Vous êtes sur la page 1sur 14

4.

1 Analisis Aspek Kebijakan


Analisis kebijakan salah satunya adalah untuk merumuskan masalah sebagai
bagian dari pencarian solusi (Dunn). Dengan menanyakan pertanyaan yang benar,
masalah yang semula tampak tak terpecahkan kadang dapat dirumuskan kembali
sehingga ditemukan solusi yang tidak terdeteksi sebelumnya. Ketika ini terjadi,
maka ungkapan tak ada masalah, tak ada solusi, dapat diganti dengan ungkapan
sebaliknya "Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah
terpecahkan". Metodologi analisis kebijakan menggabungkan dua prosedur umum
yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah yaitu:

Deskripsi, Deskripsi (Pemantauan) menghasilkan informasi

tentang

konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan.

Evaluasi, Evaluasi menghasilkan informasi mengenai nilai atau kegunaan


dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.

4.1.1 Evaluasi Kebijakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Subang


Untuk melihat kesesuaian Kebijakan Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten
Subang yang bersumber dari RTRWP Jawa Barat dan RTRW Kabupaten Subang
bisa dilihat pada tabel di bawah :
Tabel 4.1
Evaluasi Kebijakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Subang
Arahan Kebijakan RTRW
Propinsi Jawa Barat
Struktur Ruang
Berdasarkan arahan kebijakan
Provinsi Jawa Barat diarahkan
sebagai pusat pelayanan perkotaan
dan pusat pelayanan pedesaan,
diantaranya :
Pengembangan sistem perkotaan
PKL di Jawa Barat meliputi :
Kecamatan
Pamanukan,
Kecamatan
Subang,
dan
Kecamatan Jalancagak;
Pengembangan
sistem
PKL
Pedesaan meliputi : Kecamatan
Ciasem, Kecamatan Pagaden dan
Kecamatan Pusakanagara;
Dalam arahan struktur ruang
Provinsi Jawa Barat, untuk
Kabupaten Subang ditetapkan
Wilayah Pengembangan (WP)

Arahan Kebijakan RTRW


Kabupaten Subang
Struktur Ruang
Rencana struktur ruang Kabupaten
Subang terdiri dari sistem kegiatan
dan sistem jaringan, diantaranya :
Sistem kegiatan
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) :
Kecamatan Pamanukan, Kecamatan
Subang,
Kecamatan
Jalancagak,
Kecamatan
Ciasem,
Kecamatan
Pagaden, Kecamatan Kalijati dan
Kecamatan Pusakanagara;
Pusat
Pelayanan
Kawasan
:
Kecamatan Pabuaran dan Kecamatan
Blakanan.
Sistem Jaringan
Rencana jaringan jalan dan jembatan;
Rencana jaringan prasarana lalu lintas
angkutan jalan;

Evaluasi

Arahan Kebijakan RTRW


Propinsi Jawa Barat
Purwasuka (Purwakarta, Subang
dan Karawang), dengan arahan
pengembangannyas sebagai berikut
:
Optimalisasi fungsi pangkalan
udara Kalijati di Kabupaten
Subang;
Pembangunan waduk Sadawarna,
Cilame, Talagaherang, Cipunagara,
Kandung dan Bodas di Kabupaten
Subang;
Pengembangan prospek panas
bumi di lapangan panas bumi
Sagalaherang
dan
Tangkubanperahu;
Pengembangan jaringan pipanisasi
gas dan gas Kota di Kabupaten
Subang.
Pola Ruang
Kawasan Lindung
Kawasan perlindungan setempat :
sempadan
pantai,
sempadan
sungai, kawasan sekitar mata air
dan kawasan RTH Kota;
Kawasan suaka alam, pelestarian
alam dan cagar budaya : kawasan
cagar
alam
Gunung
Tangkubanperahu,
kawasan
mangrove Muara Bobos dan
Blanakan;
Kawasan rawan bencana alam :
kawasan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir;
Kawasan rawan bencana alam
geologi : kawasan rawan gerakan
tanah, kawasan rawan abrasi;
Kawasan lindung lainnya :
kawasan terumbu karang di Pantai
Bobos.
Kawasan Budidaya
Kawasan pertanian pangan;
Kawasan perkebunan;
Kawasan perikanan;
Kawasan pariwisata;
Kawasan budidaya lainnya :
kawasan perdagangan dan jasa,
kawasan
permukiman,
ruang
terbuka hijau (RTH), kawasan
industri.

Arahan Kebijakan RTRW


Kabupaten Subang
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas
angkutan jalan;
Rencana jaringan transportasi laut;
Rencana jaringan transportasi udara.

Pola Ruang
Kawasan Lindung
- Kawasan hutan lindung : KPH
Bandung
Utara
(Kecamatan
Sagalaherang,
Kecamatan
Serangpanjang, Kecamatan Cisalak,
Kecamatan
Tanjungsiang,
dan
Kecamatan Ciater), KPH Purwakarta
(Kecamatan Kalijati, Kecamatan
Legonkulon,
Kecamatan
Pusakanagara, Kecamatan Blanakan,
Kecamatan Sukasari, Kecamatan
Cijambe; dan Kecamatan Cibogo);
- Kawasan yang Memberikan
Perlindungan
terhadap
Kawasan
Bawahannya : kawasan resapan air
yang tersebar hampir diseluruh
kecamatan;
- Kawasan Perlindungan setempat :
kawasan sempadan pantai (Kecamatan
Blanakan,
Kecamatan
Sukasari,
Kecamatan
Legonkulon,
dan
Kecamatan Pusakanagara), kawasan
sempadan sungai mencakup hampir
diseluruh kecamatan;
- Kawasan Suaka Alam, Pelestarian
Alam, dan Cagar Budaya : cagar alam
(cagar alam tangkubanparahu dan
cagar alam burangrang), kawasan
pantai berhutan mangrove (Kecamatan
Blanakan, Kecamatan Legonkulon,
Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan
Pusakanagara), taman wisata alam
(taman wisata alam tangkubanperahu);
- Kawasan rawan bencana alam :

Evaluasi

Arahan Kebijakan RTRW


Propinsi Jawa Barat

Arahan Kebijakan RTRW


Kabupaten Subang
kawasan rawan banjir (Kecamatan
Pamanukan, Kecamatan Legonkulon,
Kecamatan Pusakanagara, Kecamatan
Blakanakan, Kecamatan Patokbeusi
dan Kecamatan Ciasem), kawasan
rawan
banjir
rob
(Kecamatan
Legonkulon), kawasan rawan abrasi
(Kecamatan
Legonkulon
dan
Kecamatan Pusakanagara), kawasan
rawan gempa bumi (Kecamatan
Tanjungsiang), kawasan rawan letusan
gunung
berapi
(Kecamatan
Serangpanjang,
Kecamatan
Sagalaherang, Kecamatan Ciater dan
Kecamatan Jalancagak), kawasan
rawan gerakan tanah (Kecamatan
Tanjungsiang, Kecamatan Cisalak,
Kecamatan Cijambe, Kecamatan
Jalancagak dan Kecamatan Subang).
Kawasan Budidaya
Kawasan peruntukan hutan produksi :
Kecamatan
Ciater,
Kecamatan
Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang,
Kecamatan
Subang,
Kecamatan
Cibogo,
Kecamatan
jalancagak,
Kecamatan
Kalijati,
Kecamatan
Dawuan, Kecamatan Cipeundeuy, dan
Kecamatan Sagalaherang;
Kawasan peruntukan hutan rakyat :
Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan
Serangpanjang, Kecamatan Ciater,
Kecamatan
Cisalak,
Kecamatan
Kasomalang,
Kecamatan
Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe,
Kecamatan
Cibogo,
Kecamatan
Subang,
Kecamatan
Kalijati,
Kecamatan Dawuan, Kecamatan
Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran,
Kecamatan Purwadadi, Kecamatan
Cikaum,
Kecamatan
Pagaden,
Kecamatan Pagaden Barat, dan
Kecamatan Cipunagara;
Kawasan peruntukan pertanian :
pertanian lahan basah (menggunakan
irigasi teknis berada di Kecamatan
Binong, Kecamatan Pamanukan,
Kecamatan Patokbeusi, Kecamatan
Pusakanagara,
Kecamatan
Legonkulon, Kecamatan Blanakan
dan Kecamatan Ciasem dan untuk
tadah hujan hampir berada di seluruh
kecamatan), pertanian lahan kering

Evaluasi

Arahan Kebijakan RTRW


Propinsi Jawa Barat

Arahan Kebijakan RTRW


Kabupaten Subang
palawija hanya berada di Wilayah
Subang Bagian Tengah dan Selatan;
Kawasan
peruntukan
pertanian
hortikultuta berupa tanaman buahbuahan yang tersebar di seluruh
kecamatan;
Kawasan peruntukan perkebunan yang
terdiri dari perkebunan besar (PT
Rajawali
dan
PT
Perekbunan
Nusantara VIII) dan perkebunan
rakyat
yang
berada
diseluruh
kecamatan;
Kawasan peruntukan peternakan yang
berada diseluruh kecamatan;
Kawasan
peruntukan
perikanan,
terdiri dari perikanan tangkap dan
budidaya yang tersebar di Wilayah
Subang Bagian Utara;
Kawasan peruntukan pariwisata :
pariwisata
budaya
(Kecamatan
Kalijati,
Kecamatan
Jalancagak,
Kecamatan Blanakan, Kecamatan
Subang dan Kecamatan Ciater),
pariwisata
budaya
diseluruh
kecamatan

Kawasan Strategis
KSP pertanian berlahan basah dan
beririgasi teknis Pantura Jawa
Barat;
KSP Pesisir Pantura.

Kawasan Strategis
Kabupaten Subang diarahkan sebagai
kawasan strategis kabupaten (KSK)
diantaranya :
KSK
Minapolitan
berada
di
Kecamatan Pagaden, Kecamatan
Blanakan dan Kecamatan Cijambe;
KSK Agropolitan Ponggang berada di
Kecamatan Serangpanjang;
KSK kawasan peruntukan industri
sekitar koridor jalan tol;
KSK pemandian Air Panas Ciater dan
sekitarnya;
KSK perkotaan Subang diantaranya
Perkotaan Subang, Perkotaan kalijati,
Perkotaan Pagaden dan Perkotaan
Cibogo.

Evaluasi

4.1.2 Evaluasi Kebijakan Sektoral dengan Kondisi Eksisting Wilayah Subang


Bagian Selatan
Tabel 4.2
Analisis Evaluasi Kebiajakan Sektoral Wilayah Subang Bagian Selatan
No
1.

2.

Kecamatan
Subang

Jalan Cagak

Arahan Kebijakan
Menurut struktur ruang
Kabupaten Subang,
Kecamatan Subang
diarahkan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL)
yang ditunjang dengan
Kelengkapan sarana dan
prasana. Yang mendukung
kecamatan subang sebagai
pusat pemerintahan,
perdagangan, pendidkan,
dan aktivitas kegiatan
lainnya.
Menurut pola ruang
Kabupaten Subang, arahan
pemanfaatan lahan terdiri
dari kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
Perkembangan kawasan
perdagangan dan jasa
penunjang permukiman
dalam Kawasan
Budidaya ,skala yang
cukup signifikan hanya
terlihat di wilayah-wilayah
pusat kegiatan yang
berinteraksi dengan
kawasan di luar Kabupaten
Subang, yaitu Kecamatan
Subang, wilayah ini dilalui
jaringan jalan utama
Provinsi sehingga akses
produksi dan pemasaran
hasil produksi menjadi
lebih mudah.

Kondisi Eksisting
merupakan pusat
pengembangan utama
dengan orientasi kegiatan
berupa pusat
pemerintahan,
perdagangan, industri
dan pelayanan
masyarakat

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Jalan Cagak
merupakan pusat di zona
selatan dengan sektor
pariwisata, perkebunan dan
industri sebagai sektor
andalannya. rencana
sistem telekomunikasi
Sentral Telepon Otomat
Pembangunan Terminal
tipe C

Dalam Kondidisi
eksisting di kecamatan
jalan cagak, terfokus
pada pengolahan hasil
perkebunan yang
diperoleh dari kecamatan
jalan cagak sendiri dan
kecamatan sekitar seperti
cijambe,kasomalang, dan
serang panjang.
Terdapat Peternakan Sapi
perah

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Terdapat peternakan
bebek, dan domba
Kawasan pertanian lahan
basah

Evaluasi

No

Kecamatan

Arahan Kebijakan

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang dilihat
dari peruntukan lahan
kawasan lindung terdapat
kawasan Daerah / Taman
Wisata Alam, Sempadan
Sungai ,Kawasan sekitar
Waduk danIrigasi Pertanian
Kawasan sekitar, Mata air
dan Tangkapan Waduk
Rencana pengembangan
pariwisata.

3.

Cisalak

Kondisi Eksisting
Dan kematan jalan cagak
sendiri sebagai PKL
menjadi Pusat
perdagangan di wilayah
subang selatan kaarena
letak strategisnya yang
berada pada titik tengah
dari 9 kecamatan yang
ada di subang selatan.
Dalam kondisi eksisting
baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Kawasan Perkrbunan
The PTPN 8
Kawasan Perkebunanan
Nanas
Kawasan pariwisata
berupa Wisata
Pemandian Air panas
Kawasan rawan bencana
Longsor
Desa Wisata
Wangunharja dan Desa
Wisata Bunihayu di
Kecamatan Jalancagak

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Pusakanagara
ditetapkan sebagai Pusat
Pelayanan Lingkungan;
Kaw. Pusat Pengembangan
Desa
rencana jaringan Sistem
Drainase dan perbaikan
jaringan jalan.

Terdapatnya Sarana
Pendidkan seperti SD,
SMP,SMA,dan beberapa
industry besar seperti Pt.
Danone Aqua.

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Pusakanagara
dilihat dari peruntukan
lahan kawasan lindung
terdapat Kawasan Hutan
Lindung dan Resapan Air,
kawasan sempadan sungai,
Kawasan sekitar Mata air
dan Tangkapan Waduk
dankawasan budidaya
diperuntukkan sebagai
pertanian lahan
perkebunan.

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Kawasan berhutan
Lindung
Kawasan hutan produksi
Terdapat perkebunan
campuran Buah-buahan
Kawasan tambak
perikanan
Terdapat peternakan
domba
Desa Mayang dan Desa
Cipunagara terletak di
Kecamatan Cisalak

Evaluasi

No
4.

5.

Kecamatan
Cijambe

Ciater

Arahan Kebijakan
Menurut struktur ruang
Kabupaten Subang,
Kecamatan Cijambe
sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)

Kondisi Eksisting
Cijambe adalah satu dari
sekian daerah di
kabupaten subang yang
memiliki potensi besar
terutama dari sektor
pertanian dan perikanan
sebagai sentra ekonomi
mayoritas
masyarakatnya. Pun dari
sektor lainnya mulai dari
budidaya buah rambutan
sampai gula aren

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Cijambe dilihat
dari peruntukan lahan
kawasan lindung terdapat
Kawasan Sekitar Mata Air
dan Tangkapan Waduk
diharapkan adalah kawasan
yang mampu menjamin
tersimpannya air dalam
tanah yang dapat
digunakan pada saat
kemarau, mencegah erosi
yang dapat memenuhi
Menurut struktur ruang
Kabupaten Subang,
Kecamatan Ciater sebagai
Pusat Pelayanan
Lingkungan; Kaw. Pusat
Pengembangan Desa

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Hutan, Resapan air
Hutan Produksi
Perkebunan Rambutan
Perkebunan Karet
Tambak Ikan
Terdapat peternakan
bebek, dan domba
Kawasan pertanian lahan
basah

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Ciater dilihat
dari peruntukan lahan
kawasan budidaya

Dalam kondisis
eksistingnya pelayanan
jaringan jalan pada
kecamatan ciater sudah
baik, Namun fasilitas
penungjang lain seperti
Penerangan jalan masih
belum tersedia.
Dalam kondisi eksisting
pola ruang di kecamatan
ciater mengalami banyak
perubahan dan tidak
sesuai dengan arahan

Evaluasi
sarana dan prasana belum cukup
optimal dan menunjang . Salah
satunya adalah sarana transportasi
yang belum menjangkau sampai
pelosok desa selebihnya
masyarakat hanya mengandalkan
jasa trasportasi ojeg. selain itu
pada umumnya ketersediaan
prasarana jalan yang layak masih
sangat terbatas di tiap penghubung
antar desa banyak di temui ruas
jalan yang rusak parah dan
memerlukan perhatian pemerintah
karena dapat menghambat
mobilitas warga dalam
kesehariannya maupun saat panen
raya tiba dimana jalan adalah
prasarana vital untuk memasarkan
hasil tani, disamping prasarana
penunjang lainnya seperti fasilitas
Pendidikan, kesehatan, dan
lainnya, ini penting agar segala
potensi alam, sumber daya
manusia, dapat bersinergi untuk
dapat menjadikan Cijambe lebih
berkembang dan dapat bersaing di
masa mendatang.

Penggunaan lahan yang tidak


sesuai pada arahan pemanfaatan
ruangnya amat beresiko
menimbulkan bencana dan
kerusakan lingkungan, hal yang

No

Kecamatan

Arahan Kebijakan
pertanian lahan kering dan
lahan basah, serta sebagai,
hutan produksi tetap dan
terbatas.

Kondisi Eksisting
pemanfaatannya
Didominasi oleh lahan
perkebunan teh.
Perkebunan campuran
buah-buahan.
Kawasan vila-vila

Evaluasi
banyak terjadi pada kecamatan
ciater yakni tumbuh pesatnya
Villa-villa yang mengantikan lahan
hutan produksi.

6.

Kasomalang

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Kasomalang
sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Kawasan pendidikan
(terdapat banyak sarana
pendidikan tk,sd,smp,
atau pun Madrasah,
Namun pada tingkat
SMA masih minim
jumlahnya.
Prasarana jalan pun baik
Dalam kondisi eksisting
kecamatan kasomalang
amat didominasi oleh
lahan perkebunan, baik
itu - buah-buahan seperti
nanas, rambutan,dll
Sayuran seperti
terong,cabe. Dan takbak
ikan yang dibudidayan
oleh warga.
Banyaknya rumah-rumah
warga yang didirikan
didaerah rawan bencana.
Serang panjang padalam
kondisi eksistinya dalam
seri prasaran jaringan
jalan masih belum bisa
memadai untuk
menopang potensi
pariwisatanya,

Kecamatan Kasomalang dijadikan


sebagai acuan pendidikan karena
banyak terdapat sekolah selain
pada kecamatan Subang dan Jalan
Cagak. Namun pada sisten
jaringan jalan perlu diperbaiki
dengan perlebaran jalan dan
penerangan jalan umum.

Dalam kondisi eksisting

Pada pola ruangnyasudah sesuai,

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Pusakajaya
dilihat dari peruntukan
lahan kawasan Budidaya
terdapat kawasan
perkebunan,
Dan daerah rawan bencana
longsor.

7.

Serang Panjang

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Serang Panjang
sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan; Kaw. Pusat
Pengembangan Desa
rtencana jaringan jalan dan
jembatan yaitu jaringan
jalan nasional dan povinsi,
rencana jaringan prasarana
lalu lintas angkutan jalan
yaitu pengembangan

Menurut pola ruang

Kasomalang menurut RTRW


Kabupaten Subang merupakan
daerah rawan bencana longsor,
Namun pada kondisi eksistingnya
banyak rumah-rumah warga yang
berdiri pada titik rawan bencana.
Hal tersebut dibuktikan dengan
banyaknya kasus bencana longsor
di Kecamatan Kasomalang.
Hal tersebut baiknya ditangangi
pemerintah untuk mencegah
korban dan meminimalisir
kerugian.
Serang panjang menjadi daerah
perlintasan jalur timur alirang
barang dari Wilayah subang
selatan dan Kabupaten Purwakarta
maka dari itu pelayanan prasarana
jalan perlu ditingkatkan seperti
perbaikan kondisi jalan.
Selain pada prasana jalan
utama, akses pada jaringan jalan
menuju lokasi perlu ditingkatkan,
karna pada akses menuju lokasi
pariwisata belum dibangun jalan
aspal

No

Kecamatan

Arahan Kebijakan
Kabupaten Subang,
Kecamatan Serang Panjang
dilihat dari peruntukan
lahan kawasan lindung
terdapat kawasan sempadan
sungai, dan kawasan
budidaya diperuntukkan
sebagai pertanian lahan
basah dan dan perkebunan

Kondisi Eksisting
baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Terdapat perkebunan
mangga
Kawasan pertanian lahan
basah
Terdapat kolam renang
rekreasi
Terdapat permukiman
sekitar sempadan sungai

Evaluasi
namun pada kecamatan serang
panjang ini sedikit sekali sitemui
permukiman warga, hal ini
disebabkan karena tidak meratanya
persebaran penduduk.

8.

Sagala Herang

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Sagala Herang
sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)

Serang panjang padalam


kondisi eksistinya dalam
seri prasaran jaringan
jalan masih belum bisa
memadai untuk
menopang potensi
pariwisatanya,

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Serang Panjang
dilihat dari peruntukan
lahan kawasan lindung
terdapat kawasan resapan
air, kawasan sempadan
sungai, dan cagar terdapat
cekungan dan kawasan
budidaya diperuntukkan
sebagai pertanian lahan
basah, pertanian lahan
kering
Objek Wisata di
Kecamatan Sagala banyak
dimanfaatkan sebagai objek
pariwisata.

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Kawasan pariwisata
berupa Curug
Kawasan rawan bencana
abrasi, Longsor
Terdapat peternakan
ditik
Kawasan pertanian lahan
basah dan lahan kering

Sagala Herang menjadi daerah


perlintasan jalur timur alirang
barang dari Wilayah subang
selatan dan Kabupaten Purwakarta
maka dari itu pelayanan prasarana
jalan perlu ditingkatkan seperti
perbaikan kondisi jalan.
Selain pada prasana jalan utama,
akses pada jaringan jalan menuju
lokasi perlu ditingkatkan, karna
pada akses menuju lokasi
pariwisata belum dibangun jalan
aspal
Pada pola ruangnyasudah sesuai,
namun pada kecamatan serang
panjang ini sedikit sekali sitemui
permukiman warga, hal ini
disebabkan karena tidak meratanya
persebaran penduduk.

Menurut struktur ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Tanjungsiang
sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL)

Jaringan Prasarana jalan


masih minim
pelayanannya, dilihat
dari aktivitas kegiatan
Tanjung siang
merupakan perbatasan
dengan Kabupaten
Sumedang Sehingga
aktivitas Pola Aliran
barang Wilayah Subang
Selatan pada sisi barat

Tanjungsiang

Tanjungsiang menjadi daerah


perlintasan jalur barat alirang
barang dari Wilayah subang
selatan dan Kabupaten Subang
maka dari itu pelayanan prasarana
jalan perlu ditingkatkan seperti
perbaikan kondisi jalan.

No

Kecamatan

Arahan Kebijakan

Kondisi Eksisting
tentunya melalui
kecamatan Tanjungsiang

Evaluasi

Menurut pola ruang


Kabupaten Subang,
Kecamatan Tanjungsiang
dilihat dari kawasan siang
Kawasan Hutan Lindung
dan Resapan Air,
Sempadan Sungai,
Kawasan sekitar Mata air
dan Tangkapan Waduk.

Dalam kondisi eksisting


baik lindung dan
budidaya sebagai
kawasan :
Kawasan pertanian lahan
basah
Perkebunan umbinumbian dan buahbuahan

Hasil produksi perkebunan pada


kecamatan tanjung siang tergolong
tinggi, namun

4.2 Analisis Aspek Kelembagaan


4.3 Analisis Aspek Pembiayaan
Untuk mengetahui pendapatan daerah yang ada serta perbandingan antara
APBD pada tahun 2012 hingga tahun 2014, maka perlu dilakukan suatu analisis
yang terdiri dari analisis kemandirian, analisis kesehatan, dan analisis keamanan
sehingga dapat dilihat apakah terjadi peningkatan atau sebaliknya terjadi
penurunan terhadap perkembangan APBD tersebut.
Tabel IV
Klasifikasi Data Analisis APBD
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Uraian
Jumlah Penerimaan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak
Sumbangan Daerah
Jumlah Pengeluaran Daerah
Jumlah Penduduk
Jumlah Kecamatan
Jumlah PDRB ADHB
Jumlah PDRB ADHK
PDRB Per kapita

2012
1.373.647.435.737,00
95.933.419.548,00
198.144.042.258,00
22.969.000.000,00
1.416.947.254.713,00
30
18,559,471.18
7,402,624.33
12.36

Sumber: BPS tahun 2014 dan DPPKAD

4.3.1 Analisis Kemandirian Keuangan

Tahun
2013
1.499.668.098.462,00
119.940.035.200,00
218.926.194.663,00
75.788.203.644,00
1.547.392.028.404,00
1.677.790
30
19,940,306.92
8,299,369.54
13.21

2014
1.638.167.458.141,00
150.997.506.000,00
181.220.614.819,00
77.157.623.600,00
1.699.790.376.068,00
1.575.284
30
-

Kemandirian keuangan suatu daerah dapat dilihat berdasarkan proporsi total


pendapatan daerah tersebut terhadap sumber pendapatan asli daerah, seperti bagi
hasil pajak dan bukan pajak serta sumbangan daerah. Terdapat beberapa cara
untuk mengetahui tingkat kemandirian keuangan suatu daerah, sebagai berikut :
A. Desentralisasi Fiskal
Tabel
Hasil Perhitungan Analisis Kemandirian
Analisis Kemandirian Daerah
Desentralisasi Fiskal
Pendapatan 1
Pendapatan 2
Pendapatan 3

2012

Tahun
2013

2014

7%
14,42%
1,67%

8,00%
14,60%
5,05%

9,22%
11,06%
4,71%

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

Berdasarkan

tabel

hasil

perhitungan

analisis

kemandirian

dengan

menggunakan analisis desantralisasi fiskal dapat diketahui bahwa pada


pendapatan 1 yang memiliki nilai tertinggi pada tahun 2014 sebesar 9,22% yang
dimana mencerminkan bahwa Kabupaten Subang memiliki pendapatan asli daerah
yang besar dengan nilai desentralisasinya lebih dari 1 artinya ketergantungan
terhadap pemerintah pusat semakin kecil.
Pada pendapatan 2, setiap tahunnya mengalami kenaikan yang pesat pada
tahun 2012 sampai 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Dengan
kenaikan pada pendapatan 2 mencerminkan bahwa Kabupaten Subang memiliki
pastisipasi dari bagi hasil pajak dan bukan pajak.
Pada pendapatan 3 mengalami kenaikan dari tahun 2012 sampai 2013, namun
mengalami penurunan lagi pada tahun 2014. Pada pendapatan 3 tersebut
mencerminkan sumbangan pemerintah pusat terhadap daerah, dan sumbangan
terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 5,05%.
B. Kebutuhan Fiskal
Tabel 4
Hasil Perhitungan Analisis Kemandirian
Analisis Kemandirian Daerah
Kebutuhan Fiskal
SKF
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

2012

Tahun
2013

2014

30.742,66

35.967,91

Berdasarkan tabel hasil analisis kebutuhan fiskal Kabupaten Subang dapat


diketahui bahwa kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi
pelayanan dasar umum sangat besar yang dapat dilihat dari nilai SKF dari tahun
2012 sampai dengan 2014 semakin meningkat. Dimana nilai terbesar terdapat
pada tahun 2014 sebesar 35.967,91.
C. Kapasitas Fiskal
Tabel 4
Hasil Perhitungan Analisis Kemandirian
Analisis Kemandirian Daerah

2012

Kapasitas Fiskal
KFS

Tahun
2013

2014

0,56

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

D. Upaya Fiskal
Tabel 4
Hasil Perhitungan Analisis Kemandirian
Analisis Kemandirian Daerah

2012

Tahun
2013

2014

Upaya Fiskal
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan

4.3.2 Analisis Kesehatan Keuangan


Dilihat dari tingkat kesehatan, Kabupaten Subang dari segi keuangan belum
sehat dikarenakan perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran daerah tidak
sebanding, dimana pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pendapatan
sehingga terjadi defisit. Pada tahun 2012, pendapatan daerah sebesar Rp
1.373.647.435.737,00 dan pengeluaran daerah sebesar Rp 1.416.947.254.713,00
sehingga mengalami defisit sebesar Rp 43.299.818.976,00.
Pada tahun 2013, pendapatan daerah sebesar Rp 1.499.668.098.462,00 dan
pengeluaran daerah sebesar Rp 1.547.392.028.404,00 sehingga mengalami defisit
sebesar Rp 47.723.929.942,00. Untuk tahun 2014, pendapatan daerah sebesar Rp
1.638.167.458.141,00 dan pengeluaran daerah sebesar Rp 1.699.790.376.068,00
sehingga mengalami defisit sebesar Rp 61.622.917.927,00. Tiap tahunnya
mengalami kenaikan defisit dan peningkatan defisit paling tinggi pada tahun

2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 4. Perbandingan Pendapatan
dan Pengeluaran Daerah Kabupaten Subang Tahun 2012-2014 berikut ini :
Grafik 4
Perbandingan Pendapatan dan Pengeluaran Daerah
Kabupaten Subang Tahun 2012-2014
1,800,000,000,000.00
1,600,000,000,000.00
1,400,000,000,000.00
1,200,000,000,000.00
1,000,000,000,000.00

Pendapatan
Pengeluaran

800,000,000,000.00
600,000,000,000.00
400,000,000,000.00
200,000,000,000.00
0.00
2012

2013

2014

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

4.3.3 Analisis Keamanan Keuangan


Tabel 4
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
6,000,000,000.00
5,000,000,000.00
4,000,000,000.00

Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah

3,000,000,000.00
2,000,000,000.00
1,000,000,000.00
0.00
2012

2013

2014

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

Berdasarkan tabel pengeluaran pembiayaan daerah dapat diketahui bahwa


hanya pada tahun 2012 saja yang terdapat dana cadangan dan di tahun berikutnya
tidak terdapat lagi dana cadangan. Dilihat dari pembentukan dana cadangan yang

tidak terdapat pada tahun berikutnya mencerminkan tingkat keamanan keuangan


di Kabupaten Subang belum aman. Pembentukan dana cadangan sangat penting
dianggarkan apabila terjadi sesuatu yang tidak diduga seperti bencana alam atau
yang lainnnya. Pemerintah Kabupaten Subang harus meningkatkan keamanan
keuanagan dengan cara menganggarkan pembentukan dana cadangan.
Untuk penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, dari tahun 2012
sampai tahun 2014 terjadi kenaikan dan penurunan. Namun pada tahun 2014
memiliki

nilai

5.000.000.000,00.

penyertaan

modal

(investasi)

yang

besar

yaitu

Rp

Vous aimerez peut-être aussi