Vous êtes sur la page 1sur 16

EVALUASI KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO

( PLTM ) HUTARAJA DI KECAMATAN DOLOK SANGGUL KABUPATEN


HUMBANG HASUNDUTAN PROPINSI SUMATERA UTARA
Junmiflin Sihite1, Ivan Indrawan2, Syahrizal3
1

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email: junmiflin@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU
Medan
Email: ivanindrawan76@gmail.com
3
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU
Medan
Email: syahrizal@usu.ac.id

ABSTRAK
Krisis listrik yang terjadi mendorong pengimplementasian energi terbarukan sebagai upaya untuk
memenuhi pasokan listrik Negara. PLTM adalah jenis pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air sebagai
bahan bakarnya sehingga dapat menghasilkan listrik. Besarnya listrik yang dihasilkan oleh PLTM tergantung
pada debit alirannya dan tinggi jatuh atau head pada instalasinya. Debit aliran dan tinggi jatuh berbanding lurus
dengan daya yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan studi ini dilakukan pengumpulan data primer dan data
sekunder. Data primer mencakup inventarisasi komponen PLTM, mulai dari intake, saluran pembawa, hingga
rumah pembangkit (power house). Data sekunder meliputi data curah hujan, topografi, as back drawing, daerah
tangkapan air (catchment area), UKL & UPL, dll. Setelah data terkumpul, akan dilanjutkan pada tahap analisa.
Analisa yang dilakukan meliputi analisa hidrologi yang bertujuan untuk mengetahui out put daya yang dapat
dihasilkan PLTM, analisa Pekerjaan Sipil & Mekanikal Elektrikal, dan analisa Finansial yang bertujuan untuk
mengetahui kelayakan dari sisi ekonomi. Study ini akan membahas bagaimana kinerja Pembangkit Listrik
Tenaga Mini Hidro Hutaraja apakah PLTM tersebut layak untuk dikembangkan? Dari hasil perhitungan
menunjukan bahwa perhitungan debit andalan dengan Metode F.J. Mock menghasilkan debit andalan sebesar
3,312 m3/dtk dan daya yang dihasilkan sebesar 26.280.000 KwH/Thn. Dari perhitungan, biaya yang digunakan
untuk pembangunan PLTM Hutaraja adalah Rp. 56.920.000.000,00. Berdasarkan hasil analisa hidrologi dan
analisa finansial maka PLTM Hutaraja layak untuk dikembangkan mengingat waktu pengembalian biaya
pembangunan jauh lebih kecil yaitu 7thn dari umur PLTM yaitu 20thn.
Keywords : PLTM, Pembangkit Listrik, Mini Hidro

ABSTRACT
Caused blackouts encourage the implementation of renewable energy in an effort to fulfill electricity
supply of country. Mini hidro power is a type of electricity generation that use water as fuel energy so as to
generate electricity. The amount of electricity generated by mini power depends on the discharge flow and high
falls (head) on installation. Flow rates and high falls (head) directly proportional to the power generated. In the
implementation of this study conducted primary data collection and data secondary. Primary data include mini
power component inventory, ranging from the intake, the carrier channel, until power house. Secondary data
includes the data of rainfall, topography, as back drawing, catchment area , UKL and UPL, etc.. Once the data is
collected, the analysis will proceed in stages. The analysis includes hydrologic analysis aims to determine the
output power can be generated micro power plants, analysis of Civil work & Mechanical Electrical work, and
Financial analysis aimed to determine the feasibility of the economy. This study will discuss how the
performance of Mini Hydro Power Plant Hutaraja whether the micro power deserves to be developed? From the
calculation results show that the discharge calculation mainstay with FJ Mock method produce discharge
mainstay 3,312 m3/dtk and power generated at 26.280.000 KwH/Yr. From the calculation, the cost of which is
used for the construction of Mini Hidro Power Hutaraja is Rp. 56,920,000,000.00. Based on the results of the
hydrologic analysis and financial analysis of the mini hidrologi power Hutaraja feasible to be developed,
considering the construction cost payback time is 7 year much smaller than the age of micro power is 20 year.
Keywords: PLTM, Power Plants, Mini Hydro

Pendahuluan
Latar Belakang
Di daerah Sumatra Utara terdapat berbagai daerah yang cukup berpotensi dalam pengembangan sumber
daya energi khususnya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro bahkan PLTA skala kecil
menengah. Potensi ini dapat dijumpai di daerah-daerah kabupaten yang berada di jajaran pegunungan Bukit
Barisan seperti Dairi, Pakpak barat, Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Humbang Hasundutan.
Sehingga PLTM ini merupakan salah satu alternatif yang cocok dikembangkan oleh PLN dalam penyediaan
listrik sehingga kabutuhan eneri listrik untuk masyarakat dapat dipenuhi.
Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi dalam
pengembangan pembangkit listrik tenaga minihidro dan mikrohidro, karena Kabupaten Humbang Hasundutan
yang merupakan salah satu Kabupaten termuda di Propinsi Sumatera Utara, sebagai hasil pemekaran dari
Kabupaten Tapanuli Utara yang secara geografis, terletak di bagian tengah Sumatera Utara, berada pada 2 13' 2 28' Lintang Utara dan 98 10' - 98 57' Bujur Timur.
Menurut data dari Deperindag di Humbang Hasundutan terdapat 22 air terjun dengan debit aliran antara
0,8 s.d. 10 m/s dan ketinggian air terjun antara 5 s.d. 70 m. Dari ke 22 air terjun tersebut diperkirakan dapat
mensuplai energi listrik sebesar 29,3 MW (Farel Hasiholan Napitupulu, Potensi Air Terjun untuk PLTMH di
Sumatera Utara, Medan 2008). Beberapa diantaranya telah banyak dimohon oleh pihak swasta untuk
dikembangkan dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Daftar Air Terjun yang telah dimohon beberapa perusahaan Swasta
No

Potensi Air Terjun Yang Dimohon

Keterangan

Aek Simonggo Tornauli, Kec. Parlilitan

Izin/tahap study kelayakan

Aek Simonggo Nambadia Kec. Parlilitan

Izin/tahap study kelayakan

Aek Riman Kec. Tarabintang

Penataan lokasi

Aek Sisira, Kec. Parlilitan

Tahap Study Kelayakan

Aek Sirahar, Kec. Pakkat

Penataan lokasi

Aek Simonggo Parduan, Kec. Tarabintang

Izin/tahap study kelayakan

Aek Rahu II, Kec. Parlilitan

Penataan Lokasi

Aek Rahu I, Kec. Parlilitan

Izin/tahap study kelayakan

Aek Simonggo, Kec. Parlilitan

Izin/tahap study kelayakan

10

Aek Nadumogor, Kec. Kec. Sijamapolang

Izin/tahap study kelayakan

11

Aek Sisira, Kec. Tarabintang

Izin/tahap study kelayakan

12

Aek Rambe, Kec. Tarabintang

Izin/tahap study kelayakan

13

Aek Simangira, Kec. Baktiraja

Izin/tahap study kelayakan

14

Aek Sibuluan, Kec. Onanganjang

Tahap Perpanjangan ijin prinsip

Sumber: Kantor Pertambangan dan Energi dan beberapa sumber lain.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Meteorological Water Balance Dr. F.J. Mock
Metode ini ditemukan oleh Dr. F.J. Mock pada tahun 1973 dimana metode ini didasarkan atas
fenomena alam dibeberapa tempat di Indonesia. Dengan metode ini, besarnya aliran dari data curah hujan ,
karakteristik hidrologi daerah pengaliran dan evapotranspirasi dapat dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah

hujan yang jatuh pada catchment area sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian akan langsung
menjadi aliran permukaan (direct run off) dan sebagian lagi akan masuk kedalam tanah (infiltrasi), dimana
infiltrasi pertama-tama akan menjenuhkan top soil, kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah tanah
(ground water) yang nantinya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow). Adapun ketentuan dari
metode ini adalah sebagai berikut :
1. Data meteorologi
Data meterologi yang digunakan mencakup :
a.

Data presipitasi dalam hal ini adalah curah hujan bulanan dan data curah hujan harian.

b.

Data klimatologi berupa data kecepatan angin, kelembapan udara, tempratur udara dan penyinaran
matahari untuk menentukan evapotranspirasi potensial (Eto) yang dihitung berdasarkan metode
Penman Modifikasi

2. Evapotranspirasi Aktual ( Ea)


Penentuan harga evapotranspirasi actual ditentuakan berdasarkan persamaan :
E = Eto x d/30 x m

(2.10)

E = Eto x (m / 20) x (18-n)

(2.11)

Ea = Eto E

(2.12)

dimana : Ea = Evapotranspirasi aktual (mm),


Eto = Evapotranspirasi potensial (mm),
D= 27 (3/2) x n,
N = jumlah hari hujan dalam sebulan,
m = Perbandingan permukaan tanah yang tidak tertutup dengan
tumbuh-tumbuhan penahan hujan koefisien yang tergantung jenis
area dan musiman dalam % , m = 0 untuk lahan dengan hutan lebat,
M =Untuk lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim dan bertambah 10 % setiap bulan
berikutnya.
m = 10 40% untuk lahan yang erosi ,
m = 30 50 % untuk lahan pertanian yang diolah ( sawah ).
3. Keseimbangan air dipermukaan tanah (S)
a.

Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai berikut:
S = R Ea

(2.13)

dimana : S = Keseimbangan air dipermukaan tanah,


R = Hujan Bulanan ,
Ea = Evapotranspirasi Aktual.
Bila harga positif (R > Ea) maka air akan masuk ke dalam tanah bila kapasitas kelembapan tanah belum
terpenuhi. Sebaliknya bila kondisi kelembapan tanah sudah tercapai maka akan terjadi limpasan
permukaan (surface runoff). Bila harga tanah S negatif ( R > Ea ) , air hujan tidak dapat masuk
kedalam tanah (infltrasi) tetapi air tanah akan keluar dan tanah akan kekurangan air (defisit).
b.

Perubahan kandungan air tanah (soil storage) tergantung dari harga S. Bila S negatif maka kapasitas
kelembapan tanah akan kekurangan dan bila harga S positif akan menambah kekurangan kapasitas
kelembapan tanah bulan sebelumnya.

c.

Kapasitas kelembapan tanah (soil moisture capacity). Didalam memperkirakan kapasitas kelembapan
tanah awal diperlukan pada saat dimulainya perhitungan dan besarnya tergantung dari kondisi porositas
lapisan tanah atas dari daerah pengaliran. Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan
air didalam tanah per m3. semakin besar porositas tanah maka kelembapan tanah akan besar pula.

d.

Kelebihan Air (water surplus)

e.

Besarnya air lebih dapat mengikuti formula sbb :


WS = S - Tampungan tanah

(2.14)

dimana : WS = water surplus,


S = R- Ea,
Tampungan Tanah = Perbedaan Kelembapan tanah.

4. Limpasan dan penyimpanan air tanah (Run off dan Ground Water storage).
a.

Infiltrasi (i)
Infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan kemiringan daerah pengaliran. Daya infiltrasi
ditentukan oleh permukaan lapisan atas dari tanah. Misalnya kerikil mempuyai daya infiltrasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tanah liat yang kedap air. Untuk lahan yang terjal dimana air sangat
cepat menikis diatas permukaan tanah sehingga air tidak dapat sempat berinfltrasi yang menyebabkan
daya infiltrasi lebih kecil. Formula dari infiltrasi ini adalah sebagai berikut:
i = Koefisien Infiltrasi x WS

(2.15)

dimana :
WS
= kelebihan air
Koefisien Infiltrasi = 0 s/d 1,0
b.

Penyimpanan air tanah (ground water storage).


Pada permulaan perhitungan yang telah ditentukan, besarnya penyimpanan air awal tergantung
dari kondisi geologi setempat dan waktu.Persamaan yang digunakan adalah
Vn = k. (Vn 1) + (1 + k ) in

(2.16)

(Sumber : PT. Tricon Jaya, Sistim Planing Irigasi Ongka Persatuan Kab. Donggala Hal V-4)
dimana :
Vn
= Volume simpanan ait tanah periode n ( m3),
Vn 1
= Volume simpanan air tanah periode n 1 (m3),
K = qt/qo = Faktor resesi aliran air tanah (catchment are recession factor )
k
=Faktor resesi aliran tanah berkisar antara 0 s/d 1 , )
qt
= Aliran tanah pada waktu t (bulan ke t) ,
qo
= Aliran tanah pada awal (bulan ke 0),
in
= Infiltrasi bulan ke n (mm).
Untuk mendapatkan perubahan volume aliran air dalam tanah mengikuti persamaan :
Vn = Vn - Vn 1
c.

(2.17)

Limpasan (Run off )


Air hujan atau presipitasi akan menempuh tiga jalur menuju kesungai. Satu bagian akan mengalir

sebagai limpasan permukaan dan masuk kedalam tanah lalu mengalir ke kiri dan kananya membentuk aliran
antara. Bagian ketiga akan berperkolasi jauh kedalam tanah hingga mencapai lapisan air tanah. Aliran
permukaan tanah serta aliran antara sering digabungkan sebagai limpasan langsung (direc run off) Untuk
memperoleh limpasan, maka persamaan yang digunakan adalah :
BF = I - ( Vn )
Dro = WS I
Ron = BF +Dro
dimana : BF
I
Vn
Dro
WS
Ron

( 2.18)
(2.19)
(2.20)
= Aliran dasar (m3/dtk/km),
= Infltrasi (mm),
= Perubahan volume aliran tanah (m3),
= Limpasan Langsung (mm),
= Kelebihan air ,
= Limpasan periode n (m3/dtk/km2)

d.

Banyaknya air yang tersedia dari sumbernya.


Persamaan yang digunakan adalah:
Qn = Ron x A
dimana: Qn= Banyaknya air yg tersedia dari sumbernya, periode n (m3/dtk),
A = Luas daerah tangkapan (catchment area) Km2.

(2.21)

Debit Andalan (Qn)


Debit andalan (dependable flow) adalah debit minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang
sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk pembangkit listrik. Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80%
(kemungkinan bahwa debit sungai lebih rendah dari debit andalan adalah 20%). Debit andalan ditentukan untuk
periode tengah bulanan. Debit minimum sungai dianalisis atas dasar data debit harian sungai. Agar analisisnya
cukup tepat dan andal, catatan data yang diperlukan harus meliputi jangka waktu paling sedikit 20 tahun. Jika
persyaratan ini tidak bisa dipenuhi, maka metode hidrologi analitis dan empiris bisa dipakai.
Dalam menghitung debit andalan, kita harus mempertimbangkan air yang diperlukan dari sungai di hilir
pengambilan. Debit air yang ada dari waktu kewaktu mengalami penurunan seiring dengan penurunan fungsi
daerah tangkapan air. Penurunan debit andalan dapat menyebabkan kinerja PLTM berkurang yang
mengakibatkan pengurangan daya yang dihasilkan. Antisipasi keadaan ini perlu dilakukan dengan memasukan
faktor koreksi besaran 80% - 90% untuk debit andalan. Faktor koreksi tersebut bergantung pada kondisi
perubahan daerah aliran sungai (DAS).
Dalam evaluasi kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro, metode perhitungan debit andalan dapat
menggunakan metode simulasi perimbangan air dari Dr. F.J.Mock (KP.01,1936). Dengan data masukan dari
curah hujan di Daerah Aliran Sungai, evapotranspirasi, vegetasi dan karakteristik geologi daerah aliran.
Metode ini menganggap bahwa air hujan yang jatuh pada daerah aliran (DAS) sebagian akan menjadi
limpasan langsung dan sebagian akan masuk ke tanah sebagai air infiltrasi, kemudian jika kapasitas menampung
lengas tanah sudah terlampaui, maka air akan mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi.

Klarifikasi pengukuran head (H)


Pengukuran head dapat dilakukan dengan menggunakan peta tofografi atau beberapa metode
pengukuran. Setelah didapatkan perkiraan head kotor ( gross head ), maka dilakukan penentuan head bersih (
netto head ) yang berhubungan dengan perencanaan bangunan sipil.
Menghitung Daya Terinstall (P)
P = Qn . H. .g .tot
Dimana:
Qn = debit andalan (m3/s)
H = tinggi jatuh efektif (m)
= massa jenis air
tot = efisiensi total
Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan dan sasaran penelitian ini maka tahapan proses penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mencari, mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan atau teori-teori dari beberapa buku yang
berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga hidro (air) untuk pengerjaan tugas akhir.

2. Pengumpulan Data
Mengambil data-data yang diperlukan yang terdiri dari :
a. Data primer. Adalah data yang diambil langsung dari hasil pengukuran sendiri di lokasi study. Misalnya
foto dokumentasi yang memperlihatkan kondisi PLTM. Informasi-informasi tersirat yang berhubungan
dengan PLTM.
b. Data sekunder. Adalah data yang diambil dari hasil pengukuran sebelumnya oleh pihak lain atau dari
instansi terkait. Antara lain as back drawing PLTM, data curah hujan sepuluh tahun terakhir pengukuran,
data KWH, data debit sungai. Selain itu data-data sekunder didapat juga dari hasil diskusi penulis dengan
operator yang merupakan staf PT Bumi Humbahas Energi.
Prosedur Penelitian
1. Menghitung debit andalan sungai berdasarkan data curah hujan yang menggunakan metode Dr.F.J.Mock.
2. Mengklarifikasi tinggi jatuh (Head) berdasarkan data tofografi.
3. Menghitung jumlah daya Terinstall.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Tabel 2. Data Curah Hujan Sungai Aek Silang
Untuk menghitung besar debit sungai yang dapat diandalkan akan dilakukan analisis data curah hujan
minimal pengukuran sepuluh tahun terakhir. Berikut adalah data curah hujan yang digunakan pada penelitian ini
yaitu data curah hujan hasil pengukuran pada stasiun pengamatan Gabe Hutaraja.
DATA CURAH HUJAN (mm)
DAS
: S. Aek silang
Stasiun
: Gabe Hutaraja
Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nov

Des

1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
Jumlah
Ratarata

76
82
163
188
156
208
166
370
247
161
1817
181,70

267
178
201
120
83
248
173
330
426
139
2165
216,50

238
192
136
260
170
81
191
224
123
239
1854
185,40

229
151
100
71
150
394
252
261
336
152
2096
209,60

120
64
167
90
80
29
272
110
42
85
1059
105,90

180
124
106
104
22
174
85
323
6
125
1249
124,90

155
136
120
79
113
90
28
280
200
133
1334
133,40

151
76
306
164
50
39
56
212
31
202
1287
128,70

63
85
157
290
291
202
271
144
335
104
1942
194,20

240
198
89
387
141
129
143
303
464
187
2281
228,10

135
128
35
201
151
188
446
307
332
269
2192
219,20

145
130
231
261
297
315
329
291
392
266
2657
265,70

Sumber: Stasiun Pengamatan Gabe Hutaraja


Pada penelitian ini, analisis curah hujan dilakukan dengan menggunakan metode Dr.F.J.Mock.
Tujuannya adalah untuk mengetahui jumlah presipitasi sungai sepanjang tahun sehingga dapat ditentukan debit
disain. Untuk mengetahui hasil analisis data curah hujan untuk sungai Aek Silang dapat dilihat pada tabel 3
berikut:

Tabel 3. Perhitungan Debit Andalan

NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

DEBIT
m3/det
24,718
24,216
22,822
22,627
20,249
20,152
19,760
19,329
18,868
18,166
18,081
16,746
16,662
15,817
15,203
15,129
14,908
14,731
14,368
13,680
13,490
13,350
13,280
13,170
13,170
13,030
12,700
12,290
12,270
12,050
12,050
11,700
11,650
11,560
11,460
11,440
11,410
10,970
10,560
9,940

PROB.
%
0,826
1,653
2,479
3,306
4,132
4,959
5,785
6,612
7,438
8,264
9,091
9,917
10,744
11,570
12,397
13,223
14,050
14,876
15,702
16,529
17,355
18,182
19,008
19,835
20,661
21,488
22,314
23,140
23,967
24,793
25,620
26,446
27,273
28,099
28,926
29,752
30,579
31,405
32,231
33,058

PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN


NO.
DEBIT
PROB.
m3/det
%
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

9,890
9,700
8,780
8,680
8,290
8,260
8,240
7,940
7,890
7,790
7,720
7,670
7,560
7,560
7,400
7,280
7,280
7,090
7,010
6,960
6,790
6,660
6,600
6,550
6,450
6,220
6,110
6,060
6,030
6,030
5,680
5,670
5,510
5,500
5,470
5,430
5,300
5,260
5,150
5,140

34,167
35,000
35,833
36,667
37,500
38,333
39,167
40,000
40,833
41,667
42,500
43,333
44,167
45,000
45,833
46,667
47,500
48,333
49,167
50,000
50,833
51,667
52,500
53,333
54,167
55,000
55,833
56,667
57,500
58,333
59,167
60,000
60,833
61,667
62,500
63,333
64,167
65,000
65,833
66,667

NO.
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120

DEBIT
m3/det
4,920
4,750
4,700
4,650
4,140
4,090
4,030
4,020
3,860
3,820
3,780
3,680
3,670
3,580
3,500
3,440
3,280
3,070
2,920
2,920
2,880
2,590
2,510
2,510
2,500
2,490
2,480
2,440
2,330
2,300
2,210
2,210
1,860
1,840
1,760
1,760
1,430
1,410
1,280
1,050

PROB.
%
66,942
67,769
68,595
69,421
70,248
71,074
71,901
72,727
73,554
74,380
75,207
76,033
76,860
77,686
78,512
79,339
80,165
80,992
81,818
82,645
83,471
84,298
85,124
85,950
86,777
87,603
88,430
89,256
90,083
90,909
91,736
92,562
93,388
94,215
95,041
95,868
96,694
97,521
98,347
99,174

Berdasarkan interpolasi maka pada probabilitas 80% didapat debit andalan sebesar 3,312m3/s. ( lihat
gambar 1).

Flow Duration Curve


26,00
24,00
22,00
20,00
Discharge (m3/s)

18,00
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00

3,312

4,00
2,00
0,00
0

10

20

30

40

50

60

70

Probability (%)
Gambar 1. FDC (Flow Duration Curve)

Analisa Potensi Daya Terbangkitkan


Daya listrik yang dapat dibangkitkan dihitung dengan memakai persamaan:
P= .g.Q.Heff.tot
Berdasarkan data dan hasil perhitungan maka diketahui parameter disain sbb:

Debit (Q)

= 3,312 m3/dtk ( Probabilitas kejadian 80% )

Tinggi jatuh (Heff)

= 100 m (berdasarkan data)

Efisiensi (tot)

= 0,9

Massa jenis air ( )

= 1000 kg/m3

Grafitasi (g)

= 9,81 m/s2

P = 1000 x 9,81 x 3,312 x 100 x 0,9


= 2.924.164,8 W dibulatkan menjadi
= 3000 KW
= 3 MW

80

90

100

Analisa Biaya
Biaya total pembangkitan energi listrik tenaga minihidro merupakan penjumlahan dari biaya modal dan
biaya operasi dan perawatan. Karenanya dalam perhitungan biaya pembangkitan energi listrik, harus dihitung
satu persatu dari ketiga biaya di atas. Berdasarkan perhitungan, biaya yang digunakan pada pembangunan PLTM
Hutara adalah Rp.56.918.039.312,83. Estimasi biaya dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4: Estimasi Biaya Pembangunan PLTM Hutaraja

No PEKERJAAN
A

JUMLAH BIAYA

PEKERJAAN SIPIL
1

BENDUNG (WEIR)

Rp.3.708.344.841,21

BANGUNAN PENGAMBILAN (INTAKE)

Rp.1.250.781.896,22

KANTUNG LUMPUR (SANDTRAP)

Rp.1.833.120.536,71

SALURAN HANTAR WATERWAY

Rp.7.983.185.887,50

HEAD POND (KOLAM PENAMPUNG)

Rp.3.578.041.675,29

PENSTOCK

Rp.3.530.336.921,82

POWER HOUSE

Rp.1.974.400.672,09

TAILRACE

Rp. 478.967.622,03

METAL WORK

Rp. 801.359.259,96

10

LAIN-LAIN

Rp.4.523.500.000,00

JUMLAH

Rp.29.662.039.312,83

PEKERJAAN ELECTRO-MECHANIC

B
1

Hidraulic Power Pack for automatic Operation

Rp.310.000.000,00

Penstock Bifurcation (Branch Pipe)

Rp.520.000.000,00

Flywheel arrangement

Rp.200.000.000,00

Governing System (turbin + Electronic Speed Governor

Rp.8.328.000.000,00

Generator (self regulating brushless 3 phase)

Rp.5.496.000.000,00

MV Equipment & LV control board for SCADA

Rp.1.200.000.000,00

extented system
7

Tools and Paints

Delivery CIF Indonesia ( Belawan - North Sumatera )

Rp.30.000.000,00

Supervision fn erection + local erection work

Rp.696.000.000,00
Rp.1.700.000.000,00

10

Spareparts (LV Switchboard, Generator, MIV, Governor)

11

IMPORT DUTY ( PDRI, Bea Masuk)

Rp.1.500.000.000,00

II

Jaringan 20 KV (20 km)

Rp.7.060.000.000,00

JUMLAH

Rp.216.000.000,00

Rp.27.256.000.000,00

TOTAL BIAYA (A+B)

56.918.039.312,83

Kapasitas Terinstall

= 3000 KW
= 3000 x (365 hari x 24 jam)
= 3000 x 8760
= 26.280.000 KwH/Thn

Waktu Operasi ( n )

= 20 Thn

Biaya Investasi

= Rp. 56.918.039.312,00 dibulatkan menjadi


= Rp. 56.920.000.000,00

Modal

= 30 % dari Biaya Investasi


= 30% x Rp. 56.920.000.000,00
= Rp. 17.076.000.000,00

Utang ( pinjaman )

= 70 % dari Biaya Investasi


= 70 % x Rp. 56.920.000.000,00
= Rp. 39.844.000.000,00

Bunga Pinjaman/ Thn

= 17 %

Biaya O & M

= Rp. 10,00 / KwH

Pajak Retribusi

= Rp. 10,00 / KwH

1.

PENGELUARAN /Thn ( Total Cost )


Biaya O & M

= Rp. 10,00 / KwH x 26.280.000 KwH


= Rp 262.800.000,00

Pajak Retribusi

= Rp. 10,00 / KwH x 13.155.107,6 KwH


= Rp 262.800.000,00

Bunga Pinjaman/Thn

= 17 % x Rp. 39.844.000.000,00
= Rp. 6.773.480.000,00

Cicilan

= Rp. 5.692.000.000,00 (Trial and Eror)

Dengan cicilan Rp. 5.692.000.000,00 tiap tahun, maka pinjaman beserta bunganya akan dapat
dikembalikan pada tahun ke-7 dapat dilihat sbb:
.

Total Cost

= 7 Thn
= Biaya O & M + Pajak Retribusi + Bunga Pinjaman + Cicilan
= Rp. 262.800.000,00
Rp. 262.800.000,00
Rp. 6.773.480.000,00
Rp. 5.692.000.000,00

Rp. 12.991.080.000,00

10

Aktual Cost/KwH

= Rp. 494,333/KwH
= Rp. 500,00/KwH
Harga Jual
2.

= Rp.700,00/KwH

PENDAPATAN /Thn
Penjualan Listrik

= 26.280.000 KwH/Thn x Rp. 700,00


= Rp 18.396.000.00,00

3.

PEMASUKAN /Thn ( CIF )


= PENDAPATAN /Thn - PENGELUARAN /Thn
= Rp.18.396.000.000,00 - Rp.12.849.168.000,00
= Rp.5.546.832.000

Untuk pemasukan pada tahun selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

11

Tabel 5. Analisa Ekonomi Selama 20 Tahun


P teristall
tarif listrik
Biaya Investasi
Modal
Pinjaman
Bunga Pinjaman
Biaya O & P
Pajak Retribusi
Cicilan/Thn
Tahun Ke
PEMASUKAN
Penjualan
PENGELUARAN
Biaya O&P
Pajak Retribusi
Cicilan
Bunga Pinjaman
PEMASUKAN
BERSIH

26.280.000
700
56.920.000.000,00
17.076.000.000,00
39.844.000.000,00
0,17
10,00
10,00
5.692.000.000

Kwh
/Kwh
Rp
Rp
Rp
Rp/KwH
Rp/KwH
Rp

262.800.000
262.800.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

12.991.080.000,00
262.800.000,00
262.800.000,00
5.692.000.000,00
6.773.480.000,00

12.023.440.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
5.805.840.000

11.055.800.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
4.838.200.000

10.088.160.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
3.870.560.000

9.120.520.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
2.902.920.000

8.152.880.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
1.935.280.000

7.185.240.000
262.800.000
262.800.000
5.692.000.000
967.640.000

525.600.000,00
262.800.000
262.800.000

5.404.920.000,00

6.372.560.000

7.340.200.000

8.307.840.000

9.275.480.000

10.243.120.000

11.210.760.000

17.870.400.000

12

10

11

12

13

14

18.396.000.000 18.396.000.000 18.396.000.000 18.396.000.000 18.396.000.000 18.396.000.000


525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

17.870.400.000 17.870.400.000 17.870.400.000 17.870.400.000 17.870.400.000 17.870.400.000

13

15

16

17

18.396.000.000 18.396.000.000 18.396.000.000


525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

525.600.000
262.800.000
262.800.000

17.870.400.000 17.870.400.000 17.870.400.000

18

19

20

18.396.000.000

18.396.000.000

18.396.000.000

367.920.000.000,00

525.600.000

525.600.000

525.600.000

77.449.920.000,00

262.800.000

262.800.000

262.800.000

262.800.000

262.800.000

262.800.000

17.870.400.000

17.870.400.000

17.870.400.000

290.470.080.000,00

CIF (PemasukanThn ke 20)


COF (Pengeluaran Thn ke 20)
Benefit

14

Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Berdasarkan analisis curah hujan, klimatologi, dan tofografi mengindikasikan bahwa ada potensi debit
sungai sebesar 3,312 m3/detik (probabilitas kejadian 80%) dengan head 100 m.

2.

Dari perhitungan, daya listrik yang dapat dibangkitkan adalah sebesar 3000 KW atau 26.280.000 KwH
dalam setahun. Semua daya yang dihasilkan dijual ke PLN dengan harga jual Rp.700,00. Harga tersebut
sesuai dengan peraturan pemerintah tahun 2009 yaitu ( Rp. 656,00 x 1,2 = Rp.787,2) / KwH.

3.

Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTM Hutaraja tersebut adalah Rp.
56.920.000.000,00 ( lima puluh enam milyar sembilan ratus dua puluh juta rupiah ).

4.

Dari hasil perhitungan, total CIF (pemasukan) selama 20 tahun adalah Rp.367.920.000.000,00, COF
(pengeluaran) Rp.77.449.920.000,00, dan Benefit (pemasukan netto) Rp.290.470.080.000,00.

5.

Kondisi bangunan sipil pada PLTM Hutaraja masih dalam kondisi baik dan terurus sehingga masih
belum perlu pengeluaran biaya untuk perbaikan.

Saran
1.

Karena masih banyak potensi tenaga air yang belum dibangkitkan di Kabupaten Humbahas, maka
diharapkan adanya kajian kembali mengenai pemanfaatan potensi tersebut untuk pembangkit listrik
dengan kapasitas yang lebih besar.

2.

Resapan air di daerah hulu perlu di jaga supaya aliran air tetap stabil, yaitu dengan melakukan gerakan
penghijaun serta memastikan tidak terjadi penebangan hutan dan pembukaan lahan untuk perkebunan.
Oleh karena itu, guna mendukung gerakan ini perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat, supaya
tidak sembarangan menebang pohon, bahkan ditekankan supaya hutan dijaga dan dilestarikan.

3.

Kondisi tanah timbunan pada saluran pembawa perlu diperhatikan karena bahaya akan longsor.

15

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Marsudi Djiteng. 2011. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Dr. Suyitno, Mpd. Juni 2011. Pembangkit Energi Listrik. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Eko Prastyo dkk. 2010. PLTMH Sebagai Solusi Permasalahan Energi Di Daerah Terpencil Dan
Perencanaannya. Teknik sipil universitas Bengkulu : Bengkulu.

Ir. Wahyurida. Study Kelayakan Dan Disain Teknis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.

Technical Support Unit ( TSU ), Pembangunan Teknis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.Jakarta.

Damastuty Anya. Mei 1997. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.

Arif Ridwan. Survey potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI :
Bandung.

Dandekar, M.M dan K.N Sharma, 1991. Pembanglkit Listrik Tenaga Air . UI Press: Jakarta.

Amri, Khairul, 2008. Kajian Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Sungai Air Kule Kabupaten
Kaur.

Sakidiansyah, 2012. Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Buluh Awar Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deliserdang Propinsi Sumatera Utara. Tugas Akhir, Departemen Teknik Sipil
USU.

16

Vous aimerez peut-être aussi