Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
awal
pembuatan
sabun,
rantai
medium
trigliserida,
polyester,
Pada kasus minyak kelapa, fraksi asam lemak adalah C8 sampai C18 dengan
sedikit kandungan C6. Fat splitting secara utama adalah sebuah reaksi homogen
yang berjalan didalam stage. Asam lemak radikal diganti dari satu trigliserida
pada suatu waktu dari tiga ke dua dan mono. Sebuah splitting tidak lengkap
mengandung monogliserida dan digliserida begitu juga trigliserida. Selama tahap
awal, proses reaksi lambat, dibatasi oleh kelarutan yang rendah dari air didalam
asam lemak. Tahap akhir digolongkan oleh sebuah laju reaksi yang akan berhenti,
seperti pembebasan asam lemak, dan produk samping gliserin sampai pada
kondisi titik kesetimbangan.
Fat splitting merupakan reaksi bolak-balik. Pada titik kesetimbangan, laju
hidrolisis dan re-esterifikasi adalah sama. Produk samping gliserin harus diambil
secara kontinyu sehingga reaksi dapat selesai.
Naiknya temperatur dan tekanan pada saat reaksi karena naikknya kelarutan air
didalam fase minyak dan juga tingginya energi aktivasi. Temperatur, secara
khusus mempunyai ekfek yang signifikan. Sebuah kenaikan temperature dari 150
menjadi 220 oC dapat menaikkan kelarutan air 2 sampai 3 kali.
Kehadiran sejumlah kecil asam mineral, seperti asam sulfur atau beberapa jenis
metal okisda seperti seng atau magnesium oksida mempercepat reakasi splitting.
Metal okisda adalah katalis sejati dan juga membantu membentuk emulsi.
B. Proses Fat Splitting
Ada paling sedikit 4 metode yang diketahui dalam fat splitting. Yaitu Proses
Twichell, Proses Batch Autoclave, Proses kontinyu dan Proses enzimatis.
1. Proses Twichell
Proses twichell adalah salah satu dari proses yang paling awal untuk fat
splitting. Juga tetap digunakan sampai sekarang karena mempunyai harga
yang relatif kecil untuk instalasi dan operasi. Tapi tidak dikomersialkan secara
besar karena dapat mengkonsumsi energi tinggi dan kualitas produk yang
buruk. Proses menggunakan reagen twichell dan asam sulfur untuk katalis dan
hidrolisis. Reagen adalah campuran sulfonasi dari oleic dan asam lemak
lainnya serta napthalen.
Operasi dilanjutkan di sebuah wooden, lead lined, acid-resistant vat, dimana
lemak dan air berjumlah kira kira setengah dari lemak, 1-2% asam sulfur,
0,75-1,25% reagent twichell dipanaskan pada tekanan atmospher selama 3648 jam, menggukana steam. Proses ini biasanya diulang 2 sampai 4 kali.
Menarik keluar campuran gliserin-air pada setiap step. Pada step akhir, air
ditambahkan dan campuran dipanaskan untuk menghilangkan sisa asam.
Kekurangan menggunakan proses twichell:
Waktu reaksi yang panjang,
Konsumsi steam yang tinggi dan
Mengalamai perubahan warna dari asam lemak.
settling tank dimana dua lapisan terbentuk. Asam lemak berada pada lapisan
atas dan gliserin (sweetwater) berada pada bagian bawah. Lapisan asam lemak
ditarik, dan dilewati pada asam mineral untuk merubah menjadi bentuk sabun.
Dan tahap akhir, dicuci untuk menghilangkan asam mineral yang tersisa.
3. Proses Kontinyu
Proses kontinyu beraliran countercurrent, prosesnya bertekanan tinggi. Lebih
popular diketahui sebagai proses colgate-emery, paling efisien untuk metode
sekarang pada proses hidrolisisnya. Tekanan dan temperatur tinggi digunakan
untuk menghasilkan waktu reaksi yang pendek. Aliran countercurrent dari
lemak dan air memproduksi splitting dengan kadar tinggi tanpa membutuhkan