Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Anggota Kelompok:
COR 1
Keterangan:
NxK
e = jumlah kesalahan
N = jumlah subyek/wilayah yang diteliti
K = jumlah obyek/ fasilitas yang diteliti
Dalam hal ini koefisien dianggap layak apabila bernilai 0,9-1.
t
T
Bagaimana hirarki/ tingkatan kecamatan sebagai pusat pelayanan di Kab. Wonogiri, berikut aplikasinya
dengan menggunakan kedua metode diatas.
Tabel 1. Data Jumlah Ketersediaan Fasiltias Umum per Kecamatan di Kab. Wonogiri Tahun 2013
Penentuan tingkatan untuk setiap kecamatan. Orde/tingkatan ditentukan dengan rumus Sturgess, yaitu sebagai berikut:
Jumlah Orde:
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 25
K = 1 + 3,3 (1,398)
K = 1 + 4,613
K = 5, 613 6
Maka tingkatan yang akan diperoleh nantinya adalah 6 tingkatan.
Kesimpuan : kecamatan yang ada di Kab. Wonogiri terbagi kedalam 6 Hirarki pusat
pelayanan, hirarki I terdiri dari 4 kecamatan yang memiliki kelengkapan fasilitas pada
urutan 4 teratas yaitu Kec. Wonogiri, Kec. Pracimantoro, Kec. Baturetno dan Kec. Jatisrono,
hirarki II terdiri dari 3 kecamatan, hirarki III, 5 kecamatan, hirarki IV, 6 kecamatan, hirarki V,
6 kecamatan dan hirarki terbawah adalah Kec. Karang Tengah yang memiliki 8 fasilitas.
Interval
330,039 - 390,653
II
269,425 -
330,038
III
208,811
- 269,424
Keterangan
Menjadi II
IV
148,197 - 208,810
87,583 - 148,196
Menjadi III
26,968 - 87,582
Menjadi IV
VI
Kesimpulan : Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri
berdasarkan Indeks Marshal dapat dibagi kedalam 4 Hirarki pusat pelayanan. Dalam perhitungannya,
bisa diperoleh 6 tingkatan namun untuk tingkatan II dan III tidak satupun kecamatan yang memiliki
indeks marshall sesuai dengan interval yang ada pada tingkatan II dan III tersebut sehingga untuk
tingkatan IV, V dan VI peringkatnya naik menjadi II, III dan IV. Untuk hirarki/ tingkatan I adalah Kec.
Wonogiri, tingkatan II adalah Kec. Pracimantoro, tingkatan III adalah Kec. Jatisrono, kemudian untuk
tingkatan III ada 6 kecamatan sisanya berada pada tingkatan IV sebanyak 17 Kecamatan.
2) Data-data tersebut kemudian dihitung untuk mendapatkan bobot dari tiap fasilitas, dengan :
Keterangan :
Rumus: C = t/T
3) Setelah bobot tiap fasilitas didapat, maka selanjutnya dihitung Indeks Sentralitas Marshall setiap Kecamatan dengan :
Keterangan : F = jumlah tiap fasilitas di masing-masing kecamatan,
C = bobot per fasilitas.
Tabel 5. Bobot Tiap Fasilitas Fasilitas terhadap total Tiap Fasilitas
Rumus: C= F x C fasilitas
Perbandingan Hirarki/ Tingkatan Kecamatan di Kab. Wonogiri berdasarkan Analisis Skalogram dengan
Indeks Marshal
Tabel 6. Perbedaan Hirarki Kecamatan pada Kab. Wonogiri dengan Analisis Skalogram dan Indeks Marshal
Kesimpulan :
1) Berdasarkan tabel perbedaan analisis skalogram dan Indeks Marshal di atas diketahui bahwa
perbedaan analisis kedua teori tersebut adalah terjadi pada 18 Kecamatan atau sekitar 72%. Jika dilihat
dari beberapa Kecamatan, analisis Indeks Mashallah yang sebenarnya mendekati keadaan kecamatan di
Kab. Wonogiri. Karena dalam metodenya,analisis ini menghitung jumlah dari suatu fasilitas bukan
hanya kelengkapan suatu fasilitas yang terdapat pada analisis skalogram. Analisis skalogram digunakan
hanya sebagai analisis dasar untuk menentukan hirarki suatu wilayah secara umum berdasarkan
kelengkapan fasilitas. Sedangkan analisis Indeks Marshal lebih menyeluruh.
2) Suatu fasilitas yang dibangun pada umumnya berdasarkan jumlah penduduk yang ada pada wilayah
tersebut. Sudah barang tentu bahwa suatu wilayah yang mempunyai penduduk yang banyak
berpengaruh kepada jumlah fasilitas yang ada pada wilayah tersebut. Kec. Wonogiri yang mempunyai
jumlah penduduk yang paling besar berada pada hirarki yang paling tinggi berdasarkan kedua teori
yang digunakan. Hal tersebut tidak berlaku pada kecamatan Ngadirojo dan Kec. Tirtomoyo. Kecamatan
ini tidak berada pada hirarki yang tinggi walaupun jumlah penduduknya berada pada posisi 4 dan 5
teratas.