Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki potensial yang cukup besar di
bidang Sumber Daya Alam, khususnya cadangan minyak dan gas bumi. Metode yang
digunakan untuk kepentingan survei eksplorasi adalah geoseismik karena metode ini
memiliki tingkat akurasi dan resolusi yang tinggi serta tingkat penetrasi yang dalam
untuk menentukan prospek minyak dan gas bumi sehingga penerapan dan pemanfaatan
teknologi seismik sebagai alat operasi survei seismik eksplorasi kian dibutuhkan oleh
Industri Perminyakan sebagai upaya untuk menemukan lokasi cadangan sumber energi
baru minyak dan gas bumi yang notabene tak terbarukan.
Industri Perminyakan di Indonesia telah tumbuh dengan pesat sejak Pemerintah
mendirikan satu-satunya Perusahaan Tambang Minyak dan Gas Bumi (PERTAMINA)
pada tahun 1968. PERTAMINA sebagai pemegang izin tunggal pengelola sumber
minyak dan gas bumi mempunyai hak istimewa yaitu memiliki wewenang dalam
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi di darat maupun di laut
wilayah Indonesia. Dengan intensifnya kegiatan tersebut selanjutnya PERTAMINA
menggandeng Industri Perminyakan Asing dengan sistem KPS (Kontraktor Production
Shearing) sehingga menjadikan Indonesia sebagai penghasil minyak dan gas bumi
terbesar di ASEAN.
Kata kunci: Geoseismik Survey and Technique, Industri Perminyakan dan KPS
PENDAHULUAN
Industri minyak dan gas bumi modern di Indonesia dimulai pada tahun 1871 di
desa Maja, Majalengka, Jawa Barat oleh seorang pengusaha Belanda, sedangkan
lapangan minyak dan gas bumi pertama kali di Indonesia ditemukan di Telaga Tiga dan
Telaga Said Sumatra utara pada tahun 1883 oleh perusahaan bernama Shell. Pada tahun
1968, setelah mengalami proses yang panjang, Pemerintah mendirikan satu-satunya
Perusahaan Minyak Nasional dengan nama PERTAMINA (Perusahaan Tambang
Minyak dan Gasbumi Negara).
Pada tahun-tahun berikutnya Pertamina bekerja sama dengan Perusahaan
Minyak Asing dengan sistem PSC (Production Sharing Contract) atau yang lebih
dikenal dengan nama KPS (Kontraktor Production Sharing). Pertamina dan PSC
melakukan kontrak perjanjian untuk melakukan kerjasama eksplorasi dan eksploitasi
minyak dan gas bumi di seluruh wilayah Indonesia dengan kontrak kerja eksistensi
selama kurang lebih 30 tahun. Dalam hal ini, Pertamina mendapatkan royalti dan pajak
atas kegiatan operasional PSC di Indonesia dengan kisaran antara 80% untuk Pertamina
MARKETED GAS
DOMESTIC USES
Fertiliser Production
Electricity Generation
Duri Steam Flood
Oil Refinery and LPG Plants
City Gas Reticulation (PGN)
Krakatau Steel
Petrochemical Plants
Cement
Kertas Kraft (Paper)
Fajar Surya Wisesa
CNG SPBBG
Others
Total Marketed
Gas Domestic Uses
Year
1995
190.6
209.0
0.0
58.5
41.2
40.0
17.1
5.6
4.2
0.0
0.0
4.9
571.2
1996
203.2
233.1
0.0
50.2
49.1
40.6
18.5
5.0
3.9
1.3
0.7
1.0
606.5
1997
206.9
233.7
0.0
50.9
55.7
36.0
19.4
4.6
4.1
3.6
0.8
3.1
618.9
1998
205.3
220.4
0.0
57.4
43.9
32.8
16.0
1.5
4.2
0.5
1.1
3.7
586.9
1999
205.7
210.1
132.0
52.2
47.9
29.2
16.5
2.3
4.1
2.3
1.1
5.2
708.7
Konsumen untuk saat ini lebih memilih minyak dan gas bumi sebagai bahan
energi karena mempunyai keunggulan daripada sumber energi lain, khususnya ditinjau
dari segi teknis dan ekonomis. Keunggulan tersebut disebabkan karena berbagai sifat
fisika tertentu dari minyak dan gas bumi, antara lain:
1. Sifat cair minyak dan gas bumi.
2. Minyak dan gas bumi mempunyai nilai kalori tinggi.
3. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar.
4. Minyak bumi menghasilkan berbagai macam pelumas.
5. Minyak dan gas bumi dapat bersifat sebagai bahan baku industri kimia.
Karena alasan-alasan tersebut di atas menyebabkan ketergantungan peradaban manusia
pada minyak dan gas bumi semakin besar.
ISBN : 979-99735-1-1
A-4-2
ISBN : 979-99735-1-1
A-4-3
Survei seismik yang dilakukan oleh Industri Perminyakan bukanlah sekali saja
melainkan berkali-kali dan secara kontinyu meskipun pada daerah eksplorasi tersebut
telah dilakukan survei seismik sebelumnya. Biasanya daerah yang menjadi prospek
minyak dan gas bumi ditandai dengan gambar tertentu, misalnya pada gambar 2 adalah
tanda untuk sumur minyak dan gas bumi yang akan dieksploitasi. Adalah paradoks
sekali bahwa sampai saat ini cadangan minyak dan gas bumi bukannya menciut tetapi
bertambah meningkat berkat penggunaan teknologi seismik.
Potensi Minyak dan Gas Bumi Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi minyak dan gas bumi
terbesar di ASEAN, hal ini lebih dikarenakan posisi geografis Indonesia daripada
karena produksi (Koesoemadinata, RP., 1980). Dengan produksi lebih dari 1 juta barel
per hari menjadikan Indonesia sebagai negara yang penting bagi produksi minyak dan
gas bumi di wilayah Asia karena letaknya yang berdekatan dengan negara konsumen,
misalnya : Jepang. Bila dibandingkan dengan negara-negara produsen minyak dunia,
ISBN : 979-99735-1-1
A-4-4
Indonesia menyumbangkan 2,5% dari produksi harian dunia yang telah mencapai angka
produksi lebih dari 40 juta barel per hari.
Salah satu keunggulan minyak bumi Indonesia adalah kadar belerang yang
rendah (< 1%) bila dibandingkan dengan negara Timur Tengah (2%) sehingga sangat
menguntungkan dunia yang semakin mencemaskan bahaya polusi udara.
Data IPA, 2005 (Gambar 3) memperlihatkan cekungan minyak dan gas bumi di
Indonesia yang terbagi menjadi 68 wilayah cekungan darat dan laut yang sangat
berpotensial untuk terdapatnya minyak dan gas bumi. Dengan teknologi seismik potensi
tersebut dapat dieksplorasi secara maksimal sehingga nantinya dapat ditemukan
cadangan baru minyak dan gas bumi.
96 E
100 E
104 E
108 E
112 E
116 E
120 E
124 E
128 E
132 E
136 E
140 E
144 E
Mani la
THAILAND
TYPES OF BASINS
LIST OF BASINS
Bangkok
INTRACRATONIC
OCEANIC TRENCH*
PASSIVE MARGIN
FOREARC
ABORTED RIFT
INTRA-ARC
ISLAND ARC
CAMBODIA
OCEANIC AND
REMNANT OCEANIC
12 N
Pnom Pene
FOREDEEP
VIETNAM
FORELAND
PLATFORM
Ho Chiminth
PULL-APART
BACK-ARC
TRANSFORM MARGIN
SUSPENDED
SUTURES
outh
Chi n
1 NORTH SUMATRA
2 CENTRAL SUMATRA
3 OMBILIN
4 SOUTH SUMATRA
5 MEULABOH
6 NIAS
7 MENTAWAI
8 SUNDA STRAIT
9 SOUTH WEST JAVA
10 SOUTH JAVA
11 SOUTH BALI-LOMBOK
12 SOUTH CENTRAL JAVA
13 SOUTH EAST JAVA
14 SUNDA
15 ASRI
VERA
a16
Sea
17 BILLITON
35 SOUTH MAKASSAR
36 LARIANG
37 SPERMONDE
38 SALAYAR
39 SENGKANG
40 BONE
41 GORONTALO
42 SOUTH MINAHASA
43 NORTH MINAHASA
44 BANGGAI-SULA
45 SALABANGKA
46 MANUI
47 BUTON
48 BANDA
49 SAVU
50 TIMOR
Palawan
51 TANIMBAR-KAIS
Mi ndor o
INDONESIA BASINS
52 WEBER
53 SERAM (BULA)
54 NE HALMAHERA (KAU BAY)
55 EAST HALMAHERA (BULI BAY)
56 SE HALMHERA (WEDA BAY)
57 ARAFURA
Samar
58 ARU
59 AKIMEUGAH
60 CENTRAL IRIAN JAYA
Panay
61 LENGGURU
62 BINTUNI
63 TELUK BERAU-AJUMARU
64 MISOOL-ONIN
65 SALAWATI
66 WAIPOGA-WAROPEN
PHILIPPINES
PACIFIC
OCEAN
Negros
This dis tribution of basin in Indone sia is not an official docum ent. This m ap has be en prepared and modified
from the previous PERTAMINA/BEICEP 1982 and 1985 non exclusive studies.
08 N
Mi ndan ao
D
AN
TH
AIL
AN
MA
LAYS D
IA
AIL
TH
TH
AI
DO LA
NE ND
SIA
IN
Sandakan
1
M
22
a
la
Banda Aceh
BRUNEI
SABAH
Lhokseumawe
c
S
a
a
tr
PHILIPPINES
INDONESIA
Natuna
M
IN ALA
D
O Y
N S
ES IA
IA
Kualalumpur
SA
RA
Morotai
32
Sulawesi
31
24
Samarinda
30
34
K
a
ri
Palangkaraya
m
a
25
ta
S
Bang ka
26
Plaju
14
Bengkulu
Waigeo
27
56
44
Ujungpandang
Banda
Bali
Pasuruhan
13
Bali
Denpasar
Sea
Flores
Sea
Wetar
Dili
49
Timor
Sea
Sumba
Kupang
O C E A N
Timor
PAPUA NEW
GUNEA
Kobr oor
Trangan
57
A r af u r a
S ea
Yos Sudarso
Alor
Flores
Sumbawa
Sawu
I N D I A N
Wakem
58
Lombok
11
59
Kai
51
ar
20
Mata ram
10
52
48
Surabaya
Yogyakarta
Sea
40
Madu ra
Semarang
12
08 S
I R I A N J A YA
Buton
47
39
38
J AVA
61
60
37
19
Cirebon
Bandung
Buru
35
Sea
Jakarta
Jayapura
53 64
Seram
46
28
66
Cendrawasih Bay
62
Sea
Ambon
Kendari
16
18
Yape n
63
Misool
Seram
Lampung
Enggano
Biak
65
Obi
Mangole
Talibu
45
17
J a va
Bacan
Banggai
Laut
15
Sea
Palu
36 SULAWESI
Banjarmasin
it
4
7
04 S
Beli tung
tr
Palembang
Pagai
Sea
55
M aluku
Tan
KALIMANTAN
Jambi
Sakakemang
Block
Sipura
Halmahera
41
ka
Mahakam
Total
Ma
AT
23
ar
29
ss
Pontianak
Singkep
Siberut
54
St
SU
Tana Batu
HALMAHERA
Mana do
it
Bintan
Pekanbaru
Padang
00
43
Sea
42
Kucing
Sea
INDONESIA
Sea
Batam
SIA
INDONE IA
AYS
MAL
Natuna
SINGAPORE
AK
imb
IA
Toba Lake
Simeule
Nias
33
Anambas
ra
Meda n
Brunei Darusalam
LA
it
04 N
21
INDONESIA
AUSTRALIA
50
12 S
AUSTRALIA
KILOMETERS
0
500
AUSTRALIA
16 S
KESIMPULAN
1. Dari data cekungan minyak dan gas bumi di Indonesia ternyata sebagian besar
cadangan minyak dan gas bumi Indoensia berada di kawasan laut (offshore)
sehingga pada masa yang akan datang arah survei seismik harus berubah dari darat
(onshore) menuju laut (offshore).
2. Survei geoseismik harus disinergikan dengan survei geoteknik lainnya (geodesi,
geologi, rekayasa sipil, dll) agar data yang lebih cermat dapat dikorelasi untuk
memberikan informasi database eksplorasi yang lebih detail dan komprehensif guna
keperluan pencarian sumber-sumber energi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Koesoemadinata, RP, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi Kedua, ITB Bandung 1980.
Telford WM., et.al, Applied Geophysics Second Edition, Cambridge Univ. Press, United
Kingdom, 1996.
ISBN : 979-99735-1-1
A-4-5