Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abortus
Keguguran atau abortus adalah terhentinya
proses kehamilan yang sedang berlangsung
sebelum mencapai usia 20 minggu atau berat
janin sekitar 500 gram
Hampir 50% kasus hanya bermanifestasi sebagai
haid terlambat
Anamnesis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Identitas Pasien
Keluhaan utama
Keluhan penyerta
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Factor social ekonomi
TTV
pemeriksaan Abdomen
pemeriksaan bimanual
pemeriksaan inspekulo
pemeriksaan tambahan seperti beta HCG dan
pemeriksaan darah
Penting untuk menentukan usia kehamilan
Abortus
Secara kausal dibagi menjadi abortus spontan dan
provokatus
Secara klinis dibagi menjadi
1. Imminens
2. Insipien
3. Inkomplit
4. Komplit
5. Missed abortion
6. Yang lainnya (habitualis, infeksi, sepsis
Patogenesa
Abortus biasanya disertai oleh perdarahan ke
dalam desidua basalis dan nekrosis di jaringan
dekat tempat perdarahan. Ovum menjadi
terlepas, dan hal ini memicu kontraksi uterus
yang menyebabkan ekspulsi
Mekanisme abortus
Kehamilan < 8 minggu Embrio rusak atau cacat
yang masih terbungkus dengan sebagian desidua
dan villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in
toto ,
kehamilan 8 14 minggu Mekanisme diatas
juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput
ketuban lebih dulu dan diikuti dengan
pengeluaran janin yang cacat namun plasenta
masih tertinggal dalam cavum uteri
kehamilan 14 22 minggu janin biasanya
sudah dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya
plasenta beberapa saat kemudian.
Abortus
Jenis
Manifestasi Klinis
Terapi
Abortus imminens
nyeri/kram ringan
bedrest total
pendarahan ringan
bisa
hormone
plasentogenik
menutup,
hormonal
(duphaston,
kehamilan positif
gestanon.
Premaston),
relaksanas
tanda-tanda
abortus insipien
kegagalan
berubah
insipien
diberi
sedative,
terapi
menjadi
bisa
abortus
nyeri/kram berat
ketuban menonjol
tes
positif
kehamilan
mungkin
Jenis
Manifestasi klinis
Terapi
Abortus inkomplet
sebagian jaringan
sudah keluar
ancaman pendarahan
hebat
bisa teraba jaringan
sisa pada mulut rahim
hati-hati ancaman
pendarahan setelah
pemeriksaan dalam
tes kehamilan masih
bisa positif
pendarahan minimal
jaringan sudah
ekspulsi total
besar uterus hamper
normal
mungkin serviks masih
dilatasi
kuretase
sebaiknya jaringa di PA
lakukan terapi suportif
dan antibiotic
profilaksis bila perlu
sebagian ahli
berpendapat tidak erlu
dikuretase, tetapi
sebaiknya dilakukan
jaringan yang tidak
bersih bisa
menimbulkan
pendarahan, infeksi,
dan factor predisposisi
Abortus komplet
Diagnosa banding
Kehamilan Ektopik
Mola hidatidosa
Kehamilan Ektopik
Gejala
Tidak ruptur
Ruptur
Amenorea
Rasa
tidak
nyaman
di
abdomen
amenorea,
mendadak,
nyeri
terdapat
pendaharan
Pemeriksaan
nyeri
rupture:
abdomen
bawah
Trias
vagina
gerak
didapatkan
Pendarahan
pervaginam
adneksa
deskuamasi
endometrium
serviks,
dan
nyeri
akibat
Gunakan
laparoskopi
untuk
konfirmasi
mengambil
nyeri
hasil
konsepsi
menggunakan kemoterapi
atau
Terapi:
laparotomi,
untuk
Pemeriksaan penunjang
Pengukuran hemoglobin dan hematokrit bisa
hanya memperlihatkan sedikit penurunan
Hitung leukosit hitung leukosit sangat bervariasi.
Sekitar separuh pasien memberikan gambaran
leukosit normal, sebagian lagi ada yang
meningkat hingga 30.000 per mikroliter
Tes kehamilan pemeriksaan serum RIA untuk
beta-hCG merupakan metode yang paling tepat
Pemeriksaan penunjang
Penilaian beta-hCG kuantitatif dan USG
kalau nilai beta-hCG di atas 6000 mIU per ml dan kantung
gestasi terlihat di uterus dengan USG, maka diagnosis
kehamilan normal pada dasarnya bisa dipastikan
kalau nilai beta-hCG diatas 6000 mIU per ml dan kavum uteri
nampak kosong, maka kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
sangat besar, namun hal ini sangat jarang terdapat di klinik
kalau nilai beta-hCG dibawah 6.000 mIU per ML dan cincin
kehamilan intrauteri jelas terlihat, mungkin sedang atau akan
terjadi proses aborsi. Kehamilan ektopik masih bisa
dipertimbangkan karena bekuan darah dalam uterus atau
silinder desidua bisa memberikan gambaran kantung gestasi
kalau nilai beta-hCG di bawah 6000 mIU per ml, dan tidak ada
kantong gestasi didalam uterus, tidak ada diagnosa pasti yang
bisa ditegakkan. Kemungkinan yang ada adalah kehamilan
ektopik atau sudah terjadi abortus pada kehamilan.5
Terapi
Tatalaksana darurat
Tatalaksana bedah
Tatalaksana tambahan
Mola hidatidosa
Mola hidatidosa (Mola Hidatidiformis) adalah
suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di
mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh
vili korialis mengelami perubahan berupa
degenerasi hidropik.
Mola Hidatidosa
Gejala klinis
amenorea
perdarahan
pervaginam
uterus yang lebih besar
dari tuanya kehamilan
dan tidak ditemukan
tanda kehamilan
Kadar hCG sangat
tinggi
pemeriksaan USG ada
gambaranbadai salju
atau gambaran seperti
sarang lebah.
Terapi
Pencegahan
Pencegahan
Usia ibu hamil lebih baik tidak < 20 tahun dan tidak > 35 tahun.
Melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil (TORCH).
Kenali tanda-tanda kehamilan lebih dini.
Kehamilan harus direncanakan (sudah siap secara fisik dan
emosional).
Jarak antara kehamilan tidak terlalu dekat.
Selama hamil harus cukup gizi.
Menghindari trauma.
Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang sembarangan.
Jalani pemeriksaan kandungan secara rutin.
Kontrol penyakit kronis yang diderita seperti DM, hipertensi.
Skrinning gen untuk meminimalisir adanya abnormalitas kromosom
seperti autosomal trisomy, monosomy X, triploid, tetraploid.
Jangan merokok dan minum alkohol.
Jangan minum kopi (yang mengandung caffein)
Komplikasi
Pendarahan dan infeksi merupakan penyebab
utama kesakitan atau kematian ibu. Meskipun
sangat jarang, sekitar tiga perempat kasus
koriokarsinoma terjadi setelah abortus. Infertilitas
dapat disebabkan oleh oklusi tuba yang meradang
setelah abortus terinfeksi.
Epidemiologi
Angka kejadian abortus, terutama abortus
spontan berkisar 10-15%.
Di Indonesia, diperkirakan ada 5 juta kehamilan
per-tahun, dengan demikian setiap tahun terdapat
500.000 - 750.000janin yang mengalami abortus
spontan
Prognosis
Tergantung dari jenis abortus yang dialami.
Abortus imminens dengan perawatan yang tepat
kehamilan tetap bisa dipertahankan. Abortus jenis
lainnya janin sudah tidak dapat dipertahankan.
Kesimpulan
Dari anamnesa dan gejala klinis pada kasus,
penulis menyimpulkan working diagnosis dari
kasus ini adalah abortus imminens