Vous êtes sur la page 1sur 5

PORTOFOLIO 4

Topik: PPOK
Tanggal (kasus): 15 Mei 2015
Presenter : dr. Utami Handayani
Tanggal presentasi :
Pendamping : dr. Made Suarjaya
Tempat presentasi : Ruang Komite Medik RS Puri Raharja
Obyektif presentasi:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatu
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia

Bumil

s
Deskripsi: Laki- Laki, 59 Tahun
Tujuan: Memberikan talaksana pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Cara
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
membahas :
Data Pasien : Nama : Tn. MST
Nama RS : RSU PURI RAHARJA
Telp
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :

Audit
Pos

No. Registrasi :
Terdaftar sejak :

A. KELUHAN UTAMA : sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu memberat 3 hari SMRS.
B. Diagnosis: PPOK EksarsebasiAkut
2. Riwayat Pengobatan :

Pasien sudah sempat mencari pengobatan sebelumnya sempa

membaik namun kambuh lagi


3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:

4.

Riwayat hipertensi disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat minum obat yang menyebabkan BAK bewana merah disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat Keluarga :

Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal


Riwayat asma dalam keluarga disangkal

Riwayat kebiasaan

Riwayat merokok 2 bungkus perhari, selama 40 tahun


Riwayat minum kopi 3 kali sehari, banyaknya 1 gelas belimbing tiap minum

5. Riwayat Pekerjaan : Buruh


6. Lain-lain : Riwayat Sosial Ekonomi Cukup

Daftar Pustaka :

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik), pedoman
praktis diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia; 2010.
2. Bartolome R. Celli. Update on the Management of COPD. Chest 2008;133;1451-62.

3. Mangunnegoro H, Yunus F,Abdullah A,Widjaja A,Rogayah R,dkk. PPOK Pedoman praktis

diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia


(PDPI), 2004; p.1-5.

4. Claudia G. Cote, Luis J. Dordell and Bartolome R. Celli. Impact of COPD Exacerbation on
Patient-Centered Outcomes. Chest.2007;131;696-704.
Hasil Pembelajaran :
1. Mampu mendiagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

2. Mampu memberikan terapi yang tepat pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
(PPOK)
3.Mampu melakukan rujukan dan edukasi pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

Subjektif :

Keluhan Utama

: Sesak nafas yang semakin berat sejak 3 hari SMRS

Keluhan Tambahan : Batuk


Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh batuk berdahak bewarna putih
berbusa dan tidak berdarah, banyak dahak sekali batuk sendok makan. Batuk
disertai sesak, namun sesak hanya timbul sesekali dan hilang timbul. Mengi tidak
ada. Pasien juga mengeluh demam tidak terlalu tinggi yang disertai dengan keringat
terutama malam hari. Pasien mengeluh nafsu makan menurun. Pasien menyangkal
ada mual dan muntah. BAB dan BAK biasa. Pasien lalu berobat ke dokter umum
diberi obat batuk dan obat demam, keluhan pasien berkurang.
Sejak 1 minggu yang lalu pasien mengeluh sesak nafas semakin sering. Sesak
tidak dipengaruhi cuaca, posisi, dan emosi. Sesak berkurang setelah pasien istirahat.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak yang bertambah hebat. Dahak berwarna putih
dan tidak berdarah, sekali batuk 1 sendok makan. Selain itu pasien mengeluh
2

demam dan keringat banyak terutama pada malam hari. Nafsu makan dan berat
badan pasien dirasakan menurun. Pasien juga mengeluh badan menjadi lemah.
Pasien menyangkal ada mual dan muntah, BAB dan BAK biasa. Pasien lalu berobat
ke praktek dokter umum, diberi obat tapi nama obat tidak diingat pasien, keluhan
sesak dan batuk pasien berkurang.
Sejak 3 hari SMRS pasien mengeluh sesak nafas semakin hebat. Sesak tidak
berkurang walaupun pasien beristirahat. Mengi ada. Pasien mengeluh batuk
berdahak semakin sering, dahak berwarna putih dan kental, sekali batuk 1
sendok makan. Pasien menyangkal ada mual dan muntah, BAB dan BAK biasa.
1. Objektif :
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 90x/menit.

Pernapasan

: 30x/menit.

Suhu

: 38.3 C

Kepala

: normocephali

Mata

: anemia -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor

Leher

: pembesaran kelenjar (-)

THT

: Kesan Tenang

Thoraks

Cor

: S1S2 tunggal regular, murmur -

Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing +/+


Abdomen : Distensi (-) , bising usus (+) Normal, Nyeri Tekan ( - ) hepar/lien tidak
teraba
Ekstremitas

: Akral hangat pada keempat ektremitas (+), edema/deformitas (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hemaglobin
Hematokrit

: 9.2 gr/dl
: 31.8 %

LED
Sel Darah Putih
Sel Darah Merah
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
SUAF
Segmen
Limfosit
Monosit

: 18 mm/jam
: 6.200/mm3
: 3.060.000/mm3
:
:2
:0
:0
: 75
: 19
:4

Trombosit

: 318.000/mm3

B. PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX


Interpretasi:

Paru simetris kanan dan kiri

Trakea baik

Sela iga melebar

Diafragma lenting tidak ada

Parenkim: hiperlusen pada kedua


lapangan paru

CTR < 50%

Kesan: PPOK

2. Assesment(penalaran klinis) :
PPOK EksarsebasiAkut
3. Plan :
Penatalaksanaan

MRS

O2 3-5 l/menit

Drip aminofilin 1.5 ampul dalam D5% 500cc gtt 18 tpm

Inj. Ceftriaxon 2x1 gr iv

Inj. Ranitidin 2x25 mg

Inj. Metilprednisolon 2x62,5 mg

Ambroxol syrup 3x1 c

KIE :
-

Nutrisi diperhatikan

Kalau sesak nafas kembali atau semakin parah segera ke rumah sakit/pelayanan
kesehatan terdekat

Berhenti merokok dan hindari paparan asap

Planning :
Konsultasi ke Spesialis Paru
Pendidikan :
Menjelaskan kepada pasien bahwa sesak nafas yang timbul disebabkan oleh perilaku dan
kebiasaan merokok sejak usia muda (SMP) sehingga terjadi kerusakan pada jaringan paruparu. Biasanya terjadi pada usia lanjut karena proses tersebut memerlukan proses puluhan
tahun. Penyebabnya multifaktorial, salah satunya karena kebiasaan merokok atau terkena
paparan asap dalam jangka waktu yang lama dan sering. Pasien akan dirujuk ke Rumah
Sakit terdekat untuk mendapatkan terapi khusus yang bersifat simtomatik, dimana
memerlukan kerjasama yang baik dari suatu tim antara dokter umum, dokter spesialis paru,
dan fisioterapi dimana dokter biasanya sebagi pemimpin dalam team. Tujuan pengobatan
hanya untuk mengembangkan sisa kemampuan paru-paru yang ada pada pasien seoptimal
mungkin, sehingga diharapkan pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan
atau dengan sedikit bantuan.

Vous aimerez peut-être aussi