Vous êtes sur la page 1sur 27

APLIKASI METODE MAGNETIK DALAM

EKSPLORASI PANASBUMI
HASRUL ABIDIN
(F1H1 12 013)

L/O/G/O

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

Assalamualaikum warrohmatullahi
wabarokatu

Doa Belajar

BAB
I

1.1 Latar Belakang

BAB
II

2.1 Gambaran Umum


Metode Geomagnetik

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

2.2 Aplikasi Metode


Geomagnetik
Dalam
Eksplorasi Pendugaan
Potensi Panasbumi

BAB
III

3.1 Kesimpulan

LOGO

BAB I
PENDAHULUAN

www.themegallery.com

1.1 LATAR BELAKANG

Metode Geomagnetik
dalam beberapa tahun
terakhir

Metode Geomagnetik
(Altin, 2011)

(Suharno, 2006)

Metode geomagnet ini


sensitif terhadap perubahan
vertical
(Yopanz, 2007)

Variasi medan magnet bisa


juga ada dikarenakan adanya
perubahan struktur geologi di
bawah permukaan bumi
(Telford, 1976)

1.2
Rumusan Masalah

1.2
Tujuan Penulisan

Gambaran umum mengenai metode geomagnetik,


dan aplikasi metode geomagnetik dalam eksplorasi
pendugaan potensi panasbumi (geothermal).

Memberikan
pengetahuan
tentang
metode
geomagnetik, dan aplikasi metode geomagnetik
dalam eksplorasi pendugaan potensi panasbumi
(geothermal).

www.themegallery.com

1.4
1.4
Manfaat
Manfaat Penulisan
Penulisan

Memberikan
pengetahuan
mengenai
pengaruh
parameter-parameter terhadap proses pemetaan bawah
permukaan menggunakan metode geomagnetik dan
sebagai literatur pada penulisan makalah sejenis lainnya.

LOGO

BAB II
PEMBAHASAN

www.themegallery.com

2.1 Gambaran Umum Metode Magnetik

Dasar teori dari metode geomagnetik adalah Gaya Coulomb. Jika dua buah
benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masingmasing m1 dan m2, maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah :

m1m2
F
r1
2
r

2.1 Gambaran Umum Metode Magnetik


Bumi dapat dipandang sebagai benda magnet besar bersifat dipole
dengan sumbu magnetik tidak berimpit dengan sumbu geografis
bumi tapi membentuk sudut 11,5 derajat dengan sumbu perputaran
bumi.

Lanjutan.

Lanjutan.

Parameter fisis tersebut meliputi :


Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik
dengan komponen horizontal yang dihitung dari
utara menuju timur.
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik
total dengan bidang horizontal yang dihitung dari
bidang horizontal menuju bidang vertikal ke
bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan
magnetik total pada bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor
medan magnetik total (Yopanz, 2007).

Medan Magnet Bumi :


Medan Magnet Utama
(Main Field)

Medan magnet utama


dapat
didefinisikan
sebagai medan rata-rata
hasil pengukuran dalam
jangka waktu yang cukup
lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106
km2.

Medan Magnet Luar


(External Field)

Pengaruh medan magnet luar


berasal dari pengaruh luar bumi
yang merupakan hasil ionisasi di
atmosfer yang ditimbulkan oleh
sinar ultraviolet dari matahari.
Karena sumber medan luar ini
berhubungan dengan arus listrik
yang mengalir dalam lapisan
terionisasi di atmosfer, maka
perubahan medan ini terhadap
waktu jauh lebih cepat.

(Telford, 1990)

Medan Magnet Anomali

Medan magnet anomali


sering juga disebut medan
magnet lokal (crustal field).
Medan
magnet
ini
dihasilkan oleh
batuan
yang mengandung mineral
bermagnet
seperti
magnetite, titanomagnetite
dan lain-lain yang berada
di kerak bumi.

Tinjauan Umum Panasbumi

Gambar 2. Sistem Panasbumi Menurut Subroto Modjo


Dalam Azwar, M., dkk, 1988

Lanjutan.

Gambar 2. Pengaruh Sesar Pada Sistem Panasbumi


(Steiner, 1977).

Aplikasi Metode Geomagnetik Dalam Eksplorasi


Panasbumi.
(Yopanz, 2007)
Pengukuran anomali
geomagnet oleh
perbedaan kontras
suseptibilitas/
permeabilitas magnetik

Metode
Geomagnetik.

(Djamal, 2001)

Menggunakan
alat/instrumen
magnetometer

(Yopanz, 2007)

sensitif
terhadap
perubahan
vertical

Sifat Magnetik Batuan

Diamagnetik

Mineral yang mempunyai kerentanan magnetik yang negatif


artinya orbit eleketron pada benda ini selalu berlawanan dengan
medan magnet dari luar. Contohnya ialah grafit, marmer, kuarsa
dan garam.

Paramagnetik

Mineral yang memiliki harga kerentanan magnet positif


dan nilainya kecil, misalnya batuan beku asam.

Feromagnetik

Mineral yang memiliki nilai kerentanan magnet besar,


misalnya berbagai batuan beku basa atau ultra basa.

(Yopanz, 2007).

Aplikasi Metode Geomagnet Dalam Eksplorasi


Panasbumi
STEP 4
Interpretation
Model

STEP 3
Data
Processing

STEP 2

STEP 1

Desk
Investigations

Data
Acquisition

Pengukuran Geomagnetik
(Data Acquisition)

Survey Laut
Survey Udara

Survey Darat

Penentuan Titik
Pengamatan

Satu alat diletakkan di


base station (mengukur
variasi harian.)
Satu
alat
lainnya
(melakukan pengukuran di
lapangan)

Alat digantung pada


pesawat (lintasan dan
ketinggian
tergantung
pada tujuan survey), data
terekam secara otomatis
pada kertas rekam
Pencatatan variasi harian
diletakkan di darat (untuk
mengetahui adanya badai
magnetik)

Biasanya
dilakukan
bersama dengan survey
geofisika lainnya seperti
gaya berat dan seismik.
Proton
magnetometer
dengan sensor ditarik
dibelakang kapal sejauh
200-400 meter, terendam
sedalam 15-20 meter.

Data Processing
(Variasi Medan Magnet Bumi)
Variasi Harian (Diurnal Variation)
Perubahan medan magnet dalam waktu yang singkat dengan periode harian.
Dominan disebabkan oleh gangguan matahari yang berkaitan dengan berubahnya
besar dan arah sirkulasi arus listrik dalam ionosfera (Milson, 1989).

Variasi Sekuler
Perubahan intensitas yang terjadi kecil dan sangat lamban.
Selain terjadi perubahan intensitas medan magnetik bumi juga perubahan
posisi kutub magnetik bumi.
Perubahan posisi kutub magnetik terjadi dalam waktu puluhan atau ratusan
tahun.

Badai Magnetik

Penyebabnya hampir sama dengan variasi harian, yakni aktivitas matahari


terutama pada saat bintik matahari muncul.
Perubahannya sangat cepat acak dan besar, sehingga secara praktis
mengaburkan hasil pengamatan.
Badai magnetik ini berlangsung beberapa jam bahkan sampai beberapa hari

Interpretation Model

Bilamana batuan mengalami kenaikan temperatur maka


batuan tersebut akan mengalami penurunan kemagnetan
(demagnetisasi). Dengan demikian, bila pada suatu daerah terdapat
sumber panasbumi, maka harga intensitas magnet batuan
disekitarnya akan lebih rendah.

(Situmorang, T., 2007).

LOGO

BAB III
KESIMPULAN

www.themegallery.com

Kesimpulan

1. Geomagnetik merupakan salah satu metode survei geofisika


dengan cara mengukur variasi intensitas medan magnetik dari
posisi yang berbeda. Metode geomagnetik ini dapat digunakan
untuk eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek
benda-benda arkeologi.
2. Penggunaan metode geomagnet dalam penyelidikan panasbumi
didasarkan pada perbedaan sifat kemagnetan batuan. Bilamana
batuan mengalami kenaikan temperatur maka batuan tersebut akan
mengalami penurunan kemagnetan (demagnetisasi). Dengan de
mikian, bila pada suatu daerah terdapat sumber panasbumi, maka
harga intensitas magnet batuan disekitarnya akan lebih rendah.

Daftar Pustaka
Azwar, M., dkk, 1988, Pengantar Dasar Ilmu Gunungapi, Bandung: Penerbit Nova.
Djamal, 2001, Laporan Kemajuan Penelitian Hibah Bersaing IX Tahun Anggaran 2001 / 2002, [akses online tanggal 9
Desember 2007], http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-res-2001djamalmitr1651
Endarto, D., 2005, Pengantar Geologi Dasar, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS UPT
Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press).
Massinai, Muhammad Altin., Efendi, Rustam. 2013. Inventarisasi Potensi Mineral, Panasbumi, dan Batubara di
Kabupaten Donggala,. Laporan Penelitian Pemda Kabupaten Donggala.
Santoso, D., 2002, Volkanologi dan Eksplorasi Geothermal, Bandung: Institut Teknologi Bandung
Saptadji, N. M., 2002, Teknik Panasbumi, Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Situmorang, T., 2007, Penyelidikan Geomagnet Daerah Panasbumi Ria-Ria Sipoholo, Tarutung, Tapanuli UtaraSumatra Utara, [akses online tanggal 21 November 2007], http://www.dim.esdm.go.id/index.php?option=c
ontent&task=view&id=137&Itemid=174
Steiner, A., 1977, The Wairakei Geothermal Area, North Island, New Zealand: Its Subsurface Geology and
Hydrothermal Rock Alteration, New Zealand : New Zealand Department of Scientific and Industrial Research.
Suharno, 2006, Pemodelan 3D Magnetik Menggunakan Mag3D Untuk Identifikasi Sebaran Bijih Besi di Daerah RAMUnila. Geophysics, 64, 1-2.
Telford, W.M., Geldart, L.P., dan Sheriff, R.E., 1990, Applied Geophysics, second edition, Cambridge University Press,
London.
Yopanz, 2007, Metode-Metode Geofisika, [akses online tanggal 24 November 2007], http://yopanz.blogspot.com/

Thank You!
L/O/G/O

Vous aimerez peut-être aussi