Vous êtes sur la page 1sur 58

ACUAN

STUDI PEMODELAN GEOLOGI-RESERVOAR


Oleh
Dadang Rukmana
Ir. Gunawan Sutadiwiria, M.Sc., Ph.D

18 April 2008 (Trisakti)


14 April 2008 (Lemigas)
8 Desember 2007 (UPN)

DINAS STUDI EPT & EVALUASI CADANGAN


DIVISI KAJIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPUTI PERENCANAAN
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

AGENDA PEMODELAN GEOLOGI-RESERVOAR


1. MAKSUD & TUJUAN
2. KASUS
3. FLOW PEMODELAN GGR
4. PETROPHISIC
5. SCALE-UP WELL LOG
6. VARIOGRAM
7. PEMBUATAN MODEL GRID & DUAL POROSITY
8. FACIES & PEMODELAN
9. PEMODELAN POROSITAS
10.PENENTUAN PERMEABILITAS & PEMODELAN
11.VALIDASI PROPERTY
12.COARSE MODEL
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

MAKSUD & TUJUAN

Memberikan informasi kasus-kasus yang terjadi, hasil dari


studi atau sertifikasi.

Memberikan masukan dari BPMIGAS dalam melakukan


studi Pemodelan Geologi-Reservoar.

Format pelaporan/diskusi dengan BPMIGAS

Diharapkan kita mempunyai standar acuan yang sama


dalam melakukan Pemodelan Geologi Reservoar.

Hasil studi dapat dipakai langsung oleh KKKS baik dalam


pengembangan lapangan atau mengoptimalkan produksi.

Hasil Studi dapat dilanjutkan oleh KKKS dan kalau ada data
tambahan KKS dapat memperbaikinya.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

KASUS KASUS HASIL STUDY GGR & SERTIFIKASI


Kasus kekeliruan dalam interpretasi seismik, model geologi dan
reservoar.
Rencana Pengembangan

Data Aktual

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

KASUS KASUS HASIL STUDY GGR & SERTIFIKASI


1. Kasus salah satu lapangan minyak X dimana diperkirakan akan
menghasilkan produksi minyak yang cukup besar tetapi realita produksi
sekitar 25 % dari rencana semula maka akan berdampak kepada over
fasilitas produksi dan merugikan Negara.
Hasil dari Inhouse : 60,000 bopd
Hasil Sertifikasi Institusi Internasional : 55,000 bopd
Hasil dari Institusi dalam negeri : 50,000 bopd
Persetujuan : 17,700 Bopd
Aktual : 4,500 Bopd
2. Cadangan menurun dengan bertambahnya data. Kasus di lapangan
minyak Y.
Tahun OOIP (MMSTB)

Ult. Rec. Res. (MMSTB)

2004

298.9

73.84

100.0

2005

295.5

28.4

38.5

2006

295.5

28.4

38.5

2007

125.2

24.6

33.3

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

(%)

KASUS KASUS HASIL STUDY GGR & SERTIFIKASI


3. Kasus lapangan gas Z dimana cadangan 90%P1+50%P2 menurun,

akibatnya commitment tidak terpenuhi. Didalam pengembangan lapangan


OGIP memakai 2P = 2,3 Tscf.
Tahun

KKKS

OGIP (BSCF)

Ult. Rec. Res. (BSCF)

(%)

1995

1,943

1,552

100.0

2001

1,674

1,415

91.2

2005

1,576

1,126

72.5

2007

1,408

1,052

67.8

4. Dari kasus-kasus shortfall gas lapangan di Indonesia, cadangan yang telah


disertifikasi cenderung over estimate antara 30% s/d 90%.
5. Dalam mendapatkan cadangan yang diinginkan suatu KKKS, cenderung :
Melakukan sertifikasi ke beberapa lembaga dengan data yang sama, maka hasil
sertifikasi yang terbesar tsb yang akan di laporkan.
Jika ada indikasi cadangannya meningkat dengan penambahan suatu data,
maka KKKS tsb akan melakukan sertifikasi setiap saat. Tetapi jika ada indikasi
cadangan menurun dengan penambahan data, maka sertifikasi tidak akan
dilakukan lagi dengan alasan commitment dengan buyer.
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Kontribusi Parameter Penyebab Over/Under


Estimate Perhitungan Inplace
Perhitungan Inplace :
Hasil Interpretasi Seismik maks 40%
Analisa Petrofisik : Porositas < 5% & Sw < 15%
Penentuan Cut-Off Petrofisik maks 15%
Analisa PVT : < 5 % minyak dan < 20% untuk Gas
Penentuan Contact : maks 10 %
Penyebaran Hidrokarbon (Geologi) : maks 50 %
Keterbatasan Data : Kontribusi maks 35 %
Cara Perhitungan : Kontribusi maks 20 %
Dan Lain-lain : Kontribusi < 20 %

Kontribusi Parameter Penyebab Over/Under


Estimate Perhitungan Cadangan
Perhitungan RF (Cadangan) :
Data Tekanan : Kontribusi maks 15 %
Interpretasi Tes : Kontribusi maks 20 %
Penentuan Cut-Off Petrofisik : Kontribusi maks 15%
PVT : Kontribusi maks 10 %
Aquifer : Kontribusi Minyak < 20 %, Gas < 40%
Penyebaran Facies : Kontribusi maks 20%
Parameter yg diasumsi/Analog/Teori : Kontribusi < 25%
Cara Perhitungan/Pemodelan : Kontribusi < 20%
Penentuan Artificial Lift : Kontribusi < 10%
Data Core/Scal : Kontribusi Core < 15% dan Scal < 20%
Dan Lain-lain : Kontribusi < 20 %

KEKELIRUAN DALAM INTERPRETASI SEISMIK


DAN GEOLOGI

Setelah sumur baru


di Bor Top Carbonate
turun

Top Carbonate (Old)

Top Carbonate (New)

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FAKTOR KEKELIRUAN ANALISA PARAMETER


PETROFISIK

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FAKTOR KEKELIRUAN DALAM PERHITUNGAN SW


FA1 K>100

210

FA1 K(10-100)

200

FA1 K(1-10)
FA1 K(0.1-1)

190

FA1 K<0.1
Curve A

180

Curve B

170

Curve C
Curve D

160

Sw terlalu optimis,
tidak divalidasi
dengan data
Capiler Pressure

Curve E

150
140
130
120
110
100

Harga Sw < Swirr ?

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

FAKTOR KEKELIRUAN PARAMETER


DALAM PENENTUAN INPLACE UNTUK LAP. GAS

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FAKTOR KEKELIRUAN PENGOLAHAN DATA RES.


Relative Permeabilitas untuk Fracture
Contoh Kesalahan dalam membuat Kro, Krw vs Swc didalam Fracture.
Kro, Krw vs Swc di reservoar fracture umumnya ditarik garis lurus,
seharusnya bentuk kurva tergantung dari lebar fracture dan
Permeabilitas fracture.
Fracture
Water-Oil Relative Permeability Curve
1,0

Untuk Permebilitas
> 10 D

0,9
0,8

Kr

0,7
Krw

0,6
0,5

Kro

0,4
0,3
0,2
0,1
0,0
0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5
Sw

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

0,6

0,7

0,8

0,9

1,0

HUBUNGAN TIPE PORI DAN POTENSI PROBLEM


RESERVOAR

Reservoar
Bagus

Masalah dalam perhitungan SW

Compiled by Hadi Prasetyo (BPMIGAS)

Masalah dalam perhitungan Porositas

KETIDAKPASTIAN DIDALAM PREDIKSI PRODUKSI

Uncertainty In
Predictions

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FLOW PEMODELAN (3D CURVE PROPERTY)


Peta Top Structure (Main) & Fault
=> Seismic

Peta Top & bottom


Structure (Lapisan sand /
Marker / zonasi / reservoir
characterization ), Fault

Facies dari Inversi


=> Neural Network
(Attribute Seismic)

Property (Facies,
Porositas, Vshale)
=> Petrophisic

=> Geologi

Fine Grid
(GG Model,
Fault)

ScaleUp
Well Log

Variogram Facies
Per Lap./Marker/
Reservoar Cha.

Variogram Property (Por.


& Vshale) Per Lapisan &
Per Facies

Peta Facies
Per Lap./
Marker/
Res.Charact
eristic
=> Geologi

Penyebaran Facies
Penyebaran
Porositas
dari Inversion
=> Neural
Network
(Attribute
Seismic)

Simulasi
Reservoar

Penyebaran Por.
& Vshale
Penyebaran Permeabilitas
=> K vs Por (Per Facies)
3D Curve
Property

ScaleUp
Coarse Model
Validasi Property

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

DATA-DATA DAN PARAMETER PETROPHISIC


1. Data-data yang tersedia, seperti :
Jumlah sumur yang ada dan sumur yang dianalisa (Jika sumur yg dianalisa tidak
selurunya, jelaskan alasannya ?)
Jenis log yang tersedia, buatkan check list dalam matrik.
Ketersedian data core, sebutkan nama2 sumur, berapa data core dan diambil
pada formasi/lapisan mana saja ? Tandai di peta lokasi sumur yg ada Core.
Data test (sumur & lapisan pada saat diambil), sejarah complesi (yg sudah
produksi) dan Analisa water

2. Tampilkan parameter-parameter petrofisik dan bagaimana dalam


penentuan parameter tsb. Pertimbangkan perbedaan formasi, zonasi dan facies
Faktor Sementasi (m), saturation exponent (n), koefisien (a), Rw, sifat-sifat fisik
fluida (rhof) dan matriks batuan (rhob)
Dalam penetuan Rw, tampilkan Rw dari analisa water (jika ada), Rw dari Sp,
Pendekatan Rwa, dari sumber lain (Katalog Rw, dari test (RFT & DST) dan lainlain. Sebutkan alasan pemilihan harga Rw.
Cara penentuan Vshale, Jika menggunakan : GR (tampilkan Grbersih & GRshale ),
SP (tampilkan SPbersih & SPshale ), Netron (Por.N,min & PorN,shale), Resistivity
(RTshale & RTmin) dan lain-lain.
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

DATA-DATA DAN PARAMETER PETROPHISIC

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

ANALISA FRACTURE DARI PETROPHISIC


3. Jika ada indikasi adanya fracture, seperti :
Dari porositas < 12% dan Permebilitas < 15 md baik dari core atau hasil log
tetapi produksi cukup besar khususnya fluida.
Lithologi batuan terutama parameter m (faktor sementasi), apabila harga m <
2 batuan karbonat menunjukan adanya pengaruh fracture.
Data FMI.
Pengamatan core, thin section dan Swirr < 10%.
Pengamatan Well Test Analisis.

Cross over antara swrr VS drho (anomaly spike)


SP menunjukan anomaly spike
Terjadi noise pada Rxo
Terjadi noise pada density yang telah dikoreksi
Nilai pef (density) yang menonjol, disertai kehadiran barite
Nilai caliper yang menonjol (terjadi bila fracture > 1 mm
Micro spirical focus log ( MSFL resistivity) yang menonjol
Jika mengunakan lumpur yang berbahan air, nilai resistivity mud filtrate (Rmf) akan
tinggi jika dibandingkan dengan resistivity water

Agar dihitung poritas dari Density-Netron dan Sonic.


Hitung Porositas fracture = PorDensity Netron PorSonic

Copyright Dadang Rukmana & Galih A.W. (BPMIGAS)

THIN SECTIONS

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

CONTOH PENAMPANG LOG YANG TERIDENTIFIKASI


ADANYA FRACTURE

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VALIDASI PETROPHISIC DAN PENENTUAN CUT-OFF


4. Validasi hasil interpretasi log :
Porositas Log dengan Porositas Core
Water Saturation dengan data test, produksi dan Kapiler pressure (Jfunction)
Vshale dengan data test

5. Tentukan Cut-off : Porositas, Vshale dan Sw. Perlu dipertimbangkan kalau


ada fracture dan minyak & gas. Secara statitik cut-off Por (untuk oil 10 16% tergantung
tekanan & viskositas dan gas 6 12%), Vshale (20 50 %) dan Sw (55 70%).

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VALIDASI PETROPHISIC DAN PENENTUAN CUT-OFF


Penentuan Cut-off dengan metode Kombinasi Permeability, Porosity dan Sw

10000.00

PIGN=7.0%

10000

ELAN KINT (md)

1000
100

1000.00

100.00

10.00

10

KINT=3.0 md
0-0.1
0.1-0.2
0.2-0.3
0.3-0.4
0.4-0.5
0.5-0.6
0.6-0.7
0.7-0.8
0.8-0.9
0.9-1.0

1.0
0.1

0.01
0.001
0.00

0.05

0.10

ELAN PIGN
Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

0.15

0.20

1.00

0.10

2
3
1
DSTs
A3 DST#1

0.01

0.00
0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

VALIDASI PETROPHISIC

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FORMAT PELAPORAN PETROPHISIC


6. Format pelaporan hasil analisa petrofisik :
Format pelaporan standar petrofisik (gambar log Porositas, Sw, Marker, data
core, lithologi batuan, data test, komplesi dan lain-lain).
Tabel-1, Summary parameter-parameter Petrofisik yang digunakan dan cut-off.
Tabel-2, summary hasil analisa Petrofisik.
Tabel-1
Formasi/Zonasi/
Reservoar

Rw

rhof

rhob

GRmin

GRmak

Cut-off
Por

Cut-off
Vsh

Cut-off
Sw

dll

Formasi A/Res. A

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

Formasi B/Res.B

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

--

Tabel-2
Well

Well -1

Cut-off Por & Vshl


Formasi/
Layer/
Zonasi
Formasi A
Layer A.1
Layer A.2
Formasi B
Layer B.1
Layer B.2

Facies

Cut-off Sw

Top

Bott
om

Gro
ss

Net
Sand

Vshl

Por

Sw

N/
G

Net
Pay

Vshl

Por

Sw

N/
G

Bar-Shale
Bar dan
Channel

-------

-------

-------

-------

-------

-------

-------

-----

-------

-------

-------

-------

-----

Barl
Shale

-------

-------

-------

-------

-------

-------

-------

-----

-------

-------

-------

-------

-----

(Contoh)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

DATA INPUT DARI PETROPHISIC UNTUK PEMODELAN


7. Hasil Petrofisik untuk Input Pemodelan 3D Curve Property :
Data-data petrofisik sebagai input Pemodelan adalah per (setengah) feet.
Data-data utama : Depth, Facies, Porositas, Vshale.
Data-data pendukung : PorDN,, PorSonic,GR, RT, Res. Flag, Flow Unit,
Permeability (jika permeabilitas akan dimodelkan, maka harus dalam bentuk
log(K)), Sw, Swi (hasil dari Jfunction), dll.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

SCALEUP WELL LOG


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Setelah model grid dibangun dan data well sudah masuk, maka data well
perlu di scaleup(di rata-ratakan) sesuai dengan tebal lapisan untuk tiaptiap lapisan grid.
2. Validasi antara property hasil scaleup dengan data well log dengan
melihat bentuk/besaran pada histogram, jika terlalu jauh maka tebal
lapisan harus dikurangi. Dalam laporan/presentasi agar ditampilkan
histogram tsb dan buat tabel yang berisi perbandingan antara data hasil
scaleup dengan data dari well log :
Nilai Minimum dan maksimum.
Nilai Median dan rata-rata.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Well Log
Scale Up

SCALEUP WELL LOG

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VARIOGRAM
Variogram adalah statistik tool untuk interpolasi diantara dua/lebih data yang
bersifat pembobotan.

Penentuan
Panjang/lebar Major &
Minor dan Orientasi dari
Geologi setelah
memetakan Properti 2D

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

ANALISA VARIOGRAM

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PARAMETER VARIOGRAM
Apabila Nugget > 0
Bentuk Variogram
Nugget = 0

Perubahan properti akan


smooth, cocok untuk
reservoar yang relatif
homogen

Bentuk Variogram
Nugget > 0

Perubahan properti sangat


dratis, cocok untuk reservoar
yang heterogen

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

FORMAT PELAPORAN VARIOGRAM


Format pelaporan hasil analisa variogram Property (Facies, Porositas, dll)
harus ditabelkan dan ditampilkan gambar untuk tiap-tiap property, per facies
dan per lapisan. Per Lapisan bila memungkinkan/data cukup banyak, jika data tidak cukup
banyak variogram tiap-tiap lapisan bisa digabungkan berdasarkan justifikasi dari geologi yaitu
ada kemiripan tren, orientasi yang mirip, parameter (major,minor dan range) yang identik.
Tabel : Variogram Facies
Formasi/
Zonasi
Formasi A

Layer
Layer A.1
Layer A.2
Layer A.3

Model
Type
Spherical
Exponential
Spherical

Major

Minor

Anisotropy
Ratio

----------

----------

----------

Orientasi
(contoh)

Sill

Nugget

Keterangan

N-S
NE SW
NW SE

----------

----------

----------

Tabel : Variogram Porositas atau property lainnya


Formasi/
Zonasi
Formasi A
Layer A.1

Porositas/
dll

Model
Type

Anisotropy
Ratio

Major

Orientasi

Sill

Nugget

Keterangan

Bar
Channel
Shale

----------

----------

-------

-------

-------

-------

-------

Bar
Channel
Shale

----------

----------

----------

----------

----------

----------

----------

Minor

Layer A.2

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PEMBUATAN MODEL GRID

Ukuran cell agar diperhitungkan jarak antar sumur yang paling dekat untuk fine
model minimal 4 cell dan untuk coarse model minimal 2 cell diluar cell sumur.
Untuk Fine model usahakan ukuran cell maksimum 50 m (0.62 acres).

Distribusi ketebalan cell agar diperhitungkan/dipertimbangkan distribusi inplace


untuk tiap-tiap zone (lapisan berdasarkan geologi). Jika zone yang mempunyai
inplace yang besar maka ketebalan cell pada zone tersebut harus lebih kecil
begitu juga sebaliknya.
Ketebalan cell agar divalidasi dengan hasil scaleup well log, jika kurang bagus
maka ketebalan cell harus diperkecil.
Untuk zone shale yang sifatnya menerus cukup 1 lap.
Dalam laporan/presentasi ditampilkan :
Ukuran cell : dan jumlah cell : .
Jumlah lapisan : .. (dari zone geologi )
Dimensi grid (fine/coarse) :
Rata-rata ketebalan cell untuk sand/porous : ..
Rata-rata ketebalan cell untuk shale : ..

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PETA GEOLOGI & SEISMIC UNTUK PEMODELAN


Peta Top Structure (Main) &
Fault
=> Seismic

Intepretasi Seismik

Peta Top & bottom Structure (Lapisan


sand / Marker / zonasi / reservoir
characterization ), Fault

=> Geologi

Peta Top & Bot. Lap.

Facies

Fine Grid
(GG Model,
Fault)

Fine Grid
Model

Top Layer 1
Facies A
Bot. Layer 1
Shale
Top Layer 2

Formasi A

Formasi C

Peta Top Struktur


Formasi A

Formasi A

Formasi B

12 Layer

Shale

1 Layer

Facies B

14 Layer

Shale

1 Layer

Facies C

17 Layer

Shale

1 Layer

Bot. Layer 2

Shale

Top Layer 3

Bot. Layer 3
Shale
Top Layer 4
Facies D
Bot. Layer 4
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

20 Layer

PEMBAGIAN ZONASI / FLOW UNIT UNTUK


RESERVOAR KARBONAT

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PEMBUATAN MODEL GRID DUAL POROSITY


Parameter Fracture

Klasifikasi fracture (Type A,B atau C), dapat ditentukan dari omega.
Intensitas fracture, dapat ditentukan dari core, thin section dan FMI.
Lebar fracture, thin section
Porositas fracture (dari statistik dunia lapangan Frac. rata-rata F < 0.5%), dapat ditentukan :

o Analisa data log antara Sonic dan Density-Netron : F = DN S


o Menggunakan Lithologi m (faktor sementasi) dan porositas total (density-netron log)
o Menggunakan formula apabila harga Lebar Fracture (W) dan intensitas fracture (Z) dapat
ditentukan. F = W / Z x 100, % dan F = W / (W x Z) x 100, %
o Menggunakan chart apabila harga Lebar Fracture (W) & intensitas fracture dpt diketahui.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PEMBUATAN MODEL GRID DUAL POROSITY


Parameter Fracture

Permeabilitas Fracture, dapat ditentukan apabila lebar fracture dan intensitas fracture
dapat diketahui :
Menggunakan formula : Kf = 84.4 x105 W3/Z , D
Menggunakan Chart.

Lucia 1995
AAPG

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PEMBUATAN MODEL GRID DUAL POROSITY


Klasifikasi Fracture
=

km
kf

fCf
f C f + m C m

TYPE

Omega

Omega <
0.35

F vs M
Hidrokarbon di
matrik >
Fracture

0,36 < < 0.65

Hidrokarbon di
matrik =
Fracture

0.66 <
Omega

Hidrokarbon di
matrik <
Fracture

PEMBUATAN MODEL GRID

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PEMBUATAN MODEL GRID DUAL POROSITY


Klasifikasi Fracture Dalam Pembuatan Model 3D
FractureType-A

FractureType-B

FractureType-C

Type A :
Perbandingan arah
hor. & vert. 1 x (> 20)
Type B :
Perbandingan arah
hor. & vert. 1 x (< 20)
Ratio arah hor. X ver.
Dapat juga dihasilkan
dari history macthing
pd saat simulasi.
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Model Fracture 1 x 5
1 arah horiz. Vs 5 arah vert.

Model Fracture 1 x 1
1 arah horiz. Vs 1 arah vert.

Penentuan perbandingan fracture arah hor. &


vertical ditentukan oleh seorang geologi.

PEMBUATAN MODEL GRID DUAL POROSITY


DENGAN SOFTWARE
Oil Per Unit Area - Total - Fracture (m) 2005-07-30
385,000

386,000

387,000

388,000

K layer: 3
389,000

9,799,000

9,800,000

Tiaka-02

2.00

9,798,000

9,799,000

1.80
1.60
1.40

Tiaka-10
Tiaka-01
Tiaka-05

1.20
9,798,000

9,797,000

Tiaka-08
Tiaka-06

1.00
0.80

Tiaka-04
Tiaka-09

0.60

0.25

0.50

0.75

9,797,000

0.00

0.40
1.00 mile

0.20

0.00 0.25 0.50 0.75 1.00 km


385,000

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

386,000

387,000

388,000

389,000

0.00

ANALISA FACIES
Analisa Facies sangat penting dalam pemodelan resrvoar. Analisa facies dimulai dari
data core, analisa log, tekanan dan performance produksi.
Performance produksi untuk Channel umumnya mempunyai produksi
awal tinggi dan penurunan decline diatas 30%, sedangkan subtidal
produksi awal rendah dan umur produksi cukup panjang dengan
decline rate rata-rata dibawah 30%.

Chanel

Chanel
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Subtidal
Permeabilitas

Porositas

JENIS-JENIS FACIES DALAM HISTOGRAM


POROSITAS

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

PERMEABILITAS

PEMODELAN FACIES
ScaleUp Well Log
Property (Facies,
Porositas, Vshale)
=> Petrophisic

Peta Facies
Per Lap./
Marker/
Res.Charact
eristic
=> Geologi

Variogram Facies
Per Lap./Marker/

Penyebaran Facies

Chanel
Lay. A1

A1

Variogram

A2

Facies
Modeling
- ISF (Indicator

Lay. A1

Simulation of
Facies)
A3

- SIS (Sequential
Indicator
Simulation)
-MPS (Multi Points
Statistic)

Chanel
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Subtidal
Sheet

Lay. A1

PEMODELAN POROSITAS
Distribusi
Facies

Well Data

ScaleUp
Well Log

Hasil
Distribusi
Porositas

Variogram

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Porositas dari Inversi


Neural Network

PENENTUAN PERMEABILITAS
1. Untuk Penyebaran Permeabilitas bisa beberapa cara :
Menggunakan transform hubungan K vs Porositas di quide dengan
Vshale.
Disebarkan dengan Geostatistik tetapi software harus tersedia Neural
Network atau Cloud Transform atau metode baru yang bisa
memodelkan permeabilitas (bukan SGS atau Co-kriging) dan data well
yang masuk harus dalam bentuk Log(K).
2. Baik menggunakan transform maupun geostatisk data-data permeabilitas hasus
dapat dipisahkan per Facies. Jika tidak memungkinkan untuk pemisahan
berdasarkan facies karena data core tidak cukup, bisa menggunakan FZI (flow
zone indikator).

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

TRANSFORM PERMEABILITAS Vs POROSITAS


Permeability T ransform For Facies A
100.0

Permeability, md

Vsh, %
0
10
10.0

20
30

1.0

0.1
0.00

0.05

0.10

0.15

Porosity

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

0.20

0.25

HUBUNGAN MODEL FACIES VS TRANSFORM


Core photograph of slightly
bioturbated, fine-medium
grained, multi-story, fining
upward sandstone with
quartz pebbles and locally
calcite cement.

Porosity vs. Hz.Permeability X-Plot


Core photograph of
bioturbated, very fine
grained, fining upward
sandstone with locally
calcite cement and
glauconite distribution.

Typical well-log
Compiled by Hadi Prasetyo (BPMIGAS)

PENYEBARAN/DISTRIBUSI PERMEABILITAS
Penyebaran Facies

Penyebaran Permeabilitas

Penyebaran Por. & Vshale

Hasil
Distribusi
Permabilitas

Distribusi
Porositas &
Vshale

Distribusi
Facies
Facies A
Vsh, %
0
10
20
30

Facies B

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VALIDASI PROPERTY HASIL PEMODELAN


Realisasi Pemodelan
Setiap pemodelan properti agar dibuat realisasi beberapa model minimal 5
realisasi.
Realisasi 1

Realisasi 2

Realisasi 3

Realisasi 4

Realisasi 5
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Sgs_Facies_1_Phie_1
Sgs_Facies_1_Phie_2
Sgs_Facies_1_Phie_3
Sgs_Facies_1_Phie_4
Sgs_Facies_1_Phie_5
Sgs_Facies_2_Phie_1
Sgs_Facies_2_Phie_2
Sgs_Facies_2_Phie_3
Sgs_Facies_2_Phie_4
Sgs_Facies_2_Phie_5
Sgs_Facies_3_Phie_1
Sgs_Facies_3_Phie_2
Sgs_Facies_3_Phie_3
Sgs_Facies_3_Phie_4
Sgs_Facies_3_Phie_5
Sgs_Facies_4_Phie_1
Sgs_Facies_4_Phie_2
Sgs_Facies_4_Phie_3
Sgs_Facies_4_Phie_4
Sgs_Facies_4_Phie_5
Sgs_Facies_5_Phie_1
Sgs_Facies_5_Phie_2
Sgs_Facies_5_Phie_3
Sgs_Facies_5_Phie_4
Sgs_Facies_5_Phie_5

VALIDASI PROPERTY HASIL PEMODELAN


Beberapa cara dalam melakukan validasi dari hasil pemodelan dangan
data well log/scale-up log :
1. Jika sumur cukup banyak :
Keluarkan minimal 10% sumur, dimana 10% sumur tsb harus menyebar,
kemudian lakukan geostatistik dimulai dari 5 realisasi facies dan
dilanjutkan pemodelan porositas 5 realisai untuk masing-masing facies.
Dari 25 realisasi pemodelan porositas, pilih model yang mana yang
cocok dg data-data dari 10% sumur tsb. Ambil 10 model yang terbaik.
Cek dengan histogram dari 10 model tsb antara porositas hasil model
dengan scale-up log (data2 seluruh sumur) dan keluarkan model yang
terjelek.
Diskusikan dengan geologi mengenai penyebaran porositas untuk
masing-masing model, cek dengan bubble map kumulatif produksi,
kemudian ambil 5 model yang terbaik.
Jika tidak ada yang cocok satupun disebabkan oleh :
Penentuan variogram yang keliru, atau pembobotan dalam mendistribusikan
porositas yang salah atau pembuatan peta facies yang belum divalidasikan
dengan produksi & tekanan.
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VALIDASI PROPERTY HASIL PEMODELAN


2. Jika sumur sedikit :
Lakukan sensitifiti probabilistik facies mulai dari 20%, 40%, 60% dan
80% terhadap data secale-up log & variogram.
Setiap sensitifiti realisasikan facies minimal 5 realisasi (total realisasi
ada 20 realisasi.
Dari 20 realisasi pilih 5 realisasi terbaik berdasarkan histogram,
penyebaran facies (geologi), bubble map kumulatif produksi
(reservoar), performance produksi, tekanan dll.
Dari 5 realisasi, lakukan pemodelan porositas minimal 5 realisasi
untuk tiap-tiap facies. (total realisasi ada 25).
Cek dengan histogram dari 25 model tsb antara porositas hasil model
dengan scale-up log (data2 seluruh sumur) dan keluarkan model yang
terjelek. Ambil 15 model yang terbaik.
Diskusikan dengan geologi mengenai penyebaran porositas untuk
masing-masing model, cek dengan bubble map kumulatif produksi,
kemudian ambil 5 model yang terbaik.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

VALIDASI PROPERTY HASIL PEMODELAN

Setelah mendapatkan 5 model penyebaran porositas yang terbaik,


lakukan penyebaran permeabilitas.
Laporkan Inplace untuk masing-masing model termasuk
parameter2 dalam perhitungan inplace. Bandingkan inplace tsb
dengan hasil volumetrik.
Lakukan coarse model dari ke lima model tsb dan lakukan history
matching, pilih 1 model yang mendekati antara produksi dari model
dengan aktual.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

COARSE MODEL
Scale-up
Untuk mengurangi jumlah cell dari model yang detil (fine model
dimana jumlah cell diatas 1 jt ) menjadi model dengan jumlah cell
yang lebih kecil (coarse model dimana jumlah cell < 1 jt) yaitu
dengan melakukan scale-up. Pengurangan jumlah cell ini perlu
dilakukan jika model tsb akan dijadikan input untuk run simulasi.

Scale up

116 x 84 x 289
2,8160,016
Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

58 x 48 x 150
417,600 (15%)

COARSE MODEL
Kriteria
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Scale-up COARSE MODEL :
1. Total cell coarse model minimum 10% dari fine model.
2. Perubahan inplace coarse model maksimum 5% dari inplace fine
model.
3. Jarak antar sumur terdekat minimal ada 2 cell
4. Perubahan properti (Porositas dan Permeabilitas) tidak terlalu
besar. Perubahan untuk porositas rata-rata < 2% dan Permeabilitas
rata-rata < 10%

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

COARSE MODEL
Scale-up Analysis
Validasi model antara fine model vs coarse model dapat dilakukan :
1. Jika menggunakan Gocad software, coarse model sudah baik
apabila 4 kriteria sudah terpenuhi dan fractional flow coarse
model berada diantara fractional flow fine model.

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

COARSE MODEL
Scale-up Analysis
2. Jika menggunakan Petrel software, coarse model sudah baik
apabila 4 kriteria sudah terpenuhi dan Histogram permeabilitas
dari fine model vs coarse model tidak terlalu jauh.

Fine Model
Coarse Model

Permeabilitas Fine Model vs Coarse Model


Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

COARSE MODEL
Scale-up Analysis

Compiled by Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Vous aimerez peut-être aussi