Vous êtes sur la page 1sur 39

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

KELUARGA
A. DEFINISI
Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada orientasi yang
digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M. Friedman (1998)
mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh
ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga.
Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya.
Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN
1999, cit Setyowati 2008).

B. CIRI-CIRI KELUARGA
1. Diikat tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Tanggung jawab masing masing
1 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

5. Ada pengambil keputusan


6. Kerjasama
7. Interaksi
8. Tinggal dalam suatu rumah
C. STRUKTUR KELUARGA
1. Struktur peran keluarga, formal dan informal
2. Nilai/ norma

keluarga,

norma

yg

diyakini

oleh

keluarga.

Berhubungan

dengan kesehatan
3. Pola komunikasi keluarga, bagaimana komunikasi orangtua anak, ayah ibu, &
anggota lain
4. Struktur

kekuatan Keluarga,

kemampuan Mempengaruhi

dan

mengendalikan

orang lainuntuk kesehatan


D. Ciri - Ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter, dikutip Nasrul Effendy (1998), dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing -masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing - masing.
Struktur Keluarga (Ikatan Darah) :
1. Patrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur ayah
2. Matrilineal, keluarga sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan Itu berasal dari jalur ibu
3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah istri
4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan, hubungan Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri
Pemegang Kekuasaan
1. Patriakal, dominan dipihak ayah
2. Matriakal, dominan di pihak ibu
3. Equalitarian, ayah dan ibu

2 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

E. PERAN KELUARGA
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy (1998),
adalah sebagai berikut :
1. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan sebagai
pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran anak: Anak anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
F. TIPE KELUARGA
Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu: (Suprajitno, 2004)
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme,
pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang menjadi:
(Suprajitno, 2004)
1. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone). Kecendrungan di Indonesia juga meningkat dengan
dalih tidak mau direpotkan dengan pasangan atau anaknya kelak jika menikah.
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual
cohabiting family).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (guy and
lesbian family).
3 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Sedangkan Menurut Nasrul Effendy (1998), tipe keluarga terdiri dari :


1. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
2. Keluarga besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan suatu keluarga inti.
4. Keluarga duda atau janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Compocite)
Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
6. Keluarga kabitas (Cahabitation)
Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk satu keluarga.
G. FUNGSI KELUARGA
Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement
function)

adalah

fungsi

mengembangkan

dan

tempat

melatih

anak

untuk

berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang


lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga juga
berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan
4 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan (Setyowati, 2008).
H. TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno, 2004)
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian orang tua/ keluarga.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara
anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan
tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini
termasuk mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi keluarga
mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian,
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

5 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

I.

TUGAS PERKEMBANGAN SESUAI DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN (DUVAL)


(SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE)
1. Keluarga baru menikah
Membina hubungan Intim
Bina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok sosial
Mendiskusikan rencana punya anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir
Persiapan menjadi orang tua
Adaptasi keluarga baru , interaksi keluarga, hubungan Seksual
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Memenuhi kebutuhan Anggota keluarga : rumah, rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Mempertahankan hubungan yg sehat keluarga intern dan luar
Pembagian tanggung jawab
Kegiatan untuk stimulasi perkembangan Anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
Mempertahankan keintiman pasangan
Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja
Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
Mempertahankan hubungan Intim dengan keluarga
Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
Persiapan perub. Sistem peran
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Perluas jar. Keluarga dari keluarga inti ke extended
Pertahnakan keintiman pasanagan
Membantu anak untuk mandiri sbg keluarga baru
Penataan kembali peran orang tua
7. Keluarga usia pertengahan
Pertahankan keseh. Individu dan pasangan usia pertengahan
Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak- anaknya dan sebaya
Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia tua
Pertahankan suasana saling menyenangkan
Adaptasi perubahan : kehil.pasangan,kek. Fisik,penghasilan
Pertahankan keakraban pasangan
6 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Melakukan life review masa lalu

J. KELOMPOK KELUARGA DI INDONESIA BERDASARKAN SOSIAL EKONOMI DAN


KEBUTUHAN DASAR
1. Prasejatera
Belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal: pengajaran agama, sandang,
papan, pangan, kesehatan atau keluarga belum dapat memenuhi salah satu / lebih
indikator KS tahap I.
2. Keluarga Sejahtera I (KS I)
Telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum dapat sosial
psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.
Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap
keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana
kesehatan
3. Keluarga Sejahtera II (KS II)
Indikator : belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama, makan 2 kali
sehari, pakaian berbeda, lantai bukan tanah, kesehatan (idem), daging/ telur minimal 1 kali
seminggu, Pakaian baru setahun sekali, Luas lantai 8m2 per orang, Sehat 3 bulan terakhir,
Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap, Umur 10, 60 tahun
dapat baca tulis, Umur 7-15 tahun bersekolah, Anak hidup 2/lebih, keluarga PUS saat ini
berkontrasepsi.
4. Keluarga Sejahtera III (KS III)
Indikator : belum berkontribusi pada masyarakat, ibadah sesuai agama, pakaian berbeda
tiap keperluan, lantai bukan tanah, kesehatan idem, anggota melaksanakan ibadah, daging
/ telur seminggu sekali, memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, luas lantai 8
m2 perorang, anggota keluarga sehat dalam 3 bulan terakhir, keluarga berumur 15 th
punya penghasilan tetap, baca tulis latin 10 60 th, usia 7-15 bersekolah, anak hidup
7 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

2/ lebih, pus saat ini ber kb, upaya meningk agama, keluarga punya tabungan, makan
bersama sehari sekali, ikut keg. Masyarakat, rekreasi 6 bl sekali, informasi dari mass
media, menggunakan transportasi,
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Dapat memenuhi seluruh kebutuhannya: dasar, sosial, pengembangan, kontribusi
pada masyarakat, indikator KS III + (ditambah), memberikan sumbangan.
K. KELUARGA SEBAGAI SISTEM
Keluarga merupakan sistem sosial yg terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran sosial yg
berbeda dengan ciri saling berhubungan Dan tergantung antar individu
Alasan Keluarga Sbg Sistem
1. Keluarga punya subsistem : anggota, fungsi, peran aturan , budaya
2. Saling berhub dan ketergantungan
3. Unit terkecil dari masy. Sbg suprasistem
Komponen Sistem Keluarga
1. Input, anggota keluarga, struktur, fungsi, aturan, ling, budaya, agama
2. Proses, proses pelaksanaan fungsi keluarga
3. Out put, hasil berupa perilaku : sosial, agama, kesh,
4. Feedback, pengontrol perilaku keluarga
Karakteristik Keluarga Sebagai Sistem
1. Sistem terbuka, sistem yg punya kesempatan dan mau menerima / memperhatikan
lingk. Sekitar
2. Sistem tertutup, kurang punya kesempatan, kurang mau menerima /memberi
perhatian pada lingkungan sekitar

8 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

ANAK USIA SEKOLAH


A.

DEFINISI
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan
fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai
hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapan dan daya tahannya.

B.

KELOMPOK ANAK
1. Usia prasekolah

: 2 5 tahun

2. Usia sekolah

: 6 12 tahun

Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan
sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
Anak usia 6-7 tahun :
Membaca seperti mesin
Mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
Membaca waktu untuk seperempat jam
Anak wanita bermain dengan wanita
Anak laki-laki bermain dengan laki-laki
Cemas terhadap kegagalan
Kadang malu atau sedih
9 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Peningkatan minat pada bidang spiritual


Anak usia 8-9 tahun:
Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
Menggunakan alat-alat seperti palu
Peralatan rumah tangga
Ketrampilan lebih individual
Ingin terlibat dalam segala sesuatu
Menyukai kelompok dan mode
Mencari teman secara aktif
Anak usia 10-12 tahun:
Pertambahan tinggi badan lambat
Pertambahan berat badan cepat
Perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampak
Mampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
Memasak, menggergaji, mengecat
Menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
Membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
Teman sebaya dan orang tua penting
Mulai tertarik dengan lawan jenis
Sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan
Usia remaja
C.

: 13 - 18 tahun

CIRI-CIRI ANAK USIA SEKOLAH


Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan ciriciri sebagai berikut :
1. Label yang digunakan oleh orang tua
Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota keluarga

lainnya
Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam

penampilan
Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan
membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota
keluarga

2. Label yang digunakan pendidik/guru


Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan
10 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

dewasa dan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik kurikuler

maupu ekstrakurikuler
Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap sampai
dewasa

3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi


Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh

teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok


Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui

oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku


Usia kreatif :suatu masa yang akan menentukan apakah anak akan menjadi

konformis (pencipta karya baru) atau tidak


Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat
besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain

D.

PERKEMBANGAN FISIK
1. Tinggi dan berat badan
Laju pertumbuhan selama tahun sekolah awal lebih lambat dari pada setelah lahir
tetapi, meningkat secara terus menerus. Pada anak tertentu mungkin tidak mengikuti
pola secara tepat. Anak usia sekolah lebih langsing dari pada anak usia prasekolah,
sebagai akibat perubahan distribusi dan kekebalan lemak (Edelmen dan Mandle,
1994). Sekolah memberi peluang pada anak untuk membandingkan dirinya dengan
kelompok besar anak anak dengan usia yang sama. Pemeriksaan fisik yang biasanya
diperlukan selama kelas 1 merupakan kesempatan yang baik perawat untuk
mendiskusikan dengan anak dan orang tua tentang pengaruh genetic, nutrisi, dan olah
raga terhadap tinggi dan berat badan. Anak laki laki sedikit labih tinggi dan lebih berat
dari pada anak perempuan selama tahun pertama sekolah. Kira kira 2 tahun sebelum
pubertas. Anak mengalami peningkatan pertumbuhan yang cepat.
2. Fungsi kardiovaskular
Fungsi kardiovaskular baik dan stabil selama tahun usia sekolah. Denyut jantung
rata- rata 70 90 denyut/menit, tekanan darah normal 110 / 70 mm Hg dan frekuensi
pernafasan stabil 19 21, Pertumbuhan paru minimal dan pernafasan menjadi lebih
lambat, lebih dalam, dan lebih teratur. Akan tetapi pada akhir periode ini jantung 6 kali
ukurannya saat lahir dan umumnya sudah mencapai ukuran dewasa.
3. Fungsi neuromuscular
Anak usia sekolah menjadi labih lentur karena koordinasi otot besar meningkat dan
kekuatannya dua kali lipat. Banyak anak berlatih ketrampilan motorik kasar yaitu berlari,
11 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

melompat,

menyeimbangkan

gerak tubuh,

dan

menangkap

selama

bermain.

Menghasilkan peningkatan ketrampilan neuromuscular. Perbedaan individual dalam


kecepatan pencapaian penguasaan ketrampilan dasar mulai terlihat. Perbedaan
individual dalam ketrampilan motorik terbentuk dalam partisipasi anak dalam aktivitas
yang membutuhkan pergerakan otot yang terkoordinasi dan kemampuan motorik halus.
Ketrampilan motorik halus terlambat tertinggal oleh ketrampilan motorik kasar
tetapi berkembang kira- kira dalam kecepatan yang sama, saat kontrol jari dan
pergelangan tangan tercapai, anak menjadi pandai melakukan aktivitas. Ketrampilan
meningkatkan motorik halus pada anak dalam pertengahan masa kanak kanak
membuat mereka menjadi sangat mandiri dalam merawat kebutuhan personal lain.
Mereka mengembangkan keinginan personal yang kuat dalam proses kebutuhan
ini akan terpenuhi. Penyaklit dan hospitalisasi mengancam pengendalian anak dalam
area ini. Maka sangat penting mengizinkan mereka untuk berpartisipasi dalam
perawatan dan mempertimbangkan kemandirian sebanyak mungkin.
4. Nutrisi
Periode usia sekolah merupakan salah satu masalah nutrisi secara relative. Jika
terjadi defisiensi biasany defisiensi zat besi, vitamin A, atau kalsium. Anak usia sekolah
dapat belajar banyak hal tentang piramida makanan dan diet yang seimbang dengan
membantu menyiapkan makanan. Perawat harus menganjurkan orang tua untuk
menyediakan makanan dalam jumlah yang adekuat bagi anak untuk mendukung
pertumbuhan dan aktivitas.
E.

PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perubahan kognitif pada anak usia sekolah adalah pada kemampuan untuk berfikir dengan
cara yang logis. Pemikiran anak usia sekolah tidak lagi di dominasi oleh persepsinya dan
sekaligus kemampuan untuk memahami dunia secara luas. Sekitar 7 tahun, anak
memasuki tahap piaget ketiga yaitu perkembangan kognitif, yang di kenal sebagai
operasional konkret, ketika merewka mampu mengunakan symbol secara operasional
(aktivitas mental) dalam pemikiran bukan kerja Mereka mulai menggunakan proses
pemikiran yang logis dengan materi konkret. Periode ini di tandai dengan tiga kemampuan
atau kecakapan yaitu mengklasifikasikan, menyusun, dan mengasosiasikan. Pada akhir
masa ini anak sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang
sederhana.
Perkembangan bahasa
Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup
semua semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan di nyatakan dalam
bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi,
12 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

lambang, gambar atau lukisan, dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya,
sesama manusia, alam sekitar, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai moral atau agama.
Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu sebagai
berikut :
Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (orang-orang suara
/ bicara sudah berfungsi ) untuk berkata kata.
Proses belajar yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi/ meniru ucapan atau kata-kata
yang di dengarnya.
Perkembagan bahasa sangat cepat selama masa kanak-kanak tengah dan pencapaian
berbahasa tidak lagi sesuai dengan usianya. Rata-rata anak usia 6 tahun memiliki
kosakata sekitar 3000 kata yang cepat berkembang dengan meluasnya pergaulan dengan
teman sebaya dan orang dewasa serta kemampuannya membaca. Anak meningkatkan
penggunaan berbahasa dan mengembangkan pengetahuan strukturalnya. Mereka menjadi
lebih menyadari aturan sintaksis, aturan merangkai kta menjadi kalimat.
F.

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa ini anak berjuang untuk mendapatkan kompetensi dan ketrampilan yang
penting bagi mereka yang berfungsi sama sepertu dewasa. Anak usia sekolah yang
mendapatkan keberthasilan positif merasa adanya perasaan berharga. Anak-anak yang
menghadapi kegagalan dapat merasakan mediokritas (biasa saja ) / perasaan tidak
berharga yang dapat mengakibatkan menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
1. Perkembangan moral
Kebutuhan kode moral dan aturan social menjadi lebih nyata sesuai kemampuan kognitif
dan pengalaman social anak sekolah, mereka memandang aturan sebagai prinsip dasar
kehidupan, bukan hanya perintah dari yang memiliki otoritas.
Anak mulai mengenal konsep moral pertama kali dari lingkungan keluarga. Usaha untuk
menanamkan konsep moral sejak dini merupakan hal yang seharusnya, karena
informasi yang di terima anak mengenai benar salah, baik buruk, akan menjadi
pedoman pada tingkah lakunya.
2. Hubungan sebaya
Anak usia sekolah menyukai sebaya ssejenis dari pada sebaya lain jenis. Identitas
jender yang kuat dapat di lihat pada ikatan yang kuat dengan teman sejenis yang di
pertahankan oleh anak biasa di sebut geng. Umumnya anak laki-laki dan perempuan
memandang jenis kelamin yang berbeda secara negative. Pengaruh sebaya menjadi
lebih berbeda selama tahap perkembangan ini. Konformitas terlihat pada perilaku, gaya
berpakaian, dan pola berbicara yang di dorong dan dipengaruhi adanya kontak dengan
13 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

sebaya. Identitas kelompok meningkat, seiring perubahan anak sekolah menuju


adolesens.
3. Identitas seksual
Freud menggambarkan usia sekolah sebagai periode laten karena ia merasa pada
periode ini anak memiliki sedikit ketertarikan dalam seksualitasnya. Sekarang ini banyak
peneliti percaya bahwa anak usia sekolah memiliki ketertarikan yang besar pada
seksualitasnya.
4. Konsep diri dan kesehatan
Selama usia sekolah identitas dan konsep diri menjadi lebih kuat dan lebih individual.
Persepsi sehat sakit berdasarkan pada fakta yang mudah diobservasi seperti adanya
atau tidak adanya penyakit dan keadekuatan tidur atau makan. Kemampuan fungsional
standar untuk kesehatan personal dan kesehatan yang lain dinilai.
G. TUGAS PERKEMBANGAN ORANGTUA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
Ketika anak memasuki usia sekolah, orangtua sebenarnya merasa bahwa tahapan ini lebih
berkurang kadar sibuknya, karena pekerjaan rumah sudah dapat berjalan secara rutin.
Anak secara umum merasa puas mengenai hubungannya dengan orangtua dan mulai
terlibat dalam aktivitas rumah tangga.
1. Mensupport perkembangan anak
Mendukung perkembangan Anak dilakukan dengan cara membiarkan anak untuk
pergi dan bergabung dengan dunia di luar rumahnya. Semakin lama, akan semakin
sedikit waktu anak tersebut berada di rumahnya. Sejak pagi hingga siang anak harus
bersekolah, kemudian setelah itu tidak jarang anak mengikuti kegiatan olahraga atau
klub-klub tertentu bersama dengan grupnya, sehingga anak pulang ke rumah dalam
keadaan lelah pada malam hari untuk beristirahat. Belum lagi ajakan temannya untuk
menginap di rumahnya, berlibur bersama, ikut camp, mengunjungi kerabat pada hari
libur, dsb. Semua kegiatan tersebut di atas sangat baik untuk perkembangan anak
dalam

hal

kemandirian,

memperluas

pengalaman

dan

untuk

perkembangan

kepribadiannya.
Ketika anak mulai bergabung dengan teman sebaya mereka, orientasi mereka mulai
berkembang kearah peernya. Maka orangtua harus mendukung hubungan ini, karena
penelitian membuktikan bahwa anak dengan dukungan yang sangat baik dari anggota
keluarganya akan memgang teguh norma, nilai dan identifikasi terhadap keluarganya
bahkan ketika mereka sedang berinteraksi dengan orang lain (Bowerman&Kinch, 1959).
Seorang ibu yang memiliki hubungan pertemanan yang hangat akan lebih mudah untuk
membiarkan anaknya bergabung dengan dunia luar.
14 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Anak pada usia ini sering menjadikan orang yang lebih tua sebagai figur otoritas.
Anak akan sering berkata tapi kata bu guru begini pada orangtuanya. Hal ini
mengindikasikan bahwa anak sudah mulai keluar dari aturan rumahnya. Anak
menemukan model baru, sikap baru, dan pandangan baru melebihi yang didapat di
keluarganya. Orangtua yang dapat berempati terhadap minat anak dan dapat lebih
melonggarkan aturannya pada anak akan lebih mudahuntuk tidak terlalu mengikat anak
tersebut pada masa remajanya.
Orang tua yang menanamkan minat selain dari urusan anaknya akan lebih mudah
untuk membiarkan anaknya bergabung dengan aktivitas luar rumahnya dibandingkan
orangtua yang memusatkan hidupnya hanya untuk anak mereka. Pada masa ini, suami
dan istri lebih sering bekerja bersama dalam sebuah proyek disbanding ketika usia
anaknya masih preschoolataupun remaja.(Feldman, 1961). Beberapa aktivitas bersama
yang dilakukan dengan anak-anak juga, seperti piknik keluarga mungkin dapat
mengembangkan minat dari suami dan istri untuk meneruskan hubungannya sebagai
sebuah pasangan.
2. Mempertahankan hubungan pernikahan
Beberapa

studi,

termasuk

data

dari National

Opinion

Research

Centremengindikasikan bahwa efek dari kehadiran anak pada sebuah pernikahan dapat
membawa efek yang negatif. Hal ini ditemukan pada semua ras, agama, level
pendidikan, dan status pekerjaan (Davis, 1978). Sebanyak 6 survey nasional sejak
tahun 1973 sampai 1978 menemukan bahwa kehadiran anak cenderung mengurangi
kebahagiaan orang tua, dalam hal:
Ikut campur dalam hubungan pernikahan (marital companionship)
Mengurangi spontanitas hubungan seksual antara suami dan istri
Meningkatkan potensi kecemburuan dan kompetensi untuk memperoleh afeksi,
waktu dan perhatian
Menjaga pasangan yang tidak bahagia dari perceraian, setidaknya untuk beberapa
saat (Glenn&Mc Lanchan,1982).
Permasalahan pernikahan pada keluarga dengan anak usia sekolah biasanya lebih
sering terjadi dibandingkan momen lainnya. Biasanya mereka mengalami 4 kali problem
lebih sering. Potensi problem terbesar bisanya mengenai pengaturan anak di rumah,
sehingga mengurangi ekspresi afeksi dari pasangan suami-istri, dan dijadikan nomor
kedua (Swensen&Moore, 1979).
Ekspresi cinta dari pasangan mulai berkurang selama perjalanan pernikahan. Hal ini
biasanya terjadi pada pasangan yang menerapkan peran gender tradisional dalam
berhubungan, dimana hubungan keduanya kemudian hanya menjadi sebuah kebiasaan
yang didasarkan pada kebutuhan, perasaan, dan harapan dari satu pihak ke pihak
15 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

lainnya. Model pernikahan seperti ini lebih baik menggunakan metode diskusi daripada
menghindar dalam penyelesaian konfliknya, dan yang lebih pentingberusaha untuk
mengekspresikan

cintanya

secara

spontan

(Swensen,Eskew,&Kohlhepp,

1981).

Menjaga hubungan pernikahan pada saat usia anak memasuki usia sekolah sangatlah
penting, tidak hanya untuk kepentingan suami dan istri saja, tetapi juga demi
kepentingan anak kelak.
H.

TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Menyediakan Tempat Tinggal yang Cocok dan Memperhatikan Kesehatan Anak
Keluarga dengan anak usia sekolah mencari tempat tinggal yang sesuai dengan
kemampuan mereka. Mereka lebih menyukai rumah yang dapat diperluas dan
memungkinkan penggunaan energi secara efisien yang dekat dengan sekolah dan job
security. Hauenstein dalam penelitiannya membagi populasi menjadi dua macam yaitu :
High
stress
neighborhoods
ditandai
dengan crowded, susunan, keluarga
mengalami kesulitan membuat suatu pertemuan
Low stress neighborhoods kebanyakan adalah keluarga-keluarga yang stabil, jalanjalan yang aman.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tak seorangpun yang ingin tinggal di area yang
tinggi tingkat kriminal yang sangat membahayakan anak-anak dan juga orang
dewasa. Yang sering tinggal di area seperti ini biasanya adalah keluarga yang tidak
bekerja (pengangguran) dan punya masala-masalah dalam perkawinan. Dapat dilihat
bahwa menyediakan tempat tinggal yang sesuai adalah suatu tugas yang berat dan
memberi tantangan terutama dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang.
Keluarga dengan young children kebanyakan menginginkan mempunyai rumah
sendiri. Akan tetapi, biaya untuk memiliki rumah sendiri selalu meningkat dari waktu ke
waktu. Adanya biaya pindah keluarga rata-rata meningkat begitu cepat, banyak keluarga
yang tetap berada di tempat tinggalnya tanpa mencoba untuk meningkatkan keadaan
tempat tinggal mereka. Pada waktu biaya untuk tempat tinggal semakin tinggi, beberapa
keluarga muda mampu membeli sebuah rumah tanpa bantuan dari kerabatnya. Hal itu
tidak aneh karena biasanya keluarga muda paling banyak menerima dukungan
dari extended family
Menjaga kesehatan anak usia sekolah memerlukan suntikan untuk mencegah adanya
penyakit menular dan peduli pada anak yang sakit atau pemulihan dari kecelakaan.
Banyak sistem sekolah yang mengharuskan bukti imunisasi anak sebelum menerima
mereka ke sekolah tiap tahun. Dipteria, tetanus, pertusis, polio, campak, gondok
dan rubella (MMR) adalah imunisasi yang biasanya diperlukan bagi anak dari TK sampai
16 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

SMA. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab keluarga untuk menemui dokter keluarga
atau melalui Departemen Kesehatan Negara atau klinik.
Kesehatan gigi pada anak dan orang dewasa juga merupakan tanggung jawab
keluarga. Pemberian fluoride secara rutin besar pengaruhnya dalam mengurangi
kerusakan gigi pada anak. Oleh karena itu, keluarga diharapkan untuk memeriksakan
dan merapikan gigi anak pada dokter gigi serta menggosok gigi secara teratur setelah
makan yang sering memerlukan monitor dan modeling dari orang tua.
Kecelakaan merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak usia sekolah.
Hasil penelitian bahwa anak laki-laki dua kali lebih banyak mengalami kecelakaan
dibandingkan anak perempuan dan biasanya kematian paling tinggi adalah karena
kecelakan kendaraan motor. Selain itu, kecelakaan juga menyebabkan kerusakan
permanen, kelumpuhan serta kehilangan waktu untuk sekolah.
Child abuse merupakan suatu masalah yang terdapat pada beberapa keluarga.
Mendisiplinkan anak dengan cara memukul mungkin adalah sesuatu yang normal dalam
beberapa keluarga dan cukup banyak persentase orang tua yang mengaku menendang,
menggigit, memukul dengan tangan atau benda dan mengancam menggunakan pisau
atau senjata. Hasil penelitian bahwa 10 dari seribu anak tidak menerima cinta dan
dukungan tetapi sering menerima pukulan dari orang tua mereka. Orang dewasa yang
mengalami abuse pada

waktu

anak-anak

lebih

cenderung

menjadi child

abuser terhadap anak mereka sendiri.Physical abuse biasanya terjadi pada keluarga
miskin tetapi kebanyakan keluarga kaya menggunakan abuse sebagai accident.
Banyak keluarga ekonomi bawah yang stress dan melampiaskan rasa frustasi pada
anak mereka. Child abuse sering juga dipicu oleh respon anak yang membantah,
menantang atau mengabaikan orang tua sehingga orang tua frustasi dan kehilangan
kontrol dan menggunakan metode disiplin yang lebih keras dan meningkat
menjadi abuse.

Parents

anonymous merupakan

organisasi

nasional

yang

siap

membantu mengatasi kekerasan dengan melakukan pertemuan secara teratur dan


menggunakan sarana telepon untuk orang tua yang membutuhkan bantuan.
Incest merupakan masalah kesehatan mental utama yang terjadi pada semua kelas
sosek serta etnis dan ras, biasanya saat anak berusia 6-12 tahun. Anak yang menjadi
korbanincest biasanya takut untuk menceritakannya pada siapapun, yang bisa jadi
petunjuk adalah penarikan diri yang tidak jelas, kecemasan, mimpi buruk atau keluhan
fisik khususnya masalahurine atau pelvic yang sakit. Bantuan untuk korban incest dan
keluarganya dapat ditemukan di tempat layanan perlindungan anak, pusat krisis
perkosaan atau womans centers. Untuk mencegah incest dapat dilakukan dengan
pemberian pendidikan seks di rumah dan di sekolah.
17 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Health care cost (biaya kesehatan) cenderung meningkat, tetapi banyak keluarga
yang mempunyai asuransi kesehatan untuk membantu membiayai biaya rumah sakit
dan membayar dokter. Sebanyak 83 % dari pekerja di Amerika bekerja pada
perusahaan yang memiliki asuransi kesehatan.
2. Keuangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
Pengeluaran keluarga yang paling besar biasanya adalah untuk makan, kemudian
untuk rumah, transport, dan kebutuhan rumah tangga. Keempat item utama tersebut
kira-kira membutuhkan 65,1 % dari semua uang yang dihabiskan tiap individu dalam
sebuah keluarga. Belum lagi untuk biaya pengobatan, pakaian, rekreasi, dan yang
lainnya.
Ibu sering bekerja untuk membantu keuangan keluarga dan anak-anak. Kebanyakan
ibu bekerja pada pekerjaan apapun menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan
keterampilan yang mereka miliki. Penghasilan mereka biasanya tidak sebesar
penghasilan suaminya, tetapi mereka dapat membantu menyediakan segala sesuatu
yang dibutuhan keluarga.
Pekerjaan part time mungkin adalah pekerjaan yang baik untuk ibu ketika anakberada
di

sekolah

atau

ketika

ayah

mereka

dapat

menemani

anak-anak. Split

shifts memungkinkan banyak ibu yang bekerja sementara suami berada di rumah.
Kesuksesan ibu bekerjatergantung pada pendidikan dan training, pengalaman kerja
sebelumnya, dukungan suami, usia anak, kesehatan serta dukungan bantuan dari
kerabat dekat dan orang lain. Pekerjaan ibu biasanya harus disesuaikan secara efektif
terhadap situasi yang terjadi dalam keluarga seperti ketika anak sakit, mendapat
kecelakaan atau situasi gawat lain yang menimpa keluarga.
Dual career familiesmerupakan keluarga dimana kedua suami dan istri yang
mempunyai

karir

dengan

posisi

yang

penting,

yang

meminta

serangkaian

perkembangan dan keahlian serta memerlukan kompetensi dan komitmen yang tinggi.
Ketika salah satu dari mereka mempunyai kesempatan mengambangkan karir di tempat
lain, solusi tradisional untuk istri adalah mendukung karir suaminya, mengorbankan
dirinya dengan tinggal di rumah, mengakhiri pekerjaannya atau memulai lagi semuanya
di lokasi yang baru nanti.
Commuting merupakan jalan keluar yang diambil oleh pasangan yang keduanya
mempunyai karir dimana salah dari mereka tinggal si rumah sedangkan yang lain pulang
pergi kerja selama seminggu, kembali ke keluarga untuk weekends dan liburan.
Keuntungan yang besar adalah perkembangan yang profesional dengan memisahkan
pekerjaan dan waktu untuk keluarga sehingga tidak akan ada pengaruh negatif pada
perembangan anak atau dalam masalah perkawinan. Ini mungkin terjadi ketika ada kerja
sama yang aktif dan kepercayaan antara suami istri, komunikasi yang terbuka dalam
18 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

keluarga, keteguhan hati untuk mengatasi masalah, fleksibel, dan komitmen yang kuat
untuk keluarga dan pekerjaan. (Farris 1978).
Mengkombinasikan antara peran dalam bekerja dan keluarga perlu menjaga
keseimbangan antara keduanya. Baik bu rumah tangga sepenuhnya atau istri yang
bekerja ditemukansama-sama puas secara dengan kehidupannya
Anak memberikan ketertarikan pada ibu ketika mereka terlibat dalam pekerjaan ibu,
mengunjungi tempat kerja ibu, bertemu dengan teman kerja ibu dan melihat apa yang
ibu kerjakan. Anak yang bekerja di samping orang tuanya dalam tugas-tugas rumah
tangga sehari-hari merasa bahwa mereka penting ketika dipercaya untuk memulai
mempersiapkan makan malam dan melakukan tugas rumah tangga yang lain sementara
menunggu orang tuanya pulang ke rumah.
3. Pemberian Tanggung Jawab Dalam Memelihara Rumah
Dalam keluarga modern, dapur bukan lagi wilayah eksklusif ibu, tetapi juga bagi ayah
dan anak yang lebih tua.
a) Partisipasi anak
Partisipasi anak dalam menjaga rumahdapat dipertimbangkan, tergantung
bagaimana keluarganya, usia dan jenis kelamin anak, dan apakah ibu mereka
bekerja atau tidak. Anak laki-laki dan perempuan dapat saling membantu untuk
memasak dan membersihkan rumah. Seperti perempuan, laki-laki pun dapat
melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mengurus pekarangan, mobil
dan hewan peliharaan. Ibu yang bekerja full time, partisipasi anak dalam mengurus
rumah sangat tinggi, tapi ibu yang bekerja part-time, partisipasi anak rendah.
b) Bantuan dari suami
Studi dari 1212 pasangan di Philadelphia, menemukan bahwa pasangan kulit
hitam menyukai pembagian kerja dalam rumah tangga daripada pasangan kulit putih
(Ericksen, Yancey, & Ericksen 1979). Terdapat 2 istilah yang harus dibedakan.
PertamaRole-sharing, bahwa tanggungjawab tugas dilaksanakan oleh pasangan
suami istri. Suami menganggap mengerjakan segala tugas tanpa harus ada nasihat
atau pengingat dari istri. Istilah kedua yaitu task sharing, bahwa pembagian tugas
tanpa

mengubah

menikah. Task

asumsi

sharing,

dasar

suami

tentang

membantu

peran-peran
istrinya

jika

dari

pasangan

hanya

seorang

yang
istri

membutuhkan pertolongan suaminya.


Studi di Middletown 1978 menemumukan perbedaanantara keluarga business
class & working class. 45 persen keluarga yang menganggap istri memiliki tanggung
jawab penuh terhadap tugas rumah tangga, istri yang mengurus rumah tangga lebih
banyak daripada suami sekitar 40 persen pasangan, 7 persen pasangan suami istri
19 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

saling berbagi tugas, laki-laki yang lebih banyak mengurus rumah tangga sekitar 3
persen dan beberapa lagi masih termasuk dalam studi keluarga.
Lewis (1972) menyatakan bahwa istri lebih aktif dalam membuat keputusan
ketika anak di rumah. Interaksi dengan ayah juga sangat penting, karena dapat
membantu anak bersikap disekolah seperti halnya hubungan dengan peers,
orangtua, dan saudara kandung (Feldman & Feldman, 1975). Hubungan antara
suami-istri dapat ditingkatkan dengan saling berbagi tugas dalam menjaga anak dan
rumah tangga.
4. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses dimana individu dibantu untuk:
Diterima dalam anggota suatu kelompok
Mengembangkan sense-nya sebagai social being
Berinteraksi dengan orang lain dalam variasi peran, posisi, dan status
Antisipasi terhadap harapan dan reaksi dari orang lain
Persiapan untuk peran masa depan yang mereka harapkan
Sosialisasi bermanfaat untuk tiap anggota keluarga dalam mengembangkanskills,
attitude dan potensi seseorang di masyarakat. Sosialisasi berlangsung terus menerus
dalam kehidupan sebagai suatu peran baru di setiap situasi baru atau kelompok yang
individu tersebut baru memasukinya. Anak-anak usia sekolah lebih mengembangkan
hubungan dengan orang lain daripada dengan keluarganya sendiri.
Rasa kedekatan dengan relatives of the family dapat dicapai dengan cara saling
mengunjungi, menulis surat, liburan bersama, reuni keluarga, dll. Anak-anak usia
sekolah dapat berkunjung ke keluarganya yang lain di saat anak tersebut sudah bisa
menjaga dirinya, siap menghadapi tantangan dan tertarik dengan situasi yang baru.
Anak usia sekolah senang berteman dengan berbagai jenis orang. Saat anak tersebut
berhadapan dengan teman yang berbeda tipe, mereka belajar mengatasi situasi saat ini
dan yang akan datang. undesirable friends menurut orangtua
Anak mengganggu teman mainnya yang lain jenis
Teman lain suka menyerang
Bermain bersama tapi tidak sesuai aturan
Keterlibatan keluarga dalam masyarakat berfungsi saat orang tua mempercayai
anaknya untuk mandiri. Anak yang dari latar belakang beda ras, etnik, dan kelas sosial
dapat memiliki pengalaman lebih banyak daripada anak yang hanya berhubungan
dengan orang-orang satu jenis dengannya, karena dapat menghilangkan komponen
pendidikan mereka dalam hidup bermasyarakat.
Orangtua sebaiknya ikut aktif dalam pertemuan orangtua-guru dan kegiatan lain yang
ditekuni oleh anaknya.
20 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

5. Komunikasi Di Dalam Keluarga dan Anak Usia Sekolah


Keluarga adalah sebuah sarana komunikasi untuk anak usia sekolah. Kebanyakan
anak

senang

mengekspresikan

menceritakan
sesuatu.

pengalaman

Studi

mereka,

longitudinal

banyak

bertanya,

dan

masalah

awal

mengindikasikan

sepertidestructiveness, temper tantrums dan overactivity menurun secara cepat di usia


sekolah
Komunikasi orangtua-anak didukung saat anak merasa bebas menanyakanatau
berbicara

hal

personal

tentang

masalah

pubertas

yang

dialami

dan

tentang peer mereka. Diskusi tentang sex education:


Apa yang terjadi di dalam tubuh
Perbedaan antara 2 sex
Perbedaan yang dirasakan antar teman sejenis saat beranjak dewasa
Bagaimana menerima dan dapat nyaman dengan situasi menstruasi pada
perempuan dan seminal emissions pada laki-laki
Bagaimana cara mengatasi jerawat dan tanda lain yang menunjukkan meningkatnya
fungsi glandular
Kematangan tubuh apa yang terjadi pada saat sekarang dengan yang akan datang
Orang tua yang dapat menjawab pertanyaan dan terbuka dengan anaknya akan
menjaga komunikasi yang baik. Penerimaan orangtua terhadap perasaan real mereka
sama baiknya pada anak dapat memunculkan ekspresi yang sehat dari emosi
sepertifear(takut), anxiety (cemas), resentment, anger(marah), dan cemburu.
Siblings
Beberapa keuntungan memiliki siblings:
Kakak dapat menjadi teladan bagi adiknya
Seorang sibling mengidentifikasi dengan yang lain pada satu area
Perbedaan antara sibling dapat mengembangkan sense
Sibling dapat menjadi feedbacker
Dapat saling tukar barang
Jembatan untuk mengerti antara dunianya dan dunia orang dewasa
Sibling coalition dimana anak dikontrol secara kuat diawalnya sebagai mekanisme
bagi anak agar terikat bersama yang mungkin ikatan sepanjang hidup antar siblings.
Anak yang pertama lahir dapat memiliki orangtua yang seutuhnya dan terus berlanjut
menjadi anak yang unik dalam keluarga. Anak yang paling akhir, oleh orangtuanya
cenderung diberikan banyak toleransi. Anak tengah merasa bahwa orangtuanya lebih
banyak menghukum daripada memberi dukungan padanya dibandingkan anak tertua
21 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

dan anak terakhir. Dalam studi tentang selfesteem anak tengah memiliki tingkat yang
rendahselfesteem-nya dibandingkan anak pertama dan terakhir.
Fungsi dari rumah dapat juga melayani emosi-emosi yang dikondisikan kembali oleh
anggota keluarga pada saat ia berada di luar seperti sekolah dibandingkan ia harus
meluapkan emosi di luar rumah yang akan mengganggu ketenangan di sekitar rumah.
Dengan adanya komunikasi maka cinta akan mengalir dalam keluarga tersebut
menggantikan rasa marah atau energi negatif lainnya dengan energi yang positif.
I.

PROMOSI KESEHATAN SELAMA PERIODE USIA SEKOLAH


Periode usia sekolah merupakan periode klinis untuk penerimaan latihan perilaku dan
kesehatan menuju kehidupan dewasa yang sehat. Jika tingkat kognisi meningkat pada
periode ini, pendidikan kesehatan yang efektif harus dikembangkan dengan tapat. Promosi
praktek kesehatan yang baik merupakan tanggung jawab perawat.
Selama progam ini, perawat berfokus pada pengembangan perilaku yang secara positif
berpengaruh pada status kesehatan anak. Perawat dapat berperan untuk memenuhi tujuan
kebijakan nasional dengan menigkatkan kebiasaan gaya hidup yang sehat termasuk
nutrisi. Anak usia sekolah harus berpartisipasi dalam progam pendidikan yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan, memilih dan menyajikan makanan yang
sehat. Perawat juga mengikutsertakan orang tua tentang peningkatan kesehatan yang
tepatbagi anak usia sekolah. Orang tua perlu mengenali pentingnya kunjungan
pemeliharaan kesehatan.

J.

MASALAH KESEHATAN SPESIFIK PADA ANAK USIA SEKOLAH


Kecelakaan dan cedera merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi pada anak.
Anak usia sekolah juga secara signifikan mengalami kanker, cacat lahir, pembunuhan, dan
penyakit jantung. Pada kelompok usia ini, masalah ini memiliki angka mordibitas tinggi
jumlah infeksi hamper 80% dari seluruh penyakit anak. Infeksi pernafasan merupakan
prevalensi terbanyak, flu biasa tetap merupakan penyakit utama pada masa ini.
Beberapa kelompok lebih mudah mengalami penyakit dan ketidakmampuan, sering kali
sebagai akibat adanya rintangan pencapaian pelayanan kesehatan. Retardasi mental,
gangguan belajar, kerusakan sensasi, dan malnutrisi merupakan prevalensi terbanyak di
antara anak-anak yang hidup dalam kemiskinan.
Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan
psikologis.
1. Bahaya Fisik
22 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

a) Penyakit
Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya
Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan
kebersihan diri
b) Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan
kesempatan untuk keberhasilan social
Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak
menjadi rendah diri
c) Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap sebagai
kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi psikologisnya
sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu
yang akan mempengaruhi hubungan social
d) Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila muncul
perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri
e) Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya
sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai
penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak
2. Bahaya Psikologis
a) Bahaya dalam berbicara
Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-anak
usia sekolah yaitu :
Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah
dan menghambat komunikasi dengan orang lain
Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan
membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu
saja
Anak

yang

kesulitan

berbicara

dalam

bahasa

yang

digunakan

dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi


dan mudah merasa bahwa ia berbeda
Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan
orang lain, membual akan ditentang oleh temannya
23 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

b) Bahaya emosi
Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang kurang
menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih sangat kuat
sehingga kurang disenangi orang lain.
c) Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan
kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi anggota
kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan kreatif dan
bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.
d) Bahaya dalam konsep diri
Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas
terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila konsep
sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung berprasangka
dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya
berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus menerus akan memberikan
pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak
e) Bahaya moral
Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anakanak :
Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau
berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang
tidak sesuai dengan kode orang dewasa
Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas perilaku
Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan
Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak
Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu
memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan
Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah
f)

Bahaya yang menyangkut minat


Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :
Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh temanteman sebaya
Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat
bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah

g) Bahaya hubungan keluarga


Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :
24 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang menyukai peran
orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan uang dihabiskan oleh
anak cenderung mempunyai hubungan yang buruk dengan anakanaknya
Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal dalam
melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan orang tua maka
orang tua sering mengkritik, memarahi dan bahkan menghukum anak
Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga besar dan
disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya menimbulkan
pertentangan dirumah dan meyebabkan kebencian pada anak. Disiplin
yang demokratis biasanya menghasilkan hubungan keluarga yang baik.
Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah miliknya lebih
buruk dari temannya maka anak sering menyalahkan orang tua dan
orang tua cenderung membenci hal itu
Pekerjaan orang tua, pandangan

mengenai

pekerjaan

ayah

mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan sikap


terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya mengenai wanita
karier dan oleh banyaknya beban yang harus dilakukan di rumah.
Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai dengan
harapan

idealnya

anak,

anak

cenderung

bersikap

kritis

dan

membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-temannya.


Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang tuanya pilih
kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak akan menentang orang
tua dan saudara yang dianggap kesayangan orang tua
Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak menyukai
sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau terlalu tua dan orang
tua akan memarahi anak serta sanak keluarga membenci sikap si anak
Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena teringat orang
tua kandung yang tidak serumah akan memperlihatkan sikap kritis,
negativitas dan perilaku yang sulit.

25 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

PENGKAJIAN
A. MASALAH KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
1. Komunikasi keluarga disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik
peran orangtua
3. Perubahan penampilan peran
4. Gangguan citra tubuh
5. Koping keluarga tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan koping
keluarga
6. Risiko terhadap tindak kekerasan
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan,
8. Gangguan tumbuh kembang,
9. Risiko penularan penyakit,

B. PROSES KEPERAWATAN KELUARGA


Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua
tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan
keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian
terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa keperawatan,
rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi
perawatan.
26 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi (2004)


dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat
untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan
kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga .
Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga terdiri dari lima
langkah dasar meliputi :
1. PENGKAJIAN
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga

yang

dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan


keluarga . Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga , perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan
cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan
dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a) Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan
tipe keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan
keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
Riwayat keluarga

inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan

pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat


kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap
pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga

serta pengalaman-pengalaman

terhadap pelayanan kesehatan.


Riwayat keluarga
sebelumnya Dijelaskan

mengenai

riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.


27 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

3) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga


Kebiasaan makan Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang
dikosumsi oleh keluarga .
Pemanfaatan fasilitas kesehatan Perilaku

keluarga

didalam

memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting


dalam penggelolaan penyakit.
Pengobatan tradisional Merupakan pilihan bagi keluarga

untuk

menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun alternative pilihan


yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.
4) Status Sosial Ekonomi
Pendidikan
Tingkat

pendidikan

keluarga

mempengaruhi

keluarga

dalam

mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula


terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga
dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga
yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut
(Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga

yang sakit salah satunya

disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada


keluarga .
5) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
6) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
7) Data Lingkungan
Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor
penyebab terjadinya suatu penyakit.
28 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
8) Struktur keluarga
Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien
adalah

berdasarkan

komunikasi.

Istilah

komunikasi

teurapetik

merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga


untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
Struktur peran
Menurut Friedman (1998), anggota keluarga menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota
keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka
akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .
9) Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar
tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi
anggota keluarga itu sendiri.
Fungsi sosialisasi
.
Keluarga

memberikan kebebasan bagi anggota keluarga

bersosialisasi

dengan

lingkungan

sekitar.

Bila

keluarga

dalam
tidak

memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan


anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi
menjadi labil dan mudah stress.
Fungsi kesehatan
Menurut Suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
29 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga


melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu

dikaji adalah sejauhmana

keluarga

memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi: pen


gertian,

tanda

dan

gejala,

faktor

penyebab

dan

yang

mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.


Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah ;
Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah
Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami
Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga

yang

sakit,

termasuk

kemampuan

memelihara

lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang


ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;
Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan
perawatan yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan/ penyakit.
Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang
diperlukan memadai.
Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap
perawatan yang diperlukan
30 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri


dalam keluarga
Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit
Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan
dan bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
(diagnostik, pengobatan dan rehabilitasi).
Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
Berapa jumlah anak
Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
Metode

apa

yang

digunakan

keluarga

dalam

upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga .


Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga .
10) Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami
masalah yang belum terselesaikan
11) Stress dan Koping keluarga
Stressor jangka pendek dan panjang

Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.


Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.


Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
31 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Strategi koping yang digunakan


Strategi

koping

yang

digunakan

keluarga

bila

menghadapi

permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi

disfungsional

yang

digunakan

keluarga

bila

menghadapi permasalahan
b) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
c) Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga

adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang


kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d) Pengkajian Anak Sekolah
Bagaimana karakteristik teman bermain
Bagaimana lingkungan bermain
Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
32 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
Bagaimana temperamen anak saat ini
Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
e) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan
koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada
pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan
mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Resiko (ancaman kesehatan)
Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;
a) Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh 1

Gangguan nutrisi :
33 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga


berhubungan

mengenal

masalah

Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R

kekurangan nutrisi.
Gangguan nutrisi :
berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga

Bapak R

dengan ketidakmauan

keluarga mengambil

keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.


Gangguan nutrisi :
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga

merawat

Bapak R
anggota

keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.


Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung
3 unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan
mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3
diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu
diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi
harus melibatkan ketiga etiologi tersebut
Contoh 2
Perubahan

peran

dalam

keluarga

(bapak

S)

berhubungan

dengan ketidakmampuankeluarga mengenal masalah peran suami


Contoh 3
Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(rematik).
b) Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan
rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang
yang tidak adekuat, dsb.
Contoh

Resiko

terjadi

dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi


Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan

konflik

pada

keluarga

dengan ketidakmauan keluarga

bapak

berhubungan

mellakukan

stimulasi

terhadap Balita.
c) Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial

34 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan


keluarga

dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial

(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.


Contoh

Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak

R
Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga

bapak R
Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R

Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
NO
KRITERIA
SKOR
1 Sifat masalah
Aktual (Tidak/kurang sehat)
3
Ancaman kesehatan
2
Keadaan sejahtera
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
4 Menonjolnya masalah
Masalah berat, harus segera ditangani
2
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera
1
ditangani
Masalah tidak dirasakan
0

BOBOT

Skoring :

35 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga


Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a) Kriteria 1
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga
b) Kriteria 2
Kemungkinan

masalah

dapat

diubah,

perawat

perlu

memperhatikan

terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :


Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
Sumber

daya

masyarakat

dalam

bentuk

fadsilitas,

organisasi

dalam

masyarakat dan dukungan masyarakat


c) Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
d) Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .
Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang
berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan
alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
a) Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
b) Tujuan jangka menengah
c) Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
36 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

3. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria
dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4. IMPLEMENTASI
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga

mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara


Memberikan informasi
Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara :
Mendemonstrasikan cara perawatan
Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d) Membantu keluarga

untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara ;


Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara
Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. EVALUASI
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
ke keluarga . Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
37 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

kesediaan

keluarga . Evaluasi disusun dengan menggunakan

SOAP secara

operasional.
S

: Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan


intervensi keperawatan. Misal : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

: Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

: Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait
dengan diagnosa keperawatan.

: Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahap evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir.

38 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

DAFTAR PUSTAKA
Arlina. 2012. Keluarga
dihttp:/www.scribd

Anak

Usia

Sekolah. Diakses

pada

tanggal

12

Mei

2014

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Sagung Seto
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice
Nursing. Philadelpia : Lippincott
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000.Community
Practice. Lippincott : California

Health

and

Nursing,

Concept

and

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga Pasangan Baru Menikah dengan Masalah
KB. Dimuat dalam http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga/
Carpenitti, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta :EGC
Effendy,N.1998.Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC
Friedman, M., Marilyn. 1998. Family Nursing : Research, Theory & Practice. USE : Appleton
And Lange.
_______.com/tika_arlina/d/50136705-Keluarga-Anak-Usia-Sekolah
_______.
2009. Konsep
Keluarga.
Diakses
pada
tanggal
dihttp://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep-keluarga.html

12

Mei

2014

_______. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Stroke. Diakses pada tanggal 12 Mei
2014
di http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatankeluarga
-denganstroke.html
Iqbal,Wahit dkk.2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC
Wright dan Leakey.1984.Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya

39 | DEPARTEMEN KOMUNITAS (D O R S I N A F . D . )

Vous aimerez peut-être aussi