Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
04111001125
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) di banyak negara di kawasan
Asia Tenggara merupakan penyebab utama perawatan anak
di rumah sakit (Sigarlaki, 2007).
Di Indonesia demam berdarah dengue masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting.. Manifestasi klinis yang
semakin berat dan frekuensi kejadian luar biasa meningkat
(Karyanti & Hadinegoro, 2009).
Latar Belakang
Di Indonesia penderita DBD terbanyak ialah anak berumur 5-11
tahun (Sigarlaki, 2007).
Penyakit DBD dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, mobilitas penduduk,
kepadatan penduduk, adanya kontainer buatan ataupun alami di tempat
pembuangan akhir sampah (TPA), penyuluhan dan perilaku masyarakat,
antara lain : pengetahuan, sikap, kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN), fogging, abatisasi, dan pelaksanaan 3M (menguras,
menutup, dan mengubur) (Fathi et al, 2005).
Program pengendalian nyamuk DBD difokuskan pada 3M plus (Pujiyanti
& Triratnawati,2011).
Kejadi
an
DBD
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, sikap
dan perilaku orang tua mengenai DBD dengan
kejadian DBD pada anak di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode Oktober Desember
2014?
HIPOTESIS
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
usia kurang dari 15 tahun. Terbanyak usia 5-11 tahun (Ginanjar, 2007)
Nyamuk DBD umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan,
tempat terdapat banyak penampungan air bersih dalam bak mandi atau
tempayan (Ginanjar, 2007).
12
14
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencangkup apa
yang diketahui seseorang terhadap cara memelihara
kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
15
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2007).
Sikap kesehatan adalah penilaian seseorang terhadap stimulus
atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit) (Notoatmodjo, 2007).
16
17
Perilaku
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari
manusia itu sendiri, yang mempunyai bentangan yang sangat
luas mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpikir, persepsi
dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai aktifitas
organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku kesehatan menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo
(2007) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman dan
lingkungan.
18
19
20
21
Populasi Penelitian
Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah semua orang tua yang
anaknya datang berobat ke Bagian Anak Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua orang tua
yang anaknya dirawat inap di Bagian Anak RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode Oktober-Desember 2014.
Sampel Penelitian
Dengan
menggunakan
22
1. Kriteria inklusi
Semua orang tua pasien rawat inap di Bagian Anak RSUP Dr.
Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
Kejadian DBD pada anak
2. Variabel Bebas
Pengetahuan orang tua
Sikap orang tua
Perilaku orang tua
24
Definisi Operasional
Kejadian DBD pada Anak
Definisi : Memiliki anak berusia 14 tahun yang sedang atau pernah
didiagnosis menderita DBD. Diperoleh melalui recall data dari responden
yang diisikan dalam kuesioner.
Alat ukur : Kuisioner.
Cara ukur : Berdasarkan data yang diberikan responden.
Hasil ukur : - Manderita DBD
- Tidak menderita DBD
Skala
25
: Nominal
Definisi Operasional
Pengetahuan Orang Tua
Definisi : Hal yang diketahui orang tua mengenai penyakit DBD meliputi penyebab dan
gejalanya, serta hal yang diketahui orang tua mengenai upaya pencegahan penyakit DBD.
Alat ukur : Kuisioner
Cara Ukur : Pengetahuan responden diukur melalui 23 pertanyaan tentang DBD meliputi 7
pertanyan untuk gejala DBD, 7 pertanyaan penyebab DBD, dan 9 pertanyaan untuk
pencegahan penyakit DBD. Jika jawaban benar maka diberi skor 1. Jika jawaban salah
maka diberi skor 0. Sehingga skor tertinggi adalah 23.
Hasil ukur : Menurut Shuaib et al (2010) pengetahuan seseorang dianggap baik jika
mampu menjawab 80% dari pertanyaan, sehingga penilaian pengetahuan dikategorikan
sebagai berikut :
1. Tinggi, jika nilai 80 % (skor 18)
2. Rendah, jika nilai < 80 % (skor < 18)
Skala : Ordinal
26
Definisi Operasional
Sikap Orang Tua
Definisi : Reaksi atau respon yang terdapat pada orang tua mengenai penyakit DBD.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Sikap responden diukur melalui 3 pertanyaan tentang penyakit DBD,
resiko terkena DBD dan pencegahan DBD dengan skala likert. Masing-masing pilihan
jawaban diberi skor 1,2,3,4 dan 5. Sehingga skor tertinggi adalah 15.
Hasil ukur : Selanjutnya, menurut Shuaib et al (2010) sikap seseorang dianggap baik
jika mampu menjawab 80% dari pertanyaan. Sehingga penilaian sikap dikategorikan
sebagai berikut :
1. Baik, jika nilai 80 % (skor 12)
2. Kurang, jika nilai < 80 % ( skor < 12)
Skala : Ordinal
27
Definisi Operasional
Perilaku Orang Tua
Definisi : Upaya yang dilakukan oleh orang tua untuk mencegah kejadian penyakit
DBD pada anak.
Alat ukur : Kuisioner
Cara ukur : Perilaku responden diukur melalui 12 pertanyaan tentang penyakit DBD
meliputi pencegahan penyakit DBD. Jika jawaban benar maka diberi skor 1. Jika
jawaban salah maka diberi skor 0. Sehingga skor tertinggi adalah 12.
Hasil ukur : Selanjutnya, menurut Shuaib et al (2010) perilaku pencegahan
seseorang dianggap baik jika mampu menjawab 80% dari pertanyaan. Sehingga
penilaian perilaku dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika nilai 80 % ( skor 10 )
2. Kurang, jika nilai < 80 % ( skor < 10 )
Skala
28
: Ordinal
Cara Analisis
Analisis univariat
Analisis bivariat
30
Kerangka Operasional
31
32
33
Daftar Pustaka
Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko
Penularan. Aspirator 2
(2), hal.110
Depkes RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi
Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta, hal. 5
Fathi, Keman, S. dan Wahyuni, C.U. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap
Penularan Demam Berdarah Di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2 (1), hal.2
Ginanjar, G. 2007. Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan tentang Demam Berdarah. B
First. Jakarta, Indonesia, hal.11-27
Heraswati, D.N. dan Kusumawati, Y. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tindakan Kepala Keluarga
Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah
Dengue Di Desa Gondang Tani Wilayah Kerja
Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen.
Jurnal yang tidak dipublikasikan, hal 4-5
IDAI. 2008. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis edisi 2. Badan Penerbit IDAI. Jakarta,
Indonesia, hal. 155-180
Karyanti, M.R. dan Hadinegoro, S.R. 2009. Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah
Dengue Di Indonesia. Sari
Pediatri 10 (6), hal. 424-425
Nelson WE., Kligman R. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 5 Vol.2. Alih bahasa. Samik
Wahab. EGC. Jakarta,
Indonesia, hal. 1135
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta,
Indonesia, hal.133-151
35
Terima
Kasih
37