Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Pengertian
o Lansia menagalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan
persepsi sensorik dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan
penurunan reseptor proprioseptif. hal ini terjadi karena susunan saraf
pusat pada lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia. (Sri
Surini Pudjiastuti,Budi Utomo, 2003, hal : 11)
o Struktur dan fungsi system saraf berubah dengan bertambahnya usia.
Berkurangnya massa otak progresif akibat berkurangnya sel saraf yang
tidak bisa diganti. (Smeltzer, Suzanne C, buku ajar medical beda, edisi
8, 2001, hal:179)
Perubahan structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri,
walaupun bagian dari system saraf pusat (ssp) juga
terpengaruh.perubahan ukuran otak yang diakibatkan oleh atrofi girus
dan dilatasi sulkus dan ventrikel otak. Korteks cerebral adalah daerah
otak yang paling besar dipengaruhi oleh kehilangan neuron. Penurunan
aliran darah cerebral dan penggunaan oksigen dapat pula terjadi
dengan penuaan.
2.
Saraf Otonom
o Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan saraf otonom
pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi
adalah sebagai berikut
o Normal
Saraf simpati
Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta
menurunkan aktifitas saluran cerna.
Saraf parasimpatis
Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.
Lansia
Penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun. Neuron
dapat mengirimkan signal kepada beribu-ribu sel lain
dengan kecepatan 200 mil/jam. Terjadi penebalan atropi
cerebral (berat otak menurun 10%) antar usia 30-70
tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite dineuron
hilang disusul membengkaknya batang dendrit dan batang
sel. Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel.
Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment wear
and tear) yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan
berasal dari lisosom atau mitokondria. RNA, Mitokondria
dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi dialin eosinofil
dan badan levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi
granulovakuole. Corpora amilasea terdapat dimana-mana
dijaringan otak.
Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada
individu lebih dari 60 tahun dan menyebabkan gangguan
persepsi, analisis dan integrita, input sensorik menurun
menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh,
panas, dingin, posisi sendi). Tampilan sesori motorik untuk
menghasilkan ketepatan melambat.
b.
Lansia
Pusat penegndalian saraf otonom adalah hipotalamus. Beberapa hal
yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada
usia lanjut adalah penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine,
noradrenalin. Perubahan pada neurotransmisi pada ganglion otonom
yang berupa penurunan pembentukan asetil-kolin yang disebabkan
terutama oleh penurunan enzim utama kolin-asetilase.
Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan
jumlah reseptor kolin. Hal ini menyebabkan predisposisi terjadinya
hipotensi postural, regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas atau
dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga
mudah terjatuh.
o Sistem Saraf Perifer
Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf
perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi
adalah sebagai berikut:
o Normal
Saraf aferen
Berfungsi membawa informasi sensorik baik disadari maupun tidak,
dari kepala, pembuluh darah dan ekstermitas. Saraf eferen
menyampaikan rangsangan dari luar ke pusat.
Saraf eferen
Berfungsi sebagai pembawa informasi sensorik dari otak menuju ke
luar dari susunan saraf pusat ke berbagai sasaran (sel otot/kelenjar).
b.
Lansia
Saraf aferen
Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga terjadi
penurunan penyampaian informasi sensorik dari organ luar yang
terkena ransangan.
Saraf eferen
Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal tersebut
dikarenakan terjadinya penurunan fungsi saraf eferen pada sistem
saraf perifer.
o Medulla spinalis
Perbandingan pada sistem saraf perifer yang normal dan sistem saraf
perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi
adalah sebagai berikut:
Normal
Fungsinya :
Nervus
Nervus
Nervus
Nervus
Nervus
Nervus
C.
dapat
mengganggu
performance
dalam
beraktivitas.
oleh
menerima
mengintegrasi
informasi
informasi
atau
secara
mengalami
tepat
dapat
kegagalan
mengalami
berputar.
Biasanya
berhubungan
yaitu
dengan
sensasi
diaporesis.
Disekuilibrium, kehilangan keseimbangan tanpa abnormal
sensasi pada kepala. Terjadi pada orang yang berjalan dan
kehilangan keseimbangan saat mereka duduk, biasanya
sensori
multipel
seperti
memiliki
neuropati
o Sinkop
o Sinkop disebabkan karena gangguan pada baroreseptor pada
leher atau perubahan pada aliran darah arteri sistemik. Biasanya
berhubungan dengan batuk, mikturisi atau hipotensi postural.
Sinkop karena batuk biasanya terjadi pada usia pertengahan
sampai usia lanjut, terutama pada perokok, empisema dan
bronkhitis. Sinkop karena mikturisi karena bendungan urine yang
banyak. Sinkop karena hipotensi postural terjadi bila tekanan
darah turun sebesar 20 mmHg atau lebih yang terjadi pada saat
seseorang secara tiba-tiba bangkit dari posisi berbaring atau
duduk. Pada lansia perlu ditekankan untuk bangkit secara
perlahan dari tpilet untuk mencegah terjadinya sinkop mikturisi,
dan bangkir secara perlahan dari tempat tidur atau kursi untuk
menghindari sinkop karena hipotensi postural.
oleh
lingkungan.
Dapat
juga
disebabkan
karena
dan elevasi suhu tubuh hingga 40oC atau lebih. Hipertermi pada
lansia biasanya diatasi dengan menggunakan air dingin dan
mandi
dengan
melakukan
masase
untuk
mencegah
vasokonstriksi periper.
Gangguan tidur
o Pada umumnya lansia memerlukan waktu yang lama untuk tidur
dan sering terbangun pada malam hari. Biasanya disebabkan
penurunan kemampuan utuk mencapai tidur yang dalam yang
berhubungan dengan beberapa faktor seperti nokturia, ansietas,
dan gangguan psikologis. Lansia biasanya mengalami
light
Delirium
o Delirum
merupakan
gangguan
fungsi
intelektual
karena
iritabel,
delirum
marah
apatis
dan
euporia.
Etiologi
dari
Demensia
o Merupakan gangguan fungsi intelektual yaitu kehilangan memori
dan perubahan kepribadian. Penderita biasanya mengalami
gangguan
mengingat,
dalam
interaksi
orientasi
dan
sosial,
memecahkan
berperilaku.
masalah,
Karakteristik
dari
demensia
antara
lain
aphasia,
agnosia
dan
perubahan
kepribadian.
Salah satu bentuk dari demensia pada lansia yang sering terjadi
adalah Azlheimers disease.
Alzheimer Disease
o Penyebab dari penyakit ini belum diketahui. Berbagai penyebab
telah diduga, termasuk akibat defek gen, infeksi, kesalahan
tubuh dalam pembentukan, protein (khususnya protein amiloid),
dan terpapar racun atau factor-faktor di lingkungan yang
Perubahan di luar
o Seperti sel saraf yang mati mempengaruhi otak menjadi
mengecil
o Area otak yang sering dipengaruhi adalah area kontrol yang
memiliki
banyak
fungsi
sel
memori,
berpikir
logis
dan
kepribadian
o Area lain di otak dapat juga terpengaruh dan menunjuk
kerusakan
o Area tersebut menjadi mengecil, ruang otak yang terisi cairan
(ventrikel) menjadi lebar
Perubahan mikroskopis
diberi nama
seperti
Hubungan
dengan
pengantar
kimia
tertentu
(substansi
yang
diperlukan
tampak
Sel saraf yang mati sering mengandung pengantar kimia yang disebut
asetilkolin
Tingkatan yang rendah dari pengantar kimia yang lain di otak (seperti
serotinin dan norepinefrin) dapat juga mempengaruhi
D. Etiologi
Sebagaiman dikemukakan di atas, proses desak ruang intrakranial
dapat desibabkan oleh berbagai keadaan yang meyebabkan
berubahnya volume salah satu komponen intra kranial. Berikut
beberapa keadaan tersebut:
o Peningkatan volume darah jaringan otak:
Edema serebral
Trauma
Pembedahan
Stroke
Tumor.
o Peningkatan volume darah otak
Hematoma
Malformasi AV
Anurisme
Stroke
Peningkatan PCO2
o Peningkatan volume cairan serebrosinal
Peningkatan produksi, hidrosefalus
Penurunan reabsopsi
E.Patofisiologi
o Dinamika Ruang Intrakranial
Hipotesis Monro-Kellie menyatakan bahwa volume intrakranial sama
dengan volume otak (80-85%) ditambah volume darah serebral (310%) dan volume cairan serebrospinal (8-12%). Perubahan volume dari
salah satu komponen karena proses desak ruang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial.
Dalam keadaan normal, otak mempunyai kemampuan melakukan
autoregulasi aliran darah serebral untuk menyesuaikan dengan
perubahan komponen intrakranial lainnya. Autoregulasi menjamin
aliran darah konstan melalui pembuluh darah serebral di atas rentang
tekanan perfusi dengan cara mengubah diameter pembuluh darah
dalam berespon terhadap tekanan perfusi serebral. Tetapi berbagai
faktor dapat mengubah kemampuan pembuluh serebral untuk
melakukan kontriksi dan dilatasi seperti iskemia, hipoksia, hiperkapnea
dan trauma otak. Karbondioksida merupakan vasodilator yang paling
poten pada pembuluh serebral, dapat menyebabkan kenaikan aliran
darah serebral dan selanjutnya dapat meningkatkan tekanan
intrakranial.
F. Komplikasi
Masalah Sensori Pada Lansia
o Mata atau penglihatan
Kornea, lensa, iris, aquous humormvitrous humor akan mengalami
perubahan seiring bertambahnya usia., karena bagian utama yang
mengalami perubahan / penurunan sensifitas yang bisa menyebabkan
lensa pada mata, produksi aquous humor juga mengalami penurunan
tetapi tidak terlalu terpengaruh terhadap keseimbangan dan tekanan
intra okuler lensa umum. Bertambahnya usia akan mempengaruhi
fungsi organ pada mata seseorang yang berusia 60 tahun, fungsi kerja
pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau
muda, penurunan tersebut meliputi ukuran-ukuran pupil dan
kemampuan melihat dari jarak jauh. Proses akomodasi merupakan
kemampuan untuk melihat benda-bend dari jarak dekat maupun jauh.
Akomodasi merupakan hasil koordianasi atas ciliary body dan otot-otot
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
o Riwayat Keperawatan
o Hal-hal yang perlu ditanyakan pada anamnesis riwayat
neurologis:
Trauma yang baru terjadi yang dapat mempengaruhi
sistem saraf (jatuh, kecelakaan lalulintas)
Infeksi yang baru terjadi termasuk sinusitis, infeksi
telinga dan sakit gigi.
Perubahan pupil
Pupil dapat dinilai ukuran dan bentuknya serta respon terhadap
cahaya.
Tanda vital
Tanda klasik peningkatan TIK meliputi kenaikan tekanan sistolik dalam
hubungan dengan tekanan nadi yang membesar, nadi lemah atau
lambat dan pernapasan tidak teratur.
Saraf kranial
Tes fungsi saraf kranial diperiksa satu persatu untuk melihat adanya
kelainan yang spesifik.
B.
o
o
o
o
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa-diagnosa berikut ini adalah sebagian diagnosa yang
dapat di angkat pada pasien lansia dengan gangguan sistem
persarafan yang di kutip dari diagnosa keperawatan NANDA.
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi
fisiologis dan kognitif.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara
menyeluruh.
Gangguan persepsi sensori (visual, auditori, kinestetik,
pengecapan, taktil, penciuman) berhubungan dengan perubahan
penerimaan sensori, transmisi dan integrasi.
Kerusakan
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan
perubahan/penurunan sistem saraf.
o C. INTERVENSI KEPERAWATAN
o Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi
fisiologis
dan
kognitif.
Tujuan :
Pasien bebas dari resiko cedera.
Tidak memperlihatkan tanda cedera fisik.
Intervensi :
Kaji status mental dan fisik.
Lakukan strategi untuk mencegah cedera yang sesuai
untuk status fisiologis.
Pertahankan tindakan kewaspadaan.
Singkirkan
atau
lepaskan
alat-alat
yang
dapat
membahayakan pasien.
Hindari tugas-tugas yang membahayakan.
o Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara
menyeluruh.
Tujuan :
Intervensi :
Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas.
Evaluasi
motivasi
dan
keinginan
pasien
untuk
meningkatkan aktivitas.
Hindari menjadwalkan aktivitas selama periode istirahat.
Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala dan
ambulasi yang dapat di toleransi.
o Gangguan persepsi sensori (visual, auditori, kinestetik,
pengecapan, taktil, penciuman) berhubungan dengan perubahan
penerimaan
sensori,
transmisi
dan
integrasi.
Tujuan :
Pasien dapat menunjukkan kemampuan kognitif.
Pasien dapat mengidentifikasikan diri, orang, tempat, dan
waktu.
Intervensi :
Pantau perubahan status neurologis pasien.
Pantau tingkat kesadaran pasien.
Identifikasikan
factor
yang
berpengaruh
terhadap
gangguan persepsi sensori.
Pastikan akses dan penggunaan alat bantu sensori.
Tingkatkan jumlah stimulus untuk mencapai tingkat sensori
yang sesuai.
d.
Kerusakan
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan
perubahan/penurunan sistem saraf pusat.
Tujuan :
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
Intervensi :
Kaji kemampuan berbicara, menulis, membaca, dan
memahami simbol.
Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk
memberikan stimulasi sebagai komunikasi.
Anjurkan pasien untuk berkomunikasi secara perlahan.
DAFTAR PUASTAKA
Handayani Sri, Dkk. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Barbara C. Long, 1989. Perawatan Medical Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Sint Louis. Mosby Year Book. Inc.
Hudak and Gallo, 1994. Keperawatan Kritis, Philadelphia Lippincott Company.
Lueckenotte,
1998. Pengkajian
Gerontologi. Jakarta,
Penerbit
Buku
Kedokteran, EGC.
Wahjudi Nugroho, 1992. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Price, Sylvia A. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC
Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
TUGAS
KOMUNITAS 2
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM PERSYARAFAN
PADA LANSIA
DISUSUN OLEH:
M. JEFRI AMHARUDIN
(12320043)
SUPRIADI
(12320069)
NURJANAH
(12320056)
2014