Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Dienia Nop Ramliana
H2A010010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RSUD AMBARAWA
Periode 20 April 27 Juni 2015
Disusun Oleh:
Dienia Nop Ramliana
H2A010010
Tanda Tangan
Tanggal
.............................
Mengesahkan:
Koordinator Kepaniteraan Obstetri dan Ginekologi
ABSTRAK
Tujuan : Untuk membandingkan penggunaan magnesium sulfat selama 12 jam
atau 24 jam pada wanita postpartum dengan preeklampsia berat yang stabil.
Metode : Pada tahun 2011, sebuah uji klinis acak dilakukan pada 120 wanita
postpartum dengan preeklampsia berat yang melahirkan di sebuah rumah sakit
tersier di Brasil; terdapat dua kelompok perlakuan pemberian magnesium sulfat
yang terdiri dari 60 wanita dengan pemberian selama 24 jam dan 60 wanita
pemberian diberikan selama 12 jam. Analisis dilakukan dengan intention to treat
dan pemberian intervensi diketahui.
Hasil : Pemberian magnesium sulfat yang dipersingkat (12 jam) yang berarti
memiliki pemaparan obat yang lebih pendek dari biasanya, hasil klinis yang
didapatkan sama pada kedua kelompok perlakuan. Tidak ada yang bertambah
berat menjadi eklampsia dan tidak ada yang mendapatkan terapi ulang setelah
menyelesaikan terapi magnesium sulfat yang telah dijadwalkan pada kedua
kelompok. Tiga wanita mendapatkan terapi yang diperpanjang pada kelompok
perlakuan dengan pemberian magnesium sulfat selama 12 jam. Pada kelompok
pemberian magnesium sulfat selama 12 jam memiliki penurunan produksi jumlah
urin serta pengurangan waktu terpasangnya kateter urin postpartum, dapat lebih
cepat dalam proses ambulasi dan ibu dapat segera kontak dengan bayi yang baru
dilahirkan.
Kesimpulan : Pemberian magnesium sulfat yang dipersingkat (12 jam) dengan
waktu pemaparan obat yang lebih singkat memiliki hasil yang serupa dengan
pemberian magnesium sulfat yang biasa diberikan selama 24 jam dan memiliki
beberapa keuntungan salah satunya ibu dapat lebih cepat kontak dengan bayinya.
Clinical trials registration: clinicaltrials.gov NCT1408979.
2014 International Federation of Gynecology and Obstetrics. Published by
Elsevier Ireland Ltd. All rights reserved.
1. Pendahuluan
3
[1-3]
adalah eklampsia, yang mungkin terjadi sebelum, selama, atau setelah melahirkan
dan berhubungan dengan peningkatan risiko kematian ibu [4-8].
Eklampsia dapat dicegah dengan pemberian magnesium sulfat, yang dapat
menurunkan risiko kejang sebesar 50%, sehingga dapat menurunkan angka
mortalitas maternal
[6,9]
[1,9-11]
ketentuan pasti mengenai durasi yang ideal dalam pemberianya sebagai terapi
profilaksis antikonvulsan [9,12].
Secara tradisional, penggunaan magnesium sulfat telah direkomendasikan
selama 24 jam setelah persalinan, sebagai periode risiko terbesar untuk terjadinya
eklampsia
[1,13]
dan output urin mungkin dibatasi dan kemungkinan bagi wanita untuk ambulasi
dan merawat bayi yang baru lahir dapat ditingkatkan. Namun, tinjauan sistematis
[16]
[1].
sebagai profilaksis kejang pada daerah dengan sumber daya yang terbatas dapat
menunda ibu untuk segera kembali ke keadaan normalnya dan tidak dapat
mempraktekkan metode kanguru yang telah direkomendasikan [17].
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan penggunaan intravena
magnesium sulfat selama 12 jam dibandingkan dengan pemberian selama 24 jam
postpartum dalam proses perawatan untuk wanita dengan preeklampsia berat
yang keadaannya stabil.
2. Bahan dan Metode
Penelitian ini merupakan penelitian open-label, uji klinis acak yang
membandingkan pemberian magnesium sulfat secara intravena selama 12 jam
dengan 24 jam yang diberikan segera setelah melahirkan pada wanita dengan
4
untuk 24 jam pengobatan, infus 1 g/jam dilanjutkan selama 12 jam. Jika dia
mendapatkan perlakuan untuk 12 jam pengobatan, maka infus di hentikan.
Sebagai tindakan keamanan, untuk mencegah terjadinya keadaan buruk
pada kelompok perlakuan magnesium sulfat yang dipersingkat yang memiliki
tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik 180 mm Hg atau lebih dan/atau
tekanan darah diastolik 120 mmHg atau lebih), produksi urine kurang dari 25
mL/jam, dan/atau terdapat tanda-tanda eklampsia, pemberian magnesium sulfat
dapat dipertahankan durasi pemberiannya jika dianggap perlu oleh dokter yang
menanganinya. Para wanita ini digambarkan sebagai
"Perlu melanjutkan
[15]
10
4. Diskusi
Pada wanita dengan preeclampsia berat yang stabil, terapi magnesium sulfat
dengan durasi yang lebih singkat dihubungkan dengan waktu pemaparan obat yang
lebih pendek, baik dari segi durasi pengobatan maupun dalam hal jumlah dosis
total, dari hasil klinis menunjukkan hasil serupa dengan perempuan yang menerima
durasi pengobatan tradisional yang telah direkomendasikan yaitu selama 24
jam.Waktu pemberian magnesium sulfat yang dipersingkat aman untuk kelompok
tertentu dari perempuan, meskipun studi ini tidak memiliki kekuatan yang cukup
untuk mengevaluasi frekuensi eklampsia. Namun, dalam systematic review
mengenai magnesium sulfat untuk pencegahan terjadinya eklampsia terdapat dalam
Cochrane Library
[9]
yang menerima magnesium sulfat. Oleh karena itu, untuk menentukan perbedaan
frekuensi eklampsia dengan pemberian yang dipersingkat, dibutuhkan sampel
sekitar 18 000 perempuan. Mungkin, meta-analisis uji klinis acak selanjutnya akan
memiliki kekuatan yang cukup untuk menentukan apakah terdapat perbedaan
dalam insiden eklampsia.
Studi nonrandomized sebelumnya[14,15] dengan menggunakan parameter klinis
(misalnya tidak adanya gejala eklampsia segera, pembentukan kembali diuresis)
merupakan kriteria gangguan dalam pemberian magnesium sulfat pada wanita
postpartum dengan preeklampsia, didapatkan hasil yang sigifikan penurunan dalam
durasi pengobatan telah tercapai.
Dalam uji coba klinis secara acak
[20]
[21]
sulfat selama 12 jam dengan pemberian selama 24 jam magnesium pada wanita
11
[22]
kriteria yang dapat menganggu pemberian terapi magnesium sulfat pada wanita
postpartum dengan preeklampsia berat didapatkan hasil yang sama dengan
penelitian ini khususnya pada pengurangan durasi pengobatan.
Produksi urin selama periode 12-24 jam setelah melahirkan adalah sekitar 30
mL/jam jumlah lebih tinggi pada pemberian terapi magnesium sulfat selama 24
jam dibandingkan dengan durasi pengobatan yang lebih pendek. Semakin
tingginya tingkat diuresis ditemukan pada kelompok 24 jam dapat disebabkan dari
durasi pengobatan yang lebih lama dan pemberian volume cairan yang diberikan
bersama-sama dengan antikonvulsan tersebut. Penurunan yang signifikan
ditemukan dalam durasi penggunaan kateter urin postpartum sehingga dapat
menjelaskan pengurangan risiko infeksi saluran kemih
[23]
ketidaknyamanan postpartum, hasil ini masih harus dikaji lebih lanjut pada
penelitian berikutnya. Penurunan waktu untuk ambulasi ditemukan pada durasi
pemberian magnesium sulfat yang lebih pendek. Ambulasi dini penting untuk
profilaksis trombosis vena dalam
[24]
setelah penghentian
tetap dalam perawatan intensif untuk keselamatan dan alasan etis, untuk menjamin
pengawasan ketat selama minimal 24 jam. Sistematis review
[16]
, waktu tingggal
dirumah sakit postpartum tidak dievaluasi karena data (diperoleh dari hanya tiga
uji klinis) yang heterogen.
Sebagai perspektif masa depan, pemberian terapi durasi pendek magnesium
sulfat membuat waktu perawatan intesif lebih singkat sehingga jumlah tempat tidur
yang tersedia lebih banyak. Tempat tidur yang tersedia akan menguntungkan bagi
wanita postpartum lainnya dengan kondisi klinis yang lebih parah, dan dapat
megurangi total waktu rawat inap postpartum. Penelitian lebih lanjut sangat
diperlukan untuk membuktikan manfaat nyata yang akan didapat, baik bagi
masyarakat dan pengguna sistem kesehatan, yang dapat memberikan penghematan
biaya
13