Vous êtes sur la page 1sur 7

APRESIASI SENI RUPA MODERN DAN KONTEMPORER

APRESIASI SENI RUPA MODERN DAN KONTEMPORER


Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern/Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Gagasan/ide di dalam seni rupa
merupakan buah pikiran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagasan untuk
membuat suatu karya akan tercetus dapat disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani.
Keunikan gagasan berkarya seni rupa modern/kontemporer adalah selalu menggali inspirasi
dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas seni rupa modern memiliki ciriciri sebagai berikut:
1. Unik

: tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya

2. Individual

: bersifat pribadi atau perseorangan

3. Universal

: diperuntuk semua orang atau masyarakat luas

4. Ekspresif

: ungkapan perasaan atau curahan jiwa

5. Survival

: berlangsung sepanjang jaman/abadi

Keunikan Teknik Seni Rupa Modern/Kontemporer


Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu
karya.Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan dan
alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer
dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga
terjadilah keunikan teknik berkarya.
Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak, antara
lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni
patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman
Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia.
Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk
memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut.
Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam
menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap
karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata
atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan
melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang
mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan


pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang
tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan
mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah
komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
1. Deskriptif (paparan secara obyektif)
2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Jenis-jenis dan contoh atau replika karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia
(untuk keperluan pembelajaran apresiasi karya seni rupa)

Aliran-aliran Seni Rupa, Tokoh, dan Contoh Karya


Written By tembem p on Senin, 27 Agustus 2012 | 18:45

Mempelajari seni rupa pada dasarnya mempelajari peradaban manusia.


Sejarah peradaban tidak dapat dipisah-pisahkan, karena pada dasarnya
kesenian antar bangsa memberi dan menerima pengaruh. Namun untuk
mempermudah cara mempelajarinya perlu diadakan pengelompokkan.
Secara kronologis sejarah seni rupa manca negara/ dunia dapat dikelompokkan
sebagai berikut.
1.Seni Rupa Timur Purba
a.Seni Mesir.
b.Seni Mesopotamia.
c.Seni Mediterania.
2.Seni Rupa Eropa Klasik.
a.Seni Yunani
b.Seni Romawi.
3.Seni Abad Pertengahan.
a.Seni Masa Pembenyukan
b.Seni Masa Gemilang.
c.Seni MAsa Kemunduran.

4.Seni Renaissance
a.Seni Renaissance.
b.Seni Barok.
c.Seni Rococo.
5.Seni Modern.
Para ahli berpendapat bahwa seni rupa Barat modern pada dasarnya bersumber dari zaman
Yunani dan Romawi
yang disebut zaman Klasik. Kebudayaan Yunani tersebut dibawa ke Eropa Barat melalui
Roma.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada awal abad ke-19 menyebabkan
munculnya berbagai
produk. Keadaan ini akhirnya mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, tak terkecuali
di bidang seni rupa.
Perhatian manusia cenderung pada hal-hal yang bersifat material, hal ini menyebabkan
pemberontakan
seniman. Pemberontakan seniman termanifestasikan dalam bentuk-bentuk kreativitas,
sehingga di dunia
perkembangan seni rupa lahir aliran-aliran dalam seni rupa yang saling menerusakan atau
menentang aliranaliran sebelumnya.
1. Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan
feodalisme di Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya.
Revolusi ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut
kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati
masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan sematamata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai
dengan individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama dalam
babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan SUMPAH HORATII. Lukisan ini
menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan sedang mengangkat
sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri, sementara anak perempuannya
menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan
kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David
merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional,
objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
Ciri-cirinya Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE
INGRES (1780-1867)

2. Aliran Romantik
Aliran Romantik merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean
Jacques Rousseau mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya
memiliki pikiran tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.
Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan
Ciri-ciri aliran Romantis sebagai berikut :
a.Lukisan mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokhnya antara lain :
a.Eugene Delacroix
b.Theodore Gericault
c.Jean Baptiste
d.Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji
romantisme adalah Teodore Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul
RAKIT MENDUSA. Romantisme berasal dari bahasa Perancis Roman (cerita),
sehingga aliran ini selalu melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy
yang dahsyat.
3. Aliran Realisme
Realisme merupakan aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan
penghayatan untuk menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama
Courbet dari Perancis mengatakan :
TUNJUKANLAH KEPADAKU MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA,
artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak
real/nyata). Aliran Realisme selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang
bulu dan tanpa ada idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave
Courbet (1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.
Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti Lukisan
Pemecah Batu dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme

Aliran Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek yang
menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan isinya.
Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang lukisannya
mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang mendekati Realisme,
tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan
realismenya Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip
Monet adalah seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis Naturalisme
sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang berasal dari Inggris
adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Apabila ada orang mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju
pada lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak mendetail.
Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme banyak diilhami oleh
penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya. Seorang tokoh impresionisme
dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir (1841-1919).
Pelukis ini sangat gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa
busana. Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis
dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur yang jelas
dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
6. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an, para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan
bentuk-bentuk objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin,
sehingga muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang
menjadi tonggak kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti adalah
Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi. Ekspresionisme
merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan ke arah suasana
kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard
Munch.
7. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis Les Fauves, yang artinya binatang liar. Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan
yang dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya.
Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran
sebelumnya.

Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti
dari sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang
banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia berkata ; Saya
lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.
Tokoh-tokohnya Antara lain Henr y Matisse, Andre
Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk
dasar dari segala bentuk adalah silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam
di pengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah. Karya Picasso
menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif geometris digunakan
oleh Picasso.
Lukisan kubisme mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat
terkenal adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak
tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
9. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasis figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
Abstrak kubistis
Yaitu abstrak dalam bentuk geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tiga
Tokoh aliraran ini berasal dari Rusia yaitu Malivich [1913]
Abstrak Nonfiguratif
Yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis
mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama
sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
10. Aliran Futuris
Aliran Futuris muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan kesibukankesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll.
Tokoh aliran ini antara lain :
Carlo Carra
Buido Severini
Umbirto Boccioni
F.T Marineti
11. Aliran dadaisme
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini
mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini

sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh perang dunia
pertama yg tak kunjung berhenti.
Perang yg tak kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di
muka bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh
Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
12. Aliran Surealisme.
Aliran surealis banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai
ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak logis dan
penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi.
Tokoh surealis yaitu
Salvador Dali
Maxt Ernest
Jona Mirod

Vous aimerez peut-être aussi

  • Poster Adelya Dwi Asyifah
    Poster Adelya Dwi Asyifah
    Document1 page
    Poster Adelya Dwi Asyifah
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • MEDIA PENDIDIKAN
    MEDIA PENDIDIKAN
    Document23 pages
    MEDIA PENDIDIKAN
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bells Palsy Neuro
    Bells Palsy Neuro
    Document16 pages
    Bells Palsy Neuro
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Genitalia Dan Eks. Bawah
    Genitalia Dan Eks. Bawah
    Document2 pages
    Genitalia Dan Eks. Bawah
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Tetanus
    Tetanus
    Document1 page
    Tetanus
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Sepsis dan gagal ginjal
    Sepsis dan gagal ginjal
    Document29 pages
    Sepsis dan gagal ginjal
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI
    Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI
    Document21 pages
    Pemeriksaan Saraf Kranial III, IV, dan VI
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Batu Saluran Kemih
    Batu Saluran Kemih
    Document2 pages
    Batu Saluran Kemih
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Document12 pages
    Bab 1-5
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • 4, D, Diagnosa Banding Disentri
    4, D, Diagnosa Banding Disentri
    Document3 pages
    4, D, Diagnosa Banding Disentri
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Topik Bahasan
    Topik Bahasan
    Document2 pages
    Topik Bahasan
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Tetanus
    Tetanus
    Document1 page
    Tetanus
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Topik 10-11 PDF
    Topik 10-11 PDF
    Document54 pages
    Topik 10-11 PDF
    AbdulAziz
    Pas encore d'évaluation
  • Topik 10-11 PDF
    Topik 10-11 PDF
    Document54 pages
    Topik 10-11 PDF
    AbdulAziz
    Pas encore d'évaluation
  • Batu Saluran Kemih
    Batu Saluran Kemih
    Document2 pages
    Batu Saluran Kemih
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Clinical Science Session (CSS)
    Clinical Science Session (CSS)
    Document28 pages
    Clinical Science Session (CSS)
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Document52 pages
    Bab 1-5
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Crs Adelya Dwi Asyifah
    Crs Adelya Dwi Asyifah
    Document24 pages
    Crs Adelya Dwi Asyifah
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Document12 pages
    Bab 1-5
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab V Revisi
    Bab V Revisi
    Document2 pages
    Bab V Revisi
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I Revisi
    Bab I Revisi
    Document4 pages
    Bab I Revisi
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 1-5
    Bab 1-5
    Document52 pages
    Bab 1-5
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii Revisi
    Bab Ii Revisi
    Document31 pages
    Bab Ii Revisi
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iv Dan Bab V
    Bab Iv Dan Bab V
    Document11 pages
    Bab Iv Dan Bab V
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document7 pages
    Bab I
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document5 pages
    Daftar Pustaka
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document7 pages
    Bab I
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bagan
    Bagan
    Document3 pages
    Bagan
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • ANALISIS STRES DAN VERTIGO
    ANALISIS STRES DAN VERTIGO
    Document7 pages
    ANALISIS STRES DAN VERTIGO
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document51 pages
    Bab Ii
    Adelya Dwi Asyifa
    Pas encore d'évaluation