Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
produksi domestik bruto (PDB) China bisa mencapai 6,9 triliun dollar AS. Selain
itu, produk Indonesia yang semula banyak diekspor ke Amerika dan Uni Eropa
setiap tahunnya semakin berkurang. Di sisi lain, tren ekspor produk ke China
semakin bertambah. Nilai ekspor Indonesia Maret 2010 mencapai US$12,63
miliar atau mengalami peningkatan sebesar 13,11 persen dibanding ekspor
Februari 2010. Sementara bila dibanding Maret 2009 mengalami peningkatan
sebesar 46,61 persen. Ekspor nonmigas ke Jepang Maret 2010 mencapai angka
terbesar yaitu US$1,35 miliar, disusul Cina US$1,09 miliar, dan Amerika Serikat
US$1,09 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 33,20 persen. Sementara
ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,41 miliar. Menurut sektor, ekspor
hasil industri periode Januari-Maret 2010 naik sebesar 37,54 persen dibanding
periode yang sama tahun 2009, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 15,19
persen serta ekspor hasil tambang dan lainnya naik 96,09 persen.
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
besar
berupa
komputer
dan
perkakasnya
serta
ponsel.
Sementara itu, produk impor China umumnya berupa hasil bumi dan komoditas.
Impor dari ASEAN ke China bernilai hingga 105,06 miliar dollar AS. Berarti,
China sebetulnya defisit 2,38 miliar dollar AS. Meskipun defisit, pengusaha
Indonesia tetap merasa terancam dengan banjirnya produk China di pasar
domestik. Karena nilai ekspor Indonesia ke China kecil sekali, hanya 13,55 miliar
dollar
AS
atau
1,35
persen
dari
total
impor
China.
Dari total nilai ekspor ini, ekspor produk pertanian mencapai 4,8 miliar dollar AS.
Produk pertambangan mencapai 1,8 miliar dollar AS, dan produk industri
mencapai 109,6 juta dollar AS. Karena itulah ACFTA menjadi peluang besar
untuk meningkatkan ekspor ke China.
ACFTA bisa membuka peluang pasar produk Indonesia ke China. Namun,
hal itu harus diiringi dengan penguatan daya saing usaha kecil dan menengah
(UKM) Indonesia, terutama untuk tekstil, alas kaki, dan mainan anak. Selain itu
pemerintah perlu memberikan kesiapan sarana infrastruktur yang memadai seperti
kecukupan kebutuhan listrik sehingga UKM menjadi kompetitif.
II. PEMBAHASAN
1. Definisi ACFTA
Definisi
ACFTA
menurut
Departemen
Keuangan
RI
adalah
Deskripsi
Hewan hidup
Daging dan produk daging dikonsumsi
Ikan
Produk susu
Produk hewan lainnya
Pohon hidup
Sayuran dikonsumsi
Buah-buahan dikonsumsi dan nuts
perdagangan
internasional
akan
menikmati
tingkat
10
Jagung
Jagung
Qj1
Qj2
Beras
Pau
Qb1
Qb2
pp
Beras
c. Faktor Produksi
Menurut pandangan Baqir Sadr (1979) ilmu ekonomi dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu Philosophy of Economics dan Science of
Economics. Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
terletak pada philosophy of economics, bukan pada science of economics.
Philosophy of Economics memberikan ruh pemikiran dengan nilai-nilai
11
Rp
FC
d. Kurva Biaya
Biaya yang dikeluarkan oleh produsen terdiri dari biaya variabel
dan biaya tetap. Sehingga TC = FC + VC. Fixed cost (FC) besarnya tidak
dipengaruhi oleh berapa banyak output atau produk yang dihasilkan.
Karena itu, FC digambarkan sebagai garis horizontal dimana berapapun
output yang dihasilkan, biayanya tetap. Salah satunya adalah biaya bunga.
12
TCi
Rp
TC
FCi
FC
Q
Q
Qi
e. Kurva Penerimaan
Jika harga beras 1 kg adalah Rp. 5500,- maka penerimaan untuk 2
kg beras adalah Rp. 11.000,-. Dengan adanya beban bunga yang harus
dibayar tidak akan mempengaruhi penerimaan. Oleh karena itu kurva
penerimaan dalam sistem bunga Tri = TR. Sementara dalam sistem bagi
hasil yang terpengaruh adalah penerimaannya. Misalnya, telah terjadi
13
14
TR
TC
FC
Q
Q
Qrs
15
16
berdasarkan
nisbah
sementara
pembagian
kerugian
Q
Qps
17
18
b. Konsesi Tariff Bea Masuk Cocoa Powder dan Chili Powder ChinaIndonesia. Pada pertemuan bilateral disela sidang ke 21 TNC/TNG
ACFTA, Delegasi China menawarkan konsesi tariff bebas bea masuk
(0%) atas produk cocoa powder Indonesia ke China atau turun dari 15
%.yang berlaku saat ini. Sebagai kompensasinya China mengusulkan
agar Indonesia dapat memberikan preferensi tarif (0%) untuk produk
chili powder, atau turun dari 5% yang berlaku saat ini
19
20
Seiring
itu,
masing-masing
daerah
perlu
oleh
beberapa
pemerintah
kabupaten
untuk
21
22
III. SIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ACFTA
merupakan peluang besar bagi produk Indonesia untuk meningkatkan pangsa
pasarnya khususnya di kawasan ASEAN dan China. Kerjasama perdagangan
ini sangat menguntungkan karena adanya pembebasan tariff untuk beberapa
produk yang telah disepakati, sehingga produk dapat dijual dengan harga
relatif lebih murah. Apabila Indonesia mundur dari perjanjian perdagangan
ini, justru akan merugikan produk Indonesia sendiri, karena tidak dapat
menikmati bebas tariff perdagangan antara Negara ASEAN dengan China
sehingga produk Indonesia menjadi semakin tidak kompetitif.
Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan daya saing produk
Indonesia salah satunya adalah dengan implementasi biaya produksi islam
23
yang fokus pada faktor produksi modal. Konsep ini menawarkan penggunaan
modal tanpa bunga, sehingga total cost tidak akan naik, dan selanjutnya harga
juga tidak akan naik, dan pada akhirnya akan mendorong pada daya saing
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Karim., Adiwarman Azwar, 2001, Islamic Microeconomics, Muamalat Institute,
IIIT, Jakarta
Lipsey, 2000, Introduction to Micro Economics, John Willey & Sons, New York
Samuelson, 2000, Introduction to Macro Economics, John Willey & Sons, New
York
.., 2010, Data Perkembangan Ekspor Impor Indonesia, Biro Pusat Statistik,
Jakarta
, 2008, ACFTA, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta
www. Kompas.com
24