Vous êtes sur la page 1sur 8

LBM 1

Gambaran Umum Rumah Sakit dan Pengantar Manajemen Rumah Sakit

Step 1
1. BOR : Bed Ocupansy Rate : Angka penggunaan tempat tidur, digunakan
utk mengetahui tingkat pemanfaaatan tempat tidur di rs
2. TOI : Turn Over Interval : Rata rata hari tempat tidur tidak ditempati dari
telah didisi hingga telah terisi berikutnya, dimana idelanya tempat tidur
kosong 1- 3 hari
3. Admisi Ulang: Pendaftaran ulang , pasien pulang kemudian kembali daftar
lagi. Ratio kunjungn ulang baik rawat jalan maupun rawat inap. Jml
kunjungan ulang/ jumlah seluruh pasien
Step 2
1. Visi misi dan tujuan rumah sakit
2. Klasifikasi rumah sakit
3. Indikator pelayanan rumah sakit
4. Struktur organisasi rumah sakit
5. Pengertian atau definisi rumah sakit
6. Tipe rumah sakit
7. Komponen dan definisi manajemen rumah sakit
8. Langkah langkah manajemen rumah sakit
9. Ruang lingkup manajemen rumah sakit
10.Jenis pelayanan rumah sakit
11.Syarat rumah sakit
12.Fungsi rumah sakit
13.Faktor yang menyebabkan BOR rumah sakit
14.Definisi angka readmisi pasien
15.Mengapa angka pasien readmisi tinggi
16.Nilai standard readmisi
17.Indikator apa sajakah yang digunakan untuk menilai kinerja rumah sakit
18.Apa sajakah komponen dalam manajemen keperawatan dirumah sakit
19.Apa sajkah komponen dalam manajemen penunjang medis
20.Bagaimanakah mekanisme kinerja masing masing komponen manajemen
dalam rs
Step 3
1. Pengertian atau definisi rumah sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

2. Visi misi dan tujuan rumah sakit


Visi rumah sakit merupakan kekuatan memandu rumah sakit untuk
mencapai status masa depan rumah sakit, mengomunikasikan sifat dari
keberadaan rumah sakit, berkenaan dengan maksud, lingkup usaha/kegiatan dan
kepemimpinan kompetitif, memberikan kerangka kerja yang mengatur hubungan
antara rumah sakit dan stakeholders utamanya, dan untuk menyatakan tujuan
luas dari kerja rumah sakit (Siregar, 2004).
Misi rumah sakit merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas tentang
alasan keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk
memenuhi pengharapan dan kepuasan konsumen dan metode utama untuk
memenuhi maksud tersebut (Siregar, 2004).
3. Syarat rumah sakit
- Bangunan beserta lokasi, Alat kesehatan, Sarpras, Tenaga kesehatan
(Dokter, dokter sp, perawat, bidan)
- Didirikan oleh swasta dan pemerintah
4. Fungsi rumah sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan promotif adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang
lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan preventif adalah kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit, dan pelayanan kesehatan kuratif adalah kegiatan
pengobatan
yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin, serta pelayanan kesehatan
rehabilitatif
adalah kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk
dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Adapun yang menjadi fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna.


c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
5. Struktur organisasi rumah sakit
Struktur organisasi rumah sakit umumnya terdiri atas badan pengurus
yayasan, dewan pembina, dewan penyantun, badan penasehat dan badan
penyelenggara. Badan Penyelenggara terdiri atas direktur, wakil direktur, komite
medik, satuan pengawas dan berbagai bagian dari instalasi. Sebuah rumah sakit
bisa memiliki lebih dari seorang wakil direktur, tergantung pada besarnya rumah
sakit. Wakil direktur pada umumnya terdiri atas wakil direktur pelayanan medik,
wakil direktur penunjang medik dan keperawatan, serta wakil direktur keuangan
dan administrasi. Staf Medik Fungsional (SMF) berada di bawah koordinasi
komite medik. SMF terdiri atas dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis dari
semua disiplin yang ada di suatu rumah sakit. Komite medik adalah wadah
nonstruktural yang keanggotaannya terdiri atas ketua-ketua SMF (Siregar dan Lia,
2004).
6. Klasifikasi rumah sakit
Menurut kelas

Rumah sakit kelas A


Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis secara
luas.oleh pemerintah.Rumah sakit kelas A telah ditetapkan sebagai pelayanan rujukan tertinggi
dan disebut sebagai rumh sakit pusat

Rumah sakit kelas B


Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis secara
terbatas.Rumah sakit ini didirikan di setiap ibukot propinsi yang menampung pelayanan rujukan
dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga
diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B

Rumah sakit kelas C

Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pelayanan ini
termasuk penyakit dalam, pelayann bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan
dan kandungan. Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota kabupten yang menampung
pelayanan rujukan dari PUSKESMAS

Rumah sakit kelas D


Rumah sakit yang bersifat transisi Karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit
kelas C. pada saat ini rumah sakit D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi.
Rumah sakit D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari PUSKESMAS

Rumah sakit kelas E


Rumah sakit khusus yang hanya menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja misal
RSJ, Rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker. Rumah sakit jantung, rumah sakit
ibu dan anak dll

Menurut filosofi yang dianut


1. Rumah sakit yang mencari keuntungan ( Non profit hospital )
2. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan ( profit hospital )
Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan
1. Rumah sakit umum (general hospital), dimana semua jenis pelayanan kesehatan diselenggarakan
2. Rumah sakit khusus (speciality hospital), dimana hanya ada satu jenis pelayanan kesehatan saja
yang diselenggarakan
Menurut lokasi rumah sakit
Ada beberapa macam yang kesemuanya tergantung dari pembgian system pemerintah yang dianut.
Misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota Negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya
di ibukota propinsi, dan rumah sakit kabupaten bila lokasinya di kabupaten
PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, DR. DR. AZRUL AZWAR M.P.H
7. Indikator pelayanan rumah sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 228/MENKES/SK/III/2002
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib
Dilaksanakan Daerah, untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indikator,
yaitu:
a. input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang
memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur
tetap dan lain-lain
b. proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya
kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain
c. output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya

jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan


d. outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil
pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap
pelayanan dan lain-lain
e. benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit
maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang
lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit
f. impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas
misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat


pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut
bersumber dari sensus harian rawat inap :
1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration. Sedangkan
menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah
hari dalam satu periode)) X 100%
2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah The average hospitalization stay of
inpatient discharged during the period under consideration. AVLOS menurut
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) Hari perawatan) / Jumlah pasien
keluar (hidup +mati)
4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah ...the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
5. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah
dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) )
X 1000
6. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar.
Rumus :
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati)) X 1000

8. Tipe rumah sakit


9. Komponen dan definisi manajemen rumah sakit
Def : Pengelolaan meliputi perencanaan sumberdaya medik dengan
mengorganisir serta menggerakan sumberdaya tersebut diikuti evaluasi
dan kontrol yg baik shg dihasilakn pelayanan medik bagian dari rs.
Komponen
- Manajemen sdm; human resource
- Manajemen produksi dan operasional : pelaksanaan program
- Manajemen keuangan
- Manajemen logistik : ketersediaan barang
- Manajemen pemasaran : marketing and campaign director
- Manajemen strategis : renstra
- Manajemen Mutu : kepuasan, akreditasi.
10.Bagaimanakah mekanisme kinerja masing masing komponen manajemen
dalam rs
Terintegrasi
rumah sakit memang merupakan sebuah organisasi yang memiliki

tingkat kompleksitas tinggi akibat adanya hubungan-hubungan tersebut,


dimana otoritas
formal yang direpresentasikan oleh Administrator atau CEO ( manajemen)
harus
mengakomodasi otoritas keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh
kelompok dokter,
dimana secara historis mereka memegang peran yang sangat besar dalam
organisasi
ruamah sakit dan mendapatkan otoritasnya dari Governing Body.Untuk
menjaga agar
hubungan ketiganya berjalan harmonis, maka sejak lama di Amerika telah
mengaturnya
dalam Hospital bylaws masing-masing rumah sakit yang pada prinsipnya
menetapkan
dan mengatur tentang tugas, kewenangan, hubungan funsional dan
hubungan tanggung
jawab antara Governing Body, Admistrator ( CEO) dan Medical Staff di
rumah sakit.
Tiga organ ini diibaratkan sebagai kaki dari sebuah kursi berkaki tiga yang
bersama-sama menentukan mantap tidaknya tempat duduk itu .Ketiganya
adalah
pemegang kekuasaan yang sumbernya berbeda, sehingga haruslah diatur
dengan baik.
11.Langkah langkah manajemen rumah sakit
Planing
Organisation
Actuating
Controling
Evaluation
12.Ruang lingkup manajemen rumah sakit
1. Kegiatan administrasi : perencanaan, pencataan, pengawasan
2. Objek dan subjek : Sist kesehatan
13.Jenis pelayanan rumah sakit

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang penyusunan dan penetapan Standar Pelayanan Minimal

14.Faktor yang menyebabkan BOR rumah sakit


Penedekatan analisi utilitas : fasilitas

Pendekatan sistem : input (sarpras, tenaga, anggaran, metode), proses


(keperawatan, waktu playanan,) output (indikator)
Pendekatan pemasaran: cara dan penilaian konsumen
15.Definisi angka readmisi pasien
Ratio kunjungn ulang baik rawat jalan maupun rawat inap.rumus: Jml
kunjungan ulang/ jumlah seluruh pasien
Jangka waktu kunjungan ulang? apakah kontrol rawat jalan termasuk?
Apakah dengan penyakit yang sama?
16.Mengapa angka pasien readmisi tinggi
17.Nilai standard readmisi
18.Apa sajakah komponen dalam manajemen keperawatan dirumah sakit
19.Apa sajkah komponen dalam manajemen penunjang medis

Vous aimerez peut-être aussi