbangkan
rencana
14
pelayanan
A.5.
dan
mampu
berkomunikasi
baik
internal
maupun
eksternal
Pimpinan organisasi pelayanan fisioterapi bertanggungjawab langsung
pimpinan
kepada
fasilitas
pelayanan
kesehatan/direktur
pasien
terlibat
berdasarkan
aktif
dalam
peraturan
perencanaan
perundangpengembangan
pada
sakit/fasilitas
pengelolaan
pelayanan
keseluruhan
kesehatan
dengan
manajemen
mutu
rumah
dari
komite
pengawasan
pasien/pelanggan
fisioterapi,
pengendalian
kesalahan
pelayanan
fisioterapi
harus
15
B.4.
Untuk
menjamin
keselamatan
pengawasan
mutu
pelayanan
fisioterapi
suatu komite/sub
dan
komite
dengan
pengawasan
dari
komite
perbaikan
mutu
dan
keselamatan pasien
C.1. Pimpinan/penanggungjawab pelayanan fisioterapi terlibat aktif dalam
program penyusunan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan terkait
upaya
C.2.
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
dan
C.3.
SDM
yang
fisioterapiberdasarkan
mengatur
pelayanan
analisis
beban
kerja
fisioterapi,termasukdan
dan
tidak
D.1.
D.2.
unit
pelayanan
fisioterapi
terkait
jumlah,
kompetensi,
fisioterapi
sesuai
dengan
kelas
dan
kompleksitas
fisioterapis
kualifikasi
lainnya/ahli
madya
dengan
pelayanan.
Fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit khususpenyelenggara
pelayanan
fisioterapi,
kualifikasi
profesi
setidaknya
yang
memiliki
masing-masing
fisioterapis
memiliki
dengan
kompetensi
pelayanan.
Fisioterapis
pada
fasilitas
pelayanan
kesehatan
tingkat
kulaifikasi
fisioterapis
17
yang
sesuai,
termasuk
pada
kebutuhan
pendidikan
dan
pelatihan
yang
dibutuhkan
dalam
pengembangan pelayanan.
BAB IV
MANAJEMEN SARANA, PRASARANA, DAN ALAT
A. Sarana
Tersedianya sarana memadai dengan kualitas baik sangat dibutuhkan setiap
organisasi
pelayanan.
pelayanan
fisioterapi
Fasilitas
seyogyanya
pelayanan
kesehatan
menyediakan
sarana
penyelenggara
memadai
dan
terlihat/dipahami.
Gedung/ruang pelayanan fisioterapi rawat jalan harus didesain
memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kemudahan akses bagi
difabel (penyandang disabilitas) serta kemudahan akses bagi pasien
rawat inap yang akan dilakukan intervensi pada unit pelayanan
A.3.
rumah
asesmen/pemeriksaan
sakit,
fisioterapi
setidaknya
yang
memiliki
memadai,
ruang
ruang
tunggu
18
kualitasnya.
Tersedianya formulir rekam medis fisioterapi yang dibutuhkan,
termasuk dan tidak terbatas pada formulir pemeriksaan kekuatan
B.3.
B.4.
fisioterapi
maupun
sebagai
upaya
meningkatkan
C. Alat
Penyelenggaraan pelayanan fisioterapi di fasilitas pelayanan kesehatan
didukung fasilitas peralatan yang memenuhi jenis, jumlah, dan kualitas
sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelayanan
C.1.
19
pengukuran
berupa
stetoskop,
tensimeter,
goniometer/alat
peralatan
aktinoterapi
(infra
red
radiation),
C.4.
Peralatan
elektroterapeutis
dan
peralatan
lain
yang
perlu,
BAB V
PENUTUP
Disparitas derajat kesehatan, dan beban ganda penyakit, yakni makin
meningkatnya
Disesase)
prevalensi
sementara
penyakit
angka
penyakit
menular
masih
tinggi
menjadi
20
minimal
yang
harus
dipenuhi
dalam
semangat
peningkatan
mutu
dan
aksesibilitas
pelayanan
21