Vous êtes sur la page 1sur 27

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PERIODE NIFAS / POST PARTUM


DIRUANG ANGGREK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN

Nama Mahasiswa

: Suci Ramadhani, S. Kep

Tempat Praktek

: Ruang Anggrek RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tanggal Praktek

: 15 Juni4 Juli 2015

Tanggal Pengkajian : 21 Juni 2015 Pukul 10.00


Sumber Data

: Pasien, keluarga, rekam medis

A. Data Umum Pasien


No RM
: 853312
Nama Pasien
: Ny. S
Umur
: 29 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: Dosaran, klaten
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Guru
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Nama Suami
: Bp. S
Tanggal Masuk : 20 Juni 2015
Ruang
: Anggrek
Diagnosa Medis : Post SC atas indikasi plasenta previa parsial P3 A0 hari
ke-1
B. Keluhan Utama Saat Ini
Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi di perut bagian bawah. Pasien
mengatakan ASI sudah keluar.
P : nyeri karena operasi SC
Q : Seperti di iris iris
R : Pada luka operasi SC di perut bawah
S : Skala nyeri 5 (sedang) dari skala 1-10
T : Terasa setiap saat terutama apabila merubah posisi misal duduk
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan masuk rumah sakit tanggal 20 Juni 2015
rujukan dari bidan karena terjadi perdarahan pada tanggal 20 juni 2015 jam

03.00 WIB. Data rekam medis : G3 P3 A0, HPMT : 21 September 2014,


HPL : 28 Juni 2015.
Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini
Lamanya persalinan (tanggal 20 Juli 2015)
Pasien diantar ke ruang operasi pada tanggal 20 juni 2015 pukul
21.15 dan keluar dari ruang operasi jam 22.05, lama operasi 50

menit
Komplikasi
Tidak ada komplikasi selama tindakan operasi
Perdarahan
500 cc
Posisi janin
Posisi, kepala janin ada di bawah (presentasi kepala), dengan posisi
punggung di sebelah kanan dan bagian kiri ekstremitas.
Jenis operasi
Operasi dengan sectio caesaria
Penggunaan analgesic dan anestesi
Anestesi yang dilakukan pada pasien adalah

spinal

anestesi.Terapi analgetik yang diberikan kepada pasien post operasi

adalah ketorolac 30 mg secara i.v.


Masalah selama persalinan
Tidak ditemukan masalah selama proses persalinan / operasi

C. Data Bayi
Panjang badan
: 50 cm
Berat badan lahir
: 3300 gram
Lingkar kepala
: 36 cm
Lingkar dada
: 34 cm
Lingkar perut
: 33 cm
Lingkar lengan atas
: 12 cm
Jenis kelamin
: laki-laki
APGAR score
: 7/9 (normal)
Tanda tanda vital bayi :
Suhu
: 36,30 C
Nadi
: 112 x/mnt
Respirasi : 43 x/mnt
Pengkajian Fisik bayi:
a. Kepala
Bentuk mesochepal, rambut pendek, bersih, bentuk wajah oval.
b. Mata

Warna sclera: putih, kornea : jernih, conjungtivita : merah muda,


c.
d.
e.
f.

g.

pupil : isokor
Telinga
Bentuk simetris, tampak bersih, tidak ada cairan yang kelua
Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat sekret dan bersih,
Mulut dan tenggorokan
Mulut tampak bersih dan tidak ada sariawan, reflek hisap kuat.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tak tampak distensi vena
jugularis
Dada
1) Inspeksi
Terlihat simetris dan tidak menunjukkan kelainan bentuk dada.
Tidak tampak retraksi dada, tidak ada lesi.
2) Palpasi
Tidak ada pembesaran
3) Perkusi
Paru : bunyi sonor
Jantung : bunyi pekak
4) Auskultasi
Paru : suara vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung : terdengar bunyi jantung S1 dan S2

h.

Abdomen
1) Inspeksi
Tidak ikterik, warna kulit di abdomen sama dengan warna kulit
disekitar abdomen, tali pusat belum kering dan bersih.
2) Palpasi
Tidak ada pembesaran hati, limfa.
3) Perkusi
Suara timpani
4) Auskultasi
Peristaltik usus 15 x / menit

i.

j.

Genetalia
Jenis kelamin

laki-laki,

tampak

bersih,

mekonium

sudah

dibersihkan.
Ekstremitas
Rentang gerak aktif,

Keadaan psikologis ibu


Pasien mengatakan merasa bersyukur atas kelahiran anak ketiganya dan
diberikan kelancaran dalam persalinan. Pasien mengatakan senang
diberikan anak ketiga anak laki-laki.
Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan suami, kedua orangtua dan kakak pasien tidak
mempunyai penyakit berat dan penyakit keturunan seperti tekanan darah
tinggi, penyakit gula, dan penyakit jantung.
Genogram

Keterangan :
: perempuan

: laki laki

: BBL

(ibu)
: tinggal serumah
Pengkajian fisik IBU

pasien

a.

Kepala
Bentuk mesochepal, rambut pendek dan bergelombang, bersih,
bentuk wajah oval.

b.

Mata
Warna sclera : putih, kornea : jernih, conjungtiva : merah muda
atau tidak anemis, pupil : isokor.

c.

Telinga
Bentuk simetris, kebersihan cukup, tidak ada cairan yang keluar,
tidak ada pendarahan, fungsi pendengaran baik, pasien
mengatakan tidak ada keluhan terkait pendengaran

d.

Hidung
Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat secret.

e.

Mulut dan tenggorokan


Mulut pasien bersih, tak tampak lubang pada gigi. Pasien
mengatakan tidak mengalami nyeri telan pada tenggorokan.

f.

Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tak tampak distensi vena
jugularis

g.

Dada
1) Inspeksi
Terlihat simetris dan tidak menunjukkan kelainan bentuk
dada. Tidak tampak retraksi dada, tidak ada lesi.
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada dada.
3) Perkusi
Paru : bunyi sonor
Jantung : bunyi pekak
4) Auskultasi
Paru : suara vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung : terdengar bunyi jantung S1 dan S2

h.

Payudara
1) Inspeksi
Payudara tampak bersih, puting tampak menonjol, tidak ada
lesi. Pasien mengatakan payudara hanya dibersihkan saat
mandi menggunakan baby oil.
2) Palpasi
Tidak ada

nyeri tekan, tidak teraba keras, tidak ada

pembengkakan, kolostrum keluar.


i.

Abdomen
1) Inspeksi
Tampak balutan luka post operasi sectio caesarea diabdomen
bagian bawah. Luka ditutup menggunakan verban, panjang +
20 cm. Kulit sekitar luka balutan tampak bersih. Tampak
striae gravidarum pada perut pasien.
2) Palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, uterus teraba keras, vesika
urinaria kosong, kontraksi baik
3) Perkusi
Timpani pada kuadran 1 3 abdomen, dan redup pada
kuadran 4 (kanan atas)
4) Auskultasi
Peristaltik usus 10 x / menit

j.

Genetalia
- Vulva dan perineum tampak bersih
- Tampak keluar lochea rubra per vaginam,

k.

Ekstremitas
Tak tampak kelainan pada keempat ekstremitas, tidak terdapat
pitting edema, tidak ada varises,

rentang gerak bebas,

pemeriksaan homan sign negatif. Hasil uji kekuatan otot:


5

Riwayat ginekologi

Pasien pertama kali menstruasi pada usia 13 tahun, siklus 28 hari,

lamanya 6 hari, teratur.


HPMT (hari pertama mestruasi terakhir) : 21September 2014
HPL (hari perkiraan lahir) : 28 Juni 2015
Perkawinan saat ini adalah perkawinan pasien yang pertama. Pasien

mengatakan menikah pada usia 23 tahun.


Pasien menggunakan alat kontrasepsi suntik.

Riwayat Obstetri
No

Jenis

Cara

Tempat

BB

Kelamin

lahir

lahir

lahir

Komplikasi
Selama

1.

Spontan

Bidan

3300

persalinan
Tidak ada

Spontan

Bidan

3500

Tidak ada

Hamil ini

Keadaan
Saat ini
sehat

4 tahun

sehat

2 tahun

Selama kehamilan, pasien melakukan ANC (Ante Natal Care) sebanyak


5 kali di luar RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Tanda tanda Vital

Tekanan Darah
Frekuensi nadi
Respirasi rate
Suhu badan

: 110/70 mmHg
: 86 x/m
: 20 x/m
:36,4C

Riwayat Kesehatan
Pola nutrisi :
Pasien biasa makan 3 x sehari, tidak ada pantangan makam, minum 6
8 gelas sehari air putih.

Umur

Pola eliminasi :
Pasien biasa BAB sekali sehari tidak mengalami masalah, BAK 5 6 kali
sehari, volume 200 cc setiap BAK, selama ini tidak mengalami
gangguan.
Pola aktivitas / latihan :
Pasien sebagai guru, sehari pagi pergi mengajar.
Pola istirahat tidur :
Pasien mengatakan tidur siang 2 jam, malam tidur 7 8 jam
Pola persepsi terhadap diri :
Pasien menyadari sudah menjadi istri dan sudah menjadi ibu dari ketiga
anaknya.
Pola hubungan peran :
Sebagai seorang istri dan ibu, pasien merasa bertanggungjawab kepada
suami dan anaknya. Komunikasi antar keluarga berjalan dengan baik.
Pola stress dan koping :
Pasien mengatakan saat mengalami permasalahan akan membicarakan
dengan suami dan orang tuanya.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium tgl 21 juni 2015
Pemeriksaan Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin
Eitrosit
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Neutrofil
Limfosit
MXD
RDW

Hasil

Nilai

Pemeriksaan

Rujuka

9.3
3.59
16.0
27.8
231
77.4
25.9
35.5
88.8
8.00
3.2
45.4

12.0 16.00
4.25.5
4.00 10.00
36.0 46.0
150 450
8199
2731
3337
5070
2540
112
3545

Satuan

g / dl
10^6/uL
10^3 / uL
vol %
10^3 / uL
fL
fL
g/dL
%
%
%
fL

Terapi yang diberikan


Minggu, 21 juni 2015
Terapi yang diberikan

Rute

Dosis

i.v

20 tetes per menit

Ceftriaxone

Inj i.v

1 gram / 12 jam

Ketorolac Tromethamine

Inj i.v

30 mg / 8 jam

Terapi yang diberikan

Rute

Dosis

Asam Mefenamat 500 mg

Oral

500 mg / 8 jam

Amoxcilin 500 mg

Oral

500 mg / 8 jam

Selasa, 23 juni 2015


Terapi yang diberikan

Rute

Dosis

Asam Mefenamat 500 mg

Oral

500 mg / 8 jam

Amoxcilin 500 mg

Oral

500 mg / 8 jam

Ringer lactate infuse

Senin, 22 juni 2015

ANALISA DATA
No
Data
1. DS :
P : nyeri karena operasi SC
Q : Seperti di iris iris
R : Pada luka operasi SC di perut bawah
S : Skala nyeri 5 (sedang) dari skala 1-10
T : Terasa setiap saat terutama apabila merubah posisi misal
duduk

2.

DO :
TD : 110/70 mmHg, Nadi : 86 x/m, RR : 20 x/m, Suhu :
36,4C
DS :DO :
- Pasien menjalani operasi sectio caecarea pada tanggal
20 Juni 2015
- Tampak balutan luka operasi sectio caecarea di
abdomen bagian bawah
- Luka ditutup menggunakan verban, panjang + 20 cm
- Kulit sekitar luka balutan tampak bersih
- Pengeluaran pervagina: lokhea rubra
- Terpasang infus pada tangan kiri pasien sejak tanggal 20
Juni 2015
- Leukosit : 16.0 10^3 / uL

Masalah
Nyeri akut

Etiologi
Agen injury fisik

Risiko infeksi

Dengan faktor resiko prosedur


invasif (operasi sectio caecarea)

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
2. Resiko infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif (operasi sectio caecarea)

RENCANA KEPERAWATAN
No

Diagnosa

Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
NOC :
Pain control
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3x24 jam,
diharapkan klien dapat mengontrol
nyeri, dengan kriteria hasil:
1. Pasien
mengatakan
nyeri
berkurang
2. Skala nyeri berkurang
3. Pasien tampak tenang
4. Pasien mampu mengontrol nyeri
dengan
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi

Intervensi
NIC :
Pain management
1. Kaji nyeri secara komprehensif termasuk
presipitasi, karakteristik, lokasi, skala,
frekuensi, dan waktu serta situasi yang
menimbulkan nyeri
2. Observasi reaksi nonverbal pasien
3. Monitor vital sign
4. Ciptakan lingkungan yang sejuk, tenang,
tidak berisik
5. Berikan informasi kepada pasien dan
keluarga tentang penyebab nyeri dan berapa
lama nyeri akan berkurang
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
napas dalam untuk mengurangi nyeri
7. Anjurkan pasien untuk istirahat
8. Evaluasi manajemen nyeri yang dilakukan
pasien
9. Berikan terapi analgetik sesuai instruksi
dokter

1.

Nyeri akut b.d agen injuri fisik

2.

Resiko infeksi dengan faktor NOC :


NIC :
resiko prosedur invasif
Knowledge : Infection control
Infection control and management
1. Kaji adanya tanda infeksi : kalor, rubor,
Risk control
dolor, tumor dan fungsiolesa pada luka
Setelah
dilakukan
tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam


petugas
kesehatan
dapat
meminimalkan faktor risiko dengan
kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi
Menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi

2. Kaji vital sign tiap 8 jam (tekanan darah,


suhu, nadi dan RR)
3. Beri informasi kepada pasien dan keluarga
tentang risiko infeksi yang mungkin
terjadi pada pasien, tanda gejala serta cara
pencegahannya
4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
5. Lakukan vulva hygiene
6. Berikan terapi antibiotik sesuai instruksi
dokter

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
MINGGU 21 JUNI 2015
Tgl/no Dx
21 Juni 2015
Dx 1

Waktu
10.00
10.00
10.15
10.20
10.25
14.00

IMPLEMENTASI
1. Mengkaji nyeri
2. Mengobservasi reaksi nonverbal pasien
3. Mengukur vital sign
4. Menciptakan lingkungan yang sejuk,
tenang, tidak berisik
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat
6. Memberikan ketorolac 30 mg

EVALUASI
TD
J: 14.00 WIB
S:
P: nyeri karena operasi SC
Q: Seperti di iris iris
Suci R
R: Pada luka operasi SC di perut
bawah
S: Skala nyeri 5 (sedang) dari
skala 1-10
T: Terasa setiap saat terutama
apabila merubah posisi misal
duduk
O:
TD: 110/70 mmHg, Nadi: 86 x/m,
RR: 20 x/m, Suhu: 36,4C, pasien
tampak meringis
A: masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji nyeri
2. Ukur vital sign
3. Ajarkan
teknik
non
farmakologi nafas dalam
4. Berikan ketorolac 30 mg/ 8

Dx 2

10.00
10.15
14.00

1. Mengkaji adanya tanda infeksi


2. Mengukur vital sign
3. Memberikan Ceftriaxone 1 gram

jam melalui Inj i.v


J:14.00 WIB
S:
Pasien mengatakan bahwa luka
operasinya terasa nyeri, tapi tidak
terasa panas

O:
TD: 110/70 mmHg, Nadi: 86 x/m,
RR: 20 x/m, Suhu: 36,4C, vagina
tampak
merah,
pervagina: lokhea

pengeluaran
rubra, kulit

sekitar luka balutan tampak bersih


Infus, dan DC.

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Ukur vital sign
3. Berikan Ceftriaxone 1 gram/
12 jam melalui Inj i.v

SENIN, 22 Juni 2015

Suci R

PAGI
Tgl/no Dx
22 Juni 2015
Dx 1

Waktu
08.00
08.00
08.20
08.25
08.30

IMPLEMENTASI
EVALUASI
TD
1. Mengkaji nyeri
J: 10.00 WIB
S:
2. Mengobservasi reaksi nonverbal pasien
P: nyeri karena operasi SC
3. Mengukur vital sign
Q: seperti di iris iris
Suci
4. Menciptakan lingkungan yang sejuk,
R: pada luka operasi SC di perut
tenang, tidak berisik
bawah
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat
S: skala nyeri 3
T: terasa setiap saat terutama
apabila merubah posisi misal
duduk
O:
TD : 120/80 mmHg, nadi : 79
x/m, RR : 20 x/m, Suhu:36,2C
pasien sudah tidak terlihat
kesakitan
A: masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji nyeri
2. Ukur vital sign
Berikan asam mefenamat
500mg/ 8 jam

Dx 2

08.30

1. Mengkaji adanya tanda infeksi

J:10.00 WIB

08.40

2. Mengukur vital sign

S:
Pasien mengatakan nyeri pada Suci
luka bekas operasi, dan belum
nyaman karena luka operasi
O:
TD : 120/80 mmHg, nadi : 79
x/m, RR : 20 x/m, Suhu:36,2C,
vagina tampak merah, pengeluaran
pervagina: lokhea rubra, kulit sekitar

luka balutan tampak bersih


Infus, dan DC sudah di lepas.

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Ukur vital sign
3. Berikan Amoxcilin 500mg/8
jam

SENIN, 22 Juni 2015


MALAM

Tgl/no Dx
22 Juni 2015
Dx 1

Waktu
21.00
21.30
21.35
22.00
22.00
05.45

IMPLEMENTASI
EVALUASI
TD
1. Mengkaji nyeri
J: 07.00 WIB
2. Mengobservasi reaksi nonverbal pasien S:
3. Menciptakan lingkungan yang sejuk, P: nyeri karena operasi SC
Q: seperti di iris iris
Suci
tenang, tidak berisik
R: pada luka operasi SC di perut
4. Menganjurkan pasien untuk istirahat
bawah
5. Memberikan asam mefenamat 500 mg
S: skala nyeri 2
6. Mengukur vital sign
T: terasa setiap saat terutama
apabila merubah posisi misal
duduk
O:
TD : 110/70 mmHg, nadi : 82
x/m, RR : 20 x/m, Suhu:36C
pasien sudah tidak terlihat
kesakitan
A: masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
1. Kaji nyeri
2. Ukur vital sign
3. Berikan asam mefenamat
500mg/ 8 jam

Dx 2

22.00
06.00

1. Mengkaji adanya tanda infeksi

2. Mengukur vital sign

J:07.00 WIB
S:

3. Memberikan amoxcilin 500 mg

Pasien mengatakan nyeri pada


luka bekas operasi, dan belum Suci
nyaman karena luka operasi
O:
TD : 110/70 mmHg, nadi : 82
x/m, RR : 20 x/m, Suhu:36C
vagina tampak merah, pengeluaran
pervagina: lokhea rubra, kulit sekitar

luka balutan tampak bersih


Infus, dan DC sudah di lepas.

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji tanda-tanda infeksi
2. Ukur vital sign
3. Lakukan medikasi
4. Berikan Amoxcilin 500mg/8
jam

ANALISA DATA BAYI

No
1

Data BayiNy. S
DS: DO :
Bayi berumur 1 hari.
Menyusu bayi efektif.
Suhu
: 36, 30 C
Nadi
: 112 x/mnt
Respirasi
: 43 x/mnt
Tali pusat belum kering dan bersih
DS : DO :
Bayi berumur 1 hari.
Menyusu bayi efektif.
BAB sudah, BAK sudah.
Suhu
: 36, 30 C
Nadi
: 112 x/mnt
Respirasi
: 43 x/mnt

Masalah
Resiko infeksi

Etiologi
Ketidakadekuatan system
kekebalan tubuh.

Resiko
ketidakseimbangan
temperatur tubuh
(hipertermi dan
hipotermi)

Bayi baru lahir (BBL)

DIAGNOSA KEPERAWATAN BAYI


1. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem kekebalan tubuh
2. Resiko ketidakseimbangan temperatur tubuh (hipertermi dan hipotermi) berhubungan dengan bayi baru lahir (BBL).

RENCANA KEPERAWATAN BAYI

No

Diagnosa Keperawatan Bayi

Rencana Keperawatan Bayi

Tujuan dan Kriteria


1.

Resiko infeksi berhubungan dengan


ketidakadekuatan system kekebalan
tubuh.

Intervensi

NOC :
Immune Status
Risk control

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam
petugas
kesehatan
dapat
meminimalkan faktor resiko dengan
kriteria hasil:
Klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi
Keluarga menunjukkan
kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi

2.

Resiko ketidakseimbangan
temperatur tubuh berhubungan
denganbayi baru lahir (BBL)

Thermoregulation
Thermoregulation : Neonate

Setelah

dilakukan

tindakan

NIC :
Infection Control (Kontrol infeksi)
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
lain
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah
berkunjung meninggalkan pasien
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
tangan
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Dorong pemberian ASI yang efektif.
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang
beresiko
Berikan perawatantali pusat
Inspeksi tali pusat terhadap kemerahan,
panas, drainase.
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 8 jam
Monitor nadi, dan RR

keperawatan selama 3 x 24 jam


ketidakseimbangan temperatur tubuh
teratasi dengan kriteria hasil:
Suhu tubuh dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal

Monitor warna dan suhu kulit


Monitor
tanda-tanda
hipertermi
dan
hipotermi
Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Berikan anti piretik jika perlu
Berikan kompres hangat jika panas

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN BAYI Ny. S


MINGGU 21 Juni 2015
PAGI
Tgl/no Dx
Senin 21 Juni
2015
Dx. 1

Waktu
08.00
08.00
08.30
08.30
08.40

IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
2. Mengkaji adanya tanda infeksi
3. Mengukur vital sign, menimbang berat bayi
4. Memandikan dan melakukan perawatan tali
pusat

EVALUASI
Senin 21 Juni 2015 jam :14.00 WIB
S: O:
Suhu:36,3C, Nadi : 112 x/m. Bayi
sudah dimandikan dan dilakukan
perawatan tali pusat, tali pusat masih
basah dan terlihat bersih. BB : 3300
gram. Tidak di temukan tanda tanda
infeksi pada tali pusat bayi.
A:Masalah teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
1. Kaji adanya tanda infeksi
2. Ukur vital sign

TD

Suci R

3. Mandikan dan rawat tali pusat


Senin 21 Juni
2015
Dx. 2

08.00
08.00
08.30
08.40
08.50
08.55

1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah


tindakan.
2. Mengkaji BAB dan BAK bayi
3. Ukur suhu tubuh bayi.
4. Memandikan klien dan memberi baby oil
pada tubuh bayi.
5. Memakaikan baju dan membedong bayi agar
bayi tetap hangat.
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI tiap 2
jam sekali.

Senin 21 Juni 2015 jam :14.00 WIB


S:O : Suhu : 36,3oC, klien sudah
dimandikan dan diberi baby oli, bayi
sudah dibedong dengan rapi, ibu
tampak menyusui bayinya.BAB
sudah, BAK sudah.
A : Masalah teratasi sebagai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Ukur vital sign (suhu)
2. Pakaikan baju dan bendong biar
bayi tetap hangat

Suci R

SENIN 22 JUNI 2015


PAGI
Tgl/no Dx
Senin 22 Juni
2015
Dx. 1

Waktu
08.00
08.00
08.30
08.30
08.40

IMPLEMENTASI
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
2. Mengkaji adanya tanda infeksi
3. Mengukur vital sign, menimbang berat bayi
4. Memandikan dan melakukan perawatan tali
pusat
1.

EVALUASI
Senin 22 Juni 2015 jam :10.00 WIB
S: O:
Suhu:36,5C, Nadi : 110 x/m. Bayi
sudah dimandikan dan dilakukan
perawatan tali pusat, tali pusat masih
basah dan terlihat bersih. BB : 3300
gram. Tidak di temukan tanda tanda
infeksi pada tali pusat bayi.
A:Masalah teratasi sebagian

TD

Suci R

Senin 22 Juni
2015
Dx. 2

08.00
08.00
08.30
08.40
08.50
08.55

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mencuci tangan sebelum dan sesudah


tindakan.
Mengkaji BAB dan BAK bayi
Ukur suhu tubuh bayi.
Memandikan klien dan memberi baby oil
pada tubuh bayi.
Memakaikan baju dan membedong bayi
agar bayi tetap hangat.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI tiap 2
jam sekali.

P:Lanjutkan intervensi
1. Kaji adanya tanda infeksi
2. Ukur vital sign
3. Mandikan dan rawat tali pusat
Senin 22 Juni 2015 jam :10.00 WIB
S:O : Suhu : 36,5oC, klien sudah
dimandikan dan diberi baby oli, bayi
sudah dibedong dengan rapi, ibu
tampak menyusui bayinya.BAB
sudah, BAK sudah.
A : Masalah teratasi sebagai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Ukur vital sign (suhu)
2. Pakaikan baju dan bendong biar
bayi tetap hangat

Suci R

SENIN 22 JUNI 2015


MALAM
Tgl/no Dx
Senin 22 Juni
2015
Dx. 1

Waktu
21.00
21.30
21.30

IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
2. Mengkaji adanya tanda infeksi

EVALUASI
Selasa 23 Juni 2015 jam :7.00 WIB
S: O:

TD

3. Mengukur vital sign

Senin 22 Juni
2015
Dx. 2

21.00

1.

21.30
21.30
21.35

2.
3.
4.

21.35

5.

Mencuci tangan sebelum dan sesudah


tindakan.
Mengkaji BAB dan BAK bayi
Ukur suhu tubuh bayi.
Memakaikan baju dan membedong bayi
agar bayi tetap hangat.
Anjurkan ibu untuk memberikan ASI tiap 2
jam sekali.

Suhu:36,6C, Nadi : 115 x/m. Tidak di


temukan tanda tanda infeksi pada tali
pusat bayi.
A:Masalah teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
1. Kaji adanya tanda infeksi
2. Ukur vital sign
3. Mandikan dan rawat tali pusat
Selasa 23 Juni 2015 jam :07.00 WIB
S:O : Suhu : 36,6oC, bayi sudah
dibedong dengan rapi, ibu tampak
menyusui bayinya.BAB sudah, BAK
sudah.
A : Masalah teratasi sebagai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Ukur vital sign (suhu)
2. Pakaikan baju dan bendong biar
bayi tetap hangat

Suci R

Suci R

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE NIFAS


PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUS GEMELLI
DI RUANG ANGGREK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN

Disusun Oleh :
SUCI RAMADHANI, S. kep
3215016

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE NIFAS
PADA Ny. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUS GEMELLI
DI RUANG ANGGREK RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO
KLATEN

Telah disetujui pada


Hari

Tanggal

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Mahasiswa

Vous aimerez peut-être aussi