Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Indonesia sehat 2010 yang
sudah
dicanangkan
oleh
Departemen
Kesehatan,
mempunyai visi yang sangat ideal,
yakni masyarakat Indonesia yang
penduduknya
hidup
dalam
lingkungan dan prilaku sehat,
mampu menjangkau pelayanan
yang tinggi di seluruh wilayah
Indonesia (Notoatmodjo, 2003 )
Hasil
SDKI
(Survei
Demografi
dan
Kesehatan
Indonesia) tahun 2012 lalu
menemukan
bahwa
angka
kematian bayi di Indonesia saat ini
adalah 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Di antara angka ini, 19 per
1.000 terjadi pada masa neonatal
sejak lahir sampai usia 28 hari.
Padahal targetnya di tahun 2015
nanti angkanya harus turun
menjadi 23 per 1.000 kelahiran
hidup (Depkes RI, 2013)
Menurut Susenas, data Depkes
menyebutkan
sekitar
57%
kematian bayi terjadi pada umur di
bawah
1
Bulan,
terutama
disebabkan
oleh
gangguan
perinatal dan bayi berat lahir
rendah (BBLR). Hampir 100.000
bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah setiap tahunnya (Depkes
RI, 2013).
Pengetahuan tentang Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) belum
diketahui
oleh
masyarakat.
Kebanyakan ibu tidak tahu bahwa
membiarkan
bayi
Menyusui
sendiri segera setelah kelahiran
atau
proses
IMD
sangat
bermanfaat. Proses yang hanya
memakan waktu satu jam tersebut
terpengaruh pada sang bayi seumur
hidup (Roesli, 2008).
Menurut
survey
yang
dilakukan The Save The Children
pada bulan Juli sampai Agustus
2007 di 10 kecamatan di
kabupaten Pidie Jaya, Bireun,
Lhokseumawe
dan
Simelu
mendapatkan hasil ibu dari anak
usia 0-11 bulan yang member ASI
kepada anaknya 95%, namun
setelah dilihat
lebih dekan
ditemukan hanya terdapat 35% ibu
yang benar-benar melaksanakan
pemberian ASI eksklusif dan
hanya 32% ibu yang memberikan
ASI pada waktu dini atau 1 jam
setelah
mereka
melahirkan.
(Pembawa pesan kesehatan, 2008).
Berdasarkan
data
yang
diperoleh dari Kemukiman Ulee
Gle Barat Kecamatan Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya jumlah ibu
bersalin adalah berjumlah 32 orang
dan masih ada ibu yang tidak
melaksanakan Inisiasi Menyusui
Dini.
Dari hasil pengamatan dan
wawancara yang penulis lakukan
terhadap 6 orang ibu bersalin
didapatkan hasil 2 orang tahu
tentang pengertian dan cara
melaksanakan inisiasi Menyusui
Berdasarkan
teori
Notoatmodjo (2003) karakteristik
seseorang berupa pengetahuan,
Pendidikan, Umur dan faritas.
Maka
untuk
mengetahui
karakteristik
ibu
dalam
pelaksanaan Inisiasi Menyusui
Dini di Kemukiman Ulee Gle
Barat Kecamatamn Bandar Dua
Kabupaten Pidie Jaya, dapat
dilihat pada gambar kerangka
konsep dibawah ini:
Pengetahuan
Pendidikan
Umur
Pelaksanaan
Inisiasi
Menyusui
Dini
Pengolahan Data
Menurut (Arikunto 2010) :data yang
telah didapatkan akan diolah dengan
tahap-tahap berikut: Editing, Coding,
Transfering, Tabulating,
Paritas
Jenis Penelitian
Penelitian
ini
bersifat
deskriptif dengan desain crossectional
yaitu hanya melihat Gambaran
Karakteristik Ibu Dalam Pelaksanaan
Inisiasi
Menyusui
Dini
di
Kemukiman
Ulee
Gle
Barat
Kecamatan Bandar Dua Kabupaten
Pidie Jaya tahun 2013.
Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh ibu yang memiliki bayi di
Ulee Gle Barat Kecamatan Bandar
Dua Kabupaten Pidie Jaya berjumlah
35 ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan.
Sampel dalam penelitian ini dengan
mengunakan total populasi dimana
seluruh populasi dijadikan sampel
yakni 35 ibu yang memiliki bayi 0-6
bulan.
Tempat dan waktu Penelitian
DAN
1. Analisa Univariat
a. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui
Dini
Tabel 5.1
Distribusi Pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini Di Kemukiman Ulee
Glee Barat Kecamatan Bandar Baru
Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013
No
1
2
Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui
Dini
Ya
Tidak
Jumlah
frekwensi
(%)
10
25
35
28,5
71,5
100
Berdasarkan
Tabel
5.1
menunjukan bahwa dari 35 responden
ternyata mayoritas responden tidak
No
Pengetahuan
frekwensi
(%)
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
10
18
7
28,5
51,4
20,1
Jumlah
35
100
d. Umur
Tabel 5.4
Distribusi Umur Ibu Di Kemukiman
Ulee Glee Barat Kecamatan Bandar
Baru Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013
No
1
2
3
Umur
frekwensi
(%)
Dewasa Awal
Dewasa Tengah
Dewasa Akhir
Jumlah
7
22
6
35
20,0
62,8
17,2
100
Berdasarkan
Tabel
5.4
menunjukan bahwa dari 35 responden
ternyata
mayoritas
responden
memiliki umur dewasa tengah yaitu
22 responden (62,8 %).
e. Paritas
Berdasarkan
Tabel
5.2
menunjukan bahwa dari 35 responden
ternyata
mayoritas
pengetahuan
responden berada pada kategori
sedang yaitu 18 responden (51,4 %).
Tabel 5.5
Distribusi Paritas Ibu Di Kemukiman
Ulee Glee Barat Kecamatan Bandar
Baru Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013
c. Pendidikan
No
1
2
3
Tabel 5.3
Distribusi Pendidikan Ibu Di
Kemukiman Ulee Glee Barat
Kecamatan Bandar Baru
Kabupaten Pidie Jaya
Tahun 2013
No
Pendidikan
1
2
3
Tinggi
Menengah
Dasar
Jumlah
frekwensi
(%)
6
24
5
35
17,1
68,5
14,4
100
Berdasarkan
Tabel
5.3
menunjukan bahwa dari 35 responden
ternyata
mayoritas
responden
memiliki
tingkat
pendidikan
menengah yaitu 24 responden (68,5
%).
Paritas
Primipara
Multipara
Grande
Multipara
Jumlah
frekwensi
(%)
5
24
6
14,3
68,6
17,1
35
100
Berdasarkan
Tabel
5.5
menunjukan bahwa dari 35 responden
ternyata
mayoritas
responden
memiliki paritas multipara yaitu 24
responden (68,6 %).
2. Analisa tabulasi silang
Analisa tabulasi silang adalah
untuk menganalisa secara bersama
sama antara dependen variabel (
Variabel Bebas ) dengan independent
variabel.( Variabel Terikat) dalam
sebuah tabel distribusi frekwensi.
a.
Tinggi
Sedang
Rendah
Ya
Total
Tidak
8
0
0
8
100
0
0
0
16
6
22
0
100
100
8
16
6
30
100
100
100
100
Tinggi
Menengah
Dasar
Ya
Total
Tidak
4
4
0
8
100
19,0
0
0
17
5
22
0
81,0
100
4
21
5
30
%
100
100
100
100
memiliki
pendidikan
menengah
mayoritas tidak melakukan inisiasi
menyusui dini yaitu 17 responden
(81,0
%)
dan
responden
berpendidikan
dasar
ternyata
semuanya (100%) tidak melaksanaan
inisiasi menyusui dini.
Dewasa awal
Dewasa tengah
Dewasa akhir
Ya
Total
Tidak
0
6
2
8
0
31,6
33,3
5
13
4
22
100
68,4
66,7
5
19
6
30
%
100
100
100
100
Primipara
Multipara
Grande multipara
Ya
Total
Tidak
0
7
1
8
0
33,3
25,0
5
14
3
22
100
66,7
75,0
5
21
4
30
%
100
100
100
100
kemungkinan
melaksanakan
inisiasi menyusui dini emikian
pula sebaliknya semakin rendah
tingkat pendidikan seseorang
maka semakin keciul pula
kemungkinan
melaksanakan
inisiasi menyusui dini hal ini
sesuai dengan hasil penelitian
yang mengambarkan responden
yang
memiliki
tingkat
pendidikan
tinggi
semua
melaksanakan inisiasi menyusui
dini hal ini dikarenaka dengan
pendidikan yang tinggi maka
wawasan seseorang lebih luas
dan mempunyai pengetahuan
yang tinggi pula.
3. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui
Dini ditinjau dari Umur
Berdasarkan tabel 5.8 di
atas dapat dilihat hasil tabulasi
silang bahwa dari 5 orang
responden
yang
berumur
dewasa awal ternyata semuanya
tidak
melaksanaan inisiasi
menyusui
dini
yaitu
5
responden (100%), sedangkan
responden yang Dewasa tengah
mayoritas tidak melakukan
inisiasi menyusui dini yaitu 13
responden (68,4 %) dan
responden
dewasa
akhir
mayoritas tidak melaksanaan
inisiasi menyusui dini yaitu
sebanyak 4 responden (66,7 %).
Umur merupakan salah
satu sifat karakteristik tentang
orang yang sangat utama. Umur
mempunyai hubungan dengan
tingkat keterpaparan, besarnya
risiko serta sifat resistensi.
Perbedaan pengalaman terhadap
masalah kesehatan/ penyakit
dan pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh umur individu
tersebut (Noor,N.N,2000)
REFERENSI
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, Jo, Praktek Kebidanan:
Riset dan Isu. EGC : Jakarta,
2006
Azwar, A, Pengantar Administrasi
Kesehatan.
Bina
Rupa
Aksara, Jakarta,2005
Budiarto, Biostatistik Kedokteran
dan Kesehatan Mastarakat.
EGC; Jakarta. 2003
DinKes NAD, Profil Kesehatan
Nanggroe Aceh Darussalam.
Banda Aceh, 2007
Notoatmodjo,S,
Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Rhineka Cipta; Jakarta, 2003
Sudjarno,
Pengantar
Sosiologi
Pendidikan. Renika Cipta
;Jakarata, 2000
Pendidikan
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta. 200