Vous êtes sur la page 1sur 8

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

TOPOLOGI DAN SISTEM LAYANAN TRIPLE PLAY PADA


PT.TELKOM AKSES, AREA OPERASIONAL JAKARTA SELATAN
Tanzila Azizi Rochim (21060111140159), Dr. Eng. Wahyul Amien Syafei, ST, MT (197112181995121001)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudarto S.H Tembalang, Semarang, Indonesia
email : tanzilaazizir@gmail.com
ABSTRAK
Layanan Triple Play merupakan layanan dimana satu kabel (tembaga atau serat optik) yang mencatu ke Homegateway
(HGW) atau Optical Network Terminal (ONT) dapat mengirimkan data berupa suara, paket data (internet) dan multimedia
(Intermet Protocol Television). PT. Telkom Tbk merupakan satu-satunya Public Switch Telecommunication Network (PSTN)
yang memberikan layanan triple play kepada pelanggan berskala besar (perusahaan) dan berskala kecil (perumahan).
Awal mula berdirinya, PT. Telkom Tbk mendistribusikan layanan Triple Play menggunakan jaringan lokal kabel
tembaga (jarlokat). Karena jaringan lokal kabel tembaga terdapat banyak kekurangan dan cakupannya terbatas, PT. Telkom
berencana melakukan perubahan dari jaringan akses kabel tembaga ke serat optik menggunakan teknologi Gigabit Passive
Optical Network (GPON). Perubahan ini dilakukan bertahap, pertama dilakukan perubahan dari sentral telepon otomat
(STO) ke sebuah perangkat Multi Service Access Node (MSAN). Selanjutnya, Optical Distribution Cabinet (ODC) akan
menggantikan peran dari MSAN seiring dengan permintaan pelanggan untuk beralih ke optik. Hal tersebut yang
mengakibatkan PT. Telkom Tbk mendirikan PT. Telkom Akses yang bertugas untuk memonitor, maintenance, dan
mengembangkan semua jaringan yang dimiliki oleh PT. Telkom Tbk sampai memodernisasi kabel tembaga.
Pada kerja praktek di PT. Telkom Akses, saya melakukan Outside Plan (OSP) jaringan akses yang digunakan PT.
Telkom Tbk untuk melayani pelanggan dan mempelajari produk PT.Telkom Tbk yaitu UseeTV.
Kata Kunci : GPON, Topologi, Triple Play

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, masyarakat
dituntut untuk memperoleh informasi baru
secara cepat. Hal itu berdampak pada kebutuhan
masyarakat akan teknologi telekomunikasi
semakin
tinggi.
Peristiwa
tersebut
mengakibatkan perusahaan telekomunikasi
saling berlomba-lomba untuk menawarkan
layanan terbaik mereka agar dapat menarik
pelanggan untuk memakai jasanya.
PT. Telkom. Tbk merupakan satu-satunya
Public Switch Telecommunication Network
(PSTN)
terbesar
di
Indonesia,
mulai
meningkatkan layanan yang diberikan kepada
pelanggan. Layanan dari PT. Telkom. Tbk yang
awalnya hanya berupa data suara atau telepon
tetap, sekarang menjadi layanan Triple Play. Hal
itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan yang beragam akan informasi dan


telekomunikasi.
Seiring dengan berkembangnya layanan
yang diberikan, PT. Telkom. Tbk juga
bertanggung jawab atas kualitas layanan yang
diberikan atau yang sering disebut quality of
service (QOS). Teknologi yang lama
menggunakan jaringan akses kabel tembaga
terdapat banyak keterbatasan dalam pengiriman
data layanan[1]. Hal itu mengakibatkan PT.
Telkom. Tbk untuk beralih menggunakan
teknologi Gigabit Passive Optical Network
(GPON).
GPON merupakan teknologi baru dengan
media transmisi serat optik yang dapat
mendukung berbagai layanan berbasis IP
(Internet Protocol) seperti layanan Triple Play[2].
PT. Telkom. Tbk pada tahun 2009 telah
merencanakan program Jakarta Free Copper,

yang berarti kabel tembaga sudah tidak


digunakan lagi untuk mengirimkan layanan dari
sentral ke pelanggan. Untuk mewujudkannya,
dibutuhkan sebuah penghubung antara teknologi
lama (media kabel tembaga) dan teknologi baru
(media serat optik). Hal tersebut yang
melatarbelakangi penulis mengambil tema
Topologi dan Sistem Layanan Triple Play di
PT. Telkom Akses, area operasional Jakarta
Selatan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari
penerapan
teknologi
GPON (Gigabit Passive Optical
Network).
2. Mempelajari Topologi jaringan akses
baik kabel tembaga maupun serat optik
berserta perangkatnya.
3. Mempelajari sistem jaringan multimedia
(Internet Protocol Television) atau
UseeTV yang merupakan salah satu
layanan yang dimiliki PT. Telkom. Tbk.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini
penulis membatasi permasalahan pada :
1. Laporan ini tidak membahas tentang dasar
switching, routing dan IP.
2. Laporan ini hanya akan mengenalkan sedikit
mengenai teknologi GPON beserta perangkat
yang digunakan.
3. Laporan ini hanya membahas Topologi
jaringan Akses secara umum pada PT.
Telkom Indonesia. Tbk dan sistem Multicast
dan Unicast secara umum pada layanan
UseeTV kabel
4. Laporan ini tidak membahas secara terperinci
mengenai keamanan jaringan dan Kompresi
kualitas gambar UseeTV kabel

II. Dasar Teori


2.1 Broadband
Broadband (pita lebar) adalah koneksi
internet dengan transmisi data berkecepatan
tinggi karena lebar jalur data yang besar.
Menurut
ITU-T
rekomendasi
I.113
mendefinisikan broadband sebagai kapasitas
pengiriman yang lebih cepat dari kecepatan
utama Integrated Service Digital Network
(ISDN) pada 1,5 sampai 2 Mbit/detik. Menurut
FCC (Federal Communication Commisiona)
kecepatannya sekitar 200 kbit/detik pada satu
arah dan paling tidak 200 kbit/detik dalam dua
arah. Menurut OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development)
mendefinisikan
broadband
sebagai
256
kbit/detik dalam paling tidak satu arah dan
kecepatan ini yang paling diterima di seluruh
dunia[3].
Meski namanya sudah koneksi internet
cepat tetapi pada prakteknya pelanggan sering
tidak disediakan jaluar pita lebar. Hal itu karena
berkembangnya sistem peer to peer file sharing.
Sistem tersebut dipakai oleh penyedia jasa
karena ISP menganggap pelanggannya tidak
selalu menggunakan internet dengan kapasitas
penuh pada saat bersamaan. Perkiraan itu
terkadang bisa meleset yang akhirnya beban
melebihi kapasitas jalur yang tersedia.
Akses Broadband yang diberikan ke
pelanggan
juga
meningkat
seiring
berkembangnya teknologi. Dengan adanya hal
tersebut penyedia jasa berharap layanan Video
on Demand juga semakin banyak digunakan dan
populer.
2.2 Fiber optic[4]
Fiber optic (Serat optik) adalah media
saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau
plastik yang digunakan untuk mentransmisikan
sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain.
Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit
keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar
daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya
yang digunakan adalah laser karena mempunyai
spektrum yang sangat sempit. Kecepatan

transmisi serat optik sangat tinggi sehingga


sangat bagus digunakan sebagai saluran
komunikasi.
Serat optik umumnya digunakan dalam
sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan,
sensor, dan optik pencitraan. Serat Optik dan
bagian-bagian penyusunnya ditunjukkan pada
gambar 2.1 berikut

Gambar 2.1 Serat Optik dan bagian penyusunnya

Bedasarkan gambar 2.1 diatas, bagian dari


serat optik terdiri atas 3 bagian, yaitu core,
cladding, dan buffer coating. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek
bias lebih rendah dari pada core akan
memantulkan kembali cahaya yang mengarah
keluar dari core kembali kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh
kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin
murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang
diserap oleh serat optik.
2.3. IPTV[5]
IPTV merupakan suatu layanan yang
memberikan content-content audio visual dan
juga bisa ber-interaktif yang berbasis Internet
Protocol.
Internet
Protocol
Television
merupakan sistem transmisi televisi digital
menggunakan protocol internet (IP) yang
melewati infrastruktur jaringan IP dengan pita
lebar. Pita lebar (broadband) dibutuhkan untuk
mengirimkan format gambar bergerak dengan
kualitas yang baik dan real time. Sistem
transmisi televisi yang saat ini masih
menggunakan teknologi transmisi wireless
broadcast, dengan keterbatasan jarak serta
penerimaan signal sekarang telah dikembangkan
menggunakan teknologi IP dengan jangkauan
yang jauh lebih luas. Layanan ini lebih sering

ditawarkan bersamaan dengan layanan internet


& voice over IP (VoIP) yang disediakan oleh
provider.
III. Triple Play dan Topologi Jaringan Akses
3.1 Triple Play
Layanan Triple play adalah layanan internet
jenis baru, dimana layanan data, Multimedia
(video) dan suara dalam satu kemasan paket
berlangganan. Layanan ini muncul sebagai hasil
inovasi dari munculnya layanan akses internet
broadband. Setiap layanan atau pengiriman
suatu data, dibutuhkan sebuah media yang dapat
mengirimkan data ke tujuan. Beberapa jaringan
telah dibangun oleh PT. Telkom. Tbk untuk
mendistribusikan layanan, baik itu berupa
jaringan tembaga (jarlokat) dan jaringan optik
(Jarlokaf). Untuk lebih jelasnya berikut ini akan
dibahas tentang jaringan apa saja yang telah
dibangun oleh PT. Telkom. Tbk.
3.1.1 Jaringan Lokal Tembaga
Jarlokat atau jaringan lokal tembaga
merupakan jaringan yang pertama kali dibangun
oleh PT.Telkom dimana mulai dari STO (Sentra
Telepon Otomat) sampai dengan pelanggan
masih berupa kabel kawat tembaga. Susunan
Jaringan Kawat Tembaga ditunjukkan pada
gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Susunan Jaringan Kawat Tembaga

3.1.2 Jaringan Campuran (Serat OptikKawat Tembaga)


Untuk meningkatkan keandalan pelayan,
PT. Telkom Indonesia. Tbk secara bertahap
beralih menggunakan serat optik sebagai media
transmisi untuk melayani pelanggan yang dirasa
lebih baik dari kabel tembaga. Karena pengguna

layanan PT. Telkom Indonesia. Tbk masih


sebagian besar menggunakan kabel tembaga
sebagai media transmisinya maka dibutuhkan
perangkat yang berfungsi sebagai alat konversi
dari Optik menjadi listrik (kawat tembaga) dan
juga untuk mewujudkan transisi ke jaringan
FTTH (Fiber to The Home)[6]. Untuk
mewujudkannya, PT. Telkom Indonesia
mengawali dulu dengan pergantian kabel primer
(tembaga) dari STO dengan serat optik dan
digunakan MSAN sebagai penggati RK (Rumah
Kabel) pada kawat tembaga untuk terminasi
serat optiknya. Dari MSAN ke Pelanggan dapat
berupa jaringan tembaga yang sudah terpasang
(existing). Jaringan akses MSAN ditunjukkan
pada gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Jaringan Akses MSAN

3.1.3 FTTH
FTTH atau Fiber To The Home adalah
jaringan dimana media akses yang disediakan
oleh penyedia layanan (PT.Telkom. Tbk) sudah
berupa serat optik dari STO sampai ke
Pelanggan.
Beberapa perangkat yang digunakan untuk
pendistribusian serat optik adalah sebagai
berikut:
1.
OLT (Optical Line Terminal)
Optical Line Terminal (OLT) atau biasa
disebut
juga
dengan Optical
Line
Termination adalah perangkat yang berfungsi
sebagai titik akhir (end-point) dari layanan
jaringan optik pasif. Gambar 3.3 merupakan
gambar perangkat OLT yang telah digunakkan
untuk pendistribusian layanan.

Gambar 3.3 OLT ZTE C300

Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa pada OLT


ini digunakan 8 PON (Passive Optical Network)
setiap modulnya. 7 slot modul telah terpasang
pada OLT tersebut tetapi belum semua terisi.
Hal itu dikarenakan PON yang digunakan masih
memunuhi untuk kebutuhan pelanggan. Apabila
terjadi penambahan, PON tersebut akan siap
digunakan untuk mencatu OTB (Optical
terminal
Box) yang
selanjutnya
akan
didistribukan setiap core atau inti ke ODC dan
BTS (Base Tranceiver System).
2.

Optical Distribution Cabinet (ODC)


ODC (Optical Distribution Cabinet) adalah
jaringan optik antara perangkat OLT sampai
perangkat ONT/ONU. Letak dari ODC ini
adalah terletak di rumah kabel. Berbentuk
seperti sebuah kubah atau cabinet, atas dasar
itulah disebut Optical Distribution Cabinet. ODC
menyediakan sarana transmisi optik dari OLT
terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini
menggunakan komponen optik pasif. Gambar
3.4 berikut merupakan gambar ODC yang
dipergunakan untuk keperluan-keperluan Triple
Play pada Apartemen (High Rise Building).

Gambar 3.4 ODC di HRB

ODC menyediakan peralatan transmisi


optik antara OLT dan ONT. Perangkat Interior
pada ODC terdiri dari:
- Konektor
Pada gambar ODC 3.4, konektor terletak
dibawah modul splitter yang berfungsi untuk
menyambung patch cord dengan drop core
yang ditarik sampai ke pelanggan di setiap
lantai pada apartemen.
- Splitter
Pada gambar 3.4, splitter yang dimaksudkan
adalah modul splitter. Disebut module splitter
karena splitter sudah terpasang pada ODC
sebelum ODC digunakan. Pada ODC yang
terletak di apartemen itu, digunakan module
splitter 1:16. Dengan digunakannya module
splitter, pada ODP sudah tidak disarankan
untuk menggunakan splitter lagi. Karena dapat
menyebabkan redaman yang tinggi sehingga
optik tidak bisa mendistribusikan layanan dari
PT. Telkom

gambar 3.5 (a) tidak terdapat penggunaan


splitter sedangkan gambar 3.5 (b) adalah proses
untuk memasang splitter 1:4 yang akan
digunakan untuk membangun jaringan FFTH
(Fiber To The Home) yang baru.
4.

Optical
Network
Terminal/Unit
(ONT/U)
Optical Network Terminal (ONT)
merupakan perangkat yang berada di sisi
pelanggan.
Fungsi
dari
ONT
adalah
mengkonversi Optik dari ODN (Optical
Distribution Network) menjadi sinyal yang
dibutuhkan. Perangkat ini mendukung untuk
layanan Triple Play dimana optik dicatu ke ONT
dan dikeluarkan berupa voice, data, video.
Gambar 3.6 berikut merupakan perangkat ONT
yang digunakan PT.Telkom salah satunya adalah
ZTEG-F660 yang merupakan pabrikan merek
ZTE.

3.

Optical Distribution Point (ODP)


Instalasi atau terminasi yang bagus dari
serat adalah persyaratan utama untuk menjamin
kemampuan transmisi pada kabel serat optik.
ODP juga berguna untuk melindung serat optik.
Gambar 3.5 berikut merupakan beberapa jenis
ODP yang digunakan PT. Telkom. Tbk

Gambar 3.6 ONT produk dari ZTE

(a)

(b)

Gambar 3.5 (a) ODP HRB


(b) ODP outdoor

Gambar 3.5 (a) merupakan ODP yang


berada di apartemen dan gambar 3.6 (b) adalah
ODP yang berada diluar ruangan. ODP pada

Gambar 3.6 terlihat bahwa terdapat


berberapa interface yaitu 4 port Gigabit
Ethernet, 2 Plain Old Telephone Service
(POTS), 1 catuan optik, tombol power, dan
catuan listrik atau daya. Apabila pelanggan
memesan satu paket Indihome (salah satu produk
PT. Telkom) maka beberapa port akan
digunakan yaitu port pertama atau lan 1 akan
digunakan untuk speedy internet, port lan 2
untuk UseeTV, dan port POTS1 digunakan
untuk telepon.

3.2 IPTV
IPTV (Internet Protocol Television)
merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk
mengirim layanan televisi digital kepada
konsumen yang terdaftar sebagai subscriber
dalam sistem tersebut. Pengiriman sinyal digital
televisi tersebut memungkinkan diselenggarakan
dengan
menggunakan
Internet
Protocol
melewati sebuah koneksi broadband yang
digunakan dalam sebuah jaringan dengan
kualitas yang lebih baik daripada akses internet
publik dengan tujuan agar kualitas pelayanan
terjamin. Fokus utama dari layanan ini adalah
layanan siaran televisi dan video, salah satu nilai
tambah layanan IPTV adalah layanan internet
seperti akses web dan layanan telefoni seperti
VoIP (Voice over Internet Protocol) yang bila
layanan-layanan itu diakses sekaligus disebut
Triple Play.
3.3 Komponen IPTV
IPTV terdiri dari 6 komponen :
1. Content Sources
2. Service Nodes
3. Wide Area Distribution Networks
4. Customer Access Links
5. Customer Premises Equipment (CPE)
6. IPTV Client
3.5 Konfigurasi Logic Network IPTV

Gambar 3.7 Konfigurasi Logic IPTV

Gambar 3.7 diatas merupakan konsep


dasar sistem IPTV bekerja. Dimana tahapantahapannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jalur IPTV dari Middleware dan Headend ke
switch layer 2/layer 3 menggunakan media

transmisi serat optik dengan bandwidth trunk


10 Gbps.
Dari switch layer 2/3 yang
terhubung ke Headend menuju switch layer
2/3 menggunakan L2VPN (Layer 2 Virtual
Private Nerwork)
2. Jalur IPTV untuk unicast via IPVPN (Internet
Protocol Virtual Private Network) diawali
dari switch layer 2/3 yang terhubung dengan
Middleware menuju PE-IPTV (Provider
edge-Internet Protocol Television) yang
berfungsi sebagai backbone Metro Ethernet
dan Backbone tera router yang berada IP
Backbone MPLS. Kemudian menuju tera
router. Kemudian dari tera router daerah A
menuju tera router di daerah B, setelah
menuju PE-IPTV yang nantinya akan
mengirimkan ke Metro Ethernet yang berada
di daerah B. dan di terminasi di DSLAM atau
MSAN suatu daerah tersebut.
3. Jalurt IPTV untuk Multicast via PIM
(Protocol Independent Multicast) mempunyai
awalan yang sama dengan unicast karena
pada dasarnya Multicast dan Unicast hanya
berbeda di Headend-nya seperti pada
arsitektur IPTV. Jalur yang dilewati sama
dengan
Unicast
hanya
saja
tidak
membutuhkan melalui PE-IPTV. Kemudian
juga berakhir di MSAN atau DSLAM.
4. Dari Metro Ethernet ke DSLAM atau MSAN
digunakan sebuah VLAN untuk sistem
multicast dan unicast. Kemudian dari
DSLAM ke modem CPE menggunakan PVC
(Permanent Virtual Circuit). PVC sendiri
adalah koneksi permanen yang digunakan
untuk transfer data yang kerap dilakukan
(frekuensi koneksi sering) serta transfer data
yang konsisten. Pada jenis ini tidak
diperlukan pengadaan sebuah sesi.
3.6 Multicast
Multicasting adalah proses mengirimkan
paket data video dan audio secara simultan
kepada banyak pengguna layanan video. Semua
pelanggan menerima sinyal yang sama pada
waktu yang sama. Dengan menggunakan
protokol multicast, jaringan diarahkan untuk

membuat duplikat paket data video dan audio


untuk setiap penerima. Duplikat dibuat pada
setiap titik di jaringan yang membutuhkan paket
data video dan audio tersebut. Gambar 3.8
berikut merupakan sebuah skema pengiriman
dari Middleware ke Customer Premises
Equipment[7].

Gambar 3.8 Skema Pengiriman dari ME Client ke


CPE

3.6.1 IGMP
Internet Group Management Protocol
(IGMP) adalah salah satu protokol jaringan
dalam kumpulan protokol Transmission Control
Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) yang
bekerja pada lapisan jaringan yang digunakan
untuk menginformasikan router-router IP
tentang keberadaan group-group jaringan
multicast.
3.7 Unicast
Teknologi Unicast adalah teknologi yang
biasanya digunakan pada transfer data di
internet, dimana pengiriman paket data video
dan audio secara simultan kepada satu pengguna
layanan saja. Ketika stream dibutuhkan oleh
banyak pengguna, maka untuk setiap pengguna
akan dibuatkan satu duplikat paket data video
dan audio oleh sumber penyedia paket. Gambar
3.9 merupakan skema pengiriman paket unicast
dari ME ke CPE[7].

Gambar 3.9 Skema pengiriman unicast dari ME


client ke CPE

3.8 Perbedaan Unicasting dan Multicasting


Perbedaan antara pengiriman paket data
video dan audio menggunakan teknik
multicasting
dengan
unicasting
dapat
diasumsikan terdapat tujuh host yang
menginginkan konten yang sama dari provider
konten. Dalam teknik unicasting, provider
konten akan membuat tujuh duplikat konten dan
mengirimkannya masing-masing kepada host.
Dalam teknik multicasting, meskipun terdapat
tujuh host yang membutuhkan konten yang
sama, provider konten hanya membuat duplikat
konten sekali saja, mengirimkan duplikat konten
tersebut ke dalam jaringan, selanjutnya tugas
router yang ada di dalam jaringan untuk
membuat duplikat konten sebanyak host yang
membutuhkan konten dan terhubung ke router.
Perbedaan lain dari Multicast dan
Unicast adalah dari kategori steraming. Dimana
jika Multicast itu sendiri merupakan suatu cara
pengiriman paket live streaming dari server ke
client. Live streaming itu sendiri adalah tindakan
mengirim file media (audio dan / atau video)
melalui network dari suatau server menuju
perangkat client lain sehingga media yang
sedang dikirim dapat dilihat secara Real Time.
Sedangkan
Unicast
merupakan
cara
mengirimkan paket On Demand streaming dari
server ke client. On Demand streaming adalah
suata acara direkam dan disimpan di server dan
setelah itu disiapkan agar dapat diakses
pelanggan setiap saat.
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
1. Triple Play merupakan layanan data,
suara, dan multimedia yang dikirimkan
melalui satu infrastruktur atau dalam hal
ini kabel transmisi (baik tembaga atau
serat optik)
2. GPON adalah teknologi FTTx yang bisa
mengirimkan layanan sampai ke premise
pelanggan yang memakai kabel serat
optik.

3. Teknologi GPON merupakan (Next


Generation Network) karena mempunyai
kecepatan transfer data hingga 10Gbps.
4. Topologi jaringan GPON yang sesuai
dengan FTTH pada PT. Telkom
Indonesia ialah OLT, OTB (Optical
Terminal Box), ODC, ODP, dan ONT.
Untuk pemasangan GPON tidak harus
memenuhi
seluruh
topologinya,
melainkan melihat jarak dari lokasi
pelanggan dengan STO.
5. MSAN digunakan karena teknologi ini
merupakan jalan penghubung antara
teknologi yang lalu dengan teknologi
masa depan, dalam praktenya menjadi
jembatan untuk mengkonversi cahaya
menjadi listrik.
6. MSAN dapat menambah cakupan area
untuk layanan Triple Play pada jaringan
kabel tembaga karena kabel primer ke
STO sudah diganti menjadi serat optik.
7. IPTV merupakan salah satu layanan
Triple Play.
8. Multicast merupakan suatu cara
mengirimkan paket Live Streaming dari
server ke client.
9. Unicast
merupakan
suatu
cara
mengirimkan paket On Demand
Streaming dari server ke client.
4.2 Saran
1. Pemilihan vendor untuk perangkat yang
digunakan harus lebih diperhatikan agar
kualiatas layanan tetap terjaga dan tidak
terjadi masalah pada setiap
perangkatnya.
2. Penempatan perangkat diluar Sentral
Telepon Otomat kajian lebih mendalam
supaya tidak terjadi gangguan non teknis
seperti putusnya kabel akibat perbaikan
jalan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Royani Hsb, Astrid Harera. Modernisasi
Jaringan Akses Tembaga dengan Fiber
Optik ke Pelanggan. Makalah Kerja

[2].

[3].
[4].

[5].

[6].

[7].

Praktek. Universitas Sumatera Utara.


Medan
Nugroho S, Adi. Teknologi GigabitCapable Passive Optical Network (GPON)
Sebagai Triple Play Services. Makalah
Kerja Praktek. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Glen Carty. Broadband Networking.
McGraw Hill Osborne. p.
Budi P., Arjuni dan Haritman, Erik. Dasar
Sistem
Telekomunikasi.
Modul.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Pratiwi, Mirna Tria. Layanan Multimedia
Groovia TV. Makalah Kerja Praktek.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Rachman, Nova. (2014). Wawancara
mengenai konfigurasi MSAN. Jakarta: PT.
Telkom Akses.
PT Telkom Akses. (2014). Standarisasi
Konfigurasi Layanan UseeTV. Materi
Pelatihan Akses Point. Jakarta.
BIODATA

Tanzila Azizi Rochim


Lahir pada tanggal 31
Mei 1993. Beralamat di
Jalan Nusa Indah Baru 2
no
10,
Palur,
Karanganyar. Anak ketiga dari tiga bersaudara.
Saat ini menjadi mahasiswa di Universitas
Diponegoro mengambil Jurusan Teknik Elektro
Konsentrasi Telekomunikasi.
Semarang,
Desember 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Eng. Wahyul Amien Syafei, ST, MT


NIP.197112181995121001

Vous aimerez peut-être aussi