Vous êtes sur la page 1sur 62

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan atau
kejadian yang pasti akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang dan
terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapupun, namun manusia dapat berupaya
untuk menghambat kejadiannya. Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia
meningkat dinegara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi
dinegara maju.
Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan
yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia
(lansia). Jumlah lansia di Indonesia berjumlah 19,3 juta (8,37 persen dari total
keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia 2010).
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini disebabkan peningkatan angka harapan
hidup sebagai dampak dari peningkatan kualitas kesehatan. UHH (Usia Harapan
Hidup) indonesia pada tahun 2007 UHH 70,5 tahun, dan pada tahun 2008 menjadi
70,7 tahun, target untuk UHH pada tahun 2014 adalah 72 tahun (Kementerian
Kooridinator Bidang Kesejahteraan Rakyat 2010).
Masalah kesehatan lansia sangat bervariasi, selain erat kaitannya dengan
degenaratif (menua) juga secara progresif. Menurut Darmojo (2006) Menua adalah
suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya, Dengan begitu manusia secara progresif akan kehilangan daya tahan
terhadap infeksi dan akan menumpuk makin banyak distorsi metabolic dan
struktural yang disebut sebagai penyakit degeneratif (seperti hipertensi,
aterosklorosis, diabetes meletus dan kanker) yang akan menyebabkan manusia
menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatic seperti stroke,
infark miokard, koma asidotik, metasis kanker dan sebagainya).
Menurut Bustan (2006), Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelomok
lansia adalah: gangguan pembuluh darah (dari hipertensi sampai stroke),
gangguan metabolik (Diabetes Meletus), gangguan Persendian (arthritis, encok

dan terjatuh) dan gangguan psikososial (kurang penyesuaian diri dan merasa tidak
efektif lagi).
Dari hasil studi tentang kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang
dilaksanakan Komnas Lansia di 10 propinsi tahun 2006, diketahui bahwa penyakit
terbanyak yang diderita Lansia adalah penyakit sendi (52,3%), dan hipertensi
(38,8%),

anemia

(30,7%)

dan

katarak

(23%).

Penyakit-penyakit

tersebut

merupakan penyebab utama disabilitas pada lansia (komnas lansia 2010). Angka
kejadian gangguan hipertensi menunjukkan suatu angka yang tinggi menjadi suatu
pertanyaan yang berujung pada gaya hidup lansia itu sendiri (Darmojo 2006).
Pada

study

penelitian

usia

lanjut

tentang

gaya

hidup

lansia

dapat

mempengaruhi kesehatan terutama lansia dengan Hipertensi. Faktor gaya hidup


seperti kurang beraktivitas karena telah lanjut usia dan tidak bekerja lagi,
kebiasaan merokok terutama lansia laki-laki, kebiasaan minum kopi, pengaturan
diet yang tidak sesuai, manejemen terapi obat yang kurang efektif dan stress,
merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia
(Erda Fitriani, 2005).
Pola-pola prilaku (behavioral patterns) akan selalu berbeda dalam situasi atau
lingkungan sosial yang berbeda, dan senantiasa berubah, tidak ada yang menetap
(fixed). Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola prilaku individu, akan
memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang
lain.
Studi pravelensi menunjukkan tingginya insidensi dari faktor resiko untuk
penyakit

kardiovaskuler

diantara

lansia.

Peningkatan

kerangka

penelitian

mendukung kefektifan suatu pendekatan yang agresif untuk mengurangi faktor


resiko sebagai suatu mekanisme untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang
dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler dengan kelompok usia ini. Seperti gaya
hidup untuk kebiasaan merokok, aktifitas fisik, pola makan, dan pola istirahat pada
lansia itu sendiri (Darmojo, 2006).
Sehingga perlu diberikan pengetahuan yang lebih kepada lansia dengan
hipertensi

untuk

menjaga

kualitas

kesehatan

para

lansia

di

kelurahan

kedungkandang

1.2. Tujuan
Mengetahui keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia binaan
dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kemandirian lansia untuk mematuhi
anjuran diet yang tepat untuk pasien hipertensi, melakukan aktivitas sesuai
toleransi, dan mencegah komplikasi hipertensi.

1.3. Manfaat
1. Lansia dan keluarga dapat memanfaatkan pengetahuan yang diberikan
perawat untuk meningkatkan kepatuhan diet dan rentang aktivitas lansia untuk
kegiatan sehari-hari
2. Lansia dan keluarga mudah secara ekonomi untuk melakukan tindakan
peningkatan kualitas hidup
3. Lansia terhindar dari komplikasi hipertensi
4. Sebagai pembuktian dari teori yang ada terhadap praktek mandiri keperawatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi pada lanjut usia (Lansia)
2.1.1. Pengertian
Hipertensi dicirikan dengan peningkatan tekanan darah diastolic dan sistolik yang
intermiten atau menetap. Pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih
tinggi pada orang yang berusia diatas 50 tahun memastikan hipertensi. Insiden
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia (Stockslager , 2008).
Hipertensi lanjut usia dibedakan menjadi dua hipertensi dengan peningkatan
sistolik dan diastolik dijumpai pada usia pertengahan hipertensi sistolik pada usia
diatas 65 tahun. Tekanan diastolik meningkat usia sebelum 60 tahun dan menurun
sesudah usia 60 tahun tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia (Temu
Ilmiah Geriatri Semarang, 2008).
Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering ditemukan menjadi
faktor utama payah jantung dan penyakit koroner. Lebih dari separuh kematian diatas
usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Hipertensi pada
usia lanjut dibedakan atas:
a. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan sistolik sama atau lebih 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho,2008).

2.1.2. Klasifikasi Hipertensi


Hipertensi diklasifikasikan 2 tipe penyebab :

a. Hipertensi esensial (primer atau idiopatik). Penyebab pasti masih belum


diketahui. Riwayat keluarga obesitas diit tinggi natrium lemak jenuh dan
penuaan adalah faktor pendukung.
b. Hipertensi sekunder akibat penyakit ginjal atau penyebab yang terindentifikasi
lainya (Stockslager, 2008).
2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia
Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lanjut usia
adalah :
a. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses
menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi glomerelosklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.
b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan bertambahnya usia
semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.
c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan
meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan
hipertensi sistolik.
d. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel
yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain
yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan
proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan
dengan kenaikan tekanan darah.
Dengan perubahan fisiologis normal penuaan, faktor resiko hipertensi lain
meliputi diabetes ras riwayat keluarga jenis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas
asupan garam yang tinggi alkohol yang berlebihan (Stockslager, 2008).
Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat
atau tidak dapat dikontrol, antara lain:
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol:
i.

Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.
Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor

pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek


perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia premenopause. Pada premenopause wanita mulai
kehilangan sedikit demi sedikit hormone estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut
dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan
umur wanita secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur
45-55 tahun.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita
hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini , 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,
sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan
dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani, 2007).
ii.

Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi
dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut harus
ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut ginjal dan
hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus benarbenar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas
50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan
dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis dari
arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya
kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin
kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.

iii.

Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan

dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio


antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial
dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Anggraini dkk, 2009).
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:
i.

Obesitas
Pada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi
pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang
berat badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 2030% memiliki berat badan lebih.

ii.

Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan
perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi) dan
melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung harus
melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu
Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi karena
bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang tidak aktif
cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot jantung mereka
harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin keras dan sering
jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan yang mendesak
arteri (Rohaendi, 2008).

iii.

Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko
terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Dalam
penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari Brigmans
and Womens Hospital, Massachussetts terhadap 28.236 subyek yang
awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36%
merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok
perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang perhari.
Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan
dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok
subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang perhari (Rahyani,
2007).

iv.

Mengkonsumsi garam berlebih


Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya
hipertensi. (Hans Petter, 2008).

v.

Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung
dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum
alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani,
2007).

vi.

Minum kopi

Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi


mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut
berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
vii.

Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum
terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal

2.1.4. Penatalaksanaan
a. Pengobatan.
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
b. Step 2 : alternatif yang bisa diberikan :

Dosis obat pertama dinaikan

Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

Ditambah obat jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker,


Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

c. Step 3 : alternatif yang bisa ditempuh

Obat ke-2 diganti

Ditambah obat ke-3 jenis lain

d. Step 4 : alternatif pemberian obatnya

Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Re-evaluasi dan konsultasi

Menurut : Darmojo (2008), Pemakaian obat pada lanjut usia perlu dipikirkan
kemungkinan adanya :
i.

Gangguan absorsbsi dalam alat pencernaan

ii.

Interaksi obat

iii.

Efek samping obat.

iv.

Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui


ginjal.

Pengobatan hipertensi menurut : Kowalski (2010) tiga hal evaluasi menyeluruh


terhadap kondisi penderita adalah :
i.

Pola hidup dan indentifikasi ada tidaknya faktor resiko kardiovaskuler

ii.

Penyebab langsung hipertensi sekunder atau primer

iii.

Organ yang rusak karena hipertensi.

Melaksanakan terapi anti hipertensi perlu penetapan jadwal rutin harian minum
obat, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke dan serangan
jantung. Mencatat obat-obatan yang diminum dan keefektifan mendiskusikan
informasi ini untuk tindak lanjut (Stoskslager, 2008). Pengendalian tekanan
darah dan efek samping minimal diperlukan terapi obat-obatan sesuai, disertai
perubahan pola hidup.
b. Non Farmakologi
i.

Diet untuk Pasien Hipertensi


1) Diet Rendah Garam
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau
asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam adalah untuk
menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit
jantung ( lemah jantung ).( Gunawan, 2001).

10

Sumber sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue,


baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan
atau natrium benzoat (Biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai,
jelly ), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung
natrium ( obat sakit kepala ). Bagi penderita hipertensi, biasakan
penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
(Hayens, 2003).
2) Diet Rendah Kolesterol dan Lemak
Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas. Di dalam tubuh terdapat
tiga bagian lemak yaitu: kolestrol, trigeserida, dan pospolipid.Tubuh
memperoleh kolestrol dari makanan sehari hari dan dari hasil sintesis
dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari
pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat terjadi
karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolestrol tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari
setiap makanan ( Amir, 2002 ).
3) Diet Tinggi Serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, serat terdiri
dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude fiber ) dan serat kasar banyak
terdapat pada sayuran dan buah buahan, sedangkan serat makanan
terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong
dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit
tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol
maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran.
Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung
serat kasar yang cukup tinggi ( Mayo, 2005 ).
4) Diet Rendah Kalori
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang kelebihan berat
badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan berisiko tinggi terkena
hipertensi. Demikian juga dengan orang yang berusia 40 tahun mudah
terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan hal hal
berikut :

11

a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat badan per
minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.

12

ii.

Aktivitas

Beberapa aktivitas yang penting dilakukan antara lain:

Waktu istirahat / tidur yang cukup

Hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang dengan tugas dan


kewajiban olahraga teratur, dianjurkan 2 3 kali seminggu sekurangnya
30 menit setiap kali olahraga

iii.

menghindari konsumsi rokok, alkohol,


Mengukur Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah dengan sphygmomanometer. Sphygmomanometer berupa


sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini
mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mm Hg).
Pemeriksaan tekanan darah idealnya dilaksanakan oleh dokter atau minimal
paramedis yang memahami standar pengukuran tekanan darah yang ideal.
iv.

Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

13

Tehnik Biofeedback. Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai


untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan
biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.

Tehnik relaksasi. Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang


bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks

v.

Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien


tentang

penyakit

hipertensi

dan

pengelolaannya

sehingga

pasien

dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.


vi.

Follow Up

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan


komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter) dengan
cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi
pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran


tekanan darahnya

Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai


tekanan darahnya

Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh,


namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan
mortilitas

Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya


tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter

14

Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau


keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah

Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x


sehari atau 2 x sehari

Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek


samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi

Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau


mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal

Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

15

16

2.1.5. Pathway
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8.
2.1.9.
2.1.10.
2.1.11.
2.1.12.
2.1.13.
2.1.14.
2.1.15.
2.1.16.
2.1.17.
2.1.18.
2.1.19.
2.1.20.
2.1.21.
2.1.22.
2.1.23.
2.1.24.
2.1.25.
Hilangnya
ateroskelor
Menurunnya
2.1.26.
elastisitas
is
relaksasi otot
2.1.27.
jaringan ikat
polos pembuluh
2.1.28.
darah
2.1.29.
2.1.30.
Vasokontriksi pembuluh
2.1.31.
darah
2.1.32.
2.1.33. cardiac
Tahanan perifer
Penurunan
2.1.34.
meningkat
2.1.35.
Penurunan
Suplai O2 dan
2.1.36. volume
extrasel
dan
perfusi
nutrien tidak
2.1.37.
renal2.1.38.
maksimal
Iskemik
ginjal
Intoleransi
Deficit

Mual,
muntah

Kurang
informasi

Intake
inadekuat
Kurang
Kelemah

Renin

Mekanisme koping,
harapan tidak
terpenuhi, persepsi
tidak realistik
Koping individu
tidak efektif

Angiotensi
n
Angiotensi
nI

Tekanan pembuluh
darah otak meningkat

ACE

Angiotensin
II
(vasokontrik
Sekresi
aldosteron
Ion exchange di
tubulus ginjal
Reabsorbsi
Na dan
airSekresi K
dan H

Tekanan
intravascular
meningkat
Tekanan darah
meningkat
Peningkatan
volume cairan
ekstrasel

Tekanan
intraocular
meningkat

Gangguan
rasa
nyaman

Gangguan
penglihata
n
Deficit
lapang
pandang
17
Resiko

2.2. Asuhan keperawatan


2.2.1.

Pengkajian

a. Biodata Pasien : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Agama, Status,


Alamat
b. Biodata Penaggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Agama, Status, Alamat
c. Riwayat Kesehatan
d. Aktivitas / istirahat.

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,


takipnea

e. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,


penyakit serebrovaskuler

Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna


kulit, suhu dingin

f.

Integritas Ego

Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,


factor stress multipel

Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue


perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara

g. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

h. Makanan / Cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi


garam, lemak dan kolesterol

i.

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

Neurosensori

Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,


berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis

Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman,


perubahan retinal optik

18

j.

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen

k. Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,


dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok

Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan,


bunyi napas tambahan, sianosis

l.

Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural

m. Pembelajaran/Penyuluhan

Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit


jantung, DM , penyakit ginjal.

2.2.2.
a.

Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone


Diagnosa

Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral

b.

Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan adanya tahanan pembuluh darah

c.

Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan b.d intake makanan yang


berlebihan/kebiasaan makan yang salah.

d.

Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi/salah.

e.

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan

afterload,vasokonstriksi,

iskemia

miokard,

hipertropi

ventricular.
2.2.3.
a.

Intervensi
Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
2.2.4.

Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang

2.2.5.

Kriteria hasil :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala

19

Pasien tampak nyaman

TTV dalam batas normal

2.2.6.

Intervensi :

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit


penerangan

Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala


seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher,
posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan
distraksi

Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan


sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang,
membungkuk

Kolaborasi

pemberian

obat

sesuai

indikasi

analgesik,

antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )


b.

Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan


dengan adanya tahanan pembuluh darah
2.2.7.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral,

ginjal, jantung
2.2.8.

Kriteria hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik

seperti ditunjukkan dengan :

TD dalam batas yang dapat diterima

tidak ada keluhan sakit kepala, pusing

nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit

Tanda-tanda vital stabil

2.2.9.

Intervensi :

Pertahankan tirah baring

Tinggikan kepala tempat tidur

20

Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia

c.

Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

Amati adanya hipotensi mendadak

Ukur masukan dan pengeluaran

Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program

Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program

Gangguan nutrisi : lebih dari kebutuhan b.d intake makanan yang


berlebihan/kebiasaan makan yang salah.
2.2.10.

Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan perubahan pola makan

sesuai program
2.2.11.

Kriteria Hasil:

Menurunkan berat badan 10 % - 20 %

Makan sesuai program diet

Mengikuti program aktifitas.

2.2.12.

Intervensi:
Tentukan tingkat pemahaman klien : hipertensi dan obesitas.
Diskusikan pengurangan intake kalori dan batasi lemak, garam
dan gula.

Rencanakan bersama klien tentang program penurunan berat


badan. R : Penurunan berat badan secara bertahap.

d.

Kolaborasi dengan petugas diet.

Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi/salah.


2.2.13.

Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang

proses penyakit dan pengobatan


2.2.14.

Kriteria Hasil:

Menyebutkan proses penyakit dengan tepat.

Menyebutkan penggunaan obat dengan tepat.

Mempertahankan tekanan dtah tetap terkontrol.

2.2.15.

Intervensi:
Tentukan tingkat kesiapan dan hambatan belajar klien.

21

Jelaskan : Mempertahankan tekanan darah dalam batas


toleransi,

jelasdkan

BPdan

pengaruh

terhadap

jantung,

pembuluh darah, ginjal dan otak.

Hindari kata-kata tekanan darah normal, dan gunakan batasan


terkontro ldengan baik.

Bantu klien mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dihindari.

Diskusikan pentingnya tidak merokok dan bantu merencanakan


upayamenghentikan rokok.

Beri penguatan/pujian bila klien mau bekerja sama dalam


program pengobatan.

Ajarkan kien/keluarga tehnik monitor tekanan darah.

Jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan ;


pengaruh dosis, aturan.

e.

Timbang berat badan sesuai jadwal.

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan


peningkatan

afterload,vasokonstriksi,

iskemia

miokard,

hipertropi

ventricular.
2.2.16.

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi,

tidak terjadi iskemia miokard.


2.2.17.

Kriteria Hasil :
Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan

darah / bebankerja jantung

mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima,

memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam


rentangnormal pasien.

2.2.18.

Intervensi :
Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan
tehnik yang tepat.

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

Auskultasi bunyi jantung dan bunyi napas.

Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

Catat edema umum.

Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

22

Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat


tidur/kursi

Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan


leher.

Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah.

Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi.

2.2.19.
2.2.20.
2.2.21. BAB III
2.2.22. ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.23.
3.1. Pengkajian
3.1.1. PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN
3.1.2.

Nama Mahasiswa

Prastyatama
3.1.3.

Arpidho

Tempat Praktik: PKM DAU

NIM

105070200131012

Tgl. Praktik : 4-23 Mei 2015

3.1.4.
A. Identitas Klien
3.1.5.

Nama............................: Ny S

No. RM............................

:3.1.6.

Usia.......: 63 tahun

Tgl. Masuk

3.1.7.

Jenis kelamin..................: perempuan

Pengkajian

: 6 Mei 2015

3.1.8.

Alamat................................: RT/RW 1/3 SS

:Tgl.
Sumber
informasi:klien

3.1.9.

No. telepon.........................:-

Nama klg.

dekat yg bisa dihub.:


3.1.10.

Status pernikahan..............:Menikah

3.1.11.

Agama................................:Islam

Status

: suami

23

3.1.12.

Suku...................................: Jawa

Alamat.................
: RT/RW 1/3 SS

3.1.13.

Pendidikan..........................: SR

telepon

:-

3.1.14.

Pekerjaan...........................: IRT

Pendidikan

: SLTA

3.1.15.

Lama berkerja:-

No.

Pekerjaan.................................

: Pensiunan
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama

: klien mengatakan terkadang pusing, tanganya sering

kesemutan
2. Lama keluhan

: 1 bulan

3. Kualitas keluhan

: ringan

4. Faktor pencetus

: terlalu lelah beraktivitas

5. Faktor pemberat

: tidak ada pembantu, usia lanjut

6. Upaya yg. telah dilakukan

: tidak ada

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


3.1.16.

Klien mengatakan terkadang pusing, tanganya sering kesemutan

kadang mengalami linu-linu. Hal tersebut terjadi ketika klien terlalu lelah dalam
beraktivitas. Klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun, tidak tahu tentang
hipertensi, dan jika ada keluhan tindakan yang dilakukan hanya istirahat.
3.1.17.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu)

: tidak pernah

b. Operasi (jenis & waktu)

: tidak pernah

c. Penyakit:
Kronis

: Tidak ada

Akut

: Tidak ada

d. Terakhir masuki RS

: tidak pernah

2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): tidak ada


3. Imunisasi: klien mengatakan tidak tahu

24

4. Kebiasaan:
3.1.18.

Jenis

Frekuensi

Jumlah

Lamanya
3.1.19.

Merokoktidak

tidak

tidak
3.1.20.

Kopitidak

tidak

tidak
3.1.21.

Alkohol.. .tidak pernah

3.1.22.

Teh

1x/hari

1 gelas (200cc)

20 tahun
5. Obat-obatan yg digunakan: mengkonsumsi obat warung saat pusing dan pegel
linu
E. Riwayat Keluarga
3.1.23.

Keluarga tidak ada yang menderita hipertensi

3.1.24.
3.1.25.
3.1.26.
3.1.27.
3.1.28.
3.1.29.
3.1.30.
3.1.31.
3.1.32.
3.1.33.
3.1.34.
3.1.35.

GENOGRAM

3.1.36.
3.1.37.
3.1.38.
3.1.39.
3.1.40.
3.1.41.

25

3.1.42.
3.1.43.
3.1.44.
3.1.45.
3.1.46.
3.1.47.
3.1.48.
3.1.49.
3.1.50.
3.1.51.
3.1.52.
3.1.53.
3.1.54.

Keterangan:

3.1.55.

: laki-laki

3.1.56.

: perempuan

3.1.57.

Atau

: meninggal

3.1.58.

: klien

3.1.59.

: hubungan dekat/ tinggal serumah

3.1.60.
F. Riwayat Lingkungan
3.1.61.

Jenis

Rumah

Kebersihan

bersih, lantai keramik

Bahaya kecelakaan

daerah perkampungan tidak ada bahaya kecelakaan

Polusi

tidak ada polusi kendaraan karena rumah masuk gang

Ventilasi

terdapat 2 buah jendela di ruang tamu, dan di setiap

ruangan
Pencahayaan

terdapat dua buah jendela bagian samping sehingga

cahaya cukup
3.1.62.
G. Pola Aktifitas-Latihan
3.1.63.
Makan/minum

........................................Rumah
0

26

Mandi

Berpakaian/berdandan

Toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Berjalan

Naik tangga

3.1.64.

Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang


lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu

Catatan:
-

Klien mengatakan setiap pagi setelah sholat tahajjud , sholat subuh di


masjid kemudian memasak dan membersihkan rumah

Klien mengatakan tidak bekerja dan hanya di rumah sambil momong cucu

Klien tidak sempat mengikuti posyandu lansia, hanya suaminya saja

H. Pola Nutrisi Metabolik


3.1.65.

Rumah

Jenis diit/makanan

Nasi, Lauk, sayur

Frekuensi/pola

3x sehari

Porsi yg dihabiskan

1,5 sendok nasi

Komposisi menu

nasi, lauk, sayur

Pantangan

tidak ada

Napsu makan

baik

Fluktuasi BB 6 bln. terakhir

klien mengatakan tidak tahu BB nya

Jenis minuman

teh, air putih

Frekuensi/pola minum

teh 1x/ hari, air putih 5-6x/hari

Gelas yg dihabiskan

1 gelas sekali minum (200cc)

Sukar menelan (padat/cair)

tidak ada

Pemakaian gigi palsu (area)

tidak ada

Riw. masalah penyembuhan luka tidak ada


Catatan:

27

Klien dan suami mengatakan menyukai masakan asin

Klien mengatakan bahwa setiap memasak makanan selalu asin

Klien mengatakan bahwa tidak menggunakan penyedap rasa merk R dan


M, kadang hanya menambahkan sedikit MSG

Klien dan suami tidak tahu bagaimana cara mengurangi makanan asin
yang dikonsumsi setiap hari
3.1.66.

I. Pola Eliminasi
3.1.67.

Rumah

BAB:
- Frekuensi/pola

1x/hari

- Konsistensi

padat

- Warna & bau

kuning, bau khas

- Kesulitan

tidak ada

- Upaya mengatasi

tidak ada

BAK:

- Frekuensi/pola

4-5x/hari

- Konsistensi

cair

- Warna & bau

kuning, bau khas

- Kesulitan

tidak ada

Upaya mengatasi

tidak ada

J. Pola Tidur-Istirahat
3.1.68.
Tidur siang:Lamanya

Rumah
1 jam

- Jam s/d

12.00 13.00 WIB

- Kenyamanan stlh. tidur

nyaman

Tidur malam: Lamanya

7,5 jam

- Jam s/d

19.00 02.30 WIB

- Kenyamanan stlh. tidur

nyaman

- Kebiasaan sblm. tidur

tidak ada

- Kesulitan

tidak ada

28

- Upaya mengatasi

tidak ada

K. Pola Kebersihan Diri


3.1.69.

Rumah

Mandi:Frekuensi

2x/hari

- Penggunaan sabun

pakai sabun

Keramas: Frekuensi

2x/minggu

- Penggunaan shampoo

menggunakan shampoo

Gososok gigi: Frekuensi

2x/hari

- Penggunaan odol

menggunakan odol

Ganti baju:Frekuensi

2x/hari

Memotong kuku: Frekuensi

1x/minggu

Kesulitan

tidak ada

Upaya yg dilakukan

tidak ada

3.1.70.
L. Pola Toleransi-Koping Stres
1. Pengambilan keputusan:

( ) sendiri

() dibantu orang lain, sebutkan, suami

2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan


diri, dll): tidak MRS
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: diskusi dengan suami,
beribadah
4. Harapan setelah menjalani perawatan: tidak MRS
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: terkadang mengalami pusing, sering
kesemutan di tangan, dan linu-linu
3.1.71.................................................................................................................................................
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: klien tampak tenang, merasa dirinya baik-baik saja, menganggap
tidak ada keluhan yang berat
2. Ideal diri: klien ingin menjalani masa tuanya dengan sehat dan aktif
3. Harga diri: baik, suami selalu setia memberi dukungan dan mendampingi klien
4. Peran: klien tidak mengalami hambatan dalam menjalani perannya sebagai
seorang istri yang selalu mengurus segala urusan rumah tangga

29

5. Identitas diri: klien mampu memahami perannya, namun tidak menyadari


adanyaa risiko hipertensi pada dirinya, baru mengetahui tentang kondisi dirinya
setelah mendapatkan penjelasan dari mahasiswa yang berkunjung ke rumah
klien.
3.1.72.................................................................................................................................................
N. Pola Peran & Hubungan
1. Peran dalam keluarga : istri

2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,..............................


3. Kesulitan dalam keluarga: tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di
RS:Tidak MRS
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi:tidak ada
3.1.73.................................................................................................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara:

() Normal

()Bahasa utama: Bahasa Jawa

3.1.74.

) Tidak jelas.........................................

()Bahasa daerah: bahasa jawa


3.1.75.
putar

) Bicara berputar-

()Rentang perhatian:normal

3.1.76.

() Mampu mengerti pembicaraan orang lain().................................

2. Tempat tinggal:

() Sendiri
3.1.77.................................................................................( ) Kos/asrama
3.1.78..........................................................................................................
( ) Bersama orang lain, yaitu:.......................................................................

3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: Islam dan jawa
b. Pantangan & agama yg dianut: babi, agama Islma
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000
3.1.79.

( ) Rp. 1 juta 1.5 juta

( ) Rp. 250.000 500.000

( )........................

2 juta
3.1.80.

( ) Rp. 500.000 1 juta

> 2 juta

3.1.81.
P. Pola Seksualitas

30

1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: () tidak ada

( ) ada

2. Upaya yang dilakukan pasangan: tidak ada


3.1.82.

( ) perhatian

( ) sentuhan ......................................................................

) lain-lain, seperti,
3.1.83.
3.1.84.
Q. Pola Nilai & Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5
waktu, mengaji
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: tidak MRS
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya:klien dapat terus
beribadah dan sehat selalu
3.1.85.................................................................................................................................................
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: segar bugar
Kesadaran: compos mentis

- Suhu : 37oC

Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 150/100 mmHg


3.1.86.

- Nadi

88x/menit
Tinggi badan: 150 cm

- RR

:20x/menit

Berat Badan: 57 kg

2. Kepala & Leher


a. Kepala

3.1.87.

Bentuk

: simetri

3.1.88.

Distribusi rambut : merata

Massa: (-)
Warna kulit kepala : rambut

memutih
b. Mata
3.1.89.

:
Bentuk : simetri

3.1.90.

Konjungtiva : tidak anemis

Pupil : () reaksi terhadap cahaya

() isokor

()

Miosis
3.1.91.
3.1.92.
3.1.93.

( ) Pin point

( ) Midriasis

Tanda-tanda radang : (-)


Funsi penglihatan

: () Baik ( ) Kabur

31

3.1.94.

Penggunaan alat bantu : ( ) Ya

() Tidak

3.1.95.

Apabila ya menggunakan : ( ) Kaca mata

( ) Lensa

kontak
3.1.96.

( ) Minus .ka/ki

( ) Plus.ka/ki( ) silinder

ka/ki
3.1.97.

Pemeriksaan mata terakhir : tidak pernah

3.1.98.

Riwayat Operasi : tidak ada

3.1.99.
c. Hidung

3.1.100. Bentuk: simetris

Warna sesuai warna kulit

Pembengkakan (-)
3.1.101. Nyeri tekan (-)

Perdarahan (-)

Sinus (-)

3.1.102. Riw. Alergi (-)

Cara mengatasinya tidak ada

3.1.103. Penyakit yg pernah terjadi batuk dan pilek


3.1.104. Frekuensi klien tidak menghitung

Cara mengatasi minum

obat warung
3.1.105.
d. Mulut dan Tenggorokan :
3.1.106. Warna bibir agak hitam

Mukosa lembab

3.1.107. Ulkus (-)

Lesi (-)

Massa (-)

3.1.108. Warna Lidah merah


3.1.109. Perdarahan gusi (-)

Karies tidak terkaji

3.1.110. Kesulitan menelan (-)

Gigi tampak kotor dan jarak antar

gigi tidak rapat


3.1.111.

Sakit tenggorok (-)

Gangguan bicara (-)

3.1.112. Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah


3.1.113.
e. Telinga

3.1.114. Bentuk simetris

Warna sesuai warna kulit

Lesi

(-)
3.1.115. Massa (-)

Nyeri (-)

3.1.116. Fs. Pendengaran normal Alat bantu pendengaran(-)


3.1.117. Masalah yg pernah terjadi tidak ada
3.1.118. Upaya untuk mengatasi tidak ada

32

3.1.119.
f.

Leher

3.1.120. Kekakuan (-)

Nyeri/Nyeri tekan (-)

3.1.121. Benjolan/massa(-)

Keterbatasan gerak (-)

3.1.122. Vena jugularis (-)

Tiroid(-)

limfe

(-)
3.1.123. Trakea(-)

Keluhan (-)

3.1.124. Upaya untuk mengatasi tidak ada


3.1.125.
3. Dada

3.1.126. Jantung :
3.1.127.

Inspeksi : -

3.1.128.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

3.1.129.

Perkusi : batas kanan dan kiri normal

3.1.130.

Auskultasi :S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan

3.1.131. Paru :
3.1.132.

Inspeksi : pergerakan dada simetris kanan/kiri

3.1.133.

Palpasi : tidak ada nyeri

3.1.134.

Perkusi : sonor

3.1.135.

Auskultasi : wheezing (-)

4. Payudara dan ketiak :


3.1.136. Benjolan/massa (-)

Nyeri/nyeri tekan (-)

3.1.137. Bengkak (-)

Kesimetrisan (-)

3.1.138.
5. Abdomen :
3.1.139. Inspeksi : warna sesuai dengan warna kulit, bentuk flat
3.1.140. Auskultasi : BU 20x/menit
3.1.141. Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-)
3.1.142. Perkusi : hepar dullness, perut timpany
3.1.143.
6. Punggung dan Tulang belakang
3.1.144. Nyeri/nyeri tekan(-)

Kesimetrisan tidak terkaji

3.1.145.
7. Genetalia : tidak terkaji

33

3.1.146.
8. Ekstremitas

Atas : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-),
pergerakan normal, akral hangat

Bawah : CRT < 2 detik, deformitas (-), edema (-), luka (-), nyeri (-),
pergerakan normal, akral hangat

3.1.147.
9. Sistem Neurologi : kesadaran composmentis, orientasi jelas
10. Kulit dan kuku :
3.1.148.

Kulit :

3.1.149.

Warna normal Jaringan Parut (-)

3.1.150.

Tekstur keriput

3.1.151.

Kuku :

3.1.152.

Bentuk normal

Lesi (-)

Suhu normal

Turgor normal
Lesi (-)

CRT < 2

detik
S. Hasil Pemeriksaan Penunjang
3.1.153..................................................................................................................................
T. Terapi
3.1.154.

Tidak ada

U. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


3.1.155.

Klien mengatakan bahwa dirinya sehat, selama ini jarang sakit.

Klien mengatakan tidak pernah memeriksakan tekanan darahnya sehingga tidak


merasa memiliki penyakit tekanan darah tinggi
V. Kesimpulan
3.1.156.

Hipertensi

W. Perencanaan Pulang
3.1.157.

Tidak ada perencanaan pulang karena klien tidak MRS

3.1.158.
3.1.159.
3.1.160.
3.1.161.

34

3.1.162.
3.1.163.
3.1.164.
3.1.165.
3.1.166.
3.1.167.
3.1.168.
3.1.169.
3.1.170.
3.1.171.

PENGKAJIAN PSIKOGERONTIK

3.1.172.

Nama

: Ny. T

3.1.173.

Jenis kelamin

: (1) laki-laki

3.1.174.

Umur

: (1) elderly (60-74) (2) old (75-90)

(2) perempuan

(3) very old (>90)


3.1.175.

Alamat

: RT 7 RW 3 Kelurahan Kedungkandang

Status menikah

: (1) menikah (2) tidak menikah (3) janda

Malang
3.1.176.

(4) duda
3.1.177.

Agama

: (1) Islam

(2) Protestan (3)

Suku

: (1) Jawa

(2) Madura

Tingkat pendidikan

: (1) tidak tamat

(4) Katolik

Hindu

(5) Budha

3.1.178.
3.1.179.

(3) lain-lain,

sebutkan
3.1.180.
SMP

(4) SMU

3.1.181.
3.1.182.

(2) tamat SD (3)

(5) PT)
Riwayat pekerjaan

(6) buta huruf

: IRT

3.1.183.
1. Masalah emosional
2. Tingkat kerusakan intelektual
3. Identifikasi aspek kognitif

35

3.1.184.
1. Masalah emosional
3.1.185.

Pertanyaan tahap 1

a. Apakah klien mengalami susah tidur? Tidak


b. Apakah klien merasa gelisah? Tidak
c. Apakah klien murung atau menangis sendiri? Tidak
d. Apakah klien sering was-was atau kuatir? Tidak
3.1.186.
3.1.187.

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika lebih dari 1 atau

sama dengan jawaban 1 ya


3.1.188.
3.1.189.

Pertanyaan tahap 2

a. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan, terjadi 1 kali dalam 1 bulan?
b. Ada masalah atau banyak pikiran?
c. Ada gangguan atau masalah dengan orang lain?
d. Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter?
e. Cenderung mengurung diri?
3.1.190.
3.1.191.

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya,

maka masalah emosional ada atau ada gangguan emosional


3.1.192.
2. Tingkat kerusakan intelektual
3.1.193.

Dengan

menggunakan

SPMSQ

(Short

Portable

Mental

Status

Questionnaire), ajukan beberapa pertanyaan pada daftar di bawah ini:


3.1.194.
NO

3.1.195.

3.1.196.
PERTANYAAN

.
3.1.198.
3.1.199.
1.

BENA

SALAH

R
Tanggal berapa hari ini?

3.1.197.

3.1.200.

36

3.1.201.

3.1.202.
3.1.203.
2.

Hari apa sekarang?

3.1.206.
3.1.207.
3.

Apa nama tempat ini?

3.1.210.
3.1.211.
4.

Dimana alamat Anda?

3.1.214.
3.1.215.
5.

Berapa nomor rumah Anda?

3.1.218.
3.1.219.
6.

Kapan Anda lahir?

3.1.222.
3.1.223.
7.

Siapa presiden Indonesia?

3.1.226.
3.1.227.
8.

Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

3.1.230.
3.1.231.
9.

Siapa nama ibu Anda?

3.1.234.
3.1.235.

Kurangi 3 dari tiap 20 dan tetap pengurangan 3

10.

3.1.204.

3.1.208.

3.1.212.

3.1.216.

3.1.220.

3.1.224.

3.1.228.

3.1.232.

dari setiap angka baru, semua secara menurun.

3.1.236.

3.1.238.

Jumlah

3.1.241.

Interpretasi:

3.1.242.

Salah 0-3

: fungsi intelektual utuh

3.1.243.

Salah 4-5

: fungsi intelektual kerusakan ringan

3.1.244.

Salah 6-8

: fungsi intelektual kerusakan sedang

3.1.245.

Salah 9-10

: fungsi intelektual kerusakan berat

3.1.251.

3.1.217.

3.1.221.

3.1.225.

3.1.229.

3.1.233.

3.1.237.

10

Status Exam)
3.1.250.

3.1.213.

3.1.240.

3. Identifikasi masalah kognitif Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental


3.1.249.

3.1.209.

3.1.239.

3.1.246.

3.1.247.
3.1.248.

3.1.205.

KRITERIA

37

N
O

ASPEK

NILAI

KOGNITI

MAKSIMA

NILAI
KLIEN

3.1.252.
3.1.253.

3.1.254.

3.1.255.

Orientasi
waktu

3.1.257.
3.1.258.
Orientasi

Menyebutkan dengan

benar:

Tahun 2014

Musim Kemarau

Tanggal 30 Oktober

Hari Kamis

3.1.259.

3.1.260.

Bulan Oktober
3.1.261.
Dimana sekarang Anda

berada?

tempat

3.1.262.
3.1.263.

3.1.264.

3.1.265.

2.

Registrasi

3.1.256.

Negara Indonesia

Propinsi Jawa Timur

Kabupaten Malang

Kecamatan Kedungkandang
3.1.266.
Sebukan 3 nama objek (kursi,
meja, kertas)
3.1.267.
Kemudian ditanyakan kepada
klien, menjawab:
3.1.268.
1. kertas
3.1.269.
2. pulpen
3.1.270.
3. toples camilan

3.1.271.
3.1.272.

3.1.273.

3.1.274.

3.1.275.

3.

dari 100, kemudian dikurangi 7 sampai 5

Perhatian
dan

Meminta klien berhitung mulai

tingkat:

kalkulasi

3.1.276.

35-7 = 28 ; 28-7 = 21 ; 21-7 =

3.1.277.
3.1.278.

3.1.279.

3.1.280.

14 ; 14-7 = 7 ; 7-7 = 0
3.1.281.
Meminta klien untuk

4.

menyebutkan objek pada poin 2

Mengingat

38

3.1.282.
3.1.283.

1. kertas
2. pulpen
Menanyakan pada klien

3.1.284.
3.1.285.

3.1.286.

3.1.287.

3.1.288.

5.

tentang benda (sambil menunjuk benda

Bahasa

tersebut:
3.1.289.
3.1.290.
3.1.291.
3.1.292.

1. vas bunga
2. nampan
Meminta klien untuk

mengulangi kata berikut tak ada jika, dan,


atau, tetapi.
3.1.293.
Klien menjawab tak ada jika
dan atau tetapi
3.1.294.
3.1.295.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah.
Ambil ballpoint di tangan Anda, ambil kertas,
menulis saya mau tidur.
3.1.296.
Klien bisa menulis saya mau
tidur
3.1.297.
3.1.298.

Perintahkan klien untuk hal

berikut (bila aktivitas sesuai perintah nilai 1


poin)
3.1.299.

tutup mata anda

3.1.300.

Klien mampu menutup mata

3.1.301.
3.1.302.

Perintahkan pada klien untuk

menulis atau kalimat dan menyalin gambar


3.1.303.
Klien bisa menulis dan
menggambar sederhana
3.1.304.
al nilai

Tot

3.1.305.

3.1.306.

30

28

3.1.307.

3.1.308.
3.1.309.

M 3.1.310.

3.1.311.

INTERPRETATION

39

ETHOD

SCORE

3.1.312.
ingle Cutoff

3.1.313.
< 24

3.1.314.

Abnormal

3.1.315.
ange

3.1.316.
R < 21
3.1.317.
> 25

3.1.318.
3.1.319.

Increased odds of dementia


Decreased odds of dementia

3.1.320.
ducation

3.1.321.
21
E 3.1.322.
< 23
3.1.323.
< 24

3.1.324.
3.1.325.
3.1.326.

Abnormal for 8th grade education


Abnormal for high school education
Abnormal for college education

3.1.327.
everity

3.1.328.
24-30
3.1.329.
18-23
3.1.330.
0-17

3.1.331.
3.1.332.
3.1.333.

No cognitive impairment
Mild cognitive impairment
Severe cognitive impairment

3.1.334.
3.1.335.

PENGKAJIAN ADL

3.1.336.
3.1.337.

Modifikasi dari Barthel Index

3.1.338.
3.1.339.
NO.

AKTIVITAS

3.1.340.

3.1.342.
3.1.341.3.1.343.
3.1.344.
1.
3.1.345.

Makan
0= tidak mampu
5= dengan bantuan
10= mandiri

3.1.347.3.1.348.
3.1.349.
2.
3.1.350.

Mandi
0= dengan bantuan
5= madiri

3.1.351.

3.1.352.3.1.353.
3.1.354.
3.
3.1.355.

Kebersihan diri
0= dengan bantuan
5= mandiri

3.1.356.

SKOR
3.1.346.
10

40

3.1.358.
3.1.357.3.1.359.
3.1.360.
4.
3.1.361.

Berpakaian
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada setengah aktivitas
10= mandiri

3.1.364.
3.1.363.3.1.365.
3.1.366.
5.
3.1.367.

Mengontrol defekasi
0= inkontinen (termauk pemberian enema)
5= occasional
10= kontinen

3.1.370.
3.1.369.3.1.371.
3.1.372.
6.
3.1.373.

Mengontrol kemih
0= inkontinen (termasuk kateter)
5= occasional
10= kontinen

3.1.376.
3.1.375.3.1.377.
3.1.378.
7.
3.1.379.

Penggunaan toilet
0= dengan bantuan
5= butuh bantuan pada beberapa aktivitas
10= mandiri

3.1.382.

3.1.388.>50m
3.1.392.
9.
>50m
3.1.393.

10

3.1.368.
10

3.1.374.
10

3.1.380.
10

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan

sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur


3.1.381.
3.1.383.
0= tidak mampu. Tidak ada keseimbangan
8.
3.1.384.
5= dengan bantuan mayor (1/2 orang), dapat duduk
3.1.385.
10= dengan bantuan minor (verbal/fisik)
3.1.386.
15= mandiri
3.1.389.
3.1.390.
3.1.391.

3.1.362.

3.1.387.
15

Mobilitas
0= tidak mampu. <50m
5= ketergantungan kursi roda, termasuk pegangan.
3.1.394.
10= berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal/fisik).

15

15= mandiri (bisa dengan bantuan, misal tongkat).

>50m
3.1.396.
3.1.395.3.1.397.
3.1.398.
10.
3.1.399.

Naik turun tangga


0= dengan bantuan
5= butuh bantuan
10= mandiri

3.1.401.3.1.402.

Total

3.1.400.
10
3.1.403.
100

3.1.404.

41

3.1.405.
3.1.406.

Interpretasi

3.1.407.

0-20

3.1.408.

21-61 : ketergantungan berat/sangat tergantung

3.1.409.

62-90 : ketergantungan moderat

3.1.410.

91-99 : ketergantungan ringan

3.1.411.

100

: ketergantungan penuh

: mandiri

3.1.412.
3.1.413.

PENGKAJIAN POSISI DAN KESEIMBANGAN (SULLIVAN)

3.1.414.
3.1.415.
3.1.416.

TES KOORDINASI

NO

3.1.417.

ETERANGAN

.
Berdiri dengan potur normal

3.1.421.

1.
Berdiri dengan potur normal, menutup

3.1.425.

mata

3.1.427.
3.1.428.

3.1.426.

Berdiri dengan kaki rapat

3.1.429.

3.1.430.
4

3.1.431.
3.1.432.

Berdiri pada satu kaki

3.1.433.

4.

3.1.434.
3

3.1.435.
3.1.436.

Berdiri, fleksi trunk, dan berdiri ke

3.1.437.

posisi netral

3.1.439.
3.1.440.

3.1.438.
3

Berdiri, lateral, dan fleksi trunk

3.1.441.

6.

3.1.442.
3

3.1.443.
3.1.444.

Berjalan, tempatkan tumit salah satu

3.1.445.

kaki di depan jari kaki yang lain

3.1.447.
3.1.448.
8.

3.1.422.

3.

7.

NILA

3.1.423.
3.1.424.

5.

3.1.418.
I

3.1.419.
3.1.420.

2.

Berjalan sepanjang garis lurus

3.1.446.
3

3.1.449.

3.1.450.
4

42

3.1.451.
3.1.452.
9.

Berjalan mengikuti tanda gambar pada

3.1.453.

lantai

3.1.454.
4

3.1.455.
3.1.456.

Berjalan menyambung

3.1.457.

10.

3.1.458.
3

3.1.459.
3.1.460.

Berjalan mundur

3.1.461.

11.

3.1.462.
3

3.1.463.
3.1.464.

Berjalan mengikut lingkaran

3.1.465.

12.

3.1.466.
3

3.1.467.
3.1.468.

Berjalan pada tumit

3.1.469.

13.

3.1.470.
3

3.1.471.
3.1.472.

Berjalan dengan ujung kaki

3.1.473.

14.

3.1.474.
2

3.1.475.

JUMLAH

3.1.476.

3.1.477.
46

3.1.478.

Keterangan:

3.1.479.

= mampu melakukan aktivitas dengan lengkap

3.1.480.

= mampu melakukan aktivitas dengan bantuan

3.1.481.

= mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal

3.1.482.

= tidak mampu melakukan aktivitas

3.1.483.
3.1.484.

Nilai:

3.1.485.

42-54 = mampu melakukan aktivitas

3.1.486.

28-41 = mampu melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan

3.1.487.

14-27 = mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal

3.1.488.

14

= tidak mampu melakukan aktivitas

3.1.489.
3.1.490.
3.1.491.
3.1.492.
3.1.493.

43

3.1.494.
3.1.495.
3.1.496.
3.1.497.
3.1.498.
3.1.499.
3.1.500.
3.1.501.
3.1.502.
3.1.503.
3.1.504.
3.1.505.
3.1.506.
3.2. Analisa data
3.2.4. M
asal

3.2.1.
N

3.2.2. Data

3.2.3. Etiologi

ah
kepe
rawa

3.2.5.
1.

3.2.6. DS:
-

Klien
mengatakan tidak tahu
mengenai hipertensi

Klien tidak tahu

mengatakan tidak tahu

fisie

mengenai hipertensi

nsi

Klien tidak

peng
etah

jika penggunaan garam

tahu jika penggunaan

uan

dapur yang berlebihan

garam dapur yang

b.d

menyebabkan

berlebihan

kura

hipertensi

menyebabkan

ngny

hipertensi

Klien tidak tahu


bahwa kecap, mie

Klien

3.2.10.
-

tan
3.2.15. De

Klien tidak

sum

instan, vitcin

tahu bahwa kecap, mie

ber

mengandung garam

instan, vitcin

infor

mengandung garam

masi

Klien tidak tahu

44

bahwa krupuk dan

Klien tidak

terka

kripik yang dikonsumsi

tahu bahwa krupuk

it

tidak baik untuk

dan kripik yang

hiper

penderita hipertensi

dikonsumsi tidak baik

tensi

Klien tidak tahu

untuk penderita

bahwa penggunaan
minyak goreng yang

hipertensi
-

Klien tidak

berlebihan tidak baik

tahu bahwa

bagi penderita

penggunaan minyak

hipertensi

goreng yang

Klien tidak tahu

berlebihan tidak baik

bahwa buah-buahan

bagi penderita

dan sayuran baik untuk

hipertensi

penderita hipertensi
-

Klien tidak tahu

Klien tidak
tahu bahwa buah-

bahwa gula yang

buahan dan sayuran

berlebihan tidak baik

baik untuk penderita

bagi penderita

hipertensi

hipertensi

Klien tidak

3.2.7.

tahu bahwa gula yang

3.2.8. DO:

berlebihan tidak baik

3.2.9. 150/100 mmHg

bagi penderita
hipertensi
3.2.11.
3.2.12.

150/100

mmHg
3.2.13.
3.2.14.
3.2.16.
2.

3.2.17. DS:

Kurang

pengetahuan
Klien dan

3.2.25. Ke

keluarga mengatakan

tidak

keluarga mengatakan

menyukai masakan

efekt

menyukai masakan

asin

ifan

Klien dan

asin

3.2.20.

man

45

Klien

Klien

ajem

mengatakan bahwa

mengatakan bahwa

en

setiap memasak

setiap memasak

kese

makanan selalu

makanan selalu

hata

menggunakan garam

menggunakan garam

dapur lebih dari 3

dapur lebih dari 3

Diri

sendok teh

sendok teh

b.d

Klien

Klien

peril

mengatakan

mengatakan

aku

menggunakan

menggunakan

ketid

penyedap rasa merk R

penyedap rasa merk R

akpa

dan M serta

dan M serta

tuha

menambahkan MSG

menambahkan MSG

pada masakannya

pada masakannya

diet

Klien

Klien

mengatakan sering

mengatakan sering

makan cemilan, yaitu

makan cemilan, yaitu

kripik dan krupuk

kripik dan krupuk

Klien

mengatakan sering

menambahkan kecap

menambahkan kecap

pada makanannya

pada makanannya

Klien

mengatakan sering

membuat mie instant

membuat mie instant

Klien dan

keluarga sering

menggunakan minyak

menggunakan minyak

goreng untuk memasak

goreng untuk

(sekitar 1 gelas

memasak (sekitar 1

200cc)

gelas 200cc)

keluarga jarang

3.2.26.

Klien dan

keluarga sering

Klien dan

tensi

Klien

mengatakan sering
-

hiper

Klien

mengatakan sering

Klien dan
keluarga jarang

46

mengkonsumsi buah-

mengkonsumsi buah-

buahan

buahan

Klien dan

Klien dan

keluarga mengatakan

keluarga mengatakan

sering mengkonsumsi

sering mengkonsumsi

sayur

sayur

Klien dan
keluarga sering
membuat minuman
yang mengandung
banyak gula
3.2.18.

3.2.19.DO:
-

TD 150/100
mmHg

Klien dan
keluarga sering
membuat minuman
yang mengandung
banyak gula
3.2.21.

3.2.22. 150/100
mmHg
3.2.23.
3.2.24. Ketidakefe
ktifan
manajemen
kesehatan
diri

3.2.27.

47

3.3. Rencana Keperawatan


3.4. Nama Klien
3.5.Usia

: Ny. T
: Hipertensi

3.6.
Tgl

3.7.
Diagno
sa
Keperawatan

3.8.

3.11.
30
Oktob
er
2014

3.30. Defisien
si pengetahuan

3.31. Setelah
diberikan
intervensi
keperawatan
home visit 4x,
pengetahuan
klien tentang
diet hipertensi
meningkat.

3.12.
3.13.
3.14.
3.15.
3.16.
3.17.
3.18.
3.19.
3.20.

Tujuan

3.9.

No Reg
Tanggal Pengkajian

Kriteria Hasil

3.10.

3.32.
3.34.
hu

Ta 3.35. T
dk tahu

3.36. Pengetahuan
tentang garam dapur

3.37.

3.38.

3.39. Pengetahuan
tentang sumber natrium
(kecap, mie instan, kripik,
vitsin)

3.40.

3.41.

3.42. Pengetahuan
tentang penggunaan
minyak goreng

3.43.

3.44.

3.45. Pengetahuan
tentang penggunaan gula

3.46.

3.47.

3.48. Pengetahuan
tentang buah-buahan

3.49.

3.50.

3.51.

3.52.

3.53.

3.33.

Indikator

Pengetahuan

:: 6 Mei 2015

Intervensi

1. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan


rasa percaya dan hormat.
2. Tunjukan sikap empati, kehangatan dan
ketulusan.
3. Tentukan lamanya konseling.
4. Tetapkan tujuan.
5. Berikan privasi dan jamin kerahasiaan.
6. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang diet
hipertensi
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
pembatasan penggunaan garam dapur
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
makanan-makanan sumber natrium
seperti kecap, kripik, mie instan, vntsin
dan MSG
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
pembatasan penggunaan minyak goreng
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
konsumsi buah untuk pasien hipertensi
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
konsumsi sayur untuk pasien hipertensi
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
pembatasan penggunaan gula
7. Berikan kesempatan pada klien untuk
bertanya

48

3.21.

8. Jelaskan dengan baik kepada klien tentang


makanan yang dilarang dan makanan yang
diperbolehkan untuk pasien hipertensi
- KIE tentang pembatasan penggunaan
garam dapur
- KIE tentang makanan-makanan sumber
natrium seperti kecap, kripik, mie instan,
vetsin
- KIE tentang pembatasan penggunaan
minyak goreng
- KIE tentang konsumsi buah untuk pasien
hipertensi
- KIE klien tentang konsumsi sayur untuk
pasien hipertensi
- KIE tentang pembatasan penggunaan
gula

tentang sayur-sayuran
3.54.

3.22.
3.23.
3.24.
3.25.
3.26.
3.27.
3.28.
3.29.
3.55.
30
oktobe
r 2014

3.56. Ketidake
fektifan
manajemen
kesehatan diri
b.d perilaku
ketidakpatuhan
diet hipertensi
3.57.

1.1.
In

3.58. Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
home visit 4x,
perilaku klien
dalam
mematuhi
terapi
diet
meningkat.
3.59.
1.2.
1.3.
1
2

TD turun ( 160/90mmHg menjadi 140/90mmHg)


Klien dan keluarga mengurangi konsumsi garam
dapur dan makanan lain yang mengandung
natrium (garam)
- Klien mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung natrium (kecap, kripik, mie instan
dan vitsin)
- Klien membatasi penggunaan minyak goreng
- Klien membatasi konsumsi buah-buahan
- Klien membatasi konsumsi sayuran
- Klien membatasi konsumsi gula
3.60.
3.61.
1.4.
1.5.
1.6.
3

5
3.63.

3.64.

1.7.Garam dapur
1.13.
Kecap
1.19.
Vitsin , MSG

1.8.1.9.1.10.1.11.1.12.
1.14.
1.15.
1.16.1.17.1.18.
1.20.
1.21.
1.22.1.23.1.24.

1.25.
Keripik
(singkong), krupuk
1.31.
Mie instan

1.26.
1.27.
1.28.1.29.1.30.
1.32.
1.33.
1.34.1.35.1.36.

3.65.

3.66.

3.67.

1. Bangun hubungan terapeutik berdasarkan


rasa percaya dan hormat.
2. Tunjukan sikap empati, kehangatan dan
ketulusan.
3. Tentukan lamanya konseling.
4. Tetapkan tujuan.
5. Berikan privasi dan jamin kerahasiaan.
6. Berikan dukungan dan motivasi
Berikan dukungan dan motivasi dalam
pengaturan penggunaan garam dapur
Berikan dukungan dan motivasi klien tentang
perilaku konsumsi sumber-sumber natrium
selain garam dapur (kecap, kripik, mie instan
dan vitsin)

49

3.62.
B
3.68.
Sayuran
3.74.
Gula
3.80.
Minyak
goreng
3.86.
3.87.

Keterangan

Garam dapur
1. > 3 sdt
2. 3 sdt
3. 2 sdt
4. 1 sdt
5. < 1 sdt
Sumber natrium
1. 2 sdt
2. 1 sdt
3. 1 sdt
4. sdt
5. < sdt
kripik (singkong/krupuk)
1. 15ptg
2. 12ptg
3. 9ptg
4. 6 ptg
5. 3 ptg
Mie instant
1. 4x seminggu
2. 3x seminggu

Berikan dan motivasi klien tentang


pembatasan penggunaan minyak goreng
Berikan dan motivasi klien tentang perilaku
3.69.
3.70.
3.71.3.72.3.73.
konsumsi buah-buahan terhadap pengaruh
3.75.
3.76.
3.77.3.78.3.79.
hipertensi
3.81.
3.82.
3.83.3.84.3.85.
Berikan dukungan dan motivasi klien tentang
konsumsi sayuran yang berpengaruh
terhadap hipertensi
Berikan dukungan dan motivasi klien tentang
konsumsi gula yang berpengaruh terhadap
hipertensi
Motivasi klien dalam mematuhi diet untuk
menjaga kesehatan agar tidak mengalami
hipertensi
7. anjurkan klien untuk rutin mengontrol
hipertensi ke penyedia pelayanan kesehatan.
8. Dorong untuk mengekspresikan perasaan.
9. Mengajak klien untuk berkomitmen dalam
mematuhi diet Hipertensi klien
10. Minta klien untuk mengidentifikasi apa yang
bisa/tidak bisa klien lakukan terhadap
masalah yang dihadapi.
11. Tentukan bagaimana perilaku keluarga dapat
mempengaruhi pasien.
12. Identifikasi derajat dukungan keluarga
13. Tentukan sistem dukungan yang saat ini
digunakan
14. Berikan pelayanan dalam merawat dan
perilaku suportif
15. Libatkan keluarga atau teman dalam

50

3. 2x seminggu
4. 1x seminggu
5. tidak sama sekali
Vitsin, MSG
1. 2 sdt
2. 1 sdt
3. 1 sdt
4. sdt
5. < sdt
Minyak goreng
1. 6 sdm
2. 5 sdm
3. 4 sdm
4. 3 sdm
5. <3 sdm
Buah-buahan
1. Tidak sama sekali
2. 1 ptg bsr
3. 2 ptg bsr
4. 3 ptg bsr
5. >3 ptg bsr
Sayuran
1. Tidak sama sekali
2. gelas
3. 1 gelas
4. 1,5 gelas
5. >1,5 gelas
Gula
1. 4 sdm
2. 3 sdm
3. 2 sdm

perawatan dan perencanaan

51

4. 1 sdm
5. < 1 sdm
3.88.

3.89.
3.90.

52

3.91.
3.92.
gl

Implementasi

T 3.93. No.
Dx Kep

3.98. H 3.100. 1,2


ari ke-1

3.94.
Jam

3.95.

3.101.
09.00

3.99. R
abu, 5
Nov
2014

Tindakan Keperawatan

Memperkenalkan diri dengan sopan


Membuat kontrak waktu dengan pasien
Menjelaskan tujuan pertemuan
Mengukur tekanan darah pasien
Menanyakan tentang garam dapur yang
konsumsi makanan sehar-hari
Berdiskusi tentang penggunaan garam
dapur dan sumber-sumber natrium dari
berbagai makanan (kecap, vitsin)
Memotivasi klien untuk mengurangi garam
dan berbagai sumber natrium
Menanyakan kembali tentang hal-hal yang
belum dimengerti
Membuat kontrak dengan klien untuk
pertemuan berikutnya
3.102.

3.96.

EVALUASI

3.103.

S:

3.97. T
anda
tangan
3.108.

Klien mengatakan mengerti tentang informasi


yang disampaikan
Klien mengatakan masih mengkonsumsi garam
dan sumber natrium yang berlebih
Klien mengatakan akan menghindari garam dan
sumber-sumber natrium
Klien mengatakan senang telah diberi motivasi
tentang kesehatan terutama tentang penyakit
klien.
3.104.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien aktif bertanya
Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 150/100 mmHg
3.105.
A: Masalah belum teratasi
3.106.

P: intervensi dilanjutkan

3.107.
3.109. H 3.114. 1,2
ari ke-2

3.115.
10.00

Membuat kontrak waktu dengan pasien


Mengukur tekanan darah pasien
Menanyakan kembali tentang pengguan

3.117.

S:

3.121.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi

53

3.110. K
amis

3.111. 6
3.112. N
ov

3.113. 2
014

3.122. H 3.125. 1,2


ari ke3
3.123. J
umat
3.124. 7
Nov
2014

3.126.
09.00

garam dan sumber natrium


Melihat menu makanan di dapur
Menanyakan pada anggota keluarga terkait
konsumsi garam dan sumber natrium
lainnya setelah pemberian intervensi
sebelumnya
Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang
dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam dan sumber natrium
3.116.

Menjelaskan tujuan pertemuan


Mengukur tekanan darah pasien
Menanyakan tentang konsumsi mie instan
dan keripik /camilan pada lansia
Memotivasi klien untuk mengurangi
konsumsi mie instan dan keripik /camilan
pada lansia
Menanyakan kembali tentang hal-hal yang
belum dimengerti
Membuat kontrak dengan klien untuk
pertemuan berikutnya
3.127.

garam dan sumber natrium


Klien mengatakan sedikit demi sedikit
mengurangi garam
3.118.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 140/100 mmHg
3.119.
A: Masalah belum teratasi

3.120. P: intervensi dilanjutkan dengan intervensi


pendidikan kesehatan tentang pendidikan mie instan
dan camilan
3.128.

S:

3.133.

Klien mengatakan terkadang masih


mengkonsumsi mie instan
Klien mengatakan terkadang juga mengkonsumsi
camilan
Klien bertanya camilan apa saja yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi
3.129.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 140/90 mmHg
3.130.
3.131.
A: Masalah belum teratasi
3.132.

P: intervensi dilanjutkan observasi

54

intervensi 2
3.134. H 3.138. 1,2
ari ke-4

3.139.
09.00

3.135. S
abtu

3.136. 8
Nov

3.137. 2
014

3.146. H 3.151. 1,2


ari ke5
3.147. S
enin
3.148. 1
0 Nov

3.152.
09.00

Mengukur tekanan darah pasien


Menanyakan kembali tentang pengguan
garam dan sumber natrium
Melihat menu makan di dapur
Menanyakan pada anggota keluarga terkait
konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan dan keripik setelah pemberian
intervensi sebelumnya
Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang
dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam, sumber natrium, mie instan dan
keripik.
Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang
dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam dan sumber natrium
Membuat kontrak dengan klien untuk
pertemuan berikutnya
3.140.
Mengukur tekanan darah
Menanyakan pada anggota keluarga terkait
konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan dan keripik setelah pemberian
intervensi sebelumnya
Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang
dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam, sumber natrium, mie instan dan
keripik.

3.141.

S:

3.145.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi


garam dan sumber natrium
Klien mengatakan akan mengurangi konsumsi
mie instan dan camilan yang tidak diperbolehkan
3.142.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 140/90 mmHg
3.143.
A: Masalah belum teratasi
3.144.
P: intervensi dilanjutkan dan diberikan
pendidikan kesehatan berkala mengenai sayur
dan buah

3.155.

S:

3.159.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi


garam dan sumber natrium
Klien mengatakan senang berdiskusi dengan
perawat karena klien kurang mengetahui tentang
sayur dan buah yang baik untuk hipertensi
Klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah
secara rutin, hanya kadang-kadang saja

55

3.149. 2
014

3.150.

3.160. H 3.164. 1,2


ari ke6
3.161. S
elasa
3.162. 1
1 Nov
3.163. 2
014

3.165.
09.00

Menanyakan tentang konsumsi sayur dan


buah setiap harinya
Berdiskusi tentang sayur dan buah yang
baik untuk hipertensi
Menjelaskan pada klien tentang manfaat
sayur dan buah yang dapat menurunkan
tekanan darah
Memotivasi klien untuk mengkonsumsi
sayur dan buah secara rutin.
Memberikan contoh buah yang dapat
menurunkan tekanan darah yaitu belimbing
untuk dikonsumsi secara rutin.
Menanyakan kembali tentang hal-hal yang
belum dimengerti
Membuat kontrak dengan klien untuk
pertemuan berikutnya
3.153.
3.154.
Mengukur tekanan darah pasien
Menanyakan kembali tentang pengguan
garam dan sumber natrium
Melihat menu makan di dapur
Menanyakan pada anggota keluarga terkait
konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan, keripik, sayur dan buah setelah
pemberian intervensi sebelumnya
Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang
dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam, sumber natrium, mie instan, keripik

Klien mengatakan akan rutin mengkonsumsi


sayur dan buah.
3.156.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 140/80 mmHg
3.157.
A: Masalah belum teratasi

3.158.

P: intervensi dilanjutkan

3.167.

S:

3.171.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi


garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan
mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin
Klien mengatakan senang berdiskusi dengan
perawat karena klien kurang mengetahui tentang
sayur dan buah yang baik untuk hipertensi
Klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah
secara rutin, hanya terkadang saja
Klien mengatakan akan rutin mengkonsumsi

56

3.172. H 3.175. 1,2


ari ke7
3.173. R
abu
3.174. 1
2 Nov
2014

3.176.
09.00

dan mengkonsumsi sayur dan buah.


Membuat kontrak dengan klien untuk
pertemuan berikutnya
3.166.

Mengukur tekanan darah

Menanyakan pada anggota keluarga


terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan, keripik , buah dan sayur setelah
pemberian intervensi sebelumnya

Berdiskusi terkait kesulitan /kendala yang


dialami lansia dalam mengurangi konsumsi
garam, sumber natrium, mie instan, keripik buah
dan sayur

Menanyakan tentang konsumsi minyak


dan gula yang digunakan setiap harinya

Memberikan penjelasan tentang ukuran


penggunaan minyak dan gula yang dianjurkan
setiap harinya untuk penderita hipertensi.

Menanyakan kembali tentang hal-hal


yang belum dimengerti

Membuat kontrak dengan klien untuk


pertemuan berikutnya

sayur dan buah.


3.168.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 130/90 mmHg
3.169.
A: Masalah belum teratasi
3.170.

P: intervensi dilanjutkan

3.177.

S:

3.182.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi


garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan
mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\
Klien mengatakan masih menggoreng dengan
minyak yang lebih dari 3 sendok
Klien mengatakan akan mengkonsumsi gula dan
minyak sesui dengan anjuran
3.178.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD :130/80 mmHg
3.179.
3.180.
A: Masalah belum teratasi
3.181.

P: intervensi dilanjutkan

57

3.183. H 3.188. 1,2


ari ke-8

3.189.
09.00

3.184. K
amis

3.185. 1
3

3.186. N
ov

3.187. 2
014

3.196. H 3.201.
ari ke-9
3.197. J
umat
3.198. 1
4

3.202.

Mengukur tekanan darah


Menanyakan pada anggota keluarga terkait
konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan dan keripik setelah pemberian
intervensi sebelumnya
Menanyakan tentang konsumsi garam dan
sumber natrium setelah dilakukan edukasi
Menanyakan konsumsi sayur dan buah
setelah diberikan edukasi
Menanyakan penggunaan minyak dan gula
setelah edukasi
Berdikusi tentang kesulitan atau hambatan
yang dialami oleh klien dalam pelaksaan
diit.
Menanyakan dampak dari diit yang sudah
dilakukan.
Memberi pemahanan pada pasien untuk
hidup sehat dengan melakukan diit yang
sudah diedukasikan terutama untuk
penderita hipertensi.
3.190.

Mengukur tekanan darah

Menanyakan pada anggota keluarga


terkait konsumsi garam, sumber natrium, mie
instan dan keripik setelah pemberian intervensi
sebelumnya

Menanyakan tentang konsumsi garam


dan sumber natrium setelah dilakukan edukasi

Menanyakan konsumsi sayur dan buah

3.191.

S:

3.195.

Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi


garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan
mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\
Klien mengatakan mengkonsumsi minyak dan
gula sesui yang dianjurkan
3.192.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


Klien mendengarkan penjelasan dengan baik
TD : 130/90 mmHg
3.193.
A: Masalah belum teratasi
3.194.
P: melakukan monitoring pemberian
iintervensi

3.203.

S:

3.208.

Klien mengatakan lebih enakan


Klien mengatakan sudah mengurangi konsumsi
garam sumber natrium, mie instan, keripik, dan
mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin\
Klien mengatakan mengkonsumsi minyak dan
gula sesui yang dianjurkan

58

3.199. N
ov

setelah diberikan edukasi

Menanyakan penggunaan minyak dan


gula setelah edukasi

Berdikusi tentang kesulitan atau


hambatan yang dialami oleh klien dalam
pelaksaan diit,

Menanyakan damak dari diit yang sudah


dilakukan.

Memberi pemahanan pada pasien untuk


hidup sehat dengan melakukan diit yang sudah
diedukasikan terutama untuk penderita hiertensi.

Berdikusi tentang kesulitan atau


hambatan yang dialami oleh klien dalam
pelaksaan diit,

Menanyakan dampak dari diit yang


sudah dilakukan.

Memberi pemahanan pada pasien untuk


hidup sehat dengan melakukan diit yang sudah
diedukasikan terutama untuk penderita hiertensi.

Melakukan terminasi.

3.200. 2
014

Klien mengatakan sudah mengkonsumsi buah


dan sayur
3.204.
O:

Klien kooperatif dalam diskusi


TD : 130/80 mmHg
3.205.
3.206.

A: Masalah Teratasi

3.207.

P: melakukan monitoring dan evaluasi

3.209.
3.210.
3.211.
3.212.

59

3.213.

BAB 4

3.214.
PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Alasan
3.215.
Berdasarkan hasil intervensi selama 3 minggu dengan dilakukan sepuluh kali
kunjungan rumah menunjukkan bahwa intervensi yang dilakukan berhasil. Hal ini
tampak dengan outcome masalah yang ditemukan pada saat pengkajian dapat teratasi
setelah intervensi dijalankan. Hipertensi yang dialami lansia merupakan hipertensi
primer yang dikarenakan usia lansia. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki mengenai
maslaah kesehatan pada lansia menyebabkan Ny. S tidak pernah memeriksakan
kesehatannya dan cenderung hanya meminum obat warung ketika adanya keluhan.
3.216.
Berdasarkan hasil pengkajian, Ny. S cenderung mengalami peningkatan
tekanan darah dikarenakan usia dan penurunan degeneratif. Selain itu, kondisi Ny. S
juga diperparah oleh konsumsi garam yang berlebih, masakan bersantan, dan teh.
Setelah diberikan edukasi bertahap hasilnya menunjukkan lansia binaan mengalami
penurunan tekanan darah dari 150/100 mmHg saat terakhir kali pengukuran menjadi
130/80 mmHg. Hal ini dapat terjadi karena suami klien gigih mengingatkan untuk
mengurangi masakan yang mengandung garam, penyedap rasa, masakan bersantan,
dan teh serta diharapkan rajin kontrol memeriksakan kondisinya saat ada posyandu
lansia dan ke puskesmas.
3.217.
Dalam hal ini perawat pengelola program yang dibantu oleh kader dapat
menerapkan perannya sebagai edukator untuk memberikan KIE yang tepat kepada
klien dalam menerapkan terapi diet hipertensi, gaya hidup sehat, dan kontrol rutin
untuk memeriksakan kesehatan klien.
3.218.
4.2. Hambatan
4.2.1.
Keterbatasan lansia binaan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara
rutin melalui posyandu lansia atau puskesmas karena kesibukan urusan rumah
tangga, sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak serta suami
dalam proses pengontrolan dan mengingatkan klien.

60

3.219.
3.220.
3.221.
3.222.
3.223.
3.224.
BAB 5
3.225.
PENUTUP
3.226.
5.1

Kesimpulan
3.227.
Ny. S mengalami hipertensi namun beliau tidak mengetahui sebelum
mahasiswa datang. Pengetahuan tentang penyebab penyakit, perjalanan penyakit,
bahaya serta penatalaksanaan yang benar belum cukup dimiliki oleh lansia sehingga
penulis memberikan intervensi berupa edukasi bertahap mengenai hipertensi dan
pentingnya kepatuhan diet untuk klien hipertensi. Hasil intervensi yang diberikan
menunjukkan output yang baik dengan meningkatnya pengetahuan lansia tentang
penyakitnya, perubahan perilaku lansia, serta adanya penurunan tekanan darah lansia.
3.228.

5.2

Saran
3.229.
Penyakit hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan
hanya dapat dikontrol, sehingga perlunya pengawasan dari keluarga, kader posyandu
lansia, perawat, dan bidan desa sehingga lansia dapat menerapkan secara efektif
kepatuhan diet, minum obat, dan gaya hidup yang baik. Selain itu adanya posyandu
lansia diharapkan juga lansia dapat ke mengontrol tekanan darahnya secara rutin
tanpa mengeluarkan biaya dan dapat dijangkau dengan mudah.
3.230.
3.231.
3.232.
3.233.
3.234.
3.235.

61

3.236.
3.237.
3.238.
3.239.
3.240.
3.241.
3.242.
3.243.
3.244.
3.245. DAFTAR PUSTAKA
3.246.
3.247. Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
3.248. Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.
3.249. Buku Pedoman Sehat Bersama Askes, Sehat Bersama Hipertensi. 2007.
Jakarta : Depkes RI.
3.250. Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Jakarta :
Balai Pustaka FKUI
3.251. Doengoes, et.al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
3.252. Herdman, T.H (ed). 2012. Nanda Internasional : Diagnosa Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC.
3.253. Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.
3.254. Price, Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta :EGC.
3.255. Stockslager, J. dan Liz Schaeffer. 2008. Buku saku : Asuhan keperawatan
geriatric. Edisi 2. Alih bahasa Nike B.S. Jakarta : EGC.
3.256. Wilkinson, Judith. 2005. Nursing Diagnoses Handbook With NIC Interventions
Dan NOC Outcomes. New Jersey: Pearson Prentica Hall.
3.257. Wolff, Hans Peter. 2009. Hipertensi cara mendeteksi dan Mencegah Tekanan
darah Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Buana Ilmu Populer.
3.258.

62

Vous aimerez peut-être aussi