Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
NUR KHOTIJA
NIM 121710101008
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyakit demam tifoid (Typhoid fever) yang biasa disebut tifus merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak
hingga orang dewasa. Demam tifoid atau tifus merupakan penyakit infeksi akut
yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella typhi (Darmowandowo,
2006). Penyakit tifus ini dapat menular melalui makanan atau minuman yang
tercemar dan dapat menyebabkan tifus (Candrawati, 2010). Bakteri yang berperan
dalam penyakit tifus adalah Salmonella khususnya turunannya yaitu Salmonella
typhi yang menyerang bagian saluran pencernaan (Algerina, 2008). Menurut data
profil kesehatan Indonesia versi kementerian kesehatan tahun 2013 penyakit tifus
berada diurutan kedelapan dari 10 pola penyebab kematian. Kementerian
kesehatan menyebutkan bahwa tifus menempati urutan ketiga dari 10 pola
penyakit terbanyak. Dari data tersebut menunjukkan bahwa masih banyaknya
orang yang terserang bakteri Salmonella typhi.
Salmonella memiliki jenis tertentu dan demam yang disebabkan oleh jenis
Salmonella typhi cenderung lebih berat dari pada infeksi jenis Salmonella yang
lain (Ashkenazi et al., 2002). Salmonella typhi merupakan bakteri gram negatif
yang bersifat motil, tidak membentuk spora dan tidak berkapsul. Salmonella
memiliki antigen somatik O dan antigen flagella H. Antigen O adalah komponen
lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas (Ashkenazi et al., 2002).
Tersapat beberapa tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan Salmonella
typhi didalam tubuh salah satunya adalah daun srikaya.
Srikaya merupakan tumbuhan yang serbaguna, buahnya dapat dikonsumsi
dan merupakan sumber bahan pengobatan serta produk industri (Sobiya Raj et al.,
2009). Selain itu pada daun srikaya juga mengandung senyawa-senyawa yang
bermanfaat jika dikonsumsi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Maria et al. (2013), terdapat 3 senyawa yang terkandung dalam
daun srikaya yang berfungsi sebagai antibakteri terhadap bakteri Escheria coli
yaitu senyawa flavonoid, terpenoid dan alkoloid. Senyawa Flavonoid telah
1.2
Perumusan Masalah
Penyakit tifus merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
1.3
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat setiap
1.4
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.5
Hipotesa
Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah ekstrak daun srikaya diduga
2.1
Srikaya
Tanaman srikaya (Annona squamosaL.) merupakan tanaman yang tumbuh di
merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 1.000 m dpl.
Tanaman rikaya dapat tumbuh pada tanah yang berpasir dengan pH 5,5 7,4.
Menurut Irawati (2001), klasifikasi tanaman srikaya adalah sebagai berikut:
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Famili
: Annonaceae
Genus
: Annona
Spesies
: Annona Squamosa L.
(a)
(b)
2.2
Salmonella typhi
Salmonella
adalah
bakteri
gram
negatif
dan
terdiri
dari
famili
houtenae dan S. enterica subsp. indica. Penamaan subspesies lain dari S. enterica
dan S. bongori ditentukan dari antigennya. S. ser typhimurium termasuk
subspesies lain dari S. enterica (Kauffmann, 1986). Penamaan Salmonella
berkembang seiring waktu. Beberapa nama dimunculkan berdasarkan penyakit (S.
typhi). Nama lain berdasarkan sindrom dan inangnya yang spesifik pada beberapa
kasus (Kauffman, 1986). Salmonella terdiri dari lebih 2500 serotipe yang dapat
menginfeksi manusia. Namun serotipe yang sering menjadi penyebab utama
infeksi pada manusia adalah sebgai berikut yaitu Salmonella paratyphi A
(serogroup A), Salmonella paratyphi B (serogroup B), Salmonella cholerasius
(serogroup C1) dan Salmonella typhi (serogroup D) (Brooks, 2004).
Salmonella typhi merupakan bakteri yang hanya terdiri dari satu sel
(monoseluler). Salmonella typhi merupakan bakteri garm negatif, tidak berspora,
serta memiliki kapsul. Bakteri ini juga bersifat fakultatif, sering disebut sebagai
facultative intra-cellular parasites. Dinding selnya terdiri atas murein,
lipoprotein, fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida (LPS) yang tersusun sebagai
lapisan-lapisan (Dzen et al., 2003). Bakteri ini memiliki ukuran berukuran 2-4 m
x 0.5-0,8 m. Salmonella sp. tumbuh cepat dalam media yang sederhana, dan
mempunyai flagel petritrikh (Jawetz et al., 2005; Bennasar et al., 2000). Gambar
salmonella typhi dapat dilihat pada gambar 2.2.
Bakteri S. typhi masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang
tercemar dan dapat menyebabkan penyakit tifus (Candrawati, 2010). Salmonella
typhi membentuk asam dan gas dari glukosa dan manosa. Organisme ini juga
menghasilkan gas H2S, namun hanya sedikit (Winn, 2006). Bakteri ini tahan
hidup dalam air yang membeku untuk waktu yang lama (Brooks, 2008).
2.3
Antibakteri
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang menghambat pertumbuhan
penambhan zat antimikrobia pada fase logaritmik didapatka jumlah sel total
tetap sedangkan jumlah sel hidup menurun.
c. Bakteriolitik menyebabkan sel mengalami lisis atau pemecahan sel sehingga
jumlah sel berkurang atau terjadi kekeruha setelah penambahan antimikrobia.
Hal ini ditunjukkan dengan penambahan antimikrobia pada kultur mikrobia
yang berada pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada
fase logaritmik , jumlah sel total maupun jumlah sel hidup menurun.
Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa
antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat
pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan
permeabilitas membran sitoplasma sehingga mennyebabkan keluarnya bahan
makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat,
penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein
(Setyaningsih, 2006).
2.4
pengenceran. Disc diffusion atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur
diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon
penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak.
Syarat jumlah bakteri untuk uji kepekaan/sensivitas yaitu 105-108 CFU/mL
(Hermawan et al., 2007).
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
pengujian antibakteri. Metode difusi dapat dilakukan menggunakan 3 cara yaitu
metode silinder, metode lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode
lubang/sumuran yaitu dengan cara membuat lubang pada agar padat yang telah
diinokulasi terlebih dahulu dengan bakteri. Lubang atau sumuran yang dibuat
diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji. Setelah dilakukan inkubasi,
pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan
disekeliling lubang/sumuran (Kusmayati et al., 2007).
3.1
3.2
desa Olean Kabupaten Situbondo, bakteri Salmonella typhi, NaCl, aquadest steril,
Nutrien Agar (NA), etanol, alumunium voil, kertas saring,
Alat penelitian yang digunakan yaitu alat-alat gelas, inkubator, autoklaf,
cawan petri, jarum ose, bunsen, evaporator, pipet, neraca analitik, corong,
blender, dan ayakan 65 mesh.
3.3
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium (pure
experiment). Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap pertama preparasi
sampel yang akan digunakan, tahap kedua ekstraksi bahan dan tahap ketiga adalah
uji aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi.
3.4
Rancangan Percobaan
Penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor dan
enam level. Faktornya adalah hasil ekstrak dari daun srikaya dengan enam level
yaitu konsentrasi ekstrak 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dan setiap
perlakuan terdiri dari tiga kali ulangan.
Data penelitian yang telah didapatkan akan diolah menggunakan uji
ANNOVA yang jika hasilnya berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji
DUNCAN. Data yang didapat akan disajikan dalam bentuk grafik.
3.5
Pelaksanaan Penelitian
Penirisan
Pengayakan 65 mesh
3.5.2 Ekstraksi
Ekstrak daun srikaya dibuat dengan cara maserasi. Sebanyak 60 gram
serbuk simplisia daun srikaya dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian
direndam dengan larutan etanol 96% p.a sebanyak 225 ml, ditutup dengan
alumunium foil dan dibiarkan selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 5 hari
+etanol p.a
Pencampuran
Perendaman 5 hari
Penyaringan
Cake
Filtrat
+etanol p.a
Perendaman 2 hari
Penyaringan
Filtrat
Pencampuran
Evaporasi
Cake
+ aqudest
Pencampuran
+ NA cair
Pencampuran
Pendinginan hingga memadat
+ ekstrak buah
daun srikaya
sumuran
Pengamatan
Gambar 3.5 Diagram alir pengujian aktivitas antibakteri
3.7
Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah daya hambat ekstrak
3.8
Analisis Data
Setelah didapatkan hasil pengamatan kemudian dianalisis menggunakan
sidik ragam yaitu uju ANOVA dan jika didapatkan hasil berbeda nyata dilanjut
dengan uji DUNCAN.
DAFTAR PUSTAKA
Algerina. 2008. Demam Tifoid dan Infeksi Lain dari Bakteri Salmonella.
http://medicastore.com/penyakit/10/demamtifoid.html [diakses tanggal 29
Februari 2015].
Ashkenazi, A., Belli D., Vandenplas, Y. 2002. A Proposition of the Diagnosis and
Treatment of Gastro-esophagael Reflux Disease in Children. A Report from
a Working Group on Gastro-esophagael Reflux Disease. Eur J Pediatr.
152:704-711.
Brooks. 2004. Jawetz Melnick & Adlebergs Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG: 251-264
Brooks. 2008. Jawetz, Melnick & Adelberg Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
Alih Bahasa oleh Edi Nugroho dan Maulany. Jakarta: EGC.
Candrawati. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Krokot
(Portulaca oleraceae) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi Secara In
Vitro. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jember.
Darmowandowo. 2006. Demam Tifoid. Surabaya: FK Unair.
Davis and Stout. 1971. Disk Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay.
Microbiology. 22(4): 659-665.
Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI
Dzen, M. S., Roekistiningsih, Santoso, S., dan Winarsih. 2003. Bakteriologi
Medik. Malang: Banyumedia Publishing.
Gunawan D, Sudarsono, Wahyuono S, Donatus IA, Purnomo. 2001. Tumbuhan
Obat 2. Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan. Yogyakarta: PPOT
UGM.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta:
Swadaya
Haryatmi. 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan Terhadap Radikal
Bebas Pada Lanjut Usia. Journal MIPA. Vol 14, No 1:52-60
Hermawan , W. K., Hana dan Wiwiek. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli dengan Metode Diffusi Disk. Surabaya: Unair.
Sobiya Raj et al. 2009. The hepatoprotective effect of alcoholic extract of Annona
squamosa leves on experimentally induced liver injury in swiss albino mice.
International Journal of Integrative Biology. Vol 5 No 3, 182.
Vandepitte et al. 2005. Prosedur Lboratorium Dasar untuk Bakteriologis Kimia.
Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Wandasari, F., Ruslan, K. DAN Kusmardiyani, S. 2007. Telaah Fitokimia Daun
Srikaya (Annona squamosa L) yang Berasal dari Dua Lokasi Tumbuh.
Skripsi. Penelitian Obat Bahan Alam. Bandung: Sekolah Farmasi ITB.
Winn, W. 2006. Enterobacteriaceae. Konemans Color Atlas and Textbook of
Diagnostic Microbiology. Lippincott Williams and Wilkins, USA. 212-89.
Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: Penerbit
Med Press (Anggota IKAPI).