Gunung Merapi mulai pada tanggal 26 Oktober 2010 mengalami erupsi
berturut-turut hingga awal November 2010, berdasarkan data Pusdalops BNPB per tanggal 27 November 2010, bencana erupsi Gunung Merapi ini juga telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 277 orang meninggal di wilayah D.I. Yogyakarta dan 109 orang meninggal di wilayah Jawa Tengah. Erupsi ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian di 4 Kabupaten 2 Provinsi, yakni Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten di Provinsi Jawa Tegah dan Kabupaten Sleman di Provinsi D.I Yogyakarta, dengan nilai perhitungan kerusakan dan kerugian sebesar Rp.3,62. Dari kajian kebutuhan disusun Renaksi rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana untuk periode waktu tahun 2011 s.d 2013 dengan nilai kebutuhan sebesar Rp1,35 Trilyun. Pelaksanaan pemulihan pascabencana meliputi kegiatan: Sektor permukiman di lahan relokasi, telah terbangun rumah sejumlah 3.602 dengan relokasi dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Sektor infrastruktur, telah dilakukan perbaikan jalan sepanjang 77.63 km dan perbaikan jembatan sebanyak 18 unit. Sektor ekonomi, meliputi pemberian bantuan hewan ternak, obat ternak, bantuan pupuk dan bibit, pembangunan kandang ternak komunal, pelatihan teknis budidaya dan penyediaan peralatan, bantuan modal, pelatihan teknis dan manajemen IKM dan UKM, rehab jaringan irigasi usaha tani, rehabilitasi kawasan wisata. Sektor sosial, pada sub sektor kesehatan yang meliputi pembangunan puskesmas dan perbaikan puskesmas pembantu, rumah dokter, sarana pendukung posyandu, trauma healing, pelayanan kesehatan, senam lansia, sub sektor sosial meliputi fasilitasi sarana kelompok budaya dan revitalisasi cagar budaya, pembangunan rumah ibadah, pembangunan sekolah, penyediaan sarana pendidikan.
Lintas sektor meliputi pembangunan shelter permanen, tempat
evakuasi akhir, revitalisasi posko dan pengadaan perangkat pendukung dalam rangka PRB;