Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Isolasi sosial adalah suatu keadaan pasien yang mengalami
ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan
lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan isolasi sosial sering
melakukan kegiatan yang ditunjukkan untuk mencapai pemuasan diri, dimana
pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan
berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi
diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik
diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan
hubungan sosial dan emosional dengan orang lain.
Dalam membina hubungan sosial, individu berapa dalam rentang
respon yang adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan
respon yang dapat diterima oleh norma norma sosial dan kebudayaan yang
berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan
individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh
norma norma sosial dan budaya. Respon sosial dan emosional yang
maladaptif sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari sehari, khususnya
sering dialami pada pasien isolasi sosial sehingga melalui pendekatan proses
keperawatanyang komprehensif. Dari segi, kehidupan sosial kultural interaksi
sosial adalah merupakan hal yang utama dalam kehidupan bermasyarakat,
sebagai dampak adanya isolasi sosial : akan menjadi suatu masalah besar
dalam fenomena kehidupan, yaitu keadaan dimana individu atau kelompok
mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak.
Menurut penelitian WHO, jika prevalensi gangguan jiwa di atas 100
jiwa pertahun penduduk dunia, maka berarti Indonesia mencapai 264 orang
per 1000 penduduk yang merupakan anggota keluarga. Dari hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), artinya 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan
WHO. Ini adalah sesuatu yang sangat serius. Berdasarkan hal hal diatas,

penulis tertarik untuk mengangkat masalah masalah ini menjadi masalah


keperawatan utama yaitu, isolasi sosial karena apabila masalah tersebut tidak
diatasi dapat menyangkut keselamatan dan kerugian bagi diri sendiri maupun
orang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Nn. ED dengan
Isolasi Sosial pada Schizofrenia Akut Di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa
Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang Malang Tanggal 15 Desember 20
Desember 2014 ?
C. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa Pada
Pasien Nn. ED Dengan Isolasi Sosial pada Schizofrenia Akut Di Ruang
Cempaka Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang Malang
Tanggal 15 Desember 20Desember 2014.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Pengertian

Menurut DepKes RI (2000), isolasi sosial merupakan suatu


gangguan interpesonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial. Menurut Balitbang (2007), merupakan
upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan
dalam

berhubungan

secara

spontan

dengan

orang

lain

yang

dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak


sanggup berbagi pengalaman.
Rentangan Responden Sosial
R. Adaptif

R. Maladaptif

a. Menyendiri
b. Otonomi
c. Bekerjasama
(mutualisme)
d. Saling tergantung
(interdependent)
Keterangan
:
1.

a. Merasa sendiri
b. Menarik diri
c. Tergantung pada
orang lain

a. Manipulasi
b. Curiga
c. Ketergantungan
(dependent)
d. Menarik diri
e. Narcissisme

Respon Adaptif
Respon adaptif adalah respon yang masih bisa diterima oleh
norma-norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di
masyarakat dimana individu dalam menjelaskan masalahnya dalam
batas normal.
a.

Solitude (menyendiri) adalah respon yang dibutuhkan


seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di
lingkungan sosialnya dan suatu cara untuk mengevaluasi diri untuk

menentukan masalah selanjutnya.


b.
Otonomi adalah kemampuan

individu

untuk

menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam


berhubungan sosial.
c.
Kebersamaan (mutuality) adalah suatu kondisi dimana
3

d.

individu mampu saling memberi dan menerima.


Saling ketergantungan (interdependency) adalah saling
ketergantungan antara individu dengan orang lain.

2.

Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu dalam
menyelesaikan masalahnya menyimpang dari norma-norma sosial dan
kebudayaan suatu tempat.
a. Manipulasi adalah individu menganggap orang lain sebagai objek
untuk mencapai kebutuhannya, tidak dapat membina hubungan
sosial secara mendalam.
b. Curiga terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa saling
percaya dengan orang lain. kecurigaan dan ketidakpercayaan
diperlihatkan dengan tanda-tanda cemburu, iri hati dan berhati-hati.
Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang dan
inndividu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa
emosi.
c. Ketergantungan

(dependence)

adalah

individu

mengalami

kegagalan dalam mengembangkan diri dan kemampuan untuk


berfungsi secara sukses.
d. Menarik diri (withdrawal) adalah individu menemukan kesulitan
dalam membina hubungan yang intim dan terbuka dengan orang
lain.
e. Narsisisme adalah individu yang memiliki harga diri yang rapuh.
Secara terus menerus harus mendapatkan pujian, sikap yang
egosentris dan marah jika orang lain tidak mendukung.
2. Karakteristik Perilaku Isolasi Sosial
Karakteristik perilaku menarik adalah gangguan pola makan.
Individu akan mengalami penurunan nafsu makan dan minum secara
berlebihan. Individu akan mengalami penurunan atau peningkatan berat
badan secara drastis, yang diikuti dengan kemunduran kesehatan fisik.
Individu cenderung tidur berlebihan, baik siang maupun malam hari, dan
tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama. Individu menjadi kurang

bergairah dan tidak mempedulikan lingkungan. Aktivitas individu menjadi


menurun. Tingkah laku klien isolasi sosial:
a. Kurang spontan.
b. Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan).
c. Ekspresi wajah kurang berseri.
d. Afek tumpul.
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.
f. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakapcakap dengan klien atau perawat.
g. Mengisolasi diri (menyendiri). Klien terlihat memisahkan diri dari
orang lain, misalnya pada saat makan.
h. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya.
i. Pemasukan makanan dan minuman terganggu.
j. Retensi urin dan feses.
k. Aktivitas menurun
l. Kurang energi
m. Harga diri rendah
n. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
3. Etiologi
Menurut Townsend (1998) penyebab penarikan diri dari masa bayi
sampai tahap akhir perkembangan adalah :
a. Kelainan pada konsep diri
b. Perkembangan ego yang terlambat
c. Perlambatan mental yang ringan sampai sedang
d. Abnormalitas SSP tertentu, seperti adanya neurotoksin, epilepsi,
serebral palsi, atau kelainan neurologist lainnya
e. Kelainan fungsi dari sistem keluarga

f. Lingkungan yang tidak terorganisir dan semrawut


g. Penganiayaan dan pengabaian anak
h. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
i. Model-model peran yang negatif
j. Fiksasi dalam fase perkembangan penyesuaian
k. Ketakutan yang sangat terhadap penolakan dan terlalu terjerumus
l. Kurang identitas pribadi

4. Faktor Faktor Predisposisi Dan Presipitasi Gangguan Hubungan


Sosial
a. Faktor predisposisi
1) Faktor tumbuh kembang :Pada masa tumbuh kembang individu
mempunyai tugas perkembangan yang

harus dipenuhi, setiap

tahap perkembangan mempunyai spesifikasi tersendiri. Bila tugas


dalam perkembangan tidak terpenuhi akan menghambat tahap
perkembangan selanjutnya. Kurang stimulasi kasih sayang,
perhatian dan kehangatan dari ibu pengasuh pada bayi akan
memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya
rasa percaya.
2) Faktor biologis :Genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa.
3) Faktor sosial budaya :Faktor sosial budaya menjadi faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan
orang lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktif
diasingkan dari orang lain (lingkungan sosial).
4) Faktor komunikasi dalam keluarga : Gangguan komunikasi dalam
keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan

hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas (double


blind komunikation), ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga
dan pola asuh keluarga yang tidak menganjurkan anggota keluarga
untuk berhubungan di luar lingkungan keluarga.
b. Faktor presipitasi
1) Struktur sosial budaya :Stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial
budaya antara lain keluarga yang labil, berpisah dengan orang yang
terdekat/berarti, perceraian dan lain-lain.
2) Faktor hormonal :Gangguan dari fungsi kelenjar bawah otak (gland
pituitary) menyebabkan turunnya hormon FSH dan LH. Kondisi ini
terdapat pada pasien skizofrenia.
3) Hipotesa virus :Virus HIV dapat menyebabkan perilaku spikotik.
4) Model biological lingkungan sosial :Tubuh akan menggambarkan
ambang toleransi seseorang terhadap stress pada saat terjadinya
interaksi dengan interaksi sosial.
5) Stressor psikologik :Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya
kemampuan menyelasaikan kecemasan tersebut.

5. Pohon masalah

Akibat
Core Problem

Etiologi

Resti Perubahan sensori persepsi :


Halusinasi
Isolasi sosial
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah
7

Deficit
Perawatan Diri

(Budi Anna Keliat, 1999)


B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tangggal MRS, informan, tangggal pengkajian, No Rumah
klien dan alamat klien.Sering ditemukan pada usia dini atau muncul
pertama kali pada masa pubertas.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah
sakit biasanya akibat adanya kemunduran kemauan dan kedangkalan
emosi. Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar dari orang
lain) komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar,menolak
interaksi dengan orang lain,tidak melakukan kegiatan sehari hari,
tergantung pada orang lain.
c. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi
yakni keturunan, endokrin, metabolisme, SSP,dan kelemahan ego.
Kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua,harapan orang tua yang
tidak realistis,kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya; perubahan struktur sosial.Terjadi trauma yang tiba-tiba
misalnya

harus

dioperasi,

kecelakaan

dicerai

suami,

putus

sekolah,PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi (korban


perkosaan, dituduh kkn, dipenjara tibatiba) perlakuan orang lain yang
tidak menghargai klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
d. Aspek Fisik/ biologi
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan, TB,
BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek Psikososial
1) Genogram
Orang tua menderita skizofrenia,salah satu kemungkinan
anaknya

7-16%

skizofrenia,bila

keduanya

menderita

40-

68%,saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8%,saudara kembar 2-15


%,dan saudara kandung 7-15 %.
2) Konsep diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang
mengenai pasien akan mempengaruhi konsep diri pasien.
a) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah
terjadi atau yang akan terjadi.Menolak penjelasan perubahan
tubuh, persepsi negatif tentang tubuh. Preokupasi dengan
bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan,
mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri, sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan
penyakit, proses menua, putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan
martabat, mencederai diri, dan kurang percaya diri.
3) Hubungan sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan,
suka melamun,dan berdiam diri.
4) Spiritual
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran
keinginan beraktivitas.
5) Status mental
a) Penampilan diri :Pasien terlihat lesu, tidak bergairah, rambut
acak-acakan,

kancing

baju

tidak

tepat,

resleting

tak

terkunci,baju tak dikancing,baju terbalik sebagai manifestasi


kemunduran kemauan pasien .
9

b) Pembicaraan Nada suara rendah,lambat,kurang bicara,apatis.


c) Aktivitas motorik :Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif,
kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya sendiri (katalepsia).
d) Emosi : Emosi dangkal
e) Afek : Tumpul, tak ada ekspresi muka
f) Interaksi selama wawancara :Cenderung tidak kooperatif,
kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
g) Persepsi : Tidak terdapat halusinasi atau waham
h) Proses berpikir : Gangguan proses berpikir jarang ditemukan
i) Kesadaran : Kesadaran berubah,kemauan mengadakan
hubungan serta pembatasan dengan dunia luar dan dirinya
sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai

dengan

kenyataan (secara kualitatif)


j) Memori :Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat,
waktu dan orang.
k) Kemampuan penilaian :Tidak dapat mengambil keputusan,
tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu memberikan
alasan meskipun tidak jelas dan tidak tepat.
l) Tilik diri :Tidak ada yang khas.
6) Kebutuhan sehari-hari
Pada permulaaan, penderita kurang memperhatikan diridan
keluarganya,makin mundur dalam pekerjaan akibat kemunduran
kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhan sendiri sangat
menurun

dalam

hal

makan,BAB/BAK,mandi,berpakaian,dan

istirahat tidur.
7) Masalah keperawatan
a) Isolasi sosial
b) Harga diri rendah
c) Gangguan persepsi sensori: halusinasi
d) Resiko perilaku kekerasan
e) Defisit perawatan diri
8) Data yang perlu dikaji:
a) Data subjektif: klien hanya mengatakan ya dan tidak
b) Data objektif:
- Gangguan pola makan: tidak ada nafsu makan/minum
-

berlebihan.
Berat badan menurun/meningkat drastis
Kemunduran kesehatan fisik

10

Tidur berlebihan
Tinggal di tempat tidur dalam waktu yang lama.
Banyak tidur siang, kurang bergairah, tidak memperdulikan

lingkungan.
Aktivitas menurun,

mondar-mandir/sikap

mematung,

mekakukan gerakan secara berulang (jalan mondar-

mandir).
Menurunnya kegiatan seksual.
Kurang responsif dan minat terhadap orang lain.
Kegagalan untuk membina suatu hubungan.
Kurangnya kontak mata.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Isolasi sosial
b. Gangguan Konsep Diri : harga diri rendah
c. Resiko TinggiGangguanSensori Persepsi : Halusinasi
d. Deficit Perawatan Diri
3.

Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

4.

Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah
dirumuskan.

5.

Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi
dilakukan terhadap kemampuan pasien menarik diri serta kemampuan
perawat dalam merawat pasien dengan menarik diri.

BAB III

11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Nn. ED DENGAN


ISOLASI SOSIAL
PADA SCHIZOFRENIA AKUT DI RUANG CEMPAKA
RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT
TANGGAL 15DESEMBER 20DESEMBER 2014
Tanggal Mrs

: 13 Desember 2014

Tanggal Pengkajian

: 15 Desember 2014

Ruang Rawat

: Cempaka

I. IDENTITAS KLIEN
1. Inisial
2. Umur
3. Alamat
4. Pendidikan
5. Agama
6. Status
7. Pekerjaan
8. Jenis Kelamin
9. No. RM
II.

: Nn. ED
: 23 tahun
: Ponorogo
: SMA
: Islam
: Belum Kawin
: Swasta
: Perempuan
: 1038xx

ALASAN MASUK
1. Data Primer
Saat klien ditanya tentang alasan masuk ke rumah sakit jiwa, klien
tampak menunduk, tidak mau menjawab pertanyaan.
2. Data Sekunder
Berdasarkan catatan medi klien didapatkan data, klien diantar keluarga
ke RSJ Lawang pada tanggal 13 Desember 2014 pada pukul 20.46 WIB
dengan alasan klien selama 4 hari tidak makan dan minum, saat malam
tidak tidur hanya melakukan sholat dan mengaji terus menerus. Pernah
dirawat di RSJ Lawang tanggal 5 November 2014 dan pengobatan
sebelumnya berhasil namun 1 bulan yang lalu pengobatan sempat
terputus.

III.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI


Pada saat pengkajian klien tampak menunduk, tidak mau menjawab
pertanyaan. Menurut status, klien diantar keluarga ke RSJ Lawang pada
12

tanggal 13 Desember 2014 pada pukul 20.46 WIB dengan alasan klien
selama 4 hari tidak makan dan minum, saat malam tidak tidur hanya
melakukan sholat dan mengaji terus menerus. Pernah dirawat di RSJ
Lawang tanggal 5 November 2014 dan pengobatan sebelumnya berhasil
namun 1 bulan yang lalu pengobatan sempat terputus karena menganggap
klien sudah sembuh.
Masalah

Keperawatan

:Ketidakefektifan

Managemen

Regimen

Terapeutik
IV.

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Menurut status, saat ini klien dirawat di RSJ Lawang yang kedua
kalinya. Klien pernah dirawat sebelumnya di rumah sakit yang sama dan
sembuh tanggal 5 November 2014.
2. Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil. Klien dirawat kembali di
RSJ Lawang karena klien mengalami putus obat selama 1 bulan.
3. a. Klien tidak mengalami penyakit fisik
b.Klien tidak mempunyai riwayat NAPZA
c. Tidak ada riwayat trauma pada klien, baik itu aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal, dan
usaha bunuh diri.
Masalah/ diagnosa keperawatan: penatalaksanaan regiment terapeutik
inefektif
4. Pengalaman masa lalu klien tidak terkaji, saat ditanya klien hanya diam
dan menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
5. Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
Masalah

Keperawatan

:Ketidakefektifan

Managemen

Terapeutik
V.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal: 15 Desember 2014
1. Keadaan umum klien composmentis. GCS: M: 6, V:5, E: 4
2. Tanda tanda vital :
TD : 120/90 mmHg
Suhu : 37oC
Nadi : 84 x/menit
RR : 18 x/menit

13

Regimen

3. Ukur
TB :
cm
BB :
kg
4. Pada saat pengkajian klien tidak ada keluhan fisik
VI.

PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Jelaskan :klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Klien tinggal
serumah dengan orang tua dan adiknya. Saat pengkajian kontak mata
klien tidak ada, klien hanya menunduk.
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :Saat klien ditanya tentang persepsi
terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai
dan tidak disukai klien hanya diam saja dan
menunduk sambil memegang kedua tangannya.
b. Identitas
:
Saat klien ditanya tentang
namanya, klien hanya memperlihatkan gelang
identitas RS dan diam saja.
c. Peran
:
Saat klien ditanya tentang
perannya

dirumah, klien hanya

menunduk.
d. Ideal diri :

diam dan

Saat klien ditanya tentang

harapan tentang sakitnya, klien hanya diam


e. Harga diri :
Saat klien ditanya pandangan
orang lain terhadap dirinya, klien hanya diam.
Masalah Keperawatan: Sulit dievaluasi
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :saat ditanya hanya diam.
14

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :dirumah hanya


mau bicara dengan adiknya saja, di rumah sakit klien sering
menyendiri dan tidak bergabung dengan orang lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien hanya diam
dan menyendiri
Masalah Keperawatan :Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien hanya diam saja
b. Kegiatan ibadah : saat dirumah klien melakukan sholat dan ibadah
mengaji terus menerus selama 4 hari.
Masalah Keperawatan :Distress spiritual
VII.

STATUS MENTAL
1. Penampilan : Rapi
Jelaskan :Pakaian rapi dari ujung rambut sampai ujung kaki,
menggunakan jilbab warna pink dengan rapi.
Masalah Keperawatan :tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan : Membisu
Jelaskan : klien hanya diam saja tidak mau bergaul dengan yang lainnya
Masalah Keperawatan :Hambatan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik : Hipokinesia, hipoaktifitas
Jelaskan :klien cenderung menyendiri, sering duduk dan diam dikamar.
Masalah Keperawatan :Intoleransi Aktivitas
4. Afek
: Datar
Jelaskan: Tidak ada perubahan raut muka saat di stimulus yang
menyenangkan atau yang menyedihkan
Masalah Keperawatan :Isolasi Sosial
5. Interaksi Selama Wawancara : Kontak mata kurang, tidak kooperatif
Jelaskan : Saat pengkajian klien mengalihkan pandangan, kontak mata
kurang klien hanya diam, klien malah meninggalkan pengkaji
Masalah Keperawatan :Isolasi Sosial
6. Persepsi
Jelaskan : Klien hanya diam saja, lebih suka menyendiri di kamar.
Masalah keperawatan :Risiko Tinggi Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi
7. Proses Pikir
Jelaskan : Ketika di Tanya klien hanya diam saja
Masalah Keperawatan :Sulit dievaluasi
8. Isi Pikir
Jelaskan : Klien hanya diam saja

15

Masalah Keperawatan :Sulit dievaluasi


9. Tingkat Kesadaran : Bingung
Jelaskan : klien hanya duduk sendirian di pojok ruangan dan menoleh ke
kiri dan kanan
Masalah Keperawatan :Gangguan Proses Pikir
10. Memori
Jelaskan : Klien hanya diam saja
Masalah Keperawatan : Sulit dievaluasi
11. Tingkat Kosentrasi Dan Berhitung
Jelaskan : Klien hanya diam saja
Masalah Keperawatan : Sulit dievaluasi
12. Kemampuan Penilaian : Gangguan ringan
Jelaskan : Klien hanya diam saja tidak mau berinteraksi dengan teman
lainya dan tidak mau membersihkan mulut setelah selesai makan
Masalah keperawatan :Gangguan proses fikir
13. Daya Tilik Diri
Jelaskan : Klien hanya diam saja
Masalah Keperawatan :Sulit dievaluasi
VIII. KEBUTUHAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal, saat klien makan klien masih didorong dan diberi
penjelasan
2. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK sendiri, mampu ke WC sendiri apabila ingin
BAB/BAK, mampu membersihkan sendiri setelah BAB/BAK. Klien
mampu membersihkan diri dan berdandan sendiri.
3. Mandi
Klien mandi 2x sehari, klien menggunakan sabun, menyikat gigi. Tidak
ada bau badan
4. Berpakaian
Klien mampu

mengambil,

memilih

dan

mengenakan

pakaian.

Penampilan dan dandanan klien bersih, klien mandi kemudian


berdandan, memakai bedak, menyisir rambut dan mengikat rambutnya
sendiri. Klien mengganti pakaian 2x sehari. Klien mempunyai
kemampuan yang baik dalam hal, mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang, lamanya 12.30 s/d 15.00 WIB
Tidur malam, lamanya 19.00 s/d 04.00 WIB
Tidak ada aktivitas sebelum tidur yang dilakukan klien
16

6. Penggunaan obat
Saat ditanya klien hanya diam
7. Pemeliharaan kesehatan
Saat ditanya klien hanya diam
8. Aktifitas di dalam rumah
Saat ditanya klien hanya diam
9. Aktifitas di luar rumah
Saat ditanya klien hanya diam
Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah Keperawatan
IX.

MEKANISME KOPING
Maladaftif : Menghindar, reaksi lambat
Masalah Keperawatan :Koping Individu Tidak Efektif

X.

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Klien hanya diam
2 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Klien hanya lebih
3
4
5
6
7
8

suka menyendiri daripada berkumpul dengan teman-temannya


Masalah dengan pendidikan, spesifik : Tidak tamat SMA (klien tidak
lulus ujian nasional
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien pernah bekerja di luar negeri
Masalah dengan perumahan, spesifik : Tinggal di Ponorogo
Masalah ekonomi, spesifik : Menengah
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Umum
Masalah lainnya, spesifik : Masalah Keperawatan :Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan

XI.

PENGETAHUAN KURANG TENTANG


1 Penyakit jiwa
2 Koping
3 Obat-obatan
Masalah Keperawatan :Kurang Pengetahuan tentang Penyakit

XII.

ASPEK MEDIK
- Diagnosa Medik
: F.23.2 (Schizofrenia Akut)
- Terapi Medik
:
1. Risperidon 2mg (1-0-1)
2. Merlopam 2mg (0-0-1)

17

ANALISA DATA
NAMA : Nn. ED
TGL
30

NIRM : 1038xx

RUANGAN : CEMPAKA

DATA

ETIOLOGI

DS :
Januari
DO :
2014 1 Pakaian tidak rapi, rambut

sosial :
Menarik Diri

pendek, baju kotor,


penampilan tidak rapi, klien
tidak mau membersihkan
mulut setelah selesai makan
dan mulut masih belepotan
2

oleh sisa makanan


Klien hanya diam saja tidak
mau bergaul/berinteraksi

dengan teman lainya


Tidak ada perubahan raut
muka saat di stimulus yang
menyenangkan atau yang

MASALAH
Isolasi

menyedihkan
Saat pengkajian klien
mengalihkan pandangan,
kontak mata kurang klien
hanya diam, klien malah
meninggalkan pengkaji

18

T.T

POHON MASALAH
Risiko Tinggi
Gangguan Sensori
Persepsi: Halusinasi

Akibat

Kerusakan
Komunikasi Verbal

Defisit Perawatan Diri

Core Problem

Gangguan Proses
Pikir

Isolasi sosial

Intoleransi Aktivitas

Harga Diri Rendah

Ketidakefektifan
Managemen Regimen
Terapeutik

Kurang
Pengetahuan
Tentang
Penyakit
XIII.

Koping Individu
Tidak Efektif

Etiologi

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
Hambatan Interaksi Sosial
Defisit Perawatan Diri
Hambatan Komunikasi Verbal
Resiko Halusinasi
Intoleransi Aktivitas
Gangguan Proses Fikir

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

19

8. Perilaku Mencari Bantuan Kesehatan


9. Defisit Aktifitas Defersional/Hiburan
10. Koping Individu Tidak Efektif
11. Kurang Pengetahuan Tentang Penyakit
12. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial

20

Vous aimerez peut-être aussi