Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan atau
kejadian yang pasti akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan
terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapupun, namun manusia dapat berupaya
untuk menghambat kejadiannya. Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia
meningkat dinegara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi
dinegara maju.
Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia
(lansia). Jumlah lansia di Indonesia berjumlah 19,3 juta (8,37 persen dari total
keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia 2010).
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan
hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan
Hidup) indonesia pada tahun 2007 UHH 70,5 tahun, dan pada tahun 2008 menjadi
70,7 tahun, target untuk UHH pada tahun 2014 adalah 72 tahun (Kementerian
Kooridinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2010).
Masalah kesehatan lansia sangat bervariasi, selain erat kaitannya dengan
degenaratif (menua) juga secara progresif. Menurut Darmojo (2006) Menua adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan
struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi,
aterosklorosis, diabetes meletus dan kanker) yang akan menyebabkan manusia
menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatic seperti stroke,
infark miokard, koma asidotik, metasis kanker dan sebagainya).
Menurut Bustan (2006), Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelomok
lansia adalah: gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke),
gangguan metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok
dan terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak
efektif lagi).
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang
dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan hipertensi
(38,8%),
anemia
(30,7%)
dan
katarak
(23%).
Penyakit-penyakit
tersebut
merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka
kejadian gangguan hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu
pertanyaan yang berujung pada gaya hidup lansia itu sendiri (Darmojo 2006).
Pada
study
penelitian
usia
lanjut
tentang
gaya
hidup
lansia
dapat
kardiovaskuler
diantara
lansia.
Peningkatan
kerangka
penelitian
untuk
menjaga
kualitas
kesehatan
para
lansia
di
kelurahan
kedungkandang
1.2. Tujuan
Mengetahui keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia binaan
dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kemandirian lansia untuk mematuhi
anjuran diet yang tepat untuk pasien hipertensi, melakukan aktivitas sesuai
toleransi, dan mencegah komplikasi hipertensi.
1.3. Manfaat
1. Lansia dan keluarga dapat memanfaatkan pengetahuan yang diberikan
perawat untuk meningkatkan kepatuhan diet dan rentang aktivitas lansia untuk
kegiatan sehari-hari
2. Lansia dan keluarga mudah secara ekonomi untuk melakukan tindakan
peningkatan kualitas hidup
3. Lansia terhindar dari komplikasi hipertensi
4. Sebagai pembuktian dari teori yang ada terhadap praktek mandiri keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi pada lanjut usia (Lansia)
2.1.1. Pengertian
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan
sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi sistolik pada usia
diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun
sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu
Ilmiah Geriatri Semarang, 2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi
faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas
usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada
usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).
Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi
dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus
ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan
hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benarbenar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas
50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan
dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari
arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya
kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin
kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
iii.
Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan
Obesitas
Pada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang
berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 2030% memiliki berat badan lebih.
ii.
Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus
melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu
Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena
bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif
cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka
harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak
arteri (Rohaendi, 2008).
iii.
Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans
and Womens Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang
awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36%
merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok
perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari.
Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok
subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani,
2007).
iv.
v.
Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung
dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum
alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani,
2007).
vi.
Minum kopi
Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum
terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal
2.1.4. Penatalaksanaan
a. Pengobatan.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
b. Step 2 : alternatif yang bisa diberikan :
Menurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan
kemungkinan adanya :
i.
ii.
Interaksi obat
iii.
iv.
ii.
iii.
Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian minum
obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan
jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan mendiskusikan
informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008). Pengendalian tekanan
darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-obatan sesuai, disertai
perubahan pola hidup.
b. Non Farmakologi
i.
10
11
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per
minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
12
ii.
Aktivitas
iii.
Edukasi Psikologis
13
v.
penyakit
hipertensi
dan
pengelolaannya
sehingga
pasien
dapat
Follow Up
14
Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
15
16
2.1.5. Pathway
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.
2.1.9.
2.1.10.
2.1.11.
2.1.12.
2.1.13.
2.1.14.
2.1.15.
2.1.16.
2.1.17.
2.1.18.
2.1.19.
2.1.20.
2.1.21.
2.1.22.
2.1.23.
2.1.24.
2.1.25.
Hilangnya
ateroskelor
Menurunnya
2.1.26.
elastisitas
is
relaksasi otot
2.1.27.
jaringan ikat
polos pembuluh
2.1.28.
darah
2.1.29.
2.1.30.
Vasokontriksi pembuluh
2.1.31.
darah
2.1.32.
2.1.33. cardiac
Tahanan perifer
Penurunan
2.1.34.
meningkat
2.1.35.
Penurunan
Suplai O2 dan
2.1.36. volume
extrasel
dan
perfusi
nutrien tidak
2.1.37.
renal2.1.38.
maksimal
Iskemik
ginjal
Intoleransi
Deficit
Mual,
muntah
Kurang
informasi
Intake
inadekuat
Kurang
Kelemah
Renin
Mekanisme koping,
harapan tidak
terpenuhi, persepsi
tidak realistik
Koping individu
tidak efektif
Angiotensi
n
Angiotensi
nI
Tekanan pembuluh
darah otak meningkat
ACE
Angiotensin
II
(vasokontrik
Sekresi
aldosteron
Ion exchange di
tubulus ginjal
Reabsorbsi
Na dan
airSekresi K
dan H
Tekanan
intravascular
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Peningkatan
volume cairan
ekstrasel
Tekanan
intraocular
meningkat
Gangguan
rasa
nyaman
Gangguan
penglihata
n
Deficit
lapang
pandang
17
Resiko
Pengkajian
e. Sirkulasi
f.
Integritas Ego
g. Eliminasi
h. Makanan / Cairan
i.
Neurosensori
18
j.
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
k. Pernapasan
l.
Keamanan
m. Pembelajaran/Penyuluhan
2.2.2.
a.
b.
c.
d.
e.
afterload,vasokonstriksi,
iskemia
miokard,
hipertropi
ventricular.
2.2.3.
a.
Intervensi
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
2.2.4.
2.2.5.
Kriteria hasil :
19
2.2.6.
Intervensi :
Kolaborasi
pemberian
obat
sesuai
indikasi
analgesik,
ginjal, jantung
2.2.8.
Kriteria hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
2.2.9.
Intervensi :
20
Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c.
sesuai program
2.2.11.
Kriteria Hasil:
2.2.12.
Intervensi:
Tentukan tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas.
Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, garam
dan gula.
d.
Kriteria Hasil:
2.2.15.
Intervensi:
Tentukan tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien.
21
jelasdkan
BPdan
pengaruh
terhadap
jantung,
e.
afterload,vasokonstriksi,
iskemia
miokard,
hipertropi
ventricular.
2.2.16.
Kriteria Hasil :
Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan
2.2.18.
Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
tehnik yang tepat.
22
2.2.19.
2.2.20.
2.2.21. BAB III
2.2.22. ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.23.
3.1. Pengkajian
3.1.1. PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
3.1.2.
Nama Mahasiswa
Prastyatama
3.1.3.
Arpidho
NIM
105070200131012
3.1.4.
A. Identitas Klien
3.1.5.
Nama............................: Ny S
No. RM............................
:3.1.6.
Usia.......: 63 tahun
Tgl. Masuk
3.1.7.
Pengkajian
: 6 Mei 2015
3.1.8.
:Tgl.
Sumber
informasi:klien
3.1.9.
No. telepon.........................:-
Nama klg.
Status pernikahan..............:Menikah
3.1.11.
Agama................................:Islam
Status
: suami
23
3.1.12.
Suku...................................: Jawa
Alamat.................
: RT/RW 1/3 SS
3.1.13.
Pendidikan..........................: SR
telepon
:-
3.1.14.
Pekerjaan...........................: IRT
Pendidikan
: SLTA
3.1.15.
Lama berkerja:-
No.
Pekerjaan.................................
: Pensiunan
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama
kesemutan
2. Lama keluhan
: 1 bulan
3. Kualitas keluhan
: ringan
4. Faktor pencetus
5. Faktor pemberat
: tidak ada
kadang mengalami linu-linu. Hal tersebut terjadi ketika klien terlalu lelah dalam
beraktivitas. Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun, tidak tahu tentang
hipertensi, dan jika ada keluhan tindakan yang dilakukan hanya istirahat.
3.1.17.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu)
: tidak pernah
: tidak pernah
c. Penyakit:
Kronis
: Tidak ada
Akut
: Tidak ada
d. Terakhir masuki RS
: tidak pernah
24
4. Kebiasaan:
3.1.18.
Jenis
Frekuensi
Jumlah
Lamanya
3.1.19.
Merokoktidak
tidak
tidak
3.1.20.
Kopitidak
tidak
tidak
3.1.21.
3.1.22.
Teh
1x/hari
1 gelas (200cc)
20 tahun
5. Obat-obatan yg digunakan: mengkonsumsi obat warung saat pusing dan pegel
linu
E. Riwayat Keluarga
3.1.23.
3.1.24.
3.1.25.
3.1.26.
3.1.27.
3.1.28.
3.1.29.
3.1.30.
3.1.31.
3.1.32.
3.1.33.
3.1.34.
3.1.35.
GENOGRAM
3.1.36.
3.1.37.
3.1.38.
3.1.39.
3.1.40.
3.1.41.
25
3.1.42.
3.1.43.
3.1.44.
3.1.45.
3.1.46.
3.1.47.
3.1.48.
3.1.49.
3.1.50.
3.1.51.
3.1.52.
3.1.53.
3.1.54.
Keterangan:
3.1.55.
: laki-laki
3.1.56.
: perempuan
3.1.57.
Atau
: meninggal
3.1.58.
: klien
3.1.59.
3.1.60.
F. Riwayat Lingkungan
3.1.61.
Jenis
Rumah
Kebersihan
Bahaya kecelakaan
Polusi
Ventilasi
ruangan
Pencahayaan
cahaya cukup
3.1.62.
G. Pola Aktifitas-Latihan
3.1.63.
Makan/minum
........................................Rumah
0
26
Mandi
Berpakaian/berdandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
3.1.64.
Catatan:
-
Klien mengatakan tidak bekerja dan hanya di rumah sambil momong cucu
Rumah
Jenis diit/makanan
Frekuensi/pola
3x sehari
Porsi yg dihabiskan
Komposisi menu
Pantangan
tidak ada
Napsu makan
baik
Jenis minuman
Frekuensi/pola minum
Gelas yg dihabiskan
tidak ada
tidak ada
27
Klien dan suami tidak tahu bagaimana cara mengurangi makanan asin
yang dikonsumsi setiap hari
3.1.66.
I. Pola Eliminasi
3.1.67.
Rumah
BAB:
- Frekuensi/pola
1x/hari
- Konsistensi
padat
- Kesulitan
tidak ada
- Upaya mengatasi
tidak ada
BAK:
- Frekuensi/pola
4-5x/hari
- Konsistensi
cair
- Kesulitan
tidak ada
Upaya mengatasi
tidak ada
J. Pola Tidur-Istirahat
3.1.68.
Tidur siang:Lamanya
Rumah
1 jam
- Jam s/d
nyaman
7,5 jam
- Jam s/d
nyaman
tidak ada
- Kesulitan
tidak ada
28
- Upaya mengatasi
tidak ada
Rumah
Mandi:Frekuensi
2x/hari
- Penggunaan sabun
pakai sabun
Keramas: Frekuensi
2x/minggu
- Penggunaan shampoo
menggunakan shampoo
2x/hari
- Penggunaan odol
menggunakan odol
Ganti baju:Frekuensi
2x/hari
1x/minggu
Kesulitan
tidak ada
Upaya yg dilakukan
tidak ada
3.1.70.
L. Pola Toleransi-Koping Stres
1. Pengambilan keputusan:
( ) sendiri
29
() Normal
3.1.74.
) Tidak jelas.........................................
) Bicara berputar-
()Rentang perhatian:normal
3.1.76.
2. Tempat tinggal:
() Sendiri
3.1.77.................................................................................( ) Kos/asrama
3.1.78..........................................................................................................
( ) Bersama orang lain, yaitu:.......................................................................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: Islam dan jawa
b. Pantangan & agama yg dianut: babi, agama Islma
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000
3.1.79.
( )........................
2 juta
3.1.80.
> 2 juta
3.1.81.
P. Pola Seksualitas
30
( ) ada
( ) perhatian
( ) sentuhan ......................................................................
) lain-lain, seperti,
3.1.83.
3.1.84.
Q. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5
waktu, mengaji
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: tidak MRS
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:klien dapat terus
beribadah dan sehat selalu
3.1.85.................................................................................................................................................
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: segar bugar
Kesadaran: compos mentis
- Suhu : 37oC
- Nadi
88x/menit
Tinggi badan: 150 cm
- RR
:20x/menit
Berat Badan: 57 kg
3.1.87.
Bentuk
: simetri
3.1.88.
Massa: (-)
Warna kulit kepala : rambut
memutih
b. Mata
3.1.89.
:
Bentuk : simetri
3.1.90.
() isokor
()
Miosis
3.1.91.
3.1.92.
3.1.93.
( ) Pin point
( ) Midriasis
: () Baik ( ) Kabur
31
3.1.94.
() Tidak
3.1.95.
( ) Lensa
kontak
3.1.96.
( ) Minus .ka/ki
( ) Plus.ka/ki( ) silinder
ka/ki
3.1.97.
3.1.98.
3.1.99.
c. Hidung
Pembengkakan (-)
3.1.101. Nyeri tekan (-)
Perdarahan (-)
Sinus (-)
obat warung
3.1.105.
d. Mulut dan Tenggorokan :
3.1.106. Warna bibir agak hitam
Mukosa lembab
Lesi (-)
Massa (-)
Lesi
(-)
3.1.115. Massa (-)
Nyeri (-)
32
3.1.119.
f.
Leher
3.1.121. Benjolan/massa(-)
Tiroid(-)
limfe
(-)
3.1.123. Trakea(-)
Keluhan (-)
3.1.126. Jantung :
3.1.127.
Inspeksi : -
3.1.128.
3.1.129.
3.1.130.
3.1.131. Paru :
3.1.132.
3.1.133.
3.1.134.
Perkusi : sonor
3.1.135.
Kesimetrisan (-)
3.1.138.
5. Abdomen :
3.1.139. Inspeksi : warna sesuai dengan warna kulit, bentuk flat
3.1.140. Auskultasi : BU 20x/menit
3.1.141. Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-)
3.1.142. Perkusi : hepar dullness, perut timpany
3.1.143.
6. Punggung dan Tulang belakang
3.1.144. Nyeri/nyeri tekan(-)
3.1.145.
7. Genetalia : tidak terkaji
33
3.1.146.
8. Ekstremitas
Atas : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-),
pergerakan normal, akral hangat
Bawah : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-),
pergerakan normal, akral hangat
3.1.147.
9. Sistem Neurologi : kesadaran composmentis, orientasi jelas
10. Kulit dan kuku :
3.1.148.
Kulit :
3.1.149.
3.1.150.
Tekstur keriput
3.1.151.
Kuku :
3.1.152.
Bentuk normal
Lesi (-)
Suhu normal
Turgor normal
Lesi (-)
CRT < 2
detik
S. Hasil Pemeriksaan Penunjang
3.1.153..................................................................................................................................
T. Terapi
3.1.154.
Tidak ada
Hipertensi
W. Perencanaan Pulang
3.1.157.
3.1.158.
3.1.159.
3.1.160.
3.1.161.
34
3.1.162.
3.1.163.
3.1.164.
3.1.165.
3.1.166.
3.1.167.
3.1.168.
3.1.169.
3.1.170.
3.1.171.
PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK
3.1.172.
Nama
: Ny. T
3.1.173.
Jenis kelamin
: (1) laki-laki
3.1.174.
Umur
(2) perempuan
Alamat
: RT 7 RW 3 Kelurahan Kedungkandang
Status menikah
Malang
3.1.176.
(4) duda
3.1.177.
Agama
: (1) Islam
Suku
: (1) Jawa
(2) Madura
Tingkat pendidikan
(4) Katolik
Hindu
(5) Budha
3.1.178.
3.1.179.
(3) lain-lain,
sebutkan
3.1.180.
SMP
(4) SMU
3.1.181.
3.1.182.
(5) PT)
Riwayat pekerjaan
: IRT
3.1.183.
1. Masalah emosional
2. Tingkat kerusakan intelektual
3. Identifikasi aspek kognitif
35
3.1.184.
1. Masalah emosional
3.1.185.
Pertanyaan tahap 1
Pertanyaan tahap 2
a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan, terjadi 1 kali dalam 1 bulan?
b. Ada masalah atau banyak pikiran?
c. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain?
d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter?
e. Cenderung mengurung diri?
3.1.190.
3.1.191.
Dengan
menggunakan
SPMSQ
(Short
Portable
Mental
Status
3.1.195.
3.1.196.
PERTANYAAN
.
3.1.198.
3.1.199.
1.
BENA
SALAH
R
Tanggal berapa hari ini?
3.1.197.
3.1.200.
36
3.1.201.
3.1.202.
3.1.203.
2.
3.1.206.
3.1.207.
3.
3.1.210.
3.1.211.
4.
3.1.214.
3.1.215.
5.
3.1.218.
3.1.219.
6.
3.1.222.
3.1.223.
7.
3.1.226.
3.1.227.
8.
3.1.230.
3.1.231.
9.
3.1.234.
3.1.235.
10.
3.1.204.
3.1.208.
3.1.212.
3.1.216.
3.1.220.
3.1.224.
3.1.228.
3.1.232.
3.1.236.
3.1.238.
Jumlah
3.1.241.
Interpretasi:
3.1.242.
Salah 0-3
3.1.243.
Salah 4-5
3.1.244.
Salah 6-8
3.1.245.
Salah 9-10
3.1.251.
3.1.217.
3.1.221.
3.1.225.
3.1.229.
3.1.233.
3.1.237.
10
Status Exam)
3.1.250.
3.1.213.
3.1.240.
3.1.209.
3.1.239.
3.1.246.
3.1.247.
3.1.248.
3.1.205.
KRITERIA
37
N
O
ASPEK
NILAI
KOGNITI
MAKSIMA
NILAI
KLIEN
3.1.252.
3.1.253.
3.1.254.
3.1.255.
Orientasi
waktu
3.1.257.
3.1.258.
Orientasi
Menyebutkan dengan
benar:
Tahun 2014
Musim Kemarau
Tanggal 30 Oktober
Hari Kamis
3.1.259.
3.1.260.
Bulan Oktober
3.1.261.
Dimana sekarang Anda
berada?
tempat
3.1.262.
3.1.263.
3.1.264.
3.1.265.
2.
Registrasi
3.1.256.
Negara Indonesia
Kabupaten Malang
Kecamatan Kedungkandang
3.1.266.
Sebukan 3 nama objek (kursi,
meja, kertas)
3.1.267.
Kemudian ditanyakan kepada
klien, menjawab:
3.1.268.
1. kertas
3.1.269.
2. pulpen
3.1.270.
3. toples camilan
3.1.271.
3.1.272.
3.1.273.
3.1.274.
3.1.275.
3.
Perhatian
dan
tingkat:
kalkulasi
3.1.276.
3.1.277.
3.1.278.
3.1.279.
3.1.280.
14 ; 14-7 = 7 ; 7-7 = 0
3.1.281.
Meminta klien untuk
4.
Mengingat
38
3.1.282.
3.1.283.
1. kertas
2. pulpen
Menanyakan pada klien
3.1.284.
3.1.285.
3.1.286.
3.1.287.
3.1.288.
5.
Bahasa
tersebut:
3.1.289.
3.1.290.
3.1.291.
3.1.292.
1. vas bunga
2. nampan
Meminta klien untuk
3.1.300.
3.1.301.
3.1.302.
Tot
3.1.305.
3.1.306.
30
28
3.1.307.
3.1.308.
3.1.309.
M 3.1.310.
3.1.311.
INTERPRETATION
39
ETHOD
SCORE
3.1.312.
ingle Cutoff
3.1.313.
< 24
3.1.314.
Abnormal
3.1.315.
ange
3.1.316.
R < 21
3.1.317.
> 25
3.1.318.
3.1.319.
3.1.320.
ducation
3.1.321.
21
E 3.1.322.
< 23
3.1.323.
< 24
3.1.324.
3.1.325.
3.1.326.
3.1.327.
everity
3.1.328.
24-30
3.1.329.
18-23
3.1.330.
0-17
3.1.331.
3.1.332.
3.1.333.
No cognitive impairment
Mild cognitive impairment
Severe cognitive impairment
3.1.334.
3.1.335.
PENGKAJIAN ADL
3.1.336.
3.1.337.
3.1.338.
3.1.339.
NO.
AKTIVITAS
3.1.340.
3.1.342.
3.1.341.3.1.343.
3.1.344.
1.
3.1.345.
Makan
0= tidak mampu
5= dengan bantuan
10= mandiri
3.1.347.3.1.348.
3.1.349.
2.
3.1.350.
Mandi
0= dengan bantuan
5= madiri
3.1.351.
3.1.352.3.1.353.
3.1.354.
3.
3.1.355.
Kebersihan diri
0= dengan bantuan
5= mandiri
3.1.356.
SKOR
3.1.346.
10
40
3.1.358.
3.1.357.3.1.359.
3.1.360.
4.
3.1.361.
Berpakaian
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada setengah aktivitas
10= mandiri
3.1.364.
3.1.363.3.1.365.
3.1.366.
5.
3.1.367.
Mengontrol defekasi
0= inkontinen (termauk pemberian enema)
5= occasional
10= kontinen
3.1.370.
3.1.369.3.1.371.
3.1.372.
6.
3.1.373.
Mengontrol kemih
0= inkontinen (termasuk kateter)
5= occasional
10= kontinen
3.1.376.
3.1.375.3.1.377.
3.1.378.
7.
3.1.379.
Penggunaan toilet
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada beberapa aktivitas
10= mandiri
3.1.382.
3.1.388.>50m
3.1.392.
9.
>50m
3.1.393.
10
3.1.368.
10
3.1.374.
10
3.1.380.
10
3.1.362.
3.1.387.
15
Mobilitas
0= tidak mampu. <50m
5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan.
3.1.394.
10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik).
15
>50m
3.1.396.
3.1.395.3.1.397.
3.1.398.
10.
3.1.399.
3.1.401.3.1.402.
Total
3.1.400.
10
3.1.403.
100
3.1.404.
41
3.1.405.
3.1.406.
Interpretasi
3.1.407.
0-20
3.1.408.
3.1.409.
3.1.410.
3.1.411.
100
: ketergantungan penuh
: mandiri
3.1.412.
3.1.413.
3.1.414.
3.1.415.
3.1.416.
TES KOORDINASI
NO
3.1.417.
ETERANGAN
.
Berdiri dengan potur normal
3.1.421.
1.
Berdiri dengan potur normal, menutup
3.1.425.
mata
3.1.427.
3.1.428.
3.1.426.
3.1.429.
3.1.430.
4
3.1.431.
3.1.432.
3.1.433.
4.
3.1.434.
3
3.1.435.
3.1.436.
3.1.437.
posisi netral
3.1.439.
3.1.440.
3.1.438.
3
3.1.441.
6.
3.1.442.
3
3.1.443.
3.1.444.
3.1.445.
3.1.447.
3.1.448.
8.
3.1.422.
3.
7.
NILA
3.1.423.
3.1.424.
5.
3.1.418.
I
3.1.419.
3.1.420.
2.
3.1.446.
3
3.1.449.
3.1.450.
4
42
3.1.451.
3.1.452.
9.
3.1.453.
lantai
3.1.454.
4
3.1.455.
3.1.456.
Berjalan menyambung
3.1.457.
10.
3.1.458.
3
3.1.459.
3.1.460.
Berjalan mundur
3.1.461.
11.
3.1.462.
3
3.1.463.
3.1.464.
3.1.465.
12.
3.1.466.
3
3.1.467.
3.1.468.
3.1.469.
13.
3.1.470.
3
3.1.471.
3.1.472.
3.1.473.
14.
3.1.474.
2
3.1.475.
JUMLAH
3.1.476.
3.1.477.
46
3.1.478.
Keterangan:
3.1.479.
3.1.480.
3.1.481.
3.1.482.
3.1.483.
3.1.484.
Nilai:
3.1.485.
3.1.486.
3.1.487.
3.1.488.
14
3.1.489.
3.1.490.
3.1.491.
3.1.492.
3.1.493.
43
3.1.494.
3.1.495.
3.1.496.
3.1.497.
3.1.498.
3.1.499.
3.1.500.
3.1.501.
3.1.502.
3.1.503.
3.1.504.
3.1.505.
3.1.506.
3.2. Analisa data
3.2.4. M
asal
3.2.1.
N
3.2.2. Data
3.2.3. Etiologi
ah
kepe
rawa
3.2.5.
1.
3.2.6. DS:
-
Klien
mengatakan tidak tahu
mengenai hipertensi
fisie
mengenai hipertensi
nsi
Klien tidak
peng
etah
uan
b.d
menyebabkan
berlebihan
kura
hipertensi
menyebabkan
ngny
hipertensi
Klien
3.2.10.
-
tan
3.2.15. De
Klien tidak
sum
instan, vitcin
ber
mengandung garam
instan, vitcin
infor
mengandung garam
masi
44
Klien tidak
terka
it
hiper
penderita hipertensi
tensi
untuk penderita
bahwa penggunaan
minyak goreng yang
hipertensi
-
Klien tidak
tahu bahwa
bagi penderita
penggunaan minyak
hipertensi
goreng yang
bahwa buah-buahan
bagi penderita
hipertensi
penderita hipertensi
-
Klien tidak
tahu bahwa buah-
bagi penderita
hipertensi
hipertensi
Klien tidak
3.2.7.
3.2.8. DO:
bagi penderita
hipertensi
3.2.11.
3.2.12.
150/100
mmHg
3.2.13.
3.2.14.
3.2.16.
2.
3.2.17. DS:
Kurang
pengetahuan
Klien dan
3.2.25. Ke
keluarga mengatakan
tidak
keluarga mengatakan
menyukai masakan
efekt
menyukai masakan
asin
ifan
Klien dan
asin
3.2.20.
man
45
Klien
Klien
ajem
mengatakan bahwa
mengatakan bahwa
en
setiap memasak
setiap memasak
kese
makanan selalu
makanan selalu
hata
menggunakan garam
menggunakan garam
Diri
sendok teh
sendok teh
b.d
Klien
Klien
peril
mengatakan
mengatakan
aku
menggunakan
menggunakan
ketid
akpa
dan M serta
dan M serta
tuha
menambahkan MSG
menambahkan MSG
pada masakannya
pada masakannya
diet
Klien
Klien
mengatakan sering
mengatakan sering
Klien
mengatakan sering
menambahkan kecap
menambahkan kecap
pada makanannya
pada makanannya
Klien
mengatakan sering
Klien dan
keluarga sering
menggunakan minyak
menggunakan minyak
goreng untuk
(sekitar 1 gelas
memasak (sekitar 1
200cc)
gelas 200cc)
keluarga jarang
3.2.26.
Klien dan
keluarga sering
Klien dan
tensi
Klien
mengatakan sering
-
hiper
Klien
mengatakan sering
Klien dan
keluarga jarang
46
mengkonsumsi buah-
mengkonsumsi buah-
buahan
buahan
Klien dan
Klien dan
keluarga mengatakan
keluarga mengatakan
sering mengkonsumsi
sering mengkonsumsi
sayur
sayur
Klien dan
keluarga sering
membuat minuman
yang mengandung
banyak gula
3.2.18.
3.2.19.DO:
-
TD 150/100
mmHg
Klien dan
keluarga sering
membuat minuman
yang mengandung
banyak gula
3.2.21.
3.2.22. 150/100
mmHg
3.2.23.
3.2.24. Ketidakefe
ktifan
manajemen
kesehatan
diri
3.2.27.
47
: Ny. T
: Hipertensi
3.6.
Tgl
3.7.
Diagno
sa
Keperawatan
3.8.
3.11.
30
Oktob
er
2014
3.30. Defisien
si pengetahuan
3.31. Setelah
diberikan
intervensi
keperawatan
home visit 4x,
pengetahuan
klien tentang
diet hipertensi
meningkat.
3.12.
3.13.
3.14.
3.15.
3.16.
3.17.
3.18.
3.19.
3.20.
Tujuan
3.9.
No Reg
Tanggal Pengkajian
Kriteria Hasil
3.10.
3.32.
3.34.
hu
Ta 3.35. T
dk tahu
3.36. Pengetahuan
tentang garam dapur
3.37.
3.38.
3.39. Pengetahuan
tentang sumber natrium
(kecap, mie instan, kripik,
vitsin)
3.40.
3.41.
3.42. Pengetahuan
tentang penggunaan
minyak goreng
3.43.
3.44.
3.45. Pengetahuan
tentang penggunaan gula
3.46.
3.47.
3.48. Pengetahuan
tentang buah-buahan
3.49.
3.50.
3.51.
3.52.
3.53.
3.33.
Indikator
Pengetahuan
:: 6 Mei 2015
Intervensi
48
3.21.
tentang sayur-sayuran
3.54.
3.22.
3.23.
3.24.
3.25.
3.26.
3.27.
3.28.
3.29.
3.55.
30
oktobe
r 2014
3.56. Ketidake
fektifan
manajemen
kesehatan diri
b.d perilaku
ketidakpatuhan
diet hipertensi
3.57.
1.1.
In
3.58. Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
home visit 4x,
perilaku klien
dalam
mematuhi
terapi
diet
meningkat.
3.59.
1.2.
1.3.
1
2
5
3.63.
3.64.
1.7.Garam dapur
1.13.
Kecap
1.19.
Vitsin , MSG
1.8.1.9.1.10.1.11.1.12.
1.14.
1.15.
1.16.1.17.1.18.
1.20.
1.21.
1.22.1.23.1.24.
1.25.
Keripik
(singkong), krupuk
1.31.
Mie instan
1.26.
1.27.
1.28.1.29.1.30.
1.32.
1.33.
1.34.1.35.1.36.
3.65.
3.66.
3.67.
49
3.62.
B
3.68.
Sayuran
3.74.
Gula
3.80.
Minyak
goreng
3.86.
3.87.
Keterangan
Garam dapur
1. > 3 sdt
2. 3 sdt
3. 2 sdt
4. 1 sdt
5. < 1 sdt
Sumber natrium
1. 2 sdt
2. 1 sdt
3. 1 sdt
4. sdt
5. < sdt
kripik (singkong/krupuk)
1. 15ptg
2. 12ptg
3. 9ptg
4. 6 ptg
5. 3 ptg
Mie instant
1. 4x seminggu
2. 3x seminggu
50
3. 2x seminggu
4. 1x seminggu
5. tidak sama sekali
Vitsin, MSG
1. 2 sdt
2. 1 sdt
3. 1 sdt
4. sdt
5. < sdt
Minyak goreng
1. 6 sdm
2. 5 sdm
3. 4 sdm
4. 3 sdm
5. <3 sdm
Buah-buahan
1. Tidak sama sekali
2. 1 ptg bsr
3. 2 ptg bsr
4. 3 ptg bsr
5. >3 ptg bsr
Sayuran
1. Tidak sama sekali
2. gelas
3. 1 gelas
4. 1,5 gelas
5. >1,5 gelas
Gula
1. 4 sdm
2. 3 sdm
3. 2 sdm
51
4. 1 sdm
5. < 1 sdm
3.88.
3.89.
3.90.
52
3.91.
3.92.
gl
Implementasi
T 3.93. No.
Dx Kep
3.94.
Jam
3.95.
3.101.
09.00
3.99. R
abu, 5
Nov
2014
Tindakan Keperawatan
3.96.
EVALUASI
3.103.
S:
3.97. T
anda
tangan
3.108.
P: intervensi dilanjutkan
3.107.
3.109. H 3.114. 1,2
ari ke-2
3.115.
10.00
3.117.
S:
3.121.
53
3.110. K
amis
3.111. 6
3.112. N
ov
3.113. 2
014
3.126.
09.00
S:
3.133.
54
intervensi 2
3.134. H 3.138. 1,2
ari ke-4
3.139.
09.00
3.135. S
abtu
3.136. 8
Nov
3.137. 2
014
3.152.
09.00
3.141.
S:
3.145.
3.155.
S:
3.159.
55
3.149. 2
014
3.150.
3.165.
09.00
3.158.
P: intervensi dilanjutkan
3.167.
S:
3.171.
56
3.176.
09.00
P: intervensi dilanjutkan
3.177.
S:
3.182.
P: intervensi dilanjutkan
57
3.189.
09.00
3.184. K
amis
3.185. 1
3
3.186. N
ov
3.187. 2
014
3.196. H 3.201.
ari ke-9
3.197. J
umat
3.198. 1
4
3.202.
3.191.
S:
3.195.
3.203.
S:
3.208.
58
3.199. N
ov
Melakukan terminasi.
3.200. 2
014
A: Masalah Teratasi
3.207.
3.209.
3.210.
3.211.
3.212.
59
3.213.
BAB 4
3.214.
PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Alasan
3.215.
Berdasarkan hasil intervensi selama 3 minggu dengan dilakukan sepuluh kali
kunjungan rumah menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil. Hal ini
tampak dengan outcome masalah yang ditemukan pada saat pengkajian dapat teratasi
setelah intervensi dijalankan. Hipertensi yang dialami lansia merupakan hipertensi
primer yang dikarenakan usia lansia. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki mengenai
maslaah kesehatan pada lansia menyebabkan Ny. S tidak pernah memeriksakan
kesehatannya dan cenderung hanya meminum obat warung ketika adanya keluhan.
3.216.
Berdasarkan hasil pengkajian, Ny. S cenderung mengalami peningkatan
tekanan darah dikarenakan usia dan penurunan degeneratif. Selain itu, kondisi Ny. S
juga diperparah oleh konsumsi garam yang berlebih, masakan bersantan, dan teh.
Setelah diberikan edukasi bertahap hasilnya menunjukkan lansia binaan mengalami
penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg saat terakhir kali pengukuran menjadi
130/80 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena suami klien gigih mengingatkan untuk
mengurangi masakan yang mengandung garam, penyedap rasa, masakan bersantan,
dan teh serta diharapkan rajin kontrol memeriksakan kondisinya saat ada posyandu
lansia dan ke puskesmas.
3.217.
Dalam hal ini perawat pengelola program yang dibantu oleh kader dapat
menerapkan perannya sebagai edukator untuk memberikan KIE yang tepat kepada
klien dalam menerapkan terapi diet hipertensi, gaya hidup sehat, dan kontrol rutin
untuk memeriksakan kesehatan klien.
3.218.
4.2. Hambatan
4.2.1.
Keterbatasan lansia binaan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
rutin melalui posyandu lansia atau puskesmas karena kesibukan urusan rumah
tangga, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak serta suami
dalam proses pengontrolan dan mengingatkan klien.
60
3.219.
3.220.
3.221.
3.222.
3.223.
3.224.
BAB 5
3.225.
PENUTUP
3.226.
5.1
Kesimpulan
3.227.
Ny. S mengalami hipertensi namun beliau tidak mengetahui sebelum
mahasiswa datang. Pengetahuan tentang penyebab penyakit, perjalanan penyakit,
bahaya serta penatalaksanaan yang benar belum cukup dimiliki oleh lansia sehingga
penulis memberikan intervensi berupa edukasi bertahap mengenai hipertensi dan
pentingnya kepatuhan diet untuk klien hipertensi. Hasil intervensi yang diberikan
menunjukkan output yang baik dengan meningkatnya pengetahuan lansia tentang
penyakitnya, perubahan perilaku lansia, serta adanya penurunan tekanan darah lansia.
3.228.
5.2
Saran
3.229.
Penyakit hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan
hanya dapat dikontrol, sehingga perlunya pengawasan dari keluarga, kader posyandu
lansia, perawat, dan bidan desa sehingga lansia dapat menerapkan secara efektif
kepatuhan diet, minum obat, dan gaya hidup yang baik. Selain itu adanya posyandu
lansia diharapkan juga lansia dapat ke mengontrol tekanan darahnya secara rutin
tanpa mengeluarkan biaya dan dapat dijangkau dengan mudah.
3.230.
3.231.
3.232.
3.233.
3.234.
3.235.
61
3.236.
3.237.
3.238.
3.239.
3.240.
3.241.
3.242.
3.243.
3.244.
3.245. DAFTAR PUSTAKA
3.246.
3.247. Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
3.248. Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.
3.249. Buku Pedoman Sehat Bersama Askes, Sehat Bersama Hipertensi. 2007.
Jakarta : Depkes RI.
3.250. Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta :
Balai Pustaka FKUI
3.251. Doengoes, et.al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
3.252. Herdman, T.H (ed). 2012. Nanda Internasional : Diagnosa Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC.
3.253. Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
3.254. Price, Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta :EGC.
3.255. Stockslager, J. dan Liz Schaeffer. 2008. Buku saku : Asuhan keperawatan
geriatric. Edisi 2. Alih bahasa Nike B.S. Jakarta : EGC.
3.256. Wilkinson, Judith. 2005. Nursing Diagnoses Handbook With NIC Interventions
Dan NOC Outcomes. New Jersey: Pearson Prentica Hall.
3.257. Wolff, Hans Peter. 2009. Hipertensi cara mendeteksi dan Mencegah Tekanan
darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Buana Ilmu Populer.
3.258.
62