Vous êtes sur la page 1sur 21

Babul haq kitab barencong

Inilah suatu rahasia,bahwa engkau itu sampai kpd AKU hai hambaku.Adalh ini
jika kau brada dlm.....Mka engkau itu lenyaplah di dlm kosong yg berisi.Kalimat
tauhid itu ialah maqam Ruh yg tiada lupa ia kpd yg menjdikn alam semesta
ini,itu lh yg di sebut engkau itu bertubuh.....Engkau dengarkan bunyi di dlm
tubuhmu..!,itu berbunyi .....Mka oleh itu hanya dirinyaNYAlh yg ada,yg tahu serta
meliht dan yg mendengar,dan yg hidup.Mka itu lh yg di sebut engkau itu lenyap
dengan AKU(fana).
Di atas adalh sbagian isi dr kitab barencong ilmu tasawuf.

Kitab Barencong,Datu Sanggul/Datu muning


Bismillahirahmanirahiim
Rakam yaitu Mengenal,
1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu
yang sebenarnya agar mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta'Ala agar jangan sampai
Murakabah yang bersusunan pada Ilmu-Nya..
Adapun jua maksud Rakam yang 1&2 itu menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang
dzahir & yang bathin,maka jika sudah pula diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar
tetap ke-Esa an-Nya dan tidak siapa pun jua yang dapat menduakan-Nya/Allah saja yang
Tunggal/Esa,Demikianlah maksudnya..
Kemudian daripada itu disinilah saya mulai menerangkan,yang bernama Diri itu ada 2
Bagian:
--Diri yang Dzahir,
--Diri yang Bathin.
adapun diri yang Dzahir itu asal daripada unsur Adam,Adam unsurnya memiliki 4
perkara,yaitu :
1.Api,
2.Angin,
3.Air,
4.Tanah
Dan berikut ini penjabaran/makna dari tulisan/huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam
kaligrafi,
--ALIF ---> Api,
--LAM AWAL --> Angin,
--LAM AKHIR --> Air,
--HA --> TANAH/BUMI
1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf ALIF bernama DZAT yang
menjadi rahasia hurufnya pada kita,

2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf LAM AWAL bernama
SIFAT yang menjadi nyawa pada kita/Nafas kita,
3. adapun Air itu terbit jua dari Diri kita yang Bathin,berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA
yang menjadi HATI pada kita (Air Nuthfah&Air Liur),
4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri yang Bathin jua berhuruf HA bernama AF'AL
menjadi tingkah Laku pada kita..
Jadi,demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari bayang-bayang kita yang Bathin jua dan
adanya Huruf yang bertuliskan ALLAH,tapi jangan sampai saudara mengakui bahwa saudara
adalah Tuhan karena Diri kita yang Dzahir ini hanyalah Tulisan (Ingat,hanya sebatas
Huruf/Tulisan) yang berlafadz ALLAH,untuk itulah Allah Ta'Ala menciptakan tulisan/huruf
tersebut agar kita mengenal Diri kita yang Dzahir..
Kemudian daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui
Diri kita yang Bathin pula,agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin
sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh para kaum sufi "Man Arafa
Nafsahu Fa Qad Arafa Rabbahu" barang siapa mengenal sebenar-benarnya Diri Niscaya Diri
akan mengenal Tuhannya...tetapi sebelum kita mengenal akan Diri kita yang
Bathin,hendaklah mati dahulu sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti Sabda Nabi
SAW "Mutu Kabla Anta Mutu" jikalau telah kita matikan Diri yang Dzahir tadi,barulah nyata
dari kita yang Bathin yang bernama sebenar-benarnya DIRI..
Simbol pemahaman Datu Sanggul/Datu Muning/Syekh Abdus Samad/Ahmad Sirajul
Huda/Syekh Jalil,tentang keTuhanan ialah dari Bumi Naik ke Langit maksudnya beliau
mengenal Hakikat Tuhan berdasarkan apa-apa yang telah diciptakan-Nya (Alam Semesta)
sehingga dari pemahaman terhadap alam semesta itulah menghantarkan pada kebenaran sejati
yakni ALLAH SWT,karena memang dari alam dan bahkan pada Diri sendirilah (manusia)
terdapat tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi yang mentafakurrinya..dengan kata lain ilmu
Tasawuf Datu Sanggul adalah ilmu Laduni yang telah di karuniakan oleh ALLAH SWT
kepada beliau,karena itu orang yang mempelajari Tasawuf pada dasarnya bisa
menggabungkan 2 sumber acuan pokok,yakni :
1.berdasarkan Wahyu (Qauliyah),
2.berdasarkan tanda-tanda ayat-NYA (Qauniyah) yang terpampang jelas pada alam atau
makhluk ciptaan-NYA..
"Tidak memakai ilmu atau bacaan tertentu,hanya menjaga keluar masuknya Nafas kapan ia
keluar dan kapan ia masuk" sehingga secara rutin dapat melaksanakan sholat ke masjidil
haram setiap hari jum'at...(kira-kira seperti itulah beberapa patah kata yang pernah di katakan
Datu Sanggul kepada Datu Kalampayan/Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari)
adapun yang mematikan diri yang berhuruf dan bernama ALLAH itu demikian caranya :
1. menafikan huruf Alif,
2. Lam Awal,
3. Lam Akhir,
4. Ha

adapun huruf-huruf yang demikian ;


1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh,
2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh,
3. Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal Ardh,
4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal Dzahiru wal Batiinu
jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata fana sekali2 tiada mempunyai apa-apa
lagi (min adami ila wujdin,wamin wujdin ila Adami) jadi maksudnya dari pada kita diri yang
dzahir walau sehelai rambut pun telah tiada mempunyai lagi apa-apa..
tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-nya,hanya diri yang bathin jua ialah yang bernama
Muhammad..seperti firman Allah ta'ala dalam hadits Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian
alam ini karenamu yaa Muhammad,Ku jadikan akan dikau karenaKu yaa Muhammad..
Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum ahli sufi akan Dia 'Asyiq itu ialah Ta'yin
Hakikat,Ta'yin hakikat ke duanya adanya jua bukan dari padanya jua,maka tatkala hendak
menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal Ta'yin hakikat itu dinamakan A'yan
sabitah,yaitu ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu seperti yang di dalam cermin..
ahmad muhammad allah
I.O
allah

titik namanya ; Ahdiat


adapun pertama,titik pindah wadah semata-mata maka ilmu A'yan sabitah hakikat tubuh
Muhammad yaitu asal sekalian Nyawa adanya..kitab ini adalah dabitan dari kitab Babul haqq
dan jadi kitab berencong..dengan perkataan perkenalan kepada Allah jangan susah mencari
Allah,Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh..
--jangan susah mencari billah,
--billah ada didalam tubuh,
--jangan susah mencari Allah,
--Allah ada di dalam tubuh
yaitu Nur Allah,dimana ada Nur-nya tentu tiada terputus dari yang punya Nur
tersebut..bersatu tetapi tiada sekutu itulah antaranya kita dengan Allah..
jadi firman Allah : tafakur seketika itu dengan berhadap terlebih baik daripada kebaktian
seribu tahun..adapun yang terhimpun di dalam tubuh kita ini ada 2 ruh,yang tidak diketahui
yaitu ruh yang dinamakan ruhul quds dan yang kedua dinamakan ruhani..
adapun sebutan ruh itu atau ucapannya "ALLAH",
dan yang satu lagi ucapannya "HU"
inilah yang mau kita cari yang dinamakan rahasia Allah Ta'ala dengan Muhammad..

jikalau mau diketahui hendaklah di cari guru / mursyid yang tahu ilmu hakikat jikalau
tiada,jangan dibuka karena tiada tahu jalan rahasia tuhan yang tersembunyi dalam diri
kita..ketahuilah olehmu hai talib yang beroleh pertolongan dari pada nabi kita SAW dengan
syafa'at pada yaumil akhir..
bermula jalan yang sempurna dari pihak dzahir dan bathin ada jalan
musahadah,mukaballah,mukarammah dan musahallah..adapun arti dari:
-musahadah = berpandangan,
-mukaballah = berhadapan,
-mukarammah = menyertakan,
-musahallah = menyempurnakan
jika ditanya apa arti di pandang dan apa arti berhadapan dan juga arti dari menyertakan?
Adapun yang berhadapan itu Ajim artinya Cita-cita yang amat tangkas,dan adapun yang
dipandang itu itikat,yang menyertakan itu yakin karna nyata tiada syak dan was-was
dalamnya,menyempurnakan itu Tauhid menyampaikan segala penglihatan mata batin dari
pada meng-Esa-kan..
adapun Nakitah dan tanajul pun segala asyaita yin awal itu ilmu namanya kuat jua tiada
lainnya,adapun wadah itu wujd mutlak pun namanya jua,ilmu pun namanya jua..
Lam : wujd,kidam,baqa,muhalafatulil hawadis,kiyamuhu binafsih
adapun yang dikatakan nyawa muhammad itu sebenarnya tiada lain kedzahiran 4 sifat Allah
Ta'ala yang dinamakan kalimah ILLA = kodrat,iradat,ilmu,hayat
adapun yang dikatakan tubuh muhammad sebenar-benarnya dari 5 =
kadirrun,muriddun,aliimun,hayyun,dan wahdaniyyat..jadi yang bernama Muhammad tiada
lain ialah sifat tuhan jua..
LA = Wujd,kidam,baqa,muhalafatulil hawadis,kiyamuhu binafsih ---> Diri/dzat,
ILAHA = Sama,basar,kalam,sami'un,basirun,mutakalimun---> Nyawa/Sifat,
ILLA = kodrat,iradat,ilmu,hayat---> Hati/asma,
ALLAH = kadirun,muridun,aliimun,hayyun,Wahdaniyyat---> Tubuh/Af'al
pengenalan ilmu marifat
Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala alihi
wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi
seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula
diciptakan oleh Allah Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh
Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mulamula di jadikan oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,

> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia
itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku
dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa
sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini
di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahu warruha
walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan
nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan
dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya...maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di
dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu rupaku padamu..

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif'billah,firman Allah : wa huwa ma'akum Ainama
kuntum " ada tuhan kamu serta kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan didalam dirimu
pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampor dekat pada alat
matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.."

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan
ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang
di dapat La Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan Aku...

Adapun La Illaha --> isyarat wujd makhluk,


Ila Allah --> isyarat Qadim
pengenalan ilmu marifat
Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala alihi
wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi
seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula
diciptakan oleh Allah Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh
Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mulamula di jadikan oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,

> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia
itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku
dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa
sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini
di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahu warruha
walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan
nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan
dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya...maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di
dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu rupaku padamu..

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif'billah,firman Allah : wa huwa ma'akum Ainama
kuntum " ada tuhan kamu serta kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan didalam dirimu
pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampor dekat pada alat
matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.."

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan
ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang
di dapat La Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan Aku...

Adapun La Illaha --> isyarat wujd makhluk,


Ila Allah --> isyarat Qadim
pengenalan ilmu marifat
Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala alihi
wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi
seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula
diciptakan oleh Allah Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh
Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mulamula di jadikan oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,

> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia
itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku
dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa
sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini
di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahu warruha
walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan
nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan
dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya...maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di
dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu rupaku padamu..

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif'billah,firman Allah : wa huwa ma'akum Ainama
kuntum " ada tuhan kamu serta kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan didalam dirimu
pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampor dekat pada alat
matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.."

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan
ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang
di dapat La Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan Aku...

Adapun La Illaha --> isyarat wujd makhluk,


Ila Allah --> isyarat Qadim

pengenalan ilmu marifat


Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala alihi
wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi
seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula
diciptakan oleh Allah Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh
Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mulamula di jadikan oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,


> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah

seperti firman Allah di dalam hadits qudsi : dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia
itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku
dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa
sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad..ini
di dalam Al-Adzhim.. (jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahu warruha
walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan hatinya dan
nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan
dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya...maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di
dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu rupaku padamu..

maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif'billah,firman Allah : wa huwa ma'akum Ainama
kuntum " ada tuhan kamu serta kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan didalam dirimu
pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampor dekat pada alat
matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.."

maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan
ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang
di dapat La Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan Aku...

Adapun La Illaha --> isyarat wujd makhluk,


Ila Allah --> isyarat Qadim

Yaitu sifat kebenaranNya,kesempurnaanNya,keelokanNya,kekerasanNya jua ialah yang


dinamakan kalimah tauhid yang mulia itu Lailahaillallah..
Kemudian daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya yang mulia itu supaya jangan
syak dan waham lagi pada pengetahuan tauhid pada marifat,adapun kalimah Lailahaillallah
terbagi 2 ;
1. LAILAHA itu sifatnya kaya tiada kekurangan yaitu Allah Ta'ala,
2. ILLALLAH itu sifatnya kekurangan yang masih berkehendak yaitu Muhammad

maka jika sudah demikian hendaklah diketahui pula apa yang bernama Muhammad oleh
Allah Ta'ala,dan bernama Allah Ta'ala itu apa oleh Muhammad supaya menjadi Tauhid pada
kalimah yang mulia itu jua hendaknya..
Adapun ilmunya dan rahasianya oleh Allah Ta'ala,karena Allah Ta'ala itu nama bagi dzat
wajibbal wujd dan mutlak..yaitu; Bathin Muhammad dan Allah Ta'ala itu nama bagi sifat
dzahir Muhammad..jadi dzahir dan bathin Muhammad itulah yang bernama Allah,jikalau
demikian patut kalimah yang mulia inilah pertemuan hamba dengan Tuhannya dan lagi
kalimah yang mulia ini di umpamakan,sebesar gunung tempat perhimpunan segala rahasia
dan segala ruh,nyawa dan segala hati,tubuh,nama,ilmu dan segala isi-isinya dan segala
islam,iman,segala tauhid,segala marifat,habis terhimpun semua dikalimah ini..maka yang
penting diamalkan supaya mahir seperti kata Yaumul Mesra,mesra pada siang dan
malam,terutama diwaktu dalam sembahyang 5 waktu karna diwaktu itulah Tuhan
menurunkan petunjuk yang baik adanya..jadi yang mengatakan kalimah Lailahaillallah tiada
lain Dia sendiri jua,memuja diriNya sendiri jua..LAYASRIFULLAHU ILLALLAH = tiada
mengenal Allah hanya ALLAH..

Jadi yang sebenar-benarnya Muhammad,benar-benar diri dan jangan saudara syak dan
waham lagi karna tubuh,hati,nyawa,rahasia..Muhammad itulah yang mempunyai insan yakni
Syariat namanya,adapun nyawanya itu dinamai Alam Mitsal Hakekat namanya,adapun
rahasia itulah yang bernama Alam Ruh yakni Marifat namanya..maka sesudah demikian
hendaklah Muhammad itu pula yang mengenal akan Tuhannya.
ALLAH(dzat) ---> Alif(sifat)---> * (asma)---> Af'al<--->(dzat wajibbal wujd) muhammad-->HU ALLAH
tetapi belum lagi Muhammad mengenal akan Tuhannya sebelum fana
tubuhnya,hatinya,nyawanya,rahasianya,dzatnya,sifatnya,af'al nya seperti firman Allah Ta'ala
dalam Quranul Kariim ; Qul Huwallahhu Ahad artinya katakan wahai muhammad ALLAH
itu ESA..ESA pada dzatnya,sifatnya,asmanya,af'alnya seperti dalam Quran kariim ; serahkan
dirimu yaa Muhammad kepada Tuhanmu yang hidup tiada mati..maka keterangan
Muhammad mengEsakan,menyerahkan diri kepada Allah Ta'ala seperti yang tersurat didalam
kitab ini jangan syak dan waham lagi dengan perkataan ini..
ALIF --- adapun bathin Muhammad Dzat kepada Allah Ta'ala rahasia kepada hambanya,
LAM AWAL --- adapun Awal Muhammad itu sifat kepada Allah Ta'ala Nyawa kepada
hambanya,
LAM AKHIR --- adapun akhir Muhammad Asma kepada Allah Ta'ala Hati kepada hambanya,
HA --- adapun dzahir Muhammad Af'al kepada Allah Ta'ala tubuh kepada hambanya..
JANGAN DISANGKA HAMBA ITU KITA,ITU SALAH KARENA KITA ITU PADA
ILMUNYA SUDAH TIADA ADA LAGI...
jadi rahasia,nyawa,hati,tubuh Muhammad itupun tiada ada padanya jua..tiada lagi kepada
sifat,kepada asma,kepada Af'al nya seperti firmanNya ; Wal awaalu wal akhiiru,wal dzahirru
wal batiinu..jadi Muhammad itu sekedar nama jua/keterangan yang lebih terang lagi

menentukkan Muhammad itu sebenar-benarnya tiada lain kedzahiran 5 sifat Allah Ta'ala jua
yang dinamakan kalimah LAILAHAILLALLAH..

AKU
AWALUDIN MAARIFATULLAH
Diambil di Dalam Diri
Aku. siapa Aku, perlukah kita mencari Akupentingnya AKU
AKU
AKU adalah diri yang sebenar-benar diri (diri sejati). AKU adalah ROHULLAH yang
datangnya dari Zatullah. Menyatakan akan Ujudullah, AKU lah yang dinamakan AMAR
ROBBI iaitu urusan Tuhan.
AKU yang hidup datangnya dari Yang Maha Hidup yang bersifat ghaib ( nagetif ) yang
datang dari Yang Maha Ghaib. Tatkala Zatul Haq ingin menyatakan akan diriNya maka DIA
(Zatul Haq) mentajallikan akan Nur-Nya yang dinamakan kini Rohullah atau AKU. Kini
AKUlah yang nyata dan AKU merupakan sifatNya.
Sebagaimana firman nya
Kulli rohi min amri robbi
(setiap roh itu adalah urusanku)
Ramai yang mencari AKU namun jarang yang ketemu. Ini kerana AKU berada jauh didalam
RASA iaitu dialam rasa yang mendalam. Dimanakah AKU berada tentunya pada badan iaitu
didalam badan diri.
Kalau ada yang mahu mencari AKU maka katakanlah AKU ada tetapi tiada, AKU tiada tetapi
ada. Ada pada hakikat namun tiada pada rupa. AKU yang tidak berupa merupakan sumber
atau daya-daya Qudratullah yang hidup lagi menghidupkan kerana AKU adalah Hayatullah
yang asal berasal dari Zatullah.
Bila kita membicarakan ILMU MENGENAL DIRI tentu ramai dari kita yang akan
menyangka bahawa yang akan di bicarakan ialah Diri yang kelihatan iaitu jasad kasar kita ini
atau yang di kenali dengan panggilan Badan, tapi sebenarnya tidak. Diri yang di maksudkan
itu ialah Diri Sebenar Diri, yang duduknya di dalam Jasad atau badan kasar kita ini. Untuk itu
kita haruslah memahami yang mana jasmani dan yang mana rohani, yang mana diri terdiri
dan diri terperi, yang mana jiwa dan yang mana raga dan yang selalu jadi sebutan orang ya itu
yang mana zahir dan yang mana batin. Kita harus nya faham perbezaan dua kata kata ini,
sebelum kita lafaskannya.

Jasmani tentunya berbeza dari Rohani, Jiwa berbeza dari Raga dan pastinya zahir berbeza
dari batin, Jika tidak mengapa ada dua perkataan tersebut yang sentiasa menjadi sebutan kita?
Kita semua tahu dan selalu menyebut akan kalimah ini, tapi tahukah kita perbezaan antara
keduanya?? Perbezaan ini lah yang ramai antara kita tidak dapat menerangkan dengan jelas
apa lagi untuk dapat merasakan perbezaannya.
Kebanyakan dari kita berangapan bahawa jasad kasar kita ini atau badan kita ini lah di
panggil Diri dan dapat hidup sendiri sendiri, tetapi sebenarnya Jasad atau Badan kasar kita
ini yang kita jaga dan perindahkan ini, sebenarnya ialah benda mati, yang tidak dapat berbuat
apa apa jika tidak ada Penghidupnya yang duduk nya didalam jasad itu sendiri. Penghidup
ini lah yang dipanggil Diri Sebenar Diri. Diri yang berdiri dengan sendiri dan yang ujud
apabila Roh memasuki Jasad , oleh itu faham lah kita bahawa Diri sebenar Diri ujud sesudah
Roh berada di dalam Jasad.
Perlulah di ketahui bahawa kita ini secara amnya terbahagi kepada 2, iaitu yang dipanggil
Jasmani (Jasad) dan Rohani.Atau ada juga orang memanggil Jiwa dan Raga dan banyak lagi
nama nama yang di beri kepada Diri dan jasad untuk mudah di fahami dan mengikut
perguruan tertentu.
Renung kembali kesah ujudnya Adam
Setelah Malaikat menyiapkan Jasad Adam dan Jasad Adam terbaring kaku, maka Allah pun
memerintahkan Roh untuk masuk ke dalam Jasad Adam, dan bertanyalah akan Roh kepada
Allah Ya Allah melalui jalan mana harus aku masuk? maka Allah pun menjawab,
Masuklah melalui mana mana yang kau senangi dan seterusnya Roh memasuki Jasad Adam
melalui Hidung. Dan seterusnya kita bernafas melalui hidung.
Jadi di sini dapatlah kita fahami bahawa bila Roh masuk ke dalam jasad Adam, barulah Adam
hidup dan seterusnya bangun dan berdiri, ini jelas menunjukkan bila Roh masuk kedalam
Jasad barulah Jasad hidup atau juga di panggil Bernyawa.
Diri sebenar Diri
Setelah Roh memasukki Jasad, baharulah ujudnya Diri atau jelasnya Diri ini mendatang
kemudian setelah Roh memasuki jasad.
Keterangan ringkasnya ialah, Roh itu adalah Cahaya dan bila ia memasukki jasad maka
cahaya tadi memenuhi ruang jasad di dalam dan akan menjadi saperti jasad nya sendiri. Maka
dengan sebab ini lah Diri itu rupanya sama dengan jasadnya sendiri, tapi ianya ghaib. Dan
harus diingat hanya yang ghaib sahaja dapat menghubungi yang ghaib.
Cahaya (Diri) tadi mengalir ke seluruh jasad di dalam, dan dia lah yang menjadi Penghidup
kepada Jasad. Dia lah hidup sebenar benar hidup, lagi menghidupkan.
BARANG SIAPA MENGENAL DIRINYA NESCAYA KENALLAH IA AKAN
TUHANNYA

Saperti yang telah di terangkan diatas Diri ini rupa nya saperti kita cuma ia nya ghaib dan
duduknya di dalam jasad kasar kita ini, dan tugas nya menghidupkan jasad kita dan dia juga
di panggil nyawa dan macam macam nama lagi mengikut Aliran Perguruan yang mengajar
Ilmu Mengenal Diri ini. Walau bagaimana pun perlu di tegaskan disini semua Aliran
Perguruan adalah benar dan mempunyai kelebihan kelebihan tersendiri.
Ini lah Diri Sebenar Diri yang harus di kenal dengan rasa dan perasaan, dan dengan geraknya
yang tersendiri. Bagaimana kah cara untuk mengenalnya?
Diri sebenar Diri yang duduk nya dalam jasad itu, dimana tugas nya menghidupkan jasad,
dengan cara mengalirkan pancaran cahaya kehidupan di dalam jasad, dan kalau ingin
mengenalnya dengan erti kata kenal sebenar benar kenal tentulah kita perlu melahirkan Diri
itu.
Kelahiran pertama kita ialah bila Ibu kita melahirkan kita, dan kelahiran kali kedua ialah bila
kita berjaya melahirkan Diri Sebenar Diri yang diamnya di dalam jasad kita sendiri dan
dengan tugas dan rahsia nya yang tersendiri.menghidupkan kita, tapi sayang jasad
tidak pernah terfikir untuk memikirkan siapakah yang menghidupkan nya.
Dengan itu kenali lah Diri sebenar Diri kita itu, Diri yang banyak daya guna dan banyak
menyimpan rahsia, Bukankah dia berasal dari sana.dari Yang Maha Pencipta dan
Yang Maha Besar.
Untuk itu lahirkan lah itu Diri Sebenar Diri, yang maksud nya dengan membuka pintu bagi
nya untuk keluar, (jalannya) dan cara melahirkan nya ada 3:
1. Terbuka Sendiri.
2. Membuka dengan Sendiri.
3. Dibuka kan oleh Guru yang Berpengalaman.
Apa Maksud Dibuka ( dilahirkan ).
1. Terbuka Sendiri.
Mengikut pengalaman saya sendiri. saya telah berjumpa dengan 5 insan yang terbuka
(terlahir) Diri Sebenar Diri nya, dan keterbukaan Diri ini diperdapatkan nya pada satu hari
mereka berdoa dan tiba tiba jari jemari mereka mula menimbulkan satu rasa, di dalam badan
mereka terdapat satu rasa dan perasaan, dan tangan mereka seolah menolak atau bergerak
perlahan lahan.
Mereka mereka yang mendapatkan nya dengan cara ini selalunya tidak mengetahui dan
faham apakah yang terjadi sebenarnya. Mereka perlukan penerangan dan penjelasan dari
orang orang yang lebih mengetahui akan ilmu ini.
Mereka mereka yang mendapat cara ini selalunya yang beramal dengan kaedah Tarikat.
2. Membuka dengan sendiri.

Ini boleh dilakukan dengan berdoa untuk di lahirkan Diri Sebenar Diri itu, dan ada juga yang
berjaya di izinkan Allah
3. Dibukakan oleh Guru yang berpengalaman
Untuk ini pelajar atau mereka yang ingin di buka perlu duduk dihadapan guru dan akan
berzikir bersama sama sehingga Diri itu lahir, dengan izin Allah
Kebanyakan orang akan mempelajarinya mengikut cara ke 3 ia itu dengan di bukakan atau
dilahirkan Diri sebenar Diri itu melalui Guru yang membukakannya.
Selalu kita mendengar orang berkata zahir dan batin, luar dan dalam jiwa dan raga, tapi cuba
kita renungkan, adakah kita faham apa yang kita katakan?
Kita sebenarnya mempunyai 2 aliran:
1. Aliran Zahir atau Jasmani
Aliran ini bertitik tolak dari bekerjanya Jantung kita. Dan ianya mengaliri keseluruh batang
tubuh kita, dan isi kepada aliran zahir ini ialah Darah.
2. Aliran Batin atau Rohani
Aliran ini berisikan daya hidup yang pangkalnya dari Hidup yang mengaliri aliran tertentu
saperti aliran Jasmani, cuma beza nya aliran ini ialah cahaya kehidupan dan ianya berupa arus
letrik. Ini telah di buktikan oleh ahli sain dari Cina dimana mereka berjaya mengambil
gambar arus letrik yang mengalir dalam badan manusia ini.
DIRI
Ianya duduk didalam jasad
Rupa nya sama saperti jasad tapi ghaib
Dia lah yang Menghidupkan kita
Punca tenaga
Ia serba tahu kerana datang dari yang Maha Tahu
Dialah yang mengenal Allah kerana dia berasal dari sana
KEHIDUPAN KITA DI DALAM
Diri ini lah sebenarnya kehidupan kita yang hidup di dalam jasad dan sememangnya
kehidupan kita bermula dari dalam badan kasar kita ini, dia mengisi kehidupan kita dan
meliputi keseluruhannya, dan di tutup serta di batasi dengan bulu dan kulit kita, dimana bagi
orang luar atau orang nyata, kehidupan di dalam ini nagetif kerana tidak nyata. Tetapi kalau
kita mau tau dan mau cuba memahami bahawa sebenarnya, perbetulkan lah kehidupan
dalaman kita ini dahulu dan dengan sendirinya kehidupan luaran kita akan
sempurna.Insyaallah
Oleh itu kenalilah Diri Sebenar Diri anda dan insyaallah kenal lah ia akan Tuhannya saperti
Sabda Nabi junjungan kita Barang siapa mengenal Diri nescaya kenal lah ia akan Tuhannya

Di sini penulis persembahkan pula bicara berkenaan Rahsia Marifat. Sebahagian daripada
ilmu petunjuk daripada Allah Taala kepada hambanya yang terpilih. Pegangilah dan
hayatilah ianya di dalam setiap amalan. Sebagai panduan dan persediaan menghadapi-Nya.
Insya-Allah.
Adapun Rahsia Marifat itu adalah rahsia bagi diri, tiada siapa pun boleh menghuraikan di
atas rahsia diri masing-masing melainkan orang-orang ahli Sufi dan Wali sahaja yang boleh
menghuraikan.
Seperti kata Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani r.a. sesudah beliau menunaikan solat sunnat hajat,
lalu ia berkata :
Ya Tuhanku! Di manakah maqam yang yang lima itu di dalam diri hamba? Iaitu yang
pertama Subuh, kedua Dzohor, ketiga Asar, keempat Maghrib dan kelima Isya.
Maka tatkala itu bergerak-geraklah seluruh anggotanya maka diketahuilah beliau tentang
kedudukan maqam yang lima itu. Maka berzikirlah ia tiada berhenti-henti daripada satu
waktu kepada satu waktu.
1. Pada waktu Subuh maka bergerak-geraklah perumahan hatinya maka berkatalah ia, Ya
Tuhanku! Telah nyatalah hamba bahawasanya Subuh itu bermaqam di hati hamba. Maka
berzikirlah ia tiada berhenti-henti sampailah pada waktu Dzohor.
2. Apabila sampai pada waktu Dzohor, maka berdenyut lagi hatinya. Tatkala itu terasalah ia
suatu benda yang pahit mengalir di batang lehernya. Maka berkatalah ia, Ya Tuhanku! Telah
nyatalah aku bahawasanya waktu Dzohor itu bermaqamnya pada hempedu ku. Maka
berzikirlah ia tiada berhenti-henti sampailah ia pada waktu Asar.
3. Apabila sampai pada waktu Asar maka bergeraklah berhampiran dadanya sebelah kiri.
Maka katanya lagi, Ya Allah! Ya Tuhanku! Ketahuilah hamba bahawasanya waktu Asar itu
bermaqamnya pada paru-paru hamba. Maka berzikirlah lagi ia sampailah pada waktu
Maghrib tiada ia berhenti-henti.
4. Setelah sampai pada waktu Maghrib berdenyut-denyutlah di dalam dadanya. Setelah
diperhatikan denyutan itu, maka ia berkata lagi, Ya Allah! Ya Tuhanku! Telah nyatalah
hamba bahawasanya waktu Maghrib itu bermaqam pada jantung hamba. Maka berzikirlah ia
daripada Maghrib sampailah ia pada waktu Isya.
5. Setelah sampai pada waktu Isya, maka berdenyut-denyutlah dadanya di sebelah kanan.
Tatkala itu maka nyatalah ia waktu Isya itu pada limpanya. Maka bersyukurlah ia ke Hadhrat
Allah Taala. Katanya, Ya Allah! Ya Tuhanku! Dengan kerana Mu aku mengetahui akan
segala-galanya. Maka berzikirlah ia tiada berhenti-henti sehingga sampai pada waktu Subuh.
Maka kedengaranlah pada telinganya, Ya Abdul Qadir! Di dalam lima waktu itu
bahawasanya terhimpun ia di dalam waktu Subuh.
Maka telah nyata kedudukan maqam lima waktu itu pada diri kita oleh itu tiada boleh
dinafikan tiap-tiap sesuatu itu. Bukannya kehendak ilmu yang luas tiada suatu pun yang boleh

mengisbatkan kepada kita. Hanya pada diri kita sahaja yang boleh menandakan suatu itu di
alam ini.
Maka berkata seorang ahli Sufi (Syeikh Kiryani r.a.) kepada sahabat-sahabatnya
bahawasanya, Hamba dapat mengetahui akan maqam yang lima ini adalah wujudnya pada
lima haqiqat. Yang dinamai ia pada tiap-tiap waktu ini.
1. Waktu Subuh menyatakan wujudnya Allah.
2. Waktu Dzohor menyatakan wujudnya Afal Allah.
3. Waktu Asar menyatakan wujudnya Qauli.
4. Waktu Maghrib menyatakan wujudnya Insani.
5. Waktu Isya menyatakan wujudnya Rasuli.
Maka berkata sahabat-sahabatnya kepada Syeikh Kiryani r.a., Ya tuan hamba! Bolehkah
tuan hamba terangkan lagi bagaimana cerita lagi di atas maqam yang lima itu? Kerana tidak
sekali-kali hamba memahami dengan kata-kata tuan hamba itu!
Maka berkatalah Syeikh Kiryani r.a. kepada sahabatnya, Ya sahabat ku! Tiliklah keadaan
diri mu senyata dahulu agar kamu dapat ketahui akan maqam yang lima itu.
Adapun tatkala asalnya maqam yang lima waktu itu adalah diambil daripada cerita baginda
Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu. Tertulis di dalam kitabnya yang bernama Darul ulum
addeen. Bahawasanya datang seorang hamba Allah mengadap baginda Saiyidina Ali
Karamallahu wajhahu dengan berkata, Ya Khalifah Amirul Muminin! Kenapakah waktu
subuh itu tidak disamakan lima rakaat tiap-tiap waktu? Mengapakah waktu Subuh dua rakaat
sahaja dan Maghrib tiga rakaat, sedangkan waktu lainnya empat rakaat?
Maka jawab oleh baginda Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, Ya tuan hamba Saidah!
Sebab-sebabnya waktu itu tidak sama akan rakaatnya, kerana mengikut kejadian alam ini.
Tiada ia dijadikan oleh Tuhan dengan serentak. Melainkan dengan berperingkat-peringkat.
Seperti sabda Rasulullah s.a.w. kepada ku, mafhumnya :
Ya Ali! Ketahuilah oleh mu bahawasanya tatkala asal waktu itu, diibaratkan tatkala embun
tunggal setitik gugur ke bumi menandakan adanya satu waktu dua rakaat yakni Subuh. Maka
tatkala asal manusia pun daripada satu yakni Adam. Inilah sebabnya Subuh itu dua rakaat.
Menyatakan ia rakaat pertama itu kalimah Tauhid, yang kedua kalimah Rasul. Kalimah
Tauhid itu asal daripada ibu sekalian amalan dan kalimah Tauhid juga asal daripada bapa,
yakni bapa sekalian ilmu Laduni.
Inilah sabda Rasulullah s.a.w. kepada ku! Maka bertanya lagi hamba Allah itu kepada
baginda Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, Ya tuan hamba Amirul Muminin! Apakah
terkandungnya di dalam kalimah Tauhid dan kalimah Rasul? Maka jawab baginda Saiyidina

Ali Karamallahu wajhahu, Ya Saidah! Adapun kalimah Tauhid itu nyata ia adanya Nur
Muhammad iaitu Dzat Wajibal Wujud Kholiqulalam.
Maka inilah sabda Rasulullah s.a.w. kepada ku! Maka bertanya lagi Saidah, Ya Amirul
Muminin! Bagaimana pula dengan waktu-waktu yang lain itu? Maka berkatalah baginda
Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, Ya Saidah! Adapun waktu-waktu yang lain itu
mengikut cerita Rasulullah s.a.w. kepada ku adalah seperti berikut ini :
Waktu Dzohor 4 rakaat :
1. Rakaat pertama menandakan wujudnya Dzat Allah.
2. Rakaat kedua menandakan wujudnya Sifat Allah.
3. Rakaat ketiga menandakan wujudnya Asma Allah.
4. Rakaat yang keempat menandakan wujudnya Afal Allah.
Waktu Asar 4 rakaat, menyatakan kepada 4 alam :
1. Rakaat pertama menyatakan kedudukan di Alam Roh.
2. Rakaat kedua menyatakan kedudukan di Alam Mithal.
3. Rakaat ketiga menyatakan kedudukan di Alam Ajsam.
4. Rakaat keempat menyatakan kedudukan di Alam Insan.
Waktu Maghrib 3 rakaat, menyatakan kepada 3 diri :
1. Rakaat pertama menyatakan hal keadaan Diri Azali.
2. Rakaat kedua menyatakan hal keadaan Diri Terperi.
3. Rakaat ketiga menyatakan hal keadaan diri terdiri.
Waktu Isya 4 rakaat, menandakan 4 nama bagi diri yang batin :
1. Rakaat pertama menyatakan bersifat Wujud, mengesakan Dzat Allah.
2. Rakaat kedua menyatakan bersifat Ilmu, mengetahui akan Sifat Allah.
3. Rakaat ketiga menyatakan bersifat Nur, menyatakan ia akan Asma Allah.
4. Rakaat keempat menyatakan bersifat Syuhud, marifat akan Afal Allah.

Maka inilah yang dinamakan Rahsia Marifat. Maka bertanya lagi hamba Allah itu kepada
Baginda Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, Ya Amirul Muminin! Sekiranya jikalau
hamba beramal dengan tiada ketahui jalan ini, apa hukumnya?
Maka jawab Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu, Ya Saidah! Siapa yang mengerjakan
amalan dengan tiada mengetahui akan amalan itu adalah syirik semata-mata. Dan mereka ini
dijatuhkan di dalam golongan orang yang fasiq. Walau bagaimana alim sekalipun, fasiq jua
hukumnya. Tiadalah ia berbau akan Syurga idaman.
Rujuklah mereka yang arif billah
Kejauhan itu lupa hati.
Kedekatan itu ingat hati.
Kejauhan itu hijab (tertutup).
Kedekatan itu kasyaf (terbuka).
Hijab itu gelap, Kasyaf itu Nur.
Gelap itu jahil, Nur itu Marifat.
Rasulullah SAW bersabda: Firman Allah Taala, aku ini sebagaimana yang disangka oleh
hambaku, Aku bersama dia apabila ia ingat kepadaKu, apabila ia mengingatKu dalam
dirinya, Akupun ingat padanya dalam diriKu, dan apabila ia mengingatKu dalam ruang yang
luas, aku pun ingat padanya dalam ruang yang lebih baik. (Hadis Qudtsi diriwayatkan oleh
Bukhari).
Guru Sufi berkata: Hatimu sekarang bersama Tuhanmu dan Tuhanmu bersama engkau,
tidak jauh dari engkau, Ia mendekatkan engkau kepadaNya, dan mengenalkan engkau
denganNya..
Aku adalah Kanzun makhfiyy (PERBENDAHARAAN yang tersembunyi),
Aku cinta (hubb) untuk dikenal,
maka Aku ciptakan makhluk agar mereka mengenaliKu
Allah Taala berfirman
Wahai hamba !
Engkau tiada memiliki sesuatu pun,
kecuali apa yang Aku kehendaki untuk menjadi milikmu ..
Tiada juga engkau memiliki dirimu,
Kerana Akulah Maha PenciptaNya,
Tiada pula engkau memiliki jasadmu,
Maka Akulah yang membentukNya,
Hanya dengan pertolonganKu,
engkau dapat berdiri
dan dengan kalimah-Ku
engkau datang ke dunia ini ..
Wahai hamba !
Katakanlah TIADA NYATA HANYA ALLAH,
kemudian tegaklah berdiri di jalan yang benar,
maka tiada Tuhan melainkan Aku ..

dan tiada pula wujud sebenarnya wujud kecuali untuk-Ku,


dan segala yang selain daripadaKu,
adalah dari buatan tanganKu
dan dari tiupan Ruh-Ku ..
Wahai hamba !
Segala sesuatu adalah kepunyaanKu,
BagiKu dan untukKu,
Jangan sekali-kali engkau merebut apa yang menjadi kepunyaanKu
Kembalikan segala sesuatu kepadaKu,
niscaya akan Kubuahkan pengembalianmu dengan tangan-Ku,
dan Kutambah padanya dengan kemurahanKu,
Serahkan segala sesuatu kepadaKu,
niscaya Ku-selamatkan engkau dari segala sesuatu ..
Ketahuilah,
bahawa hamba-Ku yang terpercaya adalah
yamg mengembalikan segala yang selainKu kepadaKu,
Tengoklah dengan pandangan tajam kepada Ku,
bagaimana cara Ku melakukan pembagian,
niscaya engkau akan melihat pemberian dan penolakan
merupakan dua bentuk yang di-asma-kan,
agar dengan demikian engkau mengenalKu ..
Wahai hamba !
Sesungguhnya engkau telah melihat Daku sebelum dunia terhampar
dan engkau mengenal siapa yang telah engkau lihat ..
dan kepadaKulah engkau akan kembali,
Kemudian Aku ciptakan sesuatu untukmu
dan Aku labuhkan tirai (hijab) atasmu ..
Lalu engkau pun tertutup dengan tirai dirimu sendiri
kemudian Aku menghijab engkau dengan diri-diri yang lain,
yang mana diri-diri yang lain itu menyeru kepadamu dan pada dirinya
dan menjadi penghijab daripadaKu,..
Setelah semuanya itu,..
maka Aku pun kembali menyata di balik semuanya itu,
dan dari belakang semuanya itu
Kuperkenankan akan diriKu;
Ku katakan kepadamu
Bahawasanya Akulah Maha Pencipta;
Akulah yang menciptakan kesemuanya itu
dan bahawasanya Aku menjadikan engkau khalifah atas semuanya itu
dan ketahuilah,
bahwa kesemuanya itu adalah amanah pada sisimu,..
dan diharuskan kepada pengembalian amanah itu untuk
mengembalikannya,
Maka telitilah dirimu setelah engkau mempercayaiKu,
sudahkah engkau mengembalikan segala sesuatu itu kepadaKu
dan sudahkah engkau memenuhi perjanjian yang telah engkau buat
denganKu ?

Dan barangsiapa yang menepati janjinya kepada Allah,


maka Allah akan memberinya pahala yang besar.
(Al-Fath:10).
Berkata Syeikhul Islam (rh) dalam kitab SYARAH HUKUM IBNU RUSLAN: Apa yang
dimaksudkan dengan hakikat itu ialah ilmu laduni yang bercahaya (nurani) yang diajarkan
oleh Allah Taala kepada segala roh sewaktu terucap perkataan Allah Taala kepada mereka
itu..

ertinya: (Allah bertanya) bukankah Aku ini Tuhan kamu? (maka sembah segla roh )
bahkan,betul,Engkau Tuhan kami ( surah Al-A raaf):172).
Dan lagi di isyaratkan kepada segala roh dengan firmaNya:
.
ertinya: Dan Dia telah mengajarkan kepada Nabi Allah Adam (as) nama nama (benda benda)
seluruhnya surah AlBaqarah..31)
Tetapi rahsia itu tersembunyi dalam roh dan tertutup oleh sebab memandang wujud yang
gelap dengan berasa bimbang dengan kerenah hawa nafsunya,Apabila hilang hal hal
sedemikian,maka dengan taufik (kekayaan) Allah Taala,nescaya zahirlah rahsia ilmu
hakikat,inilah maksud yang di sabdakan oleh Nabi kita Muhammad (saw):

ertinya: Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahui,nescaya Allah Taala mempusakakanya
ilmu yang tidak diketahuinya(iaitu mendapat ilmu itu tampa dia bersusah payah belajar).
Oleh itu Allah Taala akan membukakan dalam hatinya itu taufik sedemikian dengan
mendatangkan kepadanya segala makhluk sehingga surga pun didatangkan juga.
Oleh itu,jelaslah pada kita bahawa ada ilmu yang di suruh oleh Allah Taala dan RasulNya
menyembunyikanya daripada pengetahuan orang yang bukan ahlinya degan berdalilkan Al
Quran dan Hadis serta asar (bekas) sahabat dan pandangan Ulamak yang tersebut itu.Jadi
terbatallah perkataan orang yang mengatakan,sesungguhnya Nabi dan Ulamak itu tidak ada
menyembunyikan ilmu berdasarkan dalil tersebut.
Ilmu yang disembunyikan itu ialah ilmu haqiqat,Oleh sebab itu,tidak harus sama sekali bagi
Salik membaca kitab ilmu haqiqat sebelum ia tetap dalam syariat dan tarikat dan juga
sebelum ia menerima talqi(terima ijazah) daripada guru yang pakar,yang wasil ( yang sampai
kepada Allah) lagi Mursyid Kamil Mukamil,juga sebelum kuat fahamannya (cukup faham)
untuk menerima ilmu haqiqat.Ini amat penting kerana hal yang demikian itu akan
menyebabkan ia terjerumus ke arah kesesatan selama lamanya.Hal ini juga menyebabkan ia
tidak dapat mencari jalan keluar sehingga ia mendakwa sesuatu hal yang di ada adakannya

tampa dalil dan mengiktikadkan segala iktikad yang tidak layak pada Hal Taala.Se,uga
dilindungi Allah Taala akan kita daripada perkara sedemikian.
MAKA BERBAHAGIALAH BAGI SAUDARA YANG MENUNTUT DAN BERUSAHA
MENDAPATKAN RAHSIA YANG TERSEMBUNYI ITU SUPAYA DAPAT MENJADI
AHLINYA DAN BEROLEH KEMENANGAN DI AKHIRATamin
Ketahuilah sesungguhnya segala ilmu Fakir yg tersebut dalam salinan saya adalah rahsia yg
amat halus dan perkataan yg digunakan pun amat dalam.Tidak ada sesiapapun yg dapat
memahaminya melainkan ulamak yg rasikh (yang dalam dan teguh ilmunya) atau pengertian
lain yg tetap terdahulu cahcayanya daripada perkataanya kerana ilmu yg fakir ini adalah
rahsia Nabi2 dan wali2 yg diwarisi oleh mereka yg mengelami apa2 yg diamalkan oleh nabi2
yg lain teristimewa serta mengerjakan perkara yg diketahuinya,sepertimana firman Allah
Taala:
Ertinyasegala misalan itu kami misalkan kepada seluruh manusia dan tidak ada yg
memahaminya melainkan orang2 yang alim ( surah Al Ankabut,ayat 43).
Tidak dibenrkan oleh undang2 syara menyatakan,membukakan,dan menzahirkannya kepada
orang yg bukan ahlinya kerana akal mereka itu tidak sampai ke arah pengetahuan
tersebut,sebagaimana sabda Nabi (saw):
ErtinyaKami golongan Nabi2 diperentahkan oleh Allah Taala kpd kami semua supaya
berkata kpd semua manusia mengikut keupayaan penerimaan akal mereka.Lagipun kalau akal
mereka tidak sampai ke arah memahaminya,maka sudah tentu mereka akan menimbukan
fitnah ke atas kami

Sabda Nabi (saw)..Ertinya Tidak akan berkata sesuatu kaum dengan perkataan yg tidak
sampai kepada akal mereka itu melainkan mereka memberi fitnah ke atas mereka (sesuatu
kaum).
Sabda Nabi yg diertikan Sesungguhnya ilmu itu keadaanya seperti mutiara yg tersimpan
dalam hidangan perut ibunya,tidak ada sesiapa yg mengetahuinya melainkan orang2 yg
berilmu dgn Allah
Orang2 yg berilmu dengan Allah ( Al-Alimuna Billah) itu ialah orang2 yg mengenal Zat
Allah,Sifat2Nya,nama2Nya dan segala perbuataNya malah ilmu mereka berserta dgn Allah
Taala dan mengamalkan apa yg diketahuinya tampa mencederakannya walau sedikit pun.

Menurut kata Imam Ghazali dalam kitabnya,Ihya Ulumiddinsesungguhnya dilarang


menceritakan rahsia itu kerana kecetekan fahaman (pengetahuan orang2 awam) untuk
menerimanya.
Berkata Imam Ghazali (ra)Tidak syak lagi,sesungguhnya Rahsia itu tertakluk kpd segala
faedah yang ada dalam agama dan tidak terlepas daripada menzahirkanya kpd orang lain ia
itu kpd.ahlinya
Berkata Sahal bin Abdullah At-Tasturi Bagi orang2 yg berilmu itu ada tiga bidang
keilmuan:1.Ilmu zahir,diberikan kpd ahlinya,
2.ilmu Batin,tidak harus menzahirkanya kpd sesiapa melainkan kpd.ahlinya.
2.Ilmu antara dia dgn Allah Taala,tidak harus menceritakanya kpd sesiapapun.

Vous aimerez peut-être aussi