Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya kesenjangan antara perkembangan fisik, sosial dan psikologik
yang berbeda pada masa remaja dapat menyebabkan masalah mental. Dalam
proses perkembangannya seorang remaja akan menemukan beberapa peristiwa
yang dapat menimbulkan stress dan mereka harus berjuang untuk
mengatasinya. Apabila dalam proses perkembangan ini seorang remaja tidak
dapat
beradaptasi
dengan
lingkungannya
maka
keadaan
ini
dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan
gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan
remaja. Gejala intinya meliputi tingkat aktivitas dan impulsivitas yang
tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian
yang terganggu. Anak dan remaja yang menderita gangguan tersebut akan
sukar menyesuaikan aktivitas mereka dengan norma yang ada sehingga
mereka sering dianggap sebagai anak yang tidak baik di mata orang
dewasa maupun teman sebayanya. Mereka sering gagal mencapai
potensinya dan memiliki banyak kesulitan komorbid seperti gangguan
perkembangan, gangguan belajar spesifik dan gangguan perilaku serta
emosional lainnya (Sign, 2009).
Definisi terbaru dari ADHD pada edisi keempat Diagnostik dan
Statistik Manual of Mental Disorders (DSM-IV; American Psychiatric
Association, 1994) membedakan antara subtipe diagnostik ditandai dengan
tingkat maladaptif dari kedua kurangnya perhatian dan hiperaktivitasimpulsivitas (tipe gabungan), maladaptif tingkat kurangnya perhatian saja
(tipe terutama lalai), dan tingkat maladaptif dari hiperaktivitas-impulsivitas
sendirian (tipe hiperaktif-impulsif dominan).
B. Kriteria
ADHD adalah gangguan neurobehavioral paling umum dari masa
kanak-kanak. ADHD merupakan salah satu kondisi yang paling umum dari
kesehatan kronis yang mempengaruhi anak usia sekolah. Gejala inti
ADHD yaitu :
1. Inatensi (gangguan pemusatan perhatian)
Inatensi adalah bahwa sebagai individu penyandang gangguan
ini tampak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
Mereka
sangat
diterima oleh alat inderanya atau oleh perasaan yang timbul pada saat
itu. Dengan demikian mereka hanya mampu mempertahankan
suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek,
sehingga
lingkungannya.
2. Hiperaktif (gangguan dengan aktivitas yang berlebihan)
Hiperaktivitas adalah suatu gerakan yang berlebihan melebihi
gerakan yang dilakukan secara umum anak seusianya. Biasanya
sejak bayi mereka banyak bergerak dan sulit untuk ditenangkan.
Jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif,
perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak mampu
mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya,
sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak
penting. Gerakannya dilakukan terus menerus tanpa lelah, sehingga
kesulitan untuk memusatkan perhatian.
3. Impulsivitas (gangguan pengendalian diri)
Impulsifitas adalah suatu gangguan perilaku berupa tindakan
yang tidak disertai dengan pemikiran.
Mereka sangat
dikuasai
Epidemiologi
Prevalensi yang dilaporkan pada anak yang mengalami
ADHD
bahwa
terdapat
faktor
yang
ADHD :
a. Faktor genetika
Bukti penelitian menyatakan bahwa faktor genetika merupakan
faktor penting dalam memunculkan tingkah laku ADHD. Satu
pertiga dari anggota keluarga ADHD memiliki gangguan, yaitu
jika
orang
anaknya
beresiko
pada ADHD
dengan
ADHD
pada
tes
neuropsikologis
yang
Temuan melalui
yang
Untuk
menemukan
kriteria
diagnosisnya,
penting
untuk
kombinasi
(yang
tanda
gejalanya
inatensi
dan
hiperaktivitas/impulsivitas).
6
Differensial Diagnosis
1. Gangguan tingkah laku (anti sosial)
2. Ansietas
3. Gangguan belajar
G.
Tatalaksana
Algoritma dasar untuk tatalaksana ADHD (Hill and Taylor, 2001)
10
komorbid.
11
intervensi
sekolah
individual
meliputi
intervensi
urin
berkaitan
dengan
respon
yang
buruk
terhadap
Dalam
bukti
sekarang
ini,
tidaklah
mungkin
dari
diet
untuk
anak
4)
et al., 2007)
Suplementasi besi, seng, magnesium (Bilici et al., 2004)
Antioksidan (Bateman et al., 2004)
Intervensi komplementer dan alternatif
Di antaranya meliputi :
o Bach flower remedies (Pintof et al., 2005)
o Homeopathy (Coulter et al., 2007)
o Massage theraphy (Khilnani et al., 2003)
o Neurofeedback (Beauregard et al., 2006)
Intervensi sosial dan komunitas
12
5) Intervensi multimodal
2. Terapi Farmakologis
Terdapat 3 obat lisensi untuk terapi ADHD/ gangguan hiperkinetik
di Amerika Serikat : methylphenidate hydrochloride, dexamfetamine
sulphate dan atomoxetine. Methylphenidate dan atomoxetine digunakan
untuk usia 6 tahun atau lebih, sedangkan dexamphetamine untuk usia 3
tahun atau lebih. Medikasi tidak direkomendasikan untuk usia pre sekolah.
Inisiasi terapi farmakologis anak ADHD harus di bawah kendali
dokter spesialis, baik psikiatrik anak dan remaja maupun pediatrik, yang
telah
menjalani
pelatihan
penggunaan
dan
monitoring
medikasi
psikotropik.
Harus dilakukan penilaian fisik dasar terlebih dahulu sebelum
terapi farmakologis dimulai, minimal meliputi : nadi, tekanan darah, berat
dan tinggi badan dengan grafik centile yang sesuai dalam ukuran
parameter. EKG sebaiknya dipertimbangkan pada kasus-kasus tertentu.
Klinisi harus menginformasikan keuntungan potensial dan efek samping
medikasi. Keuntungan lanjutan dan kebutuhan untuk medikasi dinilai
minimal 1 tahun sekali.
1)
Psikostimulan
Studi-studi metanalisis dengan kualitas yang tinggi (durasi minimal
2 minggu) menggunakan psikostimulan (methylphenidate dan
dexamphetamine) atau psikostimulant (atomoxetine), menyimpulkan
bahwa keduanya efektif untuk terapi ADHD, meskipun psikostimulan
memiliki pengaruh yang lebih besar. Psikostimulan yang biasa
digunakan
di
USA
adalah
methylphenidate
(MPH)
dan
14
disforia, agitasi
Iritabilitas,
rebound
behavioural
15
Methylphenidate
0.3 - 0.6 mg/kg/dose
0.3 - 0.8 mg/kg/dose
Dexamphetamine
0.15 - 0.3 mg/kg/dose
-
Up to 1 mg/kg/dose
0.3 - 0.7 mg/kg/dose
Max 1.5 mg/kg/day
16
Somnolence
Dysphoria, agitation
Tachycardia, hypertension
Syncope suspected to have
Management options
Gastrointestinal effects may be temporary
during first few days of treatment.
Administer medication with food.
Consider dose reduction.
Monitor height and weight using centile
charts.
Provide
dietetic
advice;
caloric
augmentation.
Stop medication immediately and seek
specialist help.
Monitor for suicidal ideation, clinical
worsening of mood and unusual changes in
behaviour.
New onset of suicidal behaviour should
prompt discontinuation of medication
pending further assessment.
Administer at a different time of day or
reduce dose.
Reduce dose and monitor effect.
Investigate and consider discontinuation or
dose reduction.
Stop medication immediately and seek
17
cardiac origin
specialist advice.
Atomoxetine direkomendasikan untuk terapi gejala inti ADHD/
intoleransi atau
pada
penderita
yang
memiliki
resiko
kardiovaskuler,
18
a) Klonidin
Klonidin merupakan agonis alpha-2 adrenergik,
dikenal sebagai antihipertensi. Obat ini dapat mengurangi
gejala ADHD, dan terdapat penurunan yang besar saat
dikombinasikan dengan methylphenidate dibandingkan jika
diberikan sendiri. Diberikan 3 kali sehari dengan dosis
maksimum 0,6 mg per hari tergantung respon dan efek
samping yang muncul, atau 2 kali sehari dengan dosis total
0,10-0,20 mg/kg/ hari. Dalam sebuah studi,individu yang
menerima klonidin mengalami penurunan tekanan sistolik
yang lebih besar dibanding kontrol dan mengalami sedasi
transien serta pening.
Klonidin dipertimbangkan untuk anak yang tak
responsif atau tidak toleransi terhadap psikostimulan atau
atomoxetine.
Dapat
dikombinasikan
digunakan
dengan
sendiri
methylphenidate
maupun
disesuaikan
toksisitas
potensial
pada
kombinasi
klonidin
dan
20
menjadi
pencandu
minuman
keras/alkoholisme).
saat
kehamilan,
kecerdasan(IQ),
perkembangan
terjadinya
disfungsi
otak
saat perinatal,
metabolisme,
tingkat
ketidakteraturan
21
penyebabnya,
maka
tentunya
terdapat
banyak
terapi atau
cara
DAFTAR PUSTAKA
Barbaresi W, Katusic S, Colligan R, et al. How common is attentiondeficit/hyperactivity disorder? Towards resolution of the controversy: results
from a population-based study. Acta Paediatr Suppl 2004; 93:55.
Barkley RA. Attention Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for Diagnosis
and Treatment. 2nd ed. New York, NY: Guilford Press; 1996
Bateman B, Warner JO, Hutchinson E, Dean T, Rowlandson P, Grant C, et al. The
effects of a double blind, placebo controlled, artificial food colourings and
benzoate preservative challenge on hyperactivity in a general population
sample of preschool children. Archives of Disease in Childhood
2004;89(6):506-11.
Beauregard M, Levesque J. Functional magnetic resonance imaging investigation of
the effects of neurofeedback training on the neural bases of selective attention
and response inhibition in children with attention-deficit/hyperactivity
disorder. Applied Psychophysiology & Biofeedback 2006;31(1):3-20.
Bilici M, Yildirim F, Kandil S, Bekarolu M, Yildirmi S, Deer O,et al. Double-blind,
placebo-controlled study of zinc sulfate in the treatment of attention deficit
hyperactivity disorder. Progress in Neuro-Psychopharmacology and
Biological Psychiatry.2004;28(1):181-90.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Increasing prevalence of parentreported attention-deficit/hyperactivity disorder among children --- United
States, 2003 and 2007. MMWR Morb Mortal Wkly Rep 2010; 59:1439.
Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega-3
polyunsaturated fatty acids in the treatment of psychiatric illnesses in children
and adolescents. Acta Neuropsychiatrica. 2007;19(2):92-103.
Coulter MK, Dean ME. Homeopathy for attention deficit/hyperactivity disorder or
hyperkinetic disorder. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2007(4):
(CD005648).
22
Eric Taylor, Tim Kendall , Philip Asherson et al. 2008. Attention deficit
hyperactivity disorder: Diagnosis and management of ADHD in children,
young people and adults.
Faraone SV, Sergent J, Gillberg C, Biederman J. The worldwide prevalence of
ADHD : is it an American condition?. World Psychiatry. 2003 ; 2: 104-13.
Froehlich TE, Lanphear BP, Epstein JN, et al. Prevalence, recognition, and treatment
of attention-deficit/hyperactivity disorder in a national sample of US children.
Arch Pediatr Adolesc Med 2007; 161:857.
Green, M, Wong, M, Atkins, D, et al. Diagnosis of Attention Deficit/Hyperactivity
Disorder: Technical Review 3. US Department of Health and Human
Services, Agency for Health Care Policy and Research; Rockville, MD, 1999.
Hill P., Taylor, E. 2001. An auditable protocol for treating attention
decit/hyperactivity disorder. London UK. Arch Dis Child. 84: pp 404409
Khilnani S, Field T, Hernandez-Reif M, Schanberg S. Massage therapy improves
mood and behavior of students with attentiondeficit/hyperactivity disorder.
Adolescence 2003;38(152):623
Konofal E, Lecendreux M, Deron J, Marchand M, Cortese S, Zaim M, et al. Effects
of iron supplementation on attention deficit hyperactivity disorder in children.
Pediatr Neurol 2008;38(1):20-6.
McCann D, Barrett A, Cooper A, Crumpler D, Dalen L, Grimshaw K, et al. Food
additives and hyperactive behaviourin 3-year-old and 8/9-year-old children in
the community: a randomised, double-blind
Merikangas KR, He JP, Brody D, et al. Prevalence and treatment of mental disorders
among US children in the 2001-2004 NHANES. Pediatrics 2010; 125:75.
Moore, David P. Eds. 2006. Little Black Book of Psychiatry. Jones and Bartlett
Publishers. The 3rd Edition, pp: 45-48.
Moore. Kent L. Recent advances in the genetics off attention deficit hyperactivity
disorder. Curr Psychiatry Res 2004; 6: 143.
Philip Asherson, Simon Bailey, Karen Bretherton et al. Diagnosis and management
of ADHD in children, young people and adults. 2008
Pintov S, Hochman M, Livne A, Heyman E, Lahat E. Bach flowerremedies used for
attention deficit hyperactivity disorder inchildren - a prospective double blind
controlled study. European Journal of Paediatric Neurology 2005;9(6):395-8.
23
Pliszka S, AACAP Work Group on Quality Issues. Practice parameter for the
assessment and treatment of children and adolescents with attentiondeficit/hyperactivity disorder. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry 2007;
46:894.
Reiff MI, Banez GA, Culbert TP. Children who have attentional disorders: diagnosis
and evaluation. Pediatr Rev. 1993;14:455465
24