Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Super
o SUKA ARTIKEL INI?
o Retweet Link Ini
o Bagikan di Facebook
Ikan nila merupakan jenis Ikan air tawar yang banyak disukai masyarakat, bahkan dari
kalangan pemulung sampai Presiden suka dengan segala jenis olahan dari ikan nila. Oleh
karena itu, saai ini ikan nila begitu populer sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat.
Disamping Hoby dan bisnis, ikan nila ini banyak disukai karena rasanya yang enak dan
memiliki gizi yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan, bahkan banyak
meningkatkan kecerdasan.
Cara budidaya ikan Nila merah super tidaklah sulit & keuntunganyapun menjanjikan sangat
besar kebanyakan orang mengalami kegagal di karenakan:
1. Tidak di perhatikan setingan kolam
2. Pemula/pemain baru yang terburu buru akan hasil yang besar tanpa
mempertimbangkan resiko
3. Kurang matangnya informasi bagai mana cara budidaya
Kunci sukses budidaya ikan nila adalah SETINGAN KOLAM buat senyaman mungkin air
kolam untuk beradaptasi, caranya:
Persiapan lahan
Pemupukan lahan
Penebaran benih
Jemurlah pupuk kandang yang sudah di fermentasi mengunakan cairan gula dan ragi
tape
Isi air sampai ketinggian 50cm dan berikan pupuk UREA satu sendok makan kedalam
kolam
Isi air ke dalam ember secukupnya ( usahakn air dari kolam yang akan di tebari benih
Guramih )
Rendamlah benih ikan Nila merah selama 15 menit untuk adaptasi dengan air kolam
yang baru
Untuk menampung benih ikan untuk di jual kembali sebaiknya lakukan sepertu di atas
kuncinya pada diri kita niat ketelitian semangat untuk maju semoga bermanfaat amin
Modal:
No
Data Usaha Pembesaran Ikan Nila Merah Super
1
Bibit ikan 3 cm
Rp. 300.000
Rp.
50
50 x 6.000
Rp. 390.000
Rp.130.000
3 sak x 130.000
2 sak x 200.000
Rp. 400.000
Rp. 200.000
4
Obat
Rp.
25.000
Rp. 25.000
x
Jumlah modal
Rp. 1.315.000
Obat Rp.25.000
Keuntungan
Prakiraan hasil penghitungan umum selama 7 bulan,panen 1kg isi 3 ekor .jadi 6.000
ekor ikan Nila merah super di bagi 3 ekor = 2.000 kg dikalikan harga konsumsi
Rp.14.000/kg =Rp.28.000.000
Keuntungan = Rp.26.685.000
Ikan Nila merah super ini paling mudah untuk di budidayakan serta bisa hidup di segala
cuaca dan lingkungan lahan gambut dan payau, pemberian pakanpun tidak mengeluarkan
modal banyak ,dan harga jualnya pun rumayan mengiyurkan, ikan Nila merah super ini
memang lebih cepat panenya di bandigkan nila yang lain, tapi inilah peluang usaha investasi
yang nyata dan telah terbukti hasilnya.sistem pemasaranya juga sangat mudah.
Cara Budidaya Ikan Nila - Ikan nila merupakan jenis ikan untuk konsumsi dan
hidup di air tawar. Ikan ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta
sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling
sering dikonsumsi sehari-hari oleh Masyarakat. Dengan teknik budidaya yang
sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, sehingga budidaya ikan
nila sangat layak dilakukan, baik skala rumah tangga maupin skala besar atau
perusahaan.
Jenis
Jenis
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ikan
Nila
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Terdapat beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain: nila biasa, nila merah
(nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak
berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor
sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).
Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak
tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang
disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya
bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat
berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung
Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan.
Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan
alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka
kecerahan yang baik antara 20-35 cm.
Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan
bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.
Nilai keasaman air (pH) tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Sedangkan
keasaman air (pH) yang optimal adalah antara 7-8.
Cara
Budidaya
Ikan
Nila
Cara budidaya ikan nila terdiri dari beberapa tahapan yang sangat penting untuk
diketahui, yaitu mulai dari persiapan kolam, penerbaran benih ikan, pencegahan
penyakit, dan masa pemanenan. Untuk mengetahi secara detail tentang
langkah-langkah tersebut diatas, maka berikut akan diberikan penjelasannya
secara spesifik kepada Anda.
1.
Persiapan
Kolam
Kolam adalah salah satu hal yang paling penting untuk membudidayakan ikan nila. Kolam
sebagai tempat pembiakan ikan nila perlu dipersiapakan secara maksimal, dengan tahapantahapan sebagai berikut:
Pengeringan kolam;
Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP
gram/ m2.;
Untuk mencegah h.ewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu
masuk air;
Masukkan air sampai kedalaman 80 - 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan
dan pengeluarannya, biarkan air tergenang;
2.
Penerban
Benih
Ikan
Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang
kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan
penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan
yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30
gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan
selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
Untuk mengetahui cara membuat bibit ikan nila unggulan silahkan lihat DISINI.
3.
Pemberian
Makanan
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap hari dengan komposisi makanan alami
dan juga makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri dari dedak, ampas kelapa,
pelet
dan
juga
sisa-sisa
makanan
dapur.
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran seperti berikut ini:
1.
Protein
20-30%;
2.
Lemak
70%
(maksimal.);
3.
Karbohidrat
63
73%.
4.
Pakanyaberupa
hijau-hijauan
diantaranya
adalah
:
Kaliandra
Kalikina
atau
kecubung;
Kipat
Kihujan
4.
Penyakit
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit serius yang disebabkan oleh lingkan
dan keadaan yang tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat, kekurangan
makanan, penanganan yang kuran baik dan sebagainya. Penanggulangan yang paling
efektif dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih baik pada kolam ikan
tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah kolam ikan nila, maka semua upaya
yang dilakukan akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan memberikan antibiotic
atau fungisida ke seluruh kolam memerlukan biaya yang cukup mahal.
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang paling umum dilakukan adalah
melakukan pencegahan akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan pengobatan,
yaitu dengan jalan lain melakukan pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari
permulaan.
4. Pemanenan Ikan Nila
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan.
Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara
400-600
gram/ekor.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa
juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar).
Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara
bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan,
maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka
hanya sebagian air yang dibuang.
dalam budi daya ikan nila tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan kolam yang
terbuat dari semen taupun langsung menggunakan tanah melainkan juga dapat
menggunakan kolam yang terbuat dari terpal.
menggunakan
Bahan:
Sekam
Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan
kolam.
Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman 50 cm.
Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya
tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah supaya
permukaannya rata.
Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata.
Setelah kolam terpal jadi, hal yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan nila adalah air. Sumber air
yang akan kita gunakan haruslah air yang bersih, dapat berupa air sumur, air PAM, air hujan yang
ditampung, dan lain-lain yang layak digunakan. Lebih ideal lagi jika kolam terpal mendapat pasokan
dari sungai, saluran irigasi, waduk, atau danau.
Analisa
Pembesaran Ikan Nila
KeuntunganUsaha
Pembesaran nila mulai dari benih berumur dua bulan (ukuran jempol) sampai nila berukuran
4-5 kg/ekor selama 4 bulan. perhitungan yang digunakan dalam usaha pembesaran nila
sebagai berikut:
-
Rp.
1.200.
000
t
bulan
Benih
nila
60.00
0
ekor
Rp.
9.000.
000
- Alat
perik
anan
Rp.
500.00
0
Total
Rp.
10.700
.000
Biaya operational
Pak
an
buat
an
sen
diri
Rp.
42.000
.000
Rp.
Ten 6.000.
aga 000
kerj
a
dua
oran
g
Oba
tobat
an
dan
kep
erlu
an
lain
Rp.10.
000.00
0
Tota Rp.
l 58.000
.000
Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 5 bulan dan ia akan
mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 2
tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira kira beratnya mencapai
800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 1500 larva setiap kali ia memijah.
Dan dapat berlangsung selama 6 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan
nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga
dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat
musim ini
Kebiasaan makan ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat
berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila
saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia
sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai
makanan lain yaitu daun talas.
Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan
dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya.
Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air
akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak
langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar
tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam
dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam
yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya
menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat
pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat
pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina.
Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang
betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex
Pembenihan Ikan Nila
Lahan atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu
kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan
pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman
( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin
kelancarannya, dan luas kolam masing masing 200 m2. Di samping itu perlu di
perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung
hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan
perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar
matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.
Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan
jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian
pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan
tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi
yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian
Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya
terjamin.
Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina
menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g
sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900
ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah
selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina
diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan
selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.
Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk
betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada
dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara
diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya
ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan
beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu
hari ditampung minimal dalam satu happa.
Jantanisasi Benih ikan nila
Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan ( monoseks ) maka
dilakukan proses jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24 buah
happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang ditempatkan dalam kolam
dengan luas kurang lebih 400 m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam
setiap hapa dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor . Larva diberi
pakan berbentuk tepung yang telah dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl
Testosteron sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.
Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara dalam kolam pendederan
berukuran 200 m2. Kolam sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk,
diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk kotoran ayam sebanyak 250
g/m2. Setelah pengapuran dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan
sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3 hari, diberi pupuk urea
dan TSP masing -masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Setelah kolam
pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil proses jantanisasi
dimasukkan dengan kepadatan 250 ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat
dilakukan dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk benih ikan.
Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP dilakukan seminggu sekali dengan
takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan selama
pemeliharaan ikan.
Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot rata-rata 1,25 g ( ukuran
panjang 3-5 cm ) bisa dipanen. Untuk panen benih ikan nila sebaiknya digunakan
jaring eret pada pengankapan awal. Bila jumlah ikan dalam kolam diperkirakan
tinggal sedikit baru dilakukan pengeringan airnya.
Cara Budidaya Ikan Nila
Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut apabila perutnya dalam
keadaan kosong dan suhu air media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen
dan diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1 hari. Pengangkutan
menggunakan kantong plastik, dimana seper empat bagian berisi air dan tiga
per empat bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran 20 x 20 x 20
cm3 ( es balok berada dalam media air bersama benih ikan ). Kantong plastik
dengan volume 20 L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500 ekor/kantong,
dengan lama masa toleransi dalam kantong sekitar 10 jam.
Pembesaran ikan nila di Tambak
Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem monokultur, mempunyai
sasaran produksi untuk pasar domestik maupun ekspor.
Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama dilakukan adalah tambak
diperbaiki pematangnya, saluran air dan pintu-pintu airnya. Lumpur dasar
tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan, sehingga semua hama ikan
yang suka mengganggu bisa musnah. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50
g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 250 g/m2. Kemudian
tambak diisi air sampai ketinggian 70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan
dengan urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2.
Pada awal pengisian air diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan
selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan sampai 15 ppt.
Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g ( panjang 3-5 cm ) dengan
ukuran yang seragam dan sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang
gesit dan responsif terhadap pakan. Untuk target panen ukuran rata-rata 15
g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran sebanyak 20 ekor/m2. Sedangkan untuk
terget panen ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat penebaran
sebanyak 4 ekor/m2.
Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan tambahan berbentuk pelet
sebanyak 3%-5% per hari dari biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali
sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan komposisi protein minimal 25%
( Lampiran 2 ).
Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila
masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan,
sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai
1,5 m.
Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan dua bulan sekali dengan
takaran 250 g/m2, sedangkan pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap
minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 selama masa
pemeliharaan.
Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor terutama diperlukan
untuk produksi fillet, maka masa pemeliharaan adalah sekitar enam bulan.
Pemanenan dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan jaring seser.
Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak sudah tinggal sedikit, baru air tambak
dikeringkan. Diusahakan ikan hasil tangkapan harus dalam keadaan segar dan
prima. Selainitu, untuk pasar ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan
yang lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan penampilan produk.
Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan ukuran rata-rata 200
g/m2 sudah dapat dipasarkan dalam keadaan segar. Dalam proses penyimpanan,
pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es sebagai media untuk
mempertahankan kesegaran ikan.
Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua
ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan
adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk
dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.
Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton,
plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan
nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif
lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan
dengan kadar protein tinggi, sekitar 30-45%.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan,
yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.
Memilih benih ikan nila
Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya
ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan.
Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran.
Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila
budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan
pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit
ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya
pembenihan ikan nila.
Persiapan kolam budidaya
Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam
tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan
biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan
hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya
pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan
pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan
hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:
Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH
rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan
nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran
dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan
dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH
tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3
ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke
dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3
hari.
kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa
ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha,
diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi
hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga
hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami
ikan.
Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah
untuk budidaya ikan.
Penebaran benih ikan nila
Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar
kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih
sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar
benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan.
Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama
beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas
dengan sendirinya.
Pemeliharaan budidaya ikan nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam,
langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting
dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan
pengendalian hama penyakit.
a. Pengelolaan air
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter
penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan
kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar
aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan
bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar
nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2
atur debit air sebesar 1 liter/detik.
b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan
komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan
kadar protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian
pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan
nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus
diberikan.
Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada
situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan
nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular.
Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit
Keramba yang mereka gunakan itu menghabiskan dana berkisar Rp 157 juta untuk 6 plong.
Dana tersebut untuk pembuatan fisik konstruksi keramba, seperti pembelian jaring madang,
besil L (besi siku dan besi U), serta pembelian drum besi dan drum plastik dengan total dana
berkisar Rp 37 juta.
Kemudian untuk biaya pembelian benih ikan, mereka mengeluarkan biaya berkisar Rp18 juta
-Rp20 juta untuk 6 plong (lubang) keramba. Selain itu, mereka juga membeli pakan berupa
pellet sebanyak 21 ton untuk kebutuhan pakan selama 6 bulan, dengan total biaya berkisar
Rp137 juta. Pakan inilah yang kami gunakan mulai benih ikan ditebarkan hingga panen atau
dalam waktu antara 4mpat sampai lima bulan, tutur Saiful.
Nah, untuk benih ikan yang mereka kembangkan, menurut Saiful, sebanyak 42 ribu ekor
untuk 6 plong atau masing-masing lubang sebanyak 7.000 ekor dengan ukuran ikan antara 34 inci atau dengan berat benih ikan berkisar 7-8 gram per ekor ikan.
Syukurlah, ikan yang kami kembangkan ini hingga sekarang sangat bersahabat dengan
kondisi alam khususnya air Sungai Pulau Banyak ini. Ini bisa dilihat dari tingkat kematian
ikan yang terbilang sedikit berkisar 10 persen dari jumlah benih yang ditaburkan sebanyak 42
ribu ekor ikan, ucap Saiful.
Tadinya, mereka menargetkan keberhasilan ikan yang mereka budidayakan hanya berkisar
80% saja atau 20% tingkat kematian ikan. Rendahnya tingkat kematian itu membuat kami
lebih bersemangat lagi untuk mengembangkan ikan nila ini dalam jumlah yang banyak. Dan,
alasan itu pula yang membuat budidaya ikan dengan keramba jaring apung di Desa Pulau
Banyak semakin menjamur, aku Saiful.
Dengan budidaya keramba yang kami lakukan ini sedikitnya ada 20 orang yang ikut
melakukan usaha yang sama. Dan, semuanya dilakukan dengan dana sawadana masyarakat
itu sendiri meskipun keramba yang mereka buat hanya satu polong atau tiga plong per
orangnya, kata Saiful.
Dari hasil usaha itu, menurut dia, jelas menambah pendapatan ekonomi mereka.
Pengembangan ikan yang kami lakukan di Desa Pulau Banyak ini, sebelumnya kami
mencontoh dan mempelajari dari hasil pengembangan ikan budidaya air tawar di daerah
Danau Toba, aku Khairudin Tanjung.
Pada tahun 2009 lalu, kata dia, untuk keramba intensif sebesar ini baru ada di Kabupaten
Langkat tepatnya di wilayah Kecamatan Tanjungpura.
Namun, pengembangan budidaya ikan secara tradisionil cukup banyak yang dilakukan di
dalam kolam atau menggunakan pengapungan dengan bahan bambu betung/bambu tali
(keramba apung rakit).
Ikan nila
merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila ini cenderung sangat
mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis
iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan teknik dan cara budidaya ikan nila
yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan nila ini
sebagai peluang usaha yang bagus untuk didilakukan, baik skala rumah tangga maupun skala
besar. Didukung aplikasi produk Nasa (Natural Nusantara) seperti TON (pupuk khusus
perikanan), Viterna, POC Nasa, Hormonik yang telah banyak dibuktikan keunggulannya
oleh para petani pada budidaya ikan nila. Produk Nasa tersebut mampu meningkatkan
produktivitas budidaya ikan nila serta mampu mempercepat masa panen.
Berikut ini adalah cara budidaya ikan nila dengan dukungan produk Natural Nusantara
untuk mempercepat masa panen. Cara budidaya ikan nila berikut ini meliputi kegiatan
pembenihan ikan nila dan pembesaran ikan nila.
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan.
Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan
kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar
antara 20-22 derajat C, kedalaman air 40-60 cm, dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter
persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter
persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau ipukan antara 3-4 minggu, pada
saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan
membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m
sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan
kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk
pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan
kedalaman 60-75 cm.
2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala,
waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun
benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar
(kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain
adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan
penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak,
fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang
bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadangkadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok
(untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk
ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan
ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan
TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur
sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah
sebagai berikut:
a. Betina
b. Jantan
Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang
sperma merangkap lubang urine.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam
meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga
diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan.
Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal
kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila
jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.
Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
Perendaman
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini
berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut
induknya disebut benih kebul. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut
benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih
kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan
dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut
gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya 5 cm. Gelondongan
kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah
mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.
3.Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan,
dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul
dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air
lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Dan untuk
selanjutnya adalah :
a. Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara
pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas
perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari
sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air
kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam
ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH
kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi pupuk organik Nasa yang berupa TON dengan di tambahkan Pupuk
Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur
terlebih dahulu dengan TON tadi lalu ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan
kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam
pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50
cm, lalu masukkan Produk Nasa yang berupa POC NASA kedalam kolam dan diamkan
selama 2 hari 2 malam . Setelah itu, air kolam tersebut ditebari benih ikan nila. Pada saat itu
fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning
kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air,
jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air
kolam diatur sedalam 75- 100 cm.
b . Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang
yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua
itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk pakan tambahan bisa juga di tambahkan pakan
buatan yang berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa di makan oleh bibit ikan
tersebut.Jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa Viterna + POC Nasa +
Hormonik ke dalam pelet tersebut. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng
(Hydrilla) dlsb.
c. Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input
yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya
konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi
dalam tiga tingkat, yaitu :
a) Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input
produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan
di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam
pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem
pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang
terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu.
Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap.
Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran
30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian
seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air
kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.
b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya)
Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring
apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah
dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per
tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di
sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau
sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu
pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.
Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun
secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena
nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.
Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila.
Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang
kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.
Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai
5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.
c. Sistem intensif (teknologi maju)
Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan
tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik.
Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan.
Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.
Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan
yang diberikan juga harus bermutu.
Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet
yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh
teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Untuk pakan buatan yang berupa
pelet jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa Viterna + POC Nasa +
Hormonik ke dalam pelet tersebut. perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi
pakan.
4. Pemanenan
Setelah masa pemeliharaan 4 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total
ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.
Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran
konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan
berikutnya secara bertahap.
Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara
total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama
sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak
banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam
saluran, kemudian diserok/ditangkap.
Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali
untuk pemeliharaan berikutnya.
Cara Pemesanan Produk :
1. SMS/Telp081226523400 untuk konfirmasi Pemesanan.
Artikel Agrobisnis
Categories
Budidaya Bebek
Budidaya Lele
Lain-lain
Natural Nusantara
Panduan Budidaya
Pupuk Organik
Uncategorized
Vitamin Ternak
Kami adalah distributor resmi PT Natural Nusantara (NASA) perusahaan yang memproduksi
sarana produksi agro berbasis organik. Bila Anda membutuhkan produk-produk agro (pupuk
organik, pestisida alami, vitamin ternak, pupuk perikanan, benih unggul) dari PT NASA
untuk keperluan pemakaian sendiri atau dipasarkan kembali silahkan melakukan pemesanan
secara langsung, baik secara online maupun offline. Kami melayani penjualan secara retail
maupun partai dan siap dikirim ke seluruh wilayah Indonesia.
Hubungi kami :
INTI GROW Jl. Wahid Hasyim 63 B Yogyakarta.
Telp : (0274) 389 986, 4546304.
Mobile :
0812 2652 3400
0858 7626 7040
Email :
agrobisindo@gmail.com
Website :
www.produknaturalnusantara.com
Grading bibit ikan biasanya dimulai pada segmen pembibitan dan berlanjut
hingga segmen pembesaran, menjelang tercapainya ukuran konsumsi. Seperti
telah sama-sama diketahui bahwa grading bibit ikan (yang umumnya masih
dilakukan secara manual) merupakan proses yang cukup melelahkan dan
menyita banyak waktu. Dimulai dari persiapan alat-alat budidaya yang
diperlukan, seperti; jaring, seser, ember-ember penyaring (khususnya pada
pembibitan lele) dan tong (drum) plastik sebagai wadah (tempat penampung
sementara) ikan hasil grading hingga persiapan kolam-kolam tempat tujuan
pemencaran bibit ikan.
Pada kondisi normal, proses grading ikan gurame dimulai saat bibit berukuran
'kuku' (size 1-2 cm) telah dipelihara selama kurang lebih 35 sampai 40 hari
hingga mencapai ukuran 'korek gas' (size 2-3 cm). Proses grading berikutnya
adalah saat bibit ikan gurame mencapai ukuran 'silet' (size 2,5-4 cm) sekitar 40
hari masa pemeliharaan dari ukuran 'korek gas'. Setelah dipelihara lagi selama
40-45 hari, bibit gurame ukuran 'silet' ini akan mencapai ukuran 'korek kayu'
(size 3,5-5 cm). Pada tahapan inilah, disamping proses grading, dilakukan pula
langkah penjarangan (pemencaran) bibit ikan ke beberapa kolam terpal lain yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Proses pemencaran ini dilakukan agar tercapai
tingkat kepadatan ikan yang ideal. Demikian seterusnya, grading dan
penjarangan pun kembali dilakukan hingga bibit ikan gurame mencapai ukuran
'3 jari' dan '4 jari'. Pada kondisi normal, setelah bibit ikan mencapai ukuran
'tempelan' atau kira-kira sebesar telapak tangan orang dewasa (5 jari) maka
proses grading tak lagi dilakukan karena tingkat keseragaman ukuran bibit ikan
gurame umumnya telah tercapai. Menjelang ukuran konsumsi, kepadatan
populasi bibit ikan gurame sebaiknya dipertahankan pada kisaran 10-12
ekor/m3 agar dicapai tingkat pertumbuhan yang optimal.
Pada tingkat kepadatan yang terlalu tinggi akan menyebabkan bibit ikan tidak
dapat berkembang dengan baik. Terjadi kompetisi ruang dan pakan yang
mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi tidak seragam. Beberapa bibit ikan
memang dapat tumbuh dengan cepat namun sebagian besar lainnya justru
terhambat (berukuran kerdil). Sering didapati, bibit ikan yang berukuran kerdil ini
cukup banyak jumlahnya sehingga harus dipelihara lagi ditempat terpisah hingga
mencapai ukuran standar. Proses ini tentu akan memakan waktu dan
membutuhkan biaya ekstra. Hal yang demikian tentu tidak dikehendaki oleh para
pembudidaya karena bagaimanapun juga nilai jual bibit ikan lebih ditentukan
oleh ukuran fisiknya, bukan oleh umur atau lamanya masa pemeliharaan.
Pada tahap awal kami coba membuat 3 jenis keramba sederhana berukuran 1 x
1 m2, 2 x 1 m2 dan 3 x 1 m2 dengan kedalaman jaring sekitar 90 cm hingga
1 meter (disesuaikan dengan kedalaman setiap kolam), masing-masing
diperuntukkan bagi kolam terpal berukuran 4 x 4 m2 atau 4 x 6 m2, kolam 4 x 8
m2 dan kolam 6 x 6 m2. Untuk menghemat biaya, ketiga jenis keramba ini
dibuat dari bahan-bahan sisa atau bahan bekas pakai yang masih dapat
dimanfaatkan
kembali
seperti
;
potongan
pipa-pipa
paralon
(PVC)
berbagai
ukuran
tali
plastik
berukuran
sedang
dan
- beberapa bagian dari lembaran jaring pemanen bibit yang sudah tak terpakai
namun masih dapat dimanfaatkan kembali untuk membentuk jaring keramba
- dan jaring pelindung/ penutup permukaan keramba (jika dipandang perlu).
Bahan lainnya yang perlu disiapkan adalah beberapa sok penyambung pipa
paralon (PVC) yang sesuai yakni ; type 'I', 'L' (knee) dan 'T' serta lem PVC
tentunya.
Berikut ini adalah contoh pembuatan keramba jaring apung sederhana berukuran
2 x 1 m2 yang akan digunakan pada kolam pendederan berukuran 4 x 8 m2
dengan kedalaman genangan sekitar 1 meter.
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Tahap ketiga, sebelum uji coba sebaiknya telah dipastikan rangka pemberat
dapat berfungsi dengan baik. Seluruh bagian rangka pemberat yang telah diisi
air terlihat tenggelam sempuna dalam posisi horisontal (gambar 6). Jika tidak
maka sebagian tirai jaring keramba akan 'menekuk'. Hal ini menandakan bahwa
rangka pemberat tidak berfungsi dengan baik sehingga rangka yang semula
diisi air harus diganti dengan bahan lain yang memiliki berat jenis lebih besar,
misalnya pasir.
Gambar 6
Tahap keempat adalah tahap uji coba untuk memastikan setiap bagian
keramba (2 x 1 m2) ini telah terangkai dengan benar dan dapat berfungsi sesuai
rencana (gambar 7 dan 8) demikian pula halnya pada keramba yang berukuran
lebih kecil yakni 1 x 1 m2 (gambar 9). Untuk mencegah lolosnya bibit ikan yang
mungkin saja dapat 'melompat' keluar melewati rangka pelampung maka perlu
dipasang penutup keramba berupa hamparan jaring atau pelindung berbentuk
pagar jaring yang dipasang pada posisi tegak (vertikal) setinggi 30-40an cm
tepat diatas rangka pengapung di sekeliling keramba sederhana ini.
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Tidak tertutup kemungkinan pola pemeliharaan beberapa jenis ikan dalam satu
medium dengan teknik heterotrofik (ikan lele dan nila) dapat pula diterapkan
pada kolam terpal dengan menggunakan model keramba jaring apung
sederhana ini.
Total Kunjungan
299,396
Azolla Fish Farm
Salah satu persoalan dalam pembuatan keramba apung saat ini adalah masa pakainya yang
relatif pendek. Keramba apung dari kayu cepat lapuk, sedangkan dari drum cepat berkarat
karena lama terendam di air. Namun, Sentra Teknologi Polimer (STP) Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) kini menemukan solusinya, yaitu keramba terapung dari plastik
yang bisa tahan sampai 50 tahun. Meski demikian, disarankan agar setiap 15 tahun keramba
itu ditinjau ulang. Keramba ini pun dengan mudah dibongkar pasang sehingga dapat
digunakan di sungai, danau, bahkan perairan di laut, kata Rachmat Wijaya, perekayasa
keramba apung plastik dari STP BPPT di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan pada 13 Januari 2011.
Rachmat selaku Technical Assistant Manager STP didampingi oleh rekannya, Dody A
Winarto (Testing Manager STP). Keramba apung plastik diteliti sejak tahun 2008. Pada
waktu itu, pemerintah daerah di Riau memesan konstruksi keramba apung yang terbuat dari
plastik untuk pembudidayaan ikan patin di sungai, kata Rachmat. Bahan polietilen Dody
menambahkan, konstruksi keramba apung plastik menggunakan bahan polietilen, yaitu bahan
pembuat plastik yang banyak kita gunakan sehari-hari, misalnya untuk kantong.
Pembuatannya menggunakan bahan baku polietilen dasar yang masih berupa bubuk. Daur
ulang plastik belum kami coba. Polietilen bubuk paling memungkinkan untuk memperoleh
daya tahan dan kekuatan keramba apung plastik paling optimal, kata Dody. Plastik daur
ulang biasanya dilebur dan dibuat menjadi potongan-potongan kecil yang disebut pelet.
Sementara ini masih digunakan bubuk polietilen untuk memperoleh kerapatan plastik yang
lebih tinggi sehingga lebih kuat. Polietilen itu digunakan untuk membentuk ketebalan 8
milimeter pada T-Beam (papan penampang keramba apung plastik).
Menurut Dody, rancangan T-Beam sepanjang 4 meter telah diuji ketahanannya mampu
menyangga beban 250 kilogram. Ketika T-Beam diaplikasikan dengan penghubung yang
membentuk bujur sangkar, kemampuan menyangga beban mencapai 1 ton sampai 1,5 ton.
Jika dibebani lebih dari itu, keramba apung plastik bisa tenggelam. Jaring yang dipakai
harus menyesuaikan kebutuhan dan mudah didapatkan di pasaran, kata Dody. Ukuran jaring
untuk penebaran benih tentu dibedakan dengan ukuran jaring pembesaran ikan. Keramba
apung plastik dengan sifatnya yang antikarat menjadikannya paling cocok untuk jenis ikan di
air asin. Desain bongkar pasang keramba apung plastik itu dirancang efisien dalam
penambahan unit (mounting). Satu unit berukuran 4 meter x 4 meter. Penambahan unit
menyesuaikan bentang lokasi. Jika di sungai, kemungkinannya memanjang. Jika di danau
atau di perairan laut, bisa lebih leluasa. Investasi untuk pembuatan satu unit yang pernah
kami hitung hanya Rp 15 juta, kata Rachmat. Jika diproduksi secara massal, harga keramba
terapung ini bisa lebih murah lagi.
Rekayasa sudah berhasil dilaksanakan, tetapi paten yang menunjang produksi massalnya
hingga kini belum diperoleh. Kerja sama Kepala STP BPPT Wawas Swahatafrijiah
mengatakan, aplikasi keramba apung plastik masih membutuhkan kerja sama dengan pihak
lainnya dalam hal rekayasa pengaturan pakan ikan yang dibudidayakan. Pembudidayaan
ikan keramba di danau-danau, misalnya. Ini kerap mendatangkan masalah pencemaran air
akibat sisa-sisa makanan yang tidak dikonsumsi ikan itu membusuk, kata Wawas.
Pembusukan sisa-sisa makanan menimbulkan dampak algae blooming atau pemekaran alga
secara drastis. Hingga pada batas tertentu, alga tersebut menyerap hampir seluruh oksigen di
dalam air. Alhasil, algae blooming menyebabkan kandungan oksigen di dalam air turun
drastis atau hilang sama sekali untuk suatu masa tertentu. Dampaknya adalah ikan-ikan pasti
mati. Menurut Dody, kerja sama dengan pihak lain yang bergerak di bidang teknologi pangan
untuk perikanan masih dibutuhkan. Pengaturan pakan untuk ikan budidaya selain mencegah
pencemaran juga untuk efisiensi pengeluaran dana. Jika telah tersedia cara pengaturan pakan
tersebut, teknologi itu akan melengkapi efisiensi keramba apung plastik yang tidak
membutuhkan perawatan rumit ini. Koneksi T-Beam secara knockdown (tidak membutuhkan
pengelasan) memudahkan pemasangannya di dalam air. Keramba apung plastik bisa
mengurangi penggunaan bahan baku lainnya, seperti kayu, bambu, atau drum.
Keberlangsungan industri budidaya dan daya saing perikanan pada akhirnya bisa
ditingkatkan.
Sumber: Kompas, IndonesiaProud
/4
Best
Pastikan anda Like UKM Kecil di Facebook untuk mendapat update inspirasi terbaru.
Silahkan Login untuk merating artikel.
Budidaya
Ikan
Keramba
Aliran
Sungai
Budidaya ikan keramba aliran sungai masih banyak di lakukan di sungai sungai besar dan
sedang. Sebut saja sungai ciaruten, sungai cibunut Bandung hingga sungai ciliwung (hulu)
masih banyak yang memakainya sebagai sarana budaya ikan air tawar. Budidaya ikan
keramba aliran sungai adalah budidaya ikan dalam sebuah keramba yang terbuat dari bambu
dan
jaring
yang
di
pasang
di
pinggiran
aliran
sungai.
Tidak seperti budidaya ikan dengan keramba apung yang memerlukan aliran sungai yang
tenang atau danau. Budidaya ikan keramba aliran sungai justru memanfaatkan derasnya aliran
sungai sebagai media budidaya, derasnya aliran sungai ini akan menguntungkan sebab
pasokan oksigen dalam jumlah yang memadai didapat dari pergantian air yang terjadi setiap
saat.
Beberapa jenis ikan air tawar yang ditengarai dapat tumbuh optimal apabila dipelihara
dengan Budidaya Ikan Keramba Aliran Sungai adalah ikan mas, ikan bandeng, ikan lele, ikan
nila dan ikan mujaer. Jenis ikan air tawar diatas bisa bertahan hidup ditengah derasnya aliran
sungai,
dan
juga
bisa
tumbuh
dengan
baik
dan
sehat.
Ada beberapa keuntungan dari Budidaya ikan keramba aliran sungai di bandingkan dengan
budidaya ikan dalam kolam atau keramba apung. Yaitu sebagai berikut.
Ikan bisa lebih kuat dari serangan hama, sehingga berbagai macam
kerugian yang disebabkan oleh hal ini bisa lebih diminimalisir.
Pasokan oksigen dalam jumlah yang cukup tersedia oleh pergantian air
terjadi setiap saat.
Perawatan ikan lebih mudah dan sederhana, cukup memberi makan ikan
setiap hari.
Ikan yang di hasilkan tidak berbau lumpur dan daging lebih kenyal karena
pergerakan ikan cukup.
Saat terjadi air bah, banyak keramba ikan yang hanyut terbawa derasnya
aliran sungai.
Cara
Keramba ikan aliran sungai ini bisa menghambat aliran sungai, hingga di
beberapa daerah tidak di izinkan.
Membuat
Keramba
Budidaya
Ikan
Air
Tawar
Siapkan terlebih dahulu beberapa bahan sebelum membuat keramba ikan, yaitu:
Jaring atau kawat jaring dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan
dengan ukuran benih ikan air tawar yang akan ditebar.
Tutup setiap bagian rangka dengan jaring atau kawat jaring hingga semua
bagian tertutup, gunakan paku dan kawat.
Lapisi kawat jaring dengan bambu yang sudah di potong dengan lebar
sekitar 4 cm dengan panjang sesuai tinggi keramba, gunakan paku dan
kawat.
Buatlah 2 buah pintu pada bagian tengah sisi atas dan disalah satu sudut
bagian depannya dengan ukuran masing masing 40 x 40 cm. Pintu yang
terletak disisi atas karamba akan berguna untuk mempermudah
operasional panen, sedangkan pintu yang terletak disalah satu sudut
bagian depan keramba akan berfungsi sebagai akses dalam memberikan
pakan terhadap ikan yang dipelihara.
Cara
Budidaya
Ikan
Keramba
Aliran
Sungai
Jangan sampai peletakan keramba menutupi aliran sungai atau lebih dari
setengah aliran sungai, perkecil pembuatan keramba jika sungai memang
sempit dan siasati dengan memanjangkan keramba ke belakang.
Penebaran
Benih
ikan
Benih ikan di tebar saat air sedang kecil atau tidak sedang pasang, sesuaikan terlebih dahulu
suhu air di plastik dengan suhu air sungai dengan cara memesukan plastik berisi benih ke
dalam sungai. Setelah di perkirakan suhu sesuai, segera tebar benih ikan dalam keramba.
Perawatan Budidaya Ikan menggunakan Keramba Aliran Sungai
Ikan hanya perlu kita beri makan sebanyak 2 kali sehari, yakni pada pagi
dan sore hari.
Periksa selalu kondisi keramba jangan sampai ada yang bocor, terutama
bila sesudah air pasang.
Umumnya ikan dalam keramba akan kuat terhadap serangan hama dan
penyakit, hingga tidak memerlukan perawatan khusus terhadap hama dan
penyakit.
Pemanenan
Pemanenan bisa di lakukan sesuai dengan jenis ikan masing masing yang di pelihara dalam
keramba
ikan
sungai
ini.
Setelah mengetahui Budidaya Ikan Keramba Aliran Sungai ini, semoga anda yang berdiam di
sepanjang aliran sungai bisa memanfaatkan peluang usaha ini. Walau begitu, tetap perhatikan
lingkungan sekitar dan aliran sungai dalam membuat ukuran keramba ikan disungai ini.
Sistem karamba adalah sebuah sistem budidaya ikan yang dilaksanakan didalam sebuah
wadah yang terbuat dari bambu maupun jaring.
Budidaya ikan dengan menggunakan sistem karamba dipelopori oleh para petani ikan yang
berada disekitar aliran sungai Cibunut, Bandung pada periode tahun 1940an.
Berdasarkan letaknya didalam sebuah perairan, sistem karamba dapat dibagi menjadi 3
macam, yaitu karamba dasar, karamba bawah serta karamba sejajar.
Beberapa jenis ikan air tawar yang ditengarai dapat tumbuh optimal apabila dipelihara
dengan sistem karamba adalah ikan mas, ikan bandeng, ikan lele, ikan nila serta ikan
mujaer.
BAGAIMANA MEMBUAT KARAMBA ?
Beberapa bahan yang harus dipersiapkan sebelum membuat karamba adalah :
balok kayu dengan ukuran panjang 3 m, lebar 7 cm dan tebal 7 cm, bambu yang telah berusia
tua dan berukuran besar serta jaring dengan ukuran mata jaring yang disesuaikan dengan
ukuran benih ikan yang akan ditebar.
Adapun tahap tahap pembuatan filter alga adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan kerangka karamba dengan ukuran panjang 3 meter, lebar 2 meter dan
tinggi 1 meter.
2. Jika bahan yang akan digunakan untuk menutupi tiap sisi karamba adalah berupa
bambu, maka bambu bambu tersebut harus memiliki panjang 1 meter dan lebar 4
cm.
3. Potongan bambu tersebut direkatkan kedalam kerangka karamba dengan
menggunakan paku dan kawat.
4. Untuk setiap karamba, pada bagian tengah sisi atas dan disalah satu sudut bagian
depannya dibuat 1 buah pintu yang masing masing berukuran 40 x 40 cm. Pintu
yang terletak disisi atas karamba akan berguna untuk mempermudah operasional
panen, sedangkan pintu yang terletak disalah satu sudut bagian depan karamba akan
berfungsi sebagai akses dalam memberikan pakan terhadap ikan yang dipelihara.
KELEBIHAN KARAMBA
Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh sehubungan dengan penggunaan karamba ini
adalah :
1. Ikan dapat lebih terlindung dari serangan hama, sehingga berbagai macam kerugian
yang disebabkan oleh hal ini dapat lebih diminimalisir.
2. Kondisi perkembangan dan kesehatan ikan dapat terpantau dengan lebih baik.
3. Memberikan pasokan oksigen dalam jumlah yang memadai dikarenakan pergantian
air terjadi setiap saat.
4. Sisa makanan dan kotoran ikan dapat langsung terbuang
Ikan nila merah mampu hidup pada perairan tawar,payau dan laut. selama ini produksi ikan
nila merah sebagian besar masih diproduksi dari hasil budidaya air tawar. Karena mampu
beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang salinitas yang lebar maka ikan nila merah
berpotensi untuk dibudidayakan di laut dengan sistem KJA.
Ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain:
(1) ikan nila merah respons terhadap pakan buatan (2) pertumbuhan cepat (3) dapat hidup
dalam kondisi kepadatan tinggi (4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging
yang dihasilkan lebih rendah (5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak
memadai (6) rasanya enak dan banyak digemari masyarakat.
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi daya
diantaranyafisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk rakit dan keramba,
kemudahan mendapatkan benih dan pakan, daya serap pasar serta keamanan juga mesti
diprhatikan. Teluk yang terlindung dari ombak dan badai memiliki pola penggantian massa
air yang lancar dan bebas pencemaran baik dari limbah industri maupun limbah rumah
tangga.
Beberapa kriteria peubah lingkungan untuk budi daya ikan nila merah dalam KJA yaitu
salinitas 0-33 ppt, (asal perubahan salinitas harian tidak lebih 10ppt) temperatur 25-32c, pH
6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus 10-20 cm/dt, tinggi gelombang <1m,
kecerahan >3m, dan kedalaman air 10-20 m.
DISAIN DAN KONSTRUKSI WADAH
1.Rakit
Sebagai tempat keramba dapat dibuat dari kayu, pipa besi anti karat atau bambu.
2.Pelampung
awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal
kelamin (jantan saja).
3.Pemberian Pakan
Ikan nila merah disamping bersifat herbivora juga bersifat omnivora sehingga dapat diberikan
pakan buatan (pellet). pakan buatan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein
26-28 sebanyak 3% per berat badan perhari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari
yaitu pagi, siang, dan malam.
4. Perawatan Wadah
Ganti keramba setiap bulan
Bersihkan keramba dengan menjemur terlebih dahulu untuk memudahkan pelepasan fouling
Pembersihan dapat dilakukan dengan penyikatan atau penyemprotan dengan pompa
bertekanan tinggi
Polikultur dengan ikan beronang dapat mengendalikan lumut dan alga yg menempel pada
jaring
Pemberian beberapa ekor bintang laut dalam keramba dapat mengendalikan perkembangan
populasi kekerangan
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa gejala
penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
a). Penyakit pada kulit dengan gejala pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna
dan tubuh berlendir.
Gejala penyakit ini dikendalikan dengan: (1) merendam dalam larutan PK (Kalium
Permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 g/10 liter air, pengobatan dilakukan
berulang 3 hari kemudian. (2) Merendam dalam Negovon (Kalium Permanganat) selama 3
menit dengan dosis 2-3,5%.
b.) Penyakit pada insang dengan gejala tutup insang bengkak, lembar insang pucat/keputihan,
pengendalian sama dengan di atas.
c.) Penyakit pada organ dalam dengan gejala perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak
gesit, pengendalian sama dengan di atas.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada
budidaya ikan nila merah di KJA adalah: (1) hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas, (2) pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. (3)
hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.
PANEN
Padat penebaran 500 ekor/m dan lama pemeliharaan 3 bulan, dapat dipanen ikan nila merah
dengan produksi 85 kg/m dan sintasan 84%.
Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan namun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya
luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya, yaitu dengan mengangkat dasar keramba
perlahan-lahan. Salah satu sisi keramba harus tetap berada dalam air untuk memungkinkan
ikan berkumpul.
Seleksi ukuran dapat dilakukan terhadap ikan yang sudah terkumpul di sisi keramba dan
ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan. Sistem pemanenan dapat
dilakukan secara total atau selektif tergantung dari krbutuhan.
Pemanfaatan Aliran Sungai untuk Usaha Budidaya Ikan Nila Gesit dalam
Keramba Jaring Tancap di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten
Sambas (PKMK 2010)
Kabupaten Sambas memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan
516.200 ha, meliputi: DAS Paloh (64.375 ha), DAS Sambas (258.700 ha) dan DAS
Sebangkau (193.125 ha). Berdasarkan Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sambas (2007), Disektor perikanan potensi keramba yang dapat di bangun pada
daerah aliran ini sekitar 3.872 unit atau dapat memproduksi 406,56 ton/tahun sedangkan
jumlah keramba yang ada 70 unit dengan jumlah produksi 15,80 ton/tahun atau 3,9% dari
potensi produksi lestari. Potensi DAS yang baru dimanfaatkan untuk budidaya ikan
dikeramba hanya 1,9%, sehingga diperlukan suatu usaha agar potensi lestari tersebut dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Komoditas yang dapat dibudidayakan dalam keramba jaring tancap salah satunya Ikan nila
(oreochromis niloticus). Ikan ini merupakan spesies penting dalam perikanan budi daya dan
saat ini yang telah berkembang pesat. Selain sudah memasyarakat, budidaya ikan nila relatif
mudah. Salah satu jenis yang sukses dikembangkan dalam berbagai prototipe adalah ikan nila
Genetically Supermale Indonesian Tilapia (Gesit) karena lebih cocok di kembangkan di
seluruh wilayah Indonesia. Ikan nila Gesit merupakan nila yang berasal dari perkawinan nila
jantan super YY dengan betina normal, ikan ini secara resmi diluncurkan Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP) pada 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kab Purwakarta. Ikan
nila gesit yang dikembangkan, yakni jenis jantan karena lebih menguntungkan secara
ekonomis. Pertumbuhan ikan nila jantan 1,5 kali lebih cepat daripada yang betina. Ikan nila
merupakan salah satu komoditas andalan untuk memproduksi ikan air tawar dalam bentuk
segar maupun dalam bentuk olahan, berupa fillet segar, fillet beku ataupun surimi yang
memiliki potensi yang cukup besar di pasar internasional terutama Amerika Serikat dan
Jepang.
C. Perumusan Masalah
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi yang mengalir menuju Samudera,
sungai terbentuk secara alami oleh poses alam. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air dan di beberapa negara tertantu air sungai juga
berasal dari lelehan es. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian
atau perkebunan, bahan baku air minum, sarana transportasi, daerah penangkapan ikan,
sebagai saluran pembuangan air dan sangat potensial untuk objek wisata sungai. Selain itu
sungai juga dapat dijadikan sebagai lokasi untuk usaha budidaya perikanan.
Pemahaman akan manfaat sungai untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap
oleh masyarakat sangat minim, sehingga diperlukan suatu upaya untuk menggerakkan
mereka dengan memberikan contoh bagaimana cara membudidayakan ikan dalam keramba
jaring tancap.
D. Tujuan
Kegiatan PKMK ini bertujuan untuk memanfaatkan aliran sungai yang ada di Desa
Semperiuk sebagai usaha budidaya ikan nila gesit dalam keramba jaring tancap dan sebagai
perintis usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap, sehingga dapat memotivasi
masyarakat untuk berwirausaha.
E. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah memproduksi ikan nila hidup dan segar yang
siap dipasarkan kepada konsumen.
F. Kegunaan
Kegunaan yang akan diperoleh dari kegiatan ini antara lain dapat menciptakan usaha
lapangan pekerjaan baru, menumbuh kembangkankan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa
untuk memasuki dunia kerja, sebagai pekerjaan tambahan yang dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dan dapat mengurangi jumlah pengganguran.
G. Gambaran Umum Rencana Usaha
1. Keadaan Umum Desa
Desa Semperiuk merupakan salah satu dari ratusan Desa yang ada di Kabupaten Sambas,
terletak di Kecamatan Jawai Selatan. Desa ini hanya dapat ditempuh melalui jalur darat
dengan menyeberangi sungai. Jarak dari Kota Sambas sekitar 2 jam dan 6 jam dari Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Barat jika menggunakan kendaraan bermotor dan memerlukan waktu
setengah jam untuk menyebrangi sungai. Di sebelah Selatan Desa Semperiuk berbatasan
langsung dengan Sungai Sambas, sebelah Utara berbatasan Desa Suah Api, sebelah Timur
berbatasan Desa Sabaran dan di bagian Barat berbatasan dengan Desa Sarilaba. Beberapa
anak sungai yang ada di Semperiuk bermuara di DAS Sambas.
Sungai dimanfaatkan warga setempat untuk lahan penangkapan ikan, keperluan pengairan
sawah dan perkebunan serta sarana transportasi air. Sedangkan untuk usaha budidaya sungai
ini belum sama sekali dimanfaatkan oleh masyarakat. Setiap musim kemarau anak sungai
yang ada tidak pernah mengalami kekeringan, karena sumber air dipengaruhi oleh pasang
surut air laut yang dibawa oleh induk sungai. Sebaliknya dimusim hujan, sungai ini tidak
pernah meluap karena pergerakan air yang cukup lancar. Salinitas di Sungai ini tergantung
pada musim, disaat curah hujan tinggi air cenderung tawar sedangkan di musim kemarau air
akan payau.
2. Potensi Yang di Miliki
Tersedianya air sepanjang tahun dan belum dimanfaatkannya sungai secara maksimal oleh
masyarakat setempat, sehingga diperlukan suatu usaha agar sungai dapat memberikan
kontribusi lebih. Pemeliharaan ikan atau dikenal dengan budidaya merupakan suatu usaha
yang menjanjikan untuk mengoptimalkan fungsi dari sungai yang ada. Budidaya ikan di
sungai dapat dilakukan dengan keramba jaring tancap. Budidaya dengan keramba jaring
tancap desainnya sangat sederhana, pengoperasiannya mudah dan dana yang diperlukan
untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar. Sehingga setiap warga yang bermukim
ditepian sungai dapat melakukan usaha ini tanpa mengganggu pekerjaan utamanya.
Ikan air tawar yang paling cocok dibudidayakan di sungai Semperiuk yang sumber airnya
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut adalah jenis nila. Ikan nila merupakan ikan yang
mampu bertahan hidup pada berbagai kondisi lingkungan terutama perubahan salinitas.
Selain tahan terhadap kadar garam yang tinggi, pertumbuhan ikan nila juga tergolong cepat
karena respon terhadap pakan buatan dalam waktu 3-4 bulan sudah mencapai ukuran
konsumsi.
= Rp.1.500.000,-
- Peralatan
= Rp. 600.000,- +
= Rp.2.100.000,-
b. Biaya operasional
- Penyusutan Keramba 15% x Rp. 1.500.000,-
= Rp.
225.000,-
= Rp.
60.000,-
600.000,-
= Rp.
500.000,-
BEP Produksi
Rp. 4.385.000,- :
Rp. 7.615.000,-
= 0,57
Artinya, modal yang dikeluarkan pada usaha budidaya ikan nila ini dapat
dalam waktu 0,57 kali periode.
dikembalikan
H. Metode Pelaksanaan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Usaha ini akan dilakukan di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan Februari 2010.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam usaha ini antara lain, benih ikan nila gift ukuran 5 cm, pakan
ikan, obat-obatan. Sedangkan alat yang diperlukan adalah waring (jaring), kayu cerocok, batu
pemberat, ember, serokan, timbangan, kantong plastik, tali dan paku
3. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan agar usaha yang
dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan dapat berkesinambungan. Tidak semua
sungai dapat dijadikan tempat usaha budidaya dalam keramba jaring tancap. Aspek teknis
seperti kondisi perairan (sungai) dan kualitas air sangat berperan penting bagi pertumbuhan
ikan yang akan dipelihara. Selain aspek teknis, aspek sosial ekonomi juga harus diperhatikan
meliputi prasarana jalan, keamanan, mudah mendapatkan tenaga kerja, dekat dengan daerah
pengembangan budidaya ikan dan pemasaran.
4. Pembuatan Keramba Jaring Tancap
Setelah bahan dan alat guna membuat keramba jaring tancap telah tersedia maka langkah
yang dilakukan adalah :
a.Buat kerangka menurut ukuran yang dikehendaki, dalam hal ini panjang 3 meter, sedang
lebar 2 meter. Kemudian kayu gelam (cerocok) ditancapkan kedalam lumpur untuk membuat
kerangka keramba. Empat tiang memanjang yang masing-masing merupakan tulang tempat
mengikat tiang-tiang melintang.
b.Kayu cerocok diikat dengan tali tambang/rotan atau dipaku antara tiang yang telah
ditancapkan dengan tiang-tiang melintang kerangka yang bentuknya menyerupai balok.
c Setelah kerangka tiang terbentuk persegi panjang dengan ukuran 23 m, maka waring
dipasang pada kerangka yang diikat dengan tali tambang. Jaring yang digunakan ada 2
macam, yaitu jaring dalam sebagai wadah budidaya dan jaring luar dengan ukuran mata
jaringnya agak besar yang berfungsi untuk pelindung jaringwadah budidaya atau pencegah
serangan hama.
d Kemudian masukan waring kedalam air hingga hampir menyetuh lumpur, titik atas waring
jangan sampai tenggelam pada saat pasang air tertinggi atau banjir. Dan ketika surut terendah
tinggi air dalam waring tidak kurang dari 50 cm.
5. Teknik Budidaya
Budidaya ikan di keramba jaring tancap yang harus pertama kali diperhatikan adalah debit air
dan arus air pada sungai tersebut, pemilihan tempat untuk keramba jaring tancap harus
memilih tempat yang susah untuk mengalami kekeringan air. Peletakan jaring tancap
didaerah yang berarus kecil dan dalam dengan kedalaman ideal untuk keramba jaring tancap
adalah 60-70 cm. Apabila keramba jaring tancap sudah dibuat maka dilakukan teknik
budidaya yang meliputi :
a.Penebaran benih ikan nila gift kedalam wadah budidaya. Penebaran benih ikan sebaiknya
pada pagi atau sore hari saat kondisi perairan tidak terlalu panas agar ikan tidak stres.
Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan
sekitar. Caranya ialah ikan dalam kantong plastik (wadah pengangkutan) dibiarkan terapung
dalam perairan sekitar 2-4 menit, kemudian secara bertahap air perairan sedikit demi sedikit
dimasukkan kedalam wadah pengangkutan. Bila kondisi air dalam wadah pengangkutan
dengan air perairan sudah sesuai (sama), maka ikan-ikan yang ada dalam wadah
pengangkutan biasanya akan keluar dengan sendirinya.
b.Pemberian pakan. Masa pemeliharaan ikan selama 3 bulan, pakan yang diberikan berupa
pakan buatan berupa pellet yang banyak tersedia di pasaran. Selain pakan berupa pellet,
pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman air dan daun-daunan. Bulan
pertama pemeliharaan, setiap hari pakan diberikan sebanyak 4% dari berat total ikan yang
dipelihara. Bulan kedua jumlah pellet dikurangi menjadi 3,5% dan bulan ketiga pemeliharaan
maka setiap harinya pakan yang diberikan adalah 3% dari berat total ikan. Agar jumlah pakan
yang diberikan dapat ditentukan maka setiap 7-10 hari sekali dilakukan sampling untuk
menentukan berat ikan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit sesuai dengan nafsu makan ikan.
c.Pengendalian hama dan penyakit ikan. Selama pemeliharaan, kesehatan ikan selalu diamati
agar dapat melakukan penaggulangan sedini mungkin. Hama ikan dapat berupa hama
perusak, pesaing dan pemangsa yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan sehingga
menurunkan jumlah produksi. Hama tersebut dapat dibasmi secara kimia (menggunakan
obat-obatan), biologi (menekan pertumbuhannya dengan memasukkan hewan predator)
maupun menangkap hama secara langsung. Apabila ditemui tanda-tanda serangan penyakit,
maka segera dilakukan diagnostik dan pengobatan serta memisahkan atau membuang ikan
yang terserang agar tidak menginfeksi ikan yang sehat. Kebersihan keramba harus selalu
tetap terjaga dan selalu melakukan pengontrolan terhadap jaring karena dikhawatirkan ada
yang bocor.
6. Pemanenan dan Pemasaran
Pemenenan ikan dilakukan apabila masa pemeliharaan sudah mencapai 3 bulan, dilakukan
dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong keramba. Hal ini dilakukan
dengan cara salah satu sisi kantong jaring dengan sisi lainnya dirapatkan. Dengan cara ini
ikan-ikan yang akan ditangkap tergiring dan terkumpul di satu tempat sehingga mudah
dipanen. Ikan-ikan yang sudah terkumpul diambil menggunakan serokan dan dimasukkan
kedalam wadah. Ikan yang telah dipanen akan dipasarkan dalam bentuk ikan hidup dan segar
ke rumah-rumah makan, pasar ikan tradisional, para pengumpul ikan dan langsung
kekonsumen.
I. Jadwal Kegiatan
No
Uraian Kegiatan
1.
2.
3.
Pembuatan proposal
Persiapan peralatan dan bahan
Pelaksanaan program
Bulan ke
1
2
X
X
Pembesaran
Pemenenan
4.
5.
6.
7.
Pemasaran
X
X
X
X
X
X
J. Rancangan biaya
a. Pembuatan 2 unit keramba jaring tancap
Rp.1.500.000,-
b. Peralatan Budidaya
Rp. 600.000,-
c. Benih Ikan Nila Gesit 2000 ekor @ Rp.600,- Rp.1.200.000,d. Pakan ikan 300 kg @ Rp.8000,-
Rp.2.400.000,-
Rp. 500.000,-
f. Timbangan
Rp. 550.000,-
g. Dokumentasi
Rp. 350.000,-
Rp.1.600.000,-
Rp
450.000,Rp. 400.000,-
k. Lain-lain
Rp. 400.000,-
Jumlah
Rp.9.950.000,-
Terkait
KLASIFIKASI RAJUNGANdalam "Karya Ilmiah"
Manajemen Pakan Ikandalam "MAKALAH"
ANALISIS FLUKTUASI ASIMETRI BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoeveni Blkr)
YANG BERASAL DARI UNIT PEMBENIHAN IKAN SENTRAL (UPIS) ANJUNGAN
DAN DANAU SENTARUM (KAPUAS HULU), KALIMANTAN BARATdalam "PKM"
Comments RSS feed
2 Comments:
agus
19 Agustus 2010 pukul 4:34 PM
pakan 300kg tu untuk berape lama pembesaran?????
ukuran jaring berapa???
Balas
andy
12 September 2011 pukul 10:17 AM
UD. NABILA FARM
Kami petani nila dari Sleman-Yogyakarta yang sudah berpengalaman. Kami menjual
dan bibit ikan nila berbagai ukuran. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau.
Alamat : Jl. Kaliurang Km 13,5 Sleman-Yogyakarta.
Bibit ikan nila yang kami hasilkan adalah bibit nila berkualitas, telah terbukti dengan
penanganan yang baik dan benar bibit nila hasil dari produksi kami dapat berkembang
dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data dari tempat
usaha pembibitan kami :
Jenis : Nila Merah Super, Gesit, Nirwana, GMT dan GIFT
Sistem pengairan : Air mengalir (makin deras makin baik)
Pemijahan : Alami.
Sumber air : Mata air / irigasi
Kolam : Tembok / semen
Pakan : Plankton dan pellet 781-2
Kedalaman : 70 100 cm
Kepadatan : 60 80ekor / m2
Pengangkutan : Dikemas dalam kotak styrofoam penahan panas, tahan sampai 19 jam.
Kota tujuan : Seluruh Indonesia.
Kapasitas pengiriman :
UKURAN : KAPASITAS / Ekor / BOX :
Larva : 50.000.
2-3cm : 6.000
3-5cm : 5.000.
4-6cm : 4.000.
5-7cm : 3.000
Untuk informasi harga murah berkualitas silahkan contak person Andy 085753563403
Berikut ini adalah jenis-jenis ikan nila unggul hasil penelitian yang telah mendapat sertifikasi:
1.
Ikan nila BEST merupakan ikan hasil pemuliaan menggunakan karakter keunggulan
dalam pertumbuhan. Ikan ini dihasilkan melalui proses penelitian yang dilakukan Tim
Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor dan telah dirilis oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan (Dr. Ir. Fadel Muhammad).
Ikan ini memiliki ketahan terhadap terhadap penyakit 140% lebih baik dari ikan yang
ada di masyarakat. Fekunditas 3-5 kali dari ikan masyarakat, sintasan 84,4-93,3%.
Angka itu lebih tinggi 8% dibandingkan nila lokal di karamba jaring apung. Pengujian
terhadap ketahanan lingkungan yang dilakukan pada media bersalinitas menunjukkan
bahwa ikan nila BEST dapat hidup dengan baik hingga salinitas 15 ppt.Pertumbuhan
2 kali lipat dari ikan yang ada di masyarakat. Pertumbuhan mencapai 300-500 g
dalam waktu 4 bulan.
2.
Ikan nila Srikandi adalah ikan nila yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Pemuliaan
Ikan (BPPI) Sukamandi. Ikan ini telah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan
(Sharif C. Sutardjo) pada 2012. Ikan nila Srikandi (Oreochromis aureus x niloticus),
menjadi solusi tepat untuk memanfaatkan lahan-lahan sub optimal di sepanjang
pesisir tersebut. Selain toleransi yang tinggi terhadap lingkungan bersalinitas hingga
30 ppt, nila Srikandi mampu tumbuh cepat di perairan payau dan tahan terhadap
penyakit.
3.
Ikan nila Nirwana merupakan nila hasil pengembangan dari Balai Pengembangan
Benih Ikan Wanayasa yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat. Nirwana merupakan
singkatan dari Nila Ras Wanayasa. Keunggulan nila Nirwana dibandingkan dengan
nila biasa, yaitu pertumbuhannya yang cepat karena dalam waktu enam bulan dapat
mencapai bobot 1 kilogram. Kemudian bentuk tubuh yang lebih lebar dan kepala
lebih pendek serta struktur daging lebih tebal.Ikan nila nirwana 2 telah dirilis oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2012. Ikan nila nirwana 2 memiliki
pertumbuhan 15% lebih tinggi dari generasi pertama. Pertumbuhan lebih tinggi dari
nila lokal yang ada di masyarakat.
4.
Ikan nila gesit dengan kromosom YY memiliki keunggulan, yakni 98-100 persen
turunannya berkelamin jantan. Sedangkan keunggulan secara ekonomis yaitu nila
gesit memiliki pertumbuhan yang cepat, yakni lima hingga enam bulan untuk
mencapai berat 600 gram.
5.
Ikan nila jenis ini merupakan hasil perekayasaan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis PBAT Umbulan yang terletak di Pasuruan Jawa Timur. Keunggulan nila ini
adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan dengan nila biasa dan struktur
dagingnya yang lebih kenyal.
6.
Ikan nila Larasati merupakan nila hasil perekayasaan oleh PBIAT Janti, Klaten. Ikan ini
merupakan persilangan antara nila hitam dengan nila merah. Keunggulan nila Larasati yaitu
pertumbuhannya seperti nila merah sedangkan reaksi pakannya seperti nila hitam,
pemeliharaan lebih cepat, dagingnya lebih banyak dan kelangsungan hidup tinggi
Nila Salin: Ikan Nila Tahan Air Asin Hasil Rekayasa BPPT
Sebutan nila pada ikan nila (Oreochromis niloticus) merujuk nama Sungai Nil di Afrika
sebagai tempat asalnya, sekaligus menegaskan bahwa ikan itu berjenis ikan air tawar. Namun,
para peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil merekayasanya
menjadi ikan tahan air asin.
Hasil rekayasa diberi nama ikan nila salin karena tahan salinitas tinggi, kata Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan Azis Iskandar, Selasa (29/11),
saat peluncuran ikan itu di Jakarta.
Bersamaan ikan nila salin diluncurkan juga vaksin DNA Streptococcus, pakan protein
rekombinan hormon pertumbuhan, serta pencanangan pengembangan ikan nila salin di
Karawang, Jawa Barat, dan Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Marzan menyebut ini
sebagai paket inovasi yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat.
Vaksin DNA Streptococcus untuk meningkatkan kekebalan ikan nila salin terhadap risiko
serangan bakteri Streptococcus yang mematikan. Pakan protein rekombinan hormon
pertumbuhan merupakan rekayasa pakan dengan kandungan protein yang sesuai untuk
mempercepat pertumbuhan ikan nila salin.
Ikan konsumsi
Nila masuk ke Indonesia dari Taiwan untuk dipelihara dan dikembangbiakkan di Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar di Bogor, Jawa Barat, tahun 1969. Jenis ikan produksi ini
termasuk banyak dikonsumsi di dunia dengan produsen terbesar China, Mesir, dan Indonesia.
Husni Amarullah, salah satu perekayasa BPPT yang turut meneliti ikan nila salin,
mengatakan, metodenya melalui proses seleksi persilangan (dialling crossing) dari delapan
varietas ikan nila. Seleksi pertama dengan uji tantang, kata Husni.
Uji tantang adalah mengganti air tawar dengan air asin. Dari air tawar dengan salinitas
hampir nol ditingkatkan salinitasnya sampai 10 bagian per seribu (parts per thousand/ppt), 20
ppt, dan 30 ppt.
Ikan yang berhasil melampaui uji tantang akan diseleksi. Kemudian, ikan-ikan itu
disilangkan. Proses penyilangan menghasilkan ikan nila salin yang tahan tingkat salinitas 20
ppt atau air payau. Air laut memiliki tingkat salinitas 30-35 ppt, ujar Husni.
Husni mengatakan, pengembangan ikan nila salin ke depan diperlukan yang mampu hidup di
air laut. Dengan demikian, ikan bisa dibudidayakan di laut dengan jaring apung.
Pakan protein rekombinan hormon pertumbuhan direkayasa dengan teknik pengambilan
hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitari ikan nila. Selanjutnya, digunakan teknik
rekombinasi protein dengan bakteri Escherichia coli yang mudah dikembangbiakkan.
Dari proses itu dihasilkan protein rekombinan hormon pertumbuhan yang dicampurkan pada
granula (butiran) pakan ikan. Husni mengatakan, dengan kadar protein yang sesuai dan
kandungan hormon pertumbuhan itu, diharapkan dalam jangka enam bulan bisa diproduksi
nila salin berbobot 600 gram.
Bobot 600 gram per ekor ikan salin untuk konsumsi ekspor. Untuk konsumsi domestik
sekitar 250 gram per ekor, kata Husni.
Budidaya tambak
Marzan mengatakan, ikan nila salin semula dirancang untuk menggantikan komoditas ikan
bandeng dan udang windu. Dua komoditas ini makin tidak tahan dengan kualitas lingkungan
tambak yang memburuk. Akibatnya, banyak tambak telantar karena budidaya bandeng dan
udang tidak lagi memungkinkan.
Menurut Husni, Indonesia memiliki potensi tambak seluas 1,2 juta hektar. Saat ini luas
tambak 680.000 hektar, 50 persennya (340.000 hektar) telantar.
Ketua Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantura, Jawa Barat, Endi Muchtarudin hadir
dalam peluncuran ikan nila salin. Endi bersama petani tambak lain di Karawang akan
menguji coba nila salin, terutama di tambak-tambak telantar.
Bupati Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah juga menyatakan siap
memproduksi ikan nila salin. Di Kabupaten Bantaeng akan dibangun pusat pembenihan ikan
nila salin.
Dari sisi pasar, Bantaeng siap menerima produk ikan nila salin. Saat ini warga Bantaeng
mengolah ikan laut untuk diekspor ke Jepang dan masih kekurangan pasokan bahan baku,
tutur Nurdin.
Ikan nila salin dengan penunjangnya, yakni vaksin DNA Streptococcus dan pakan protein
rekombinan hormon pertumbuhan, dipersiapkan menjadi komoditas baru tambak-tambak
yang kini telantar. Inovasi ikan nila salin menjadi harapan bagi penciptaan lapangan kerja
baru.
Sumber: perbenihan-budidaya.kkp.go.id
budidaya keramba apung atau dalam Keramba jaring Apung, budidaya perikanan di sungai
juga dapat dilakukan dengan keramba jaring tancap (KJT).
Kabupaten Sambas memiliki 3 (tiga) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total hamparan
516.200 ha, meliputi: DAS Paloh (64.375 ha), DAS Sambas (258.700 ha) dan DAS
Sebangkau (193.125 ha). Berdasarkan Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sambas (2007), Disektor perikanan potensi keramba yang dapat di bangun pada
daerah aliran ini sekitar 3.872 unit atau dapat memproduksi 406,56 ton/tahun sedangkan
jumlah keramba yang ada 70 unit dengan jumlah produksi 15,80 ton/tahun atau 3,9% dari
potensi produksi lestari. Potensi DAS yang baru dimanfaatkan untuk budidaya ikan
dikeramba hanya 1,9%, sehingga diperlukan suatu usaha agar potensi lestari tersebut dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Komoditas yang dapat dibudidayakan dalam keramba jaring tancap salah satunya Ikan
nila(oreochromis niloticus). Ikan ini merupakan spesies penting dalam perikanan budi daya
dan saat ini yang telah berkembang pesat. Selain sudah memasyarakat, budidaya ikan nila
relatif mudah. Salah satu jenis yang sukses dikembangkan dalam berbagai prototipe adalah
ikan nila Genetically Supermale Indonesian Tilapia (Gesit) karena lebih cocok di
kembangkan di seluruh wilayah Indonesia. Ikan nila Gesit merupakan nila yang berasal dari
perkawinan nila jantan super YY dengan betina normal, ikan ini secara resmi diluncurkan
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) pada 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kab
Purwakarta. Ikan nila gesit yang dikembangkan, yakni jenis jantan karena lebih
menguntungkan secara ekonomis. Pertumbuhan ikan nila jantan 1,5 kali lebih cepat daripada
yang betina. Ikan nila merupakan salah satu komoditas andalan untuk memproduksi ikan air
tawar dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan, berupa fillet segar, fillet beku
ataupun surimi yang memiliki potensi yang cukup besar di pasar internasional terutama
Amerika Serikat dan Jepang.
C. Perumusan Masalah
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi yang mengalir menuju Samudera,
sungai terbentuk secara alami oleh poses alam. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari
presipitasi, seperti hujan, embun, mata air dan di beberapa negara tertantu air sungai juga
berasal dari lelehan es. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian
atau perkebunan, bahan baku air minum, sarana transportasi, daerah penangkapan ikan,
sebagai saluran pembuangan air dan sangat potensial untuk objek wisata sungai. Selain itu
sungai juga dapat dijadikan sebagai lokasi untuk usaha budidaya perikanan.
Pemahaman akan manfaat sungai untuk usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap
oleh masyarakat sangat minim, sehingga diperlukan suatu upaya untuk menggerakkan
mereka dengan memberikan contoh bagaimana cara membudidayakan ikan dalam keramba
jaring tancap.
D. Tujuan
Kegiatan PKMK ini bertujuan untuk memanfaatkan aliran sungai yang ada di Desa
Semperiuk sebagai usaha budidaya ikan nila gesit dalam keramba jaring tancap dan sebagai
perintis usaha budidaya ikan dalam keramba jaring tancap, sehingga dapat memotivasi
masyarakat untuk berwirausaha.
karena respon terhadap pakan buatan dalam waktu 3-4 bulan sudah mencapai ukuran
konsumsi.
3. Peluang Pasar dan Analisa Biaya
Ikan nila mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama kandungan protein, rasanya yang gurih
dan nikmat sehingga banyak digemari setiap lapisan masyarakat. Ikan nila yang akan
diproduksi dapat dipasarkan langsung pada konsumen, rumah-rumah makan, para pengumpul
ikan. Tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk ikan segar, ikan nila juga dapat dibuat berbagai
macam bentuk olahan, berupa fillet segar, fillet beku ataupun surimi yang memiliki potensi
yang cukup besar di pasar internasional.
Suatu usaha akan kehilangan daya tariknya bila usaha itu tidak menjanjikan keuntungan.
Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang akan didapat dari usaha yang dilakukan
maka di perlukan analisa usaha. Analisa biaya dalam kegiatan usaha budidaya ikan nila pada
keramba jaring tancap dengan ukuran 23 m, 1 unit keramba akan ditebar 1.000 benih ikan
nila dan akan dibangun 2 unit keramba. Maka berikut analisanya.
Ukuran panen ikan nila rata-rata 300 gram selama masa pemeliharaan 3 bulan, dengan tingkat
kelangsungan hidup 80%. Maka jumlah produksi 2 x 1.250 ekor x 300 gram x 80% =
600.000 gram. Harga ikan nila di pasaran perkilogramnya Rp.20.000,-, maka pendapatan
kotor diperoleh 600 kg x Rp.20.000,- = Rp.12.000.000,a. Biaya Investasi
- 2 Unit Keramba jaring tancap @ Rp. 750.000,-
= Rp.1.500.000,-
- Peralatan
= Rp. 600.000,- +
= Rp.2.100.000,-
b. Biaya operasional
- Penyusutan Keramba 15% x Rp. 1.500.000,-
= Rp.
225.000,-
= Rp.
60.000,-
600.000,-
= Rp.
500.000,-
Rp. 4.385.000,- :
Rp. 7.615.000,-
= 0,57
Artinya, modal yang dikeluarkan pada usaha budidaya ikan nila ini dapat
dalam waktu 0,57 kali periode.
dikembalikan
H. Metode Pelaksanaan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Usaha ini akan dilakukan di Desa Semperiuk Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas,
Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai bulan Februari 2010.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam usaha ini antara lain, benih ikan nila gift ukuran 5 cm, pakan
ikan, obat-obatan. Sedangkan alat yang diperlukan adalah waring (jaring), kayu cerocok, batu
pemberat, ember, serokan, timbangan, kantong plastik, tali dan paku
3. Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan agar usaha yang
dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan dapat berkesinambungan. Tidak semua
sungai dapat dijadikan tempat usaha budidaya dalam keramba jaring tancap. Aspek teknis
seperti kondisi perairan (sungai) dan kualitas air sangat berperan penting bagi pertumbuhan
ikan yang akan dipelihara. Selain aspek teknis, aspek sosial ekonomi juga harus diperhatikan
meliputi prasarana jalan, keamanan, mudah mendapatkan tenaga kerja, dekat dengan daerah
pengembangan budidaya ikan dan pemasaran.
4. Pembuatan Keramba Jaring Tancap
Setelah bahan dan alat guna membuat keramba jaring tancap telah tersedia maka langkah
yang dilakukan adalah :
a.Buat kerangka menurut ukuran yang dikehendaki, dalam hal ini panjang 3 meter, sedang
lebar 2 meter. Kemudian kayu gelam (cerocok) ditancapkan kedalam lumpur untuk membuat
kerangka keramba. Empat tiang memanjang yang masing-masing merupakan tulang tempat
mengikat tiang-tiang melintang.
b.Kayu cerocok diikat dengan tali tambang/rotan atau dipaku antara tiang yang telah
ditancapkan dengan tiang-tiang melintang kerangka yang bentuknya menyerupai balok.
c Setelah kerangka tiang terbentuk persegi panjang dengan ukuran 23 m, maka waring
dipasang pada kerangka yang diikat dengan tali tambang. Jaring yang digunakan ada 2
macam, yaitu jaring dalam sebagai wadah budidaya dan jaring luar dengan ukuran mata
jaringnya agak besar yang berfungsi untuk pelindung jaringwadah budidaya atau pencegah
serangan hama.
d Kemudian masukan waring kedalam air hingga hampir menyetuh lumpur, titik atas waring
jangan sampai tenggelam pada saat pasang air tertinggi atau banjir. Dan ketika surut terendah
tinggi air dalam waring tidak kurang dari 50 cm.
5. Teknik Budidaya
Budidaya ikan di keramba jaring tancap yang harus pertama kali diperhatikan adalah debit air
dan arus air pada sungai tersebut, pemilihan tempat untuk keramba jaring tancap harus
memilih tempat yang susah untuk mengalami kekeringan air. Peletakan jaring tancap
didaerah yang berarus kecil dan dalam dengan kedalaman ideal untuk keramba jaring tancap
adalah 60-70 cm. Apabila keramba jaring tancap sudah dibuat maka dilakukan teknik
budidaya yang meliputi :
a.Penebaran benih ikan nila gift kedalam wadah budidaya. Penebaran benih ikan sebaiknya
pada pagi atau sore hari saat kondisi perairan tidak terlalu panas agar ikan tidak stres.
Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan
sekitar. Caranya ialah ikan dalam kantong plastik (wadah pengangkutan) dibiarkan terapung
dalam perairan sekitar 2-4 menit, kemudian secara bertahap air perairan sedikit demi sedikit
dimasukkan kedalam wadah pengangkutan. Bila kondisi air dalam wadah pengangkutan
dengan air perairan sudah sesuai (sama), maka ikan-ikan yang ada dalam wadah
pengangkutan biasanya akan keluar dengan sendirinya.
b.Pemberian pakan. Masa pemeliharaan ikan selama 3 bulan, pakan yang diberikan berupa
pakan buatan berupa pellet yang banyak tersedia di pasaran. Selain pakan berupa pellet,
pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman air dan daun-daunan. Bulan
pertama pemeliharaan, setiap hari pakan diberikan sebanyak 4% dari berat total ikan yang
dipelihara. Bulan kedua jumlah pellet dikurangi menjadi 3,5% dan bulan ketiga pemeliharaan
maka setiap harinya pakan yang diberikan adalah 3% dari berat total ikan. Agar jumlah pakan
yang diberikan dapat ditentukan maka setiap 7-10 hari sekali dilakukan sampling untuk
menentukan berat ikan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit sesuai dengan nafsu makan ikan.
c.Pengendalian hama dan penyakit ikan. Selama pemeliharaan, kesehatan ikan selalu diamati
agar dapat melakukan penaggulangan sedini mungkin. Hama ikan dapat berupa hama
perusak, pesaing dan pemangsa yang dapat mengganggu pertumbuhan ikan sehingga
menurunkan jumlah produksi. Hama tersebut dapat dibasmi secara kimia (menggunakan
obat-obatan), biologi (menekan pertumbuhannya dengan memasukkan hewan predator)
maupun menangkap hama secara langsung. Apabila ditemui tanda-tanda serangan penyakit,
maka segera dilakukan diagnostik dan pengobatan serta memisahkan atau membuang ikan
yang terserang agar tidak menginfeksi ikan yang sehat. Kebersihan keramba harus selalu
tetap terjaga dan selalu melakukan pengontrolan terhadap jaring karena dikhawatirkan ada
yang bocor.
6. Pemanenan dan Pemasaran
Pemenenan ikan dilakukan apabila masa pemeliharaan sudah mencapai 3 bulan, dilakukan
dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong keramba. Hal ini dilakukan
dengan cara salah satu sisi kantong jaring dengan sisi lainnya dirapatkan. Dengan cara ini
ikan-ikan yang akan ditangkap tergiring dan terkumpul di satu tempat sehingga mudah
dipanen. Ikan-ikan yang sudah terkumpul diambil menggunakan serokan dan dimasukkan
kedalam wadah. Ikan yang telah dipanen akan dipasarkan dalam bentuk ikan hidup dan segar
ke rumah-rumah makan, pasar ikan tradisional, para pengumpul ikan dan langsung
kekonsumen.
I. Jadwal Kegiatan
No
Uraian Kegiatan
1.
2.
3.
Pembuatan proposal
Persiapan peralatan dan bahan
Pelaksanaan program
Bulan ke
1
2
X
X
Pembesaran
Pemenenan
X
X
4.
5.
6.
7.
Pemasaran
X
X
X
X
X
X
J. Rancangan biaya
a. Pembuatan 2 unit keramba jaring tancap
Rp.1.500.000,-
b. Peralatan Budidaya
Rp. 600.000,-
c. Benih Ikan Nila Gesit 2000 ekor @ Rp.600,- Rp.1.200.000,d. Pakan ikan 300 kg @ Rp.8000,-
Rp.2.400.000,-
Rp. 500.000,-
f. Timbangan
Rp. 550.000,-
g. Dokumentasi
Rp. 350.000,-
Rp.1.600.000,-
Rp
450.000,Rp. 400.000,-
k. Lain-lain
Rp. 400.000,-
Jumlah
Rp.9.950.000,-
BUDI DAYA IKAN NILA MERAH DALAM KERAMBA JARING APUNG DI LAUT
14/03/2012 - Kategori : Jurnal Kelautan dan Perikanan
BUDI DAYA
IKAN NILA MERAH DALAM
KERAMBA JARING APUNG
DI LAUT
Ikan nila merah mampu hidup pada perairan tawar,payau dan laut. selama ini produksi ikan
nila merah sebagian besar masih diproduksi dari hasil budidaya air tawar. Karena mampu
beradaptasi pada kondisi perairan dengan rentang salinitas yang lebar maka ikan nila merah
berpotensi untuk dibudidayakan di laut dengan sistem KJA.
Ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain:
(1) ikan nila merah respons terhadap pakan buatan (2) pertumbuhan cepat (3) dapat hidup
dalam kondisi kepadatan tinggi (4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging
yang dihasilkan lebih rendah (5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak
memadai (6) rasanya enak dan banyak digemari masyarakat.
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi budi daya
diantaranyafisika, kimia dan biologi perairan. Ketersediaan bahan untuk rakit dan keramba,
kemudahan mendapatkan benih dan pakan, daya serap pasar serta keamanan juga mesti
diprhatikan. Teluk yang terlindung dari ombak dan badai memiliki pola penggantian massa
air yang lancar dan bebas pencemaran baik dari limbah industri maupun limbah rumah
tangga.
Beberapa kriteria peubah lingkungan untuk budi daya ikan nila merah dalam KJA yaitu
salinitas 0-33 ppt, (asal perubahan salinitas harian tidak lebih 10ppt) temperatur 25-32c, pH
6,5-8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, kecepatan arus 10-20 cm/dt, tinggi gelombang <1m,
kecerahan >3m, dan kedalaman air 10-20 m.
b) Pengangkutan Benih
Apabila pengangkutan membutuhkan waktukurang dari 4 jam sebaiknya dilakukan dengan
sistem terbuka. sedangkan apabila lebih dari 4 jam, pengangkutan dapat dilakukan dengan
sistem tertutup menggunakan kantong plastik yang ditambahkan oksigen.
2. Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari. Sebelum penebaran harus diperhatikan
kondisi kualitas air. Bila kualitas air air pengangkutan beda dengan kualitas air lokasi
budidaya, maka perlu dilakukan adaptasi secara perlahan-lahan terutama terhadap salinitas
dan suhu. padat tebar yang optimal untuk diaplikasikan adalah 500 ekor/m dengan berat
awal benih 15-20 g/ekor dan waktu pemeliharaan 3 bulan untuk sistim budidaya tunggal
kelamin (jantan saja).
3.Pemberian Pakan
Ikan nila merah disamping bersifat herbivora juga bersifat omnivora sehingga dapat diberikan
pakan buatan (pellet). pakan buatan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein
26-28 sebanyak 3% per berat badan perhari dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari
yaitu pagi, siang, dan malam.
4. Perawatan Wadah
Ganti keramba setiap bulan
Bersihkan keramba dengan menjemur terlebih dahulu untuk memudahkan pelepasan fouling
Pembersihan dapat dilakukan dengan penyikatan atau penyemprotan dengan pompa
bertekanan tinggi
Polikultur dengan ikan beronang dapat mengendalikan lumut dan alga yg menempel pada
jaring
Pemberian beberapa ekor bintang laut dalam keramba dapat mengendalikan perkembangan
populasi kekerangan
PENYAKIT DAN PENCEGAHANNYA
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa gejala
penyakit. Gejala penyakit untuk ikan nila merah yang dibudidayakan dapat diamati dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
a). Penyakit pada kulit dengan gejala pada bagian tertentu berwarna merah, berubah warna
dan tubuh berlendir.
Gejala penyakit ini dikendalikan dengan: (1) merendam dalam larutan PK (Kalium
Permanganat) selama 30-60 menit dengan dosis 2 g/10 liter air, pengobatan dilakukan
berulang 3 hari kemudian. (2) Merendam dalam Negovon (Kalium Permanganat) selama 3
menit dengan dosis 2-3,5%.
b.) Penyakit pada insang dengan gejala tutup insang bengkak, lembar insang pucat/keputihan,
pengendalian sama dengan di atas.
c.) Penyakit pada organ dalam dengan gejala perut ikan bengkak, sisik berdiri, ikan tidak
gesit, pengendalian sama dengan di atas.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit pada
budidaya ikan nila merah di KJA adalah: (1) hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas, (2) pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya. (3)
hindari penggunaan pakan yang sudah berjamur.
PANEN
Padat penebaran 500 ekor/m dan lama pemeliharaan 3 bulan, dapat dipanen ikan nila merah
dengan produksi 85 kg/m dan sintasan 84%.
Pemanenan ikan di KJA mudah dilakukan namun harus hati-hati untuk mencegah terjadinya
luka akibat gesekan atau tusukan sirip ikan lainnya, yaitu dengan mengangkat dasar keramba
perlahan-lahan. Salah satu sisi keramba harus tetap berada dalam air untuk memungkinkan
ikan berkumpul.
Seleksi ukuran dapat dilakukan terhadap ikan yang sudah terkumpul di sisi keramba dan
ditangkap dengan menggunakan seser secara perlahan-lahan. Sistem pemanenan dapat
dilakukan secara total atau selektif tergantung dari krbutuhan.
Tabel 1. Analisis usaha produksi ikan nila merah dalam KJA/musim (2 musim/tahun)
N
o
1
Uraian
Harga
Jumla
Satuan
h
(Rp)
Biaya Investasi
12.000.000 12.000.000 6
2.000.000
- Rakit (10x10 m)
6.000.000
6.000.000
1.000.000
6.000.000
6.000.000
2.000.000
- Perahu katingting
32
300.000
9.600.000
4.800.000
Nilai(Rp)
Umu
Penyusutan/Tah
r
un
(Th)
- Jaring keramba 6 m
33.600.00
0
Total I
1.Biaya perawatan5%
2.Penyusuta/tahun
9.800.000
0,05
33.600.000 1.680.000
9.800.000
9.800.000
0,15
33.600.000 5.040.000
Jumlah II A
1. Gelondonganikan nila
(sintasan pengangkutan
90%, 16 unit x 500 ekor x 6 99.000
m x 2 mt
107.520
2. Pakan pellet (kg)
24
96.000x0.8x035xRKP4)
0,05
3. Tenaga kerja 2 orang
(OB)
500
49.500.000
2.000
215.040.000 -
4.500
10.800.000 -
98.360.000 4.918.000
4. Biaya lain-lain 5%
Jumlah II.B
270.538.0
00
287.058.0
00
30.72
0
15.000
307.200.0
00
Total III
307.200.0
00
IV
20.142.000
2.014.200
29.942.000
36.662.000
27.927.800
14,44
1,07
37.727.800
83,12
138.425.181