Vous êtes sur la page 1sur 22

PAPER

AUTO TRANSFER SWITCH BERBASIS KONTROL


KONVENSIONAL, RELAY ARUS LEMAH DAN
MIKROKONTROLER
Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Sistem Kontrol

Disusun oleh :
Nama : Cahyo Fajar Adhiningtyas
NIM : 5301413052
Rombel: 1 (jam 15.00)
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro, S1

TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS TEKNIK,


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Page

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan paper dengan judul
Automatic Transfer Switch Berbasis Kontrol Konvensional, Relay Arus Lemah dan
Mikrokontroler.
Paper ini berisikan tentang berbagai penjelasan mengenai Automatic Transfer Switch
yang berbasis kontrol konvensional, relay arus lemah dan mikrokontroler serta kelebihan dan
kekurangan masing masing.
Dalam penulisan Paper ini saya merasa masih banyak terdapat kekurangan, baik
dari segi teknis penulisan maupun dari segi penguasaan materi, mengingat akan kemampuan
yang saya miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan paper ini selanjutnya.
Harapan saya semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, 3 Januari 2014

Cahyo Fajar Adhiningtyas

Page

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................1


KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
1.
2.
3.
4.
5.

DEINISI AUTO TRANSFER SWITCH........................................................................5


AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) KONVENSIONAL..............................5
AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) RELAY ARUS LEMAH......................6
AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) MIKROKONTROLER.......................10
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING MASING AUTOMATIC
TRANSFER SWITCH (ATS)....................................................................................16
6. PENGGUNAAN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS)................................16
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................17
1.
2.

SIMPULAN...............................................................................................................17
SARAN.......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................18

Page

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada era modern ini kebutuhan akan listrik meningkat dengan pesat, dan beberapa
individu maupun perusahaan menggunakan Genset (Generator Set) untuk berjaga jaga bila
PLN mematikan pasokan listrik bila terjadi gangguan. Bila terjadi pemadaman listrik, Genset
perlu dinyalakan agar kegiatan tetap berjalan dengan normal. Namun kendalanya adalah kita
tidak tahu kapan listrik dari PLN akan padam. Bila kita harus berjalan ke ruang panel untuk
menyalakan genset dan mengubah saluran listrik ke Genset maka waktu kita akan terbuang.
Dan bila listrik PLN kembali menyala dan membutuhkan waktu untuk mematikan Genset,
maka akan ada bahan bakar yang terbuang sia sia.
Untuk itulah diciptakan Automatic Transfer Switch (ATS). Apa itu Automatic Transfer
Switch? Bagaimana penjelasan detail tentang ATS konvensional yang ada di pasaran?
Bagaimana dengan ATS berbasis relay arus lemah dan mikrokontroler yang saya
dikembangkan? Seperti apa kelebihan dan kelemahan masing masing? Dimana saja
penggunaan Automatic Transfer Switch? Hal hal tersebut saya bahas dalam Paper ini.
2. Rumusan Masalah
a) Apakah Automatic Transfer Switch (ATS) itu?
b) Bagaimana penjelasan tentang Automatic Transfer Switch (ATS) konvensional?
c) Bagaimana penjelasan tentang Automatic Transfer Switch (ATS) berbasis relay arus
lemah?
d) Bagaimana penjelasan tentang Automatic Transfer Switch (ATS) berbasis
mikrokontroler?
e) Bagaimana kelebihan dan kekurangan masing masing Automatic Transfer Switch
(ATS)?
f) Dimana saja penggunaan Automatic Transfer Switch (ATS)?

Page

BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Automatic Transfer Switch
Automatic Transfer Switch adalah saklar yang secara otomatis mentransfer
beban dari sumber utama ke sebuah sumber darurat bila sumber utama gagal atau
tegangan
sumber
utama
mengalami
drop
dibawah
minimal.
(http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/automatic+transfer+switch).
Pada intinya, ATS adalah Service atau alat yang akan mengubah secara
otomatis suatu sumber tenaga listrik ke sumber tenaga listrik cadangan bila terjadi
suatu masalah pada sumber tegangan utama.
2. Automatic Transfer Switch (ATS) Konvensional
ATS konvensional merupakan ATS pada panel tenaga. Biasannya
menggunakan relay DPDT sesuai kebutuhan. Berikut adalah skema dari ATS
konvensional.

Ketika jaringan PLN dalam kondisi menyuplai listrik (tidak padam), relay
akan aktif sehingga kontak 1 relay akan terhubung dengan jaringan PLN. Kontak 2
akan memutus saklar dan mematikan Genset.
Apabila terjadi drop tegangan atau pemadaman listrik, relay menjadi nonaktif
sehingga kontak 1 relay akan menghubungkan dengan output genset, dan kontak 2
akan menghubungkan saklar genset sehingga genset menyala.
Untuk pemilihan jenis relay minimal 2x dari arus maksimal yang digunakan
untuk mencegah terjadinya kerusakan pada relay. Semisal daya pada bangunan adalah
1300Watt maka arusnya adalah 1300w/220v=6A. Maka gunakan relay minimal 12A.
Namun rata rata penggunaan cukup dengan relay 10A.

Page

3. Automatic Transfer Switch (ATS) berbasis relay arus lemah.


Untuk ATS berbasis relay arus lemah yang saya kembangkan prinsipnya
sama dengan ATS konvensional namun komponennya diganti dengan komponen arus
lemah. Berikut adalah rangkaian skematikya.

Analisis rangkaian dengan asumsi jaringan PLN normal (VPLN = 220vAC) :


1. Trafo.

Transformator yang digunakan adalah Transformator non-CT 15v untuk


arus tidak perlu terlalu besar, karena relay tipe JQX-13F memiliki
spesifikasi hambatan dalam 16010% pada 12VDC sehingga arus kerja
maksimal adalah
V
12 v
12 v
12 v
= =
=
=
=83,4 mA
R 160(10 160) 16016 144
Namun karena pada start awal arus dapat mencapai 2x arus kerja maka
arus start menjadi 2 X 83,4mA = 166,8mA. Sehingga menggunakan trafo
200mA sudah bagus. Namun di pasaran biasannya trafo 15v memiliki
arus sebesar 500mA
2. Rangkaian Bridge.

Dioda Bridge berfungsi untuk menyearahkan arus bolak balik secara


fullwave. Dioda 1n4002 dipilih karena murah dan mencukupi kebutuhan
arus maksimal. 1n4002 memiliki kemampuan arus maksimal 1A dan
tegangan maksimal adalah 200V.
Setelah melewati dioda Bridge tegangan AC berubah menjadi tegangan
DC, dengan teori bahwa Vmaks output = Vmaks input.
Page

Dan Vdc = 0,6363 X Vmaks = 0,6363 X 15v = 9,5445v


3. Kapasitor Filter.

Kapasitor filter adalah kapasitor elektrolit (ELCO) 470F/25V. Fungsi


kapasitor filter adalah untuk memfilter atau menyaring tegangan agar
bersih dari ripple/riak. Ripple perlu dikurangi agar tegangan hasil dari
rangkaian dioda Bridge bisa benar benar rata dan memperbesar
tegangan DC yang dihasilkan.
Vm = 15V
Vdc = Vm X 0,6363 = 9,6v

Sebelum diberi filter kapasitor


Vm = 15V
Vripple = Q / C
Vdc = Vm - ( Vripple / 2 )
Setelah diberi filter kapasitor

Karena setelah ini arus akan melewati regulator 12v, maka Vminimal
harus 12v. Karena itu Vripple = 15v 12v = 3v.
Dengan teori bahwa
Q
Vripple=
C
Maka untuk mencari besar C yang dibutuhkan,
Q
i T
C=
=
Vripple Vripple
Dengan i = 83,4mA = 0,083A 0,1A
T = 1/f , dengan f = 2 x 50hz karena penyearah fullwave.
= 1/(2 x 50) = 1/100
= 0,01sekon
Sehingga,
i T
0,1 0,01
C=
=
=333 F
Vripple
3
Namun karena 333F tidak ada di pasaran, maka memakai 470F.
Dan 25v dipilih karena Vmaks adalah 15V jadi dipilih yang lebih besar
untuk mencegah kerusakan kapasitor.
Dengan demikian, Vdc setelah melewati kapasitor sebesar :
Page

Vdc=Vm

Vripple
3v
=15 v =15 v1,5 v =13,5 v
2
2

13,5v sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan regulator 12v.


4. IC Regulator LM7812.

Selama tegangan input adalah 12v atau lebih, maka tegangan outputnya
sudah benar benar bersih dari ripple. Vout = 12v.
5. Relay JQX-13F/_012-2Z2.
Relay JQX-13F/_012-2z2, menurut datasheet berarti general function

relay (GFR) tipe JQX-13F. Dengan spesifikasi : input coil DC 12v, tipe
PCB, tanpa LED, tanpa modifikasi.
Relay JQX-13F dipilih karena memiliki kontak yang mampu mengkontak
tegangan hingga 250VAC dengan arus maksimal 10A. Sehingga mampu
digunakan pada bangunan dengan daya hingga 2200watt.
Relay ini juga punya arus pengoperasian koil yang sangat kecil. Pada
12V DC koil relay memiliki resistansi 16010% sehingga arus
maksimal yang dibutuhkan saat bekerja adalah 83,4 mA.
Pada saat koil aktif, kontak 1 akan menghubungkan ke arah sumber PLN
dan kontak 2 akan memutus saklar starter genset sehingga genset akan
mati.
6. Dioda Pengaman.
Relay bekerja dengan prinsip membangkitkan medan magnit untuk

menarik saklar. Bila tegangan suplay koil relay dihentikan, maka medan
magnit yang tersisa akan menghasilkan tegangan yang sangat tinggi yang
sangat singkat, tegangan ini disebut dengan Spike voltage. Tegangan
tersebut dapat merusak IC atau transistor yang menjadi driver dari relay.
Page

Pada relay JQX-13F bila tegangan suplai 12Vdc dihentikan, maka Spike
yang dihasilkan adalah sebesar 1v-1,5v cukup untuk membuat IC
regulator cepat rusak.
Analisis rangkaian dengan asumsi jaringan PLN padam (VPLN = 0v) :
1. Trafo.
Karena Vprimer = 0v, maka Vsekunder = 0v
2. Rangkaian Bridge.
Karena tegangan yang masuk = 0v, maka tegangan keluarnya juga 0v
3. Kapasitor Filter.
Karena tegangan yang masuk = 0v, filter tidak akan berfungsi dan
tegangan yang keluar juga 0v.
4. IC Regulator LM7812.
Karena tegangan input = 0v, maka regulator tidak akan bekerja sehingga
Vout = 0v
5. Relay JQX-13F/_012-2Z2.
Karena tidak ada tegangan yang masuk, relay tidak akan bekerja.
sehingga kontak 1 akan menghubungkan dengan output genset, kontak 2
akan menghbungkan saklar starter genset sehingga genset akan bekerja.
6. Dioda Pengaman.
Dioda pengaman hanya bekerja sangat singkat setelah tegangan input koil
relay mati. Sehingga dioda pengaman ini tidak berfungsi setelah Spike
voltage berhasil dihentikan.

Page

4. Automatic Transfer Switch (ATS) berbasis mikrokontroler.


Sebenarnya banyak sekali jenis mikrokontroler yang bisa digunakan. Namun karena
hanya untuk tujuan saklar otomatis maka saya menggunakan mikrokontroler buatan
atmel tipe AT89s51 atau bisa diganti dengan AT89s52 karena keduanya identik hanya
berbeda pada ukuran memorinya.
Prinsipnya juga sama dengan ATS sebelumnya, namun dengan mikrokontroler kita
dapat menggunakan mode otomatis dan mode manual. Untuk yang saya kembangkan,
ada 4 mode yaitu:
1. Auto Switch
Pada mode ini, ATS akan bekerja secara normal. Bila listrik dari PLN terdeteksi,
maka ATS akan mematikan Genset dan menghubungkan dengan PLN, bila listrik
dari PLN padam maka ATS akan menyalakan Genset dan menghubungkan dengan
Output Genset.
2. Selalu terhubung PLN
Pada mode ini, ATS akan selalu menghubungkan dengan PLN.
3. Selalu terhubung Genset
Pada mode ini, ATS akan selalu menyalakan dan menghubungkan dengan Genset.
4. Tidak terhubung
Pada mode ini, ATS akan mematikan Genset dan memutus hubungan dari PLN
dan Genset.
Berikut adalah hubungan I/O pada mikrokontroler AT89s51:
a. Detektor
1. Tegangan PLN
: Port 2.0
b. Tombol
1. Tombol mode Auto Switch > push button 1
: Port 0.0
2. Tombol mode PLN
> push button 2
: Port 0.1
3. Tombol mode Genset
> push button 3
: Port 0.2
4. Tombol mode Disconnect
> push button 4
: Port 0.3
5. Tombol ubah mode
> push button 5
: Port 0.4
c. Aktuator
1. Relay
a. PLN
> relay 1
: Port 1.0
b. Genset
> relay 2
: Port 1.1
c. Genset start switch
> relay 3
: Port 1.2
2. Lampu Indikator
a. Mode PLN
> pilot lamp 2
: Port 1.0
b. Mode Genset
> pilot lamp 3
: Port 1.1
c. Mode Auto Switch
> pilot lamp 1
: Port 1.3
d. Mode Disconnect
> pilot lamp 4
: Port 1.4
e. Ubah mode
> pilot lamp 5
: Port 1.5

Page

10

Berikut adalah program list yang akan didownload ke mikrokontroler AT89s51,

;----AUTO
TRANSFER
PROGRAM----;
;----BY CAHYO----;
;----MAIN PROGRAM ::----;
ORG 0H
DC

SWITCH

MOV A,#00110000B
MOV P1,A

AUTO

CJNE
P0,00000001,ALPLN
AUPLN
CJNE
P2,00000001,AUGEN
MOV A,#00001001B
MOV P1,A
CJNE
P2,00000001,AUGEN
CJNE
P0,00010000,AUPLN
MOV A,#00101001B
MOV P1,A
ACALL
MODE
SJMP AUPLN
AUGEN
CJNE
P2,00000000,AUPLN
MOV A,#00001110B
MOV P1,A
CJNE
P2,00000000,AUPLN
CJNE
P0,00010000,AUGEN
MOV A,#00101110B
MOV P1,A
ACALL
MODE
SJMP AUGEN

MOV A,#00100001B
MOV P1,A
ACALL

MODE

SJMP ST1
ALGEN
CJNE
P0,00000100,ALPLN
ST2

MOV A,#00000110B
MOV P1,A
CJNE P0,00010000,ST2
MOV A,#00100110B
MOV P1,A
ACALL

MODE

SJMP ST2
;-----SUBROUTINE ::----;
MODE

MOV R0,#0FFH

M0

MOV R1,#0FFH

M1

CJNE P0,00000001,M2
LJMP AUPLN

M2

CJNE P0,00000010,M3
LJMP ST1

M3

CJNE P0,00000100,M4
LJMP ST2

M4

CJNE P0,00001000,M5
LJMP DC

ALPLN
CJNE
P0,00000010,ALGEN
ST1
MOV A,#00000001B
MOV P1,A
CJNE P0,00010000,ST1

M5

DJNZ R1,M1
DJNZ R1,M0
RET

Page

11

;----END OF PROGRAM----;

Page

12

Berikut adalah skematik lengkap rangkaiannya,

Analisis rangkaian:
a. Rangkaian Power

Dimulai dari awal,


1. Lampu indikator.
Berupa lampu pilot (Pilot Lamp) 220VAC. Lampu ini akan menyala bila
terdapat tegangan di jaringan PLN
2. Transformator
Berupa Transformator 300mA. Berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
220V AC ke 15V AC. Dipilih trafo 300mA karena beban pada sisi sekunder
tidak akan melebihi 2A. Dan dengan rumus perbandingan antara lilitan,
tegangan dan arus maka arus primer akan menjadi:
n1 v 1 i2
= =
n2 v 2 i1
v 1 i2
=
v 2 i1
220 2
=
15 i1
220 1 1
=
15 2 i 1
i1=2
i1=

15
220

30
220

i1=0,1364 A=130 mA
Karena pada start awal arus bisa 2 kali lipat maka kita gunakan trafo 300mA.
3. Rangkaian Dioda Bridge
Rangkaian dioda Bridge terdiri dari 4 buah dioda penyearah 5 ampere tipe
1n5402. Dipilih tipe ini karena mampu melewatkan tegangan hingga 200Volt
dan arus hingga 5Amper.
4. Kapasitor Filter
Kapasitor Filter berupa elco senilai 470uF. Sebenarnya kapasitor filter ini tidak
terlalu berfungsi, apalagi bila mencapai perkiraan arus maksimal 2A dan untuk
mengisi aki sebesar 12V maka Vripple harus tidak lebih dari 3V. Dan untuk itu
maka dibutuhkan kapasitor sebesar
i T
2 0,01
C=
=
=6.666,67 F
Vripple
3

Angka yang tidak masuk akal hanya sekedar untuk Power supply mikro
kontroler. Namun semisal pada saat iddle (tidak sedang melakukan switching)
maka hanya akan membutuhkan arus sebesar 0,1A sehingga hanya
membutuhkan kapasitor sebesar
i T
0,1 0,01
C=
=
=333 F
Vripple
3
Jadi saya rasa angka 470uF tidaklah kurang, lagipula akan dilewatkan pada
baterai dan regulator sehingga keluaran akan benar benar DC rata.
5. Dioda 1n5402
Dioda ini berfungsi agar bila aliran dari PLN padam, listrik dari baterai tidak
akan mengalir melewati optocoupler di belakangnya.
6. Baterai 12V
Baterai ini berfungsi sebagai catu daya cadangan ketika listrik dari PLN
padam. Selain itu juga berfungsi menghilangkan ripple, ketika tegangan ripple
berada di bawah 12V maka baterai akan menyuplaikan dayanya.
7. Regulator 7805
Fungsi utama dari regulator ini adalah menstabilkan tegangan menjadi 5V DC.
8. Power transistor 2n3055
Karena regulator 7805 hanya mampu melewatkan arus sebesar 1A, maka
digunakan transistor 2n3055 karena mampu melewatkan arus hingga 10A.
b. Rangkaian Detektor Tegangan
rangkaian detektor tegangan PLN ini berupa
sebuah
Optocoupler
yang
akan
menghubungkan 2 sumber tegangan yang
sebetulnya
saling
terisolasi
namun
dihubungkan dengan cahaya.
Sebetulnya pada bagian Dioda, kita perlu
memberi resistor sebesar
VinVdioda 121,6
R=
=
=520
idioda
0,02
namun karena ripple yang cukup besar
dikawatirkan akan mengacaukan sensor bila
diberi resistor.
Kemudian emiter dari bagian optotransistor
diberi R 1K yang dihubungkan ke ground,
fungsinya agar bila pada posisi cutoff, Port
dari mikrokontroler akan terhubung ke ground sehingga tidak pada posisi
mengambang (treshold) yang kemungkinan dianggap memiliki logika 1.
c. Rangkaian Input Tombol

Berupa push button normaly open


yang terhubung dengan Port mikro
dan resistor 1K, resistor ini berfungsi
bila tidak pada posisi tombol ditekan
agar Port terhubung dengan ground.
Dan nilai 1K dipilih agar ketika
tombol ditekan arus tidak akan
terbuang ke ground.

d. Rangkaian Output

Terdiri dari,
1. Transistor NPN 2n2222
Transistor ini berfungsi untuk men-Driver atau mengaktifkan relay, karena
output dari mikrokontroler tidak cukup untuk mengaktifkan relay.
Dipilih 2n2222 karena transistor ini memiliki respons yang cepat dan mampu
mengalirkan arus sebesar 850mA sehingga cocok untuk men-driver relay.
2. Relay JQX-13F
Relay ini dipilih karena hanya membutuhkan arus yang kecil namun dapat
untuk mengkontak arus hingga 10A 250V AC.
3. Dioda 1n4001
Dioda ini sebagai pengaman bila terjadi Spike Voltage saat mematikan relay.
e. Rangkaian Mikrokontroler

Secara umum akan saya kelompokan menjadi,


1. Power
Untuk Power, kaki 40 (Vcc) dan kaki 31 (EA/Vpp) dihubungkan dengan 5v.
Kaki 20 (Gnd) dihubungkan dengan Ground.
2. Osilasi
Untuk Osilasi, sesuai dengan datasheet dari atmel, maka kaki 18 (X-tall 1) dan
kaki 19 (X-Tall 2) dihubungkan dengan crystall 12MHz kemudian pada kedua
sisinya diberi kapasitor keramik sebesar 33pF yang dihubungkan pada
Ground.
3. Reset
Reset dihubungkan pada kaki 9. Rangkaian ini akan selalu memberi logika
High selama tombol tidak ditekan, saat tombol ditekan, maka resistansi pada
titik Vcc-pin19 akan menjadi lebih kecil dari resistansi pada titik pin19ground. Sehingga sesuai dengan teori pembagian tegangan, tegangan sebesar
5v akan dibagi sehingga tidak cukup untuk memenuhi kriteria logika High
yang kemudian akan dianggap berlogika Low.
4. I/O

Untuk input, rangkaian tombol dihubungkan dengan Port 0 pada kaki 32


hingga 39. Rangkaian detektor tegangan dihubungkan pada Port 2 pada kaki
21 hingga 28.
Untuk output, dihubungkan pada Port 1 yaitu kaki 1 hingga 8.
5. Kelebihan dan kekurangan masing masing Automatic Transfer Switch (ATS).
a. ATS konvensional
1. Kelebihan
a. Simpel
b. Maintenance mudah
2. Kekurangan
a. Ukuran besar
b. Tidak memungkinkan untuk di modifikasi tanpa merubah hardware
b. ATS relay arus lemah
1. Kelebihan
a. Aman (karena arus kecil)
b. Ukuran lebih kecil dari ATS konvensional
c. Komponen mudah ditemukan dengan harga murah
2. Kekurangan
a. Sedikit lebih mahal
b. Tidak memungkinkan dimodifikasi tanpa merubah hardware
c. ATS mikrokontroler
1. Kelebihan
a. Dapat dimodifikasi tanpa perlu mengubah hardware.
b. Ukuran kecil
c. Komponen mudah didapat
2. Kekurangan
a. Mahal (tergantung jenis mikrokontroler)
b. Konstruksi sedikit lebih rumit
c. Memerlukan baterai sebagai catu daya.

6. Penggunaan Automatic Transfer Switch (ATS).


Automatic Transfer Switch pada dasarnya digunakan di semua tempat yang
menginginkan suplai listrik cadangan mereka terhubung secara otomatis.
ATS sudah digunakan pada rumah dan usaha kecil meskipun jarang yang
menggunakan karena delay waktu tidak terlalu berarti bagi mereka.
ATS banyak digunakan di Rumah sakit, Pabrik, industri menengah dan besar, bandara,
sekolah, hotel dan gedung instansi pemerintahan karena pada tempat tempat
tersebutlah listrik sangat vital dan delay suplai listrik dapat mengakibatkan kekacauan
fatal.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Auto Transfer Switch (ATS) adalah saklar yang secara otomatis mentransfer beban
dari sumber utama ke sebuah sumber darurat bila sumber utama gagal atau
tegangan sumber utama mengalami drop dibawah minimal.
b. ATS konvensional hanyalah alat yang terdiri dari Relay yang dihubungkan
sedemikian rupa.
c. ATS banyak digunakan di tempat yang membutuhkan daya listrik secara terus
menerus dan harus cepat menyalakan listrik cadangan saat listrik dari PLN padam.
d. Penulis mengembangkan 2 jenis ATS yaitu ATS berbasis relay arus lemah dan
mikrokontroler
e. Secara ekonomis ATS konvensional lebih murah.
f. ATS menggunakan relay arus lemah lebih aman bila dibandingkan ATS
konvensional.
g. ATS mikrokontroler dapat dimodifikasi secara program tanpa mengubah
hardware.
2. Saran
a. Bila tidak memerlukan penggunaan energi listrik cadangan dalam waktu singkat
ATS tidak perlu digunakan.
b. Penggunaan ATS harus disesuaikan dengan kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
1N4001
and
1N5400
series
diodes,
http://en.wikipedia.org/wiki/1N4001_and_1N5400_series_diodes , diakses 2 Januari
2015 pukul 08.47 WIB
Transistors Bipolar - BJT, http://id.mouser.com/Semiconductors/DiscreteSemiconductors/Transistors/Transistors-Bipolar-BJT/_/N-ax1sh?
P=1z0y4diZ1z0w6iw , diakses 2 Januari pukul 08.42 WIB
Tentang Power Supply Dengan Trafo Dan Dioda Penyearah,
http://www.sandielektronik.com/2014/04/tentang-power-supply-dengan-trafodan_3172.html , diakses 31 Desember 2014 pukul 12.18 WIB
2N2222, http://en.wikipedia.org/wiki/2N2222 diakses 2 Januari pukul 08.26
WIB
Transfer Switch, http://en.wikipedia.org/wiki/Transfer_switch , diakses 31
Desember 2014 pukul 10.50 WIB

Vous aimerez peut-être aussi