Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Efusi Pleura
Efusi Pleura
EFUSI PLEURA
OLEH :
dr. Ivon Darmanto
PEMBIMBING :
dr. Fauzijah Sri Rahmawati Sp.P
PENDAMPING :
dr. Yuliawati Soetio
dr. Sofie Giantari
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak Remaja
Dewasa Lansia
Bumil
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Menbahas :
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
Email Pos
Data Pasien :
Nama : Tn. Z
Terdaftar: -
Obyektif
Pemeriksaan Fisik:
a) Keadaan Umum :
pasien tampak sakit, keadaan gizi kurang, kesadaran compos mentis.
b) Tanda-tanda vital : HR: 110/70 mmHg; suhu 38,20 C; RR 20 x/ menit; nadi 84 x/menit,
c) BB : 63 kg; TB 170 cm BMI : 21.79 ( Normal )
d) Keadaan Tubuh
Kepala
: mesosefal
Kulit
: turgor baik, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-)
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, reflek pupil (+/+), ikterik (-/-)
Hidung
: sekret (-/-)
Telinga
: discharge (-/-)
Mulut
: kering (-), sianosis (-)
Leher
: simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Thoraks
o Paru-paru
Pemeriksaan
INSPEKSI
Bentuk
Pergerakan
PALPASI
Pergerakan
ICS
PERKUSI
Suara Ketok
AUSKULTASI
Suara Nafas
Ronkhi
Wheezing
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Depan
Kanan
Kiri
Belakang
Kanan
Kiri
Simetris
Simetris
+
+
+
+
+
+
+
+
Simetris
Simetris
+
+
+
+
+
+
+
+
Sonor
Sonor
Redup
Redup
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Redup
Redup
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
-
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
-
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
-
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
Vesikuler
-
WBC : 8000/mm3
Hematokrit :37%
Plt : 437.500/mm3
0-7
0-2
0-2
37-80
10-50
0-12
Kesimpulan foto: efusi pleura dextra dan adanya perselubungan aktif di hilus dextra
Planning:
1. Planning diagnosis:
a) Monitor keluhan
b) Analisa cairan pleura
c) Pemeriksaan sputum
2. Planning terapi:
a) KIE mengenai penyakit
b) Rawat jalan dengan terapi farmakologis sebagi berikut:
Paracetamol 3x500mg
Cefixime 2x100mg
Codein 3x10mg
Curcuma 3x1 tablet
Neurodex 1x1 tablet
FOLLOW UP:
Subyektif:
Tanggal 29 Juni 2015, Tn. Z kontrol ke poli paru RSUD Waluyo Jati
Batuk dan sesak masih dirasakan tetap, nafsu makan membaik, sudah tidak demam.
Pemeriksaan penunjang:
Hasil pemeriksaan cairan pleura 17 Juni 2015
Leukosit
2700
PMN (%)
15
MN (%)
85
Glukosa
91
3.1
Globulin
8.1
MAKROS
Warna
Kuning muda
Kejernihan
Agak keruh
Buih
Negatif
8.0
TINJAUAN PUSTAKA
EFUSI PLEURA
Gambar 1 Anatomi Pleura Pada Paru Normal (Kanan) dan Paru yang Kolaps (Kiri)
Antara kedua lapis membran serosa pleura terdapat rongga potensial, yang terisi
oleh sedikit cairan yakni cairan pleura. Rongga pleura mengandung cairan kira-kira
9
sebanyak 0,3 ml kg-1 dengan kandungan protein yang juga rendah (sekitar 1 g dl-1).
Secara umum, kapiler di pleura parietal menghasilkan cairan ke dalam rongga pleura
sebanyak 0,01 ml kg-1 jam-1. Drainase cairan pleura juga ke arah pleura parietal melalui
saluran limfatik yang mampu mendrainase cairan sebanyak 0,20 ml kg -1 jam-1. Dengan
demikian rongga pleura memiliki faktor keamanan 20, yang artinya peningkatan produksi
cairan hingga 20 kali baru akan menyebabkan kegagalan aliran balik yang menimbulkan
penimbunan cairan pleura di rongga pleura sehingga muncul efusi pleura.
fungsional terpisah dan tidak saling berhubungan. Pada manusia pleura visceral lebih
tebal dibandingkan pleura parietal, sehingga permeabilitas terhadap air dan zat
terlarutnya relatif rendah. Saluran limfatik pleura parietal dapat menghasilkan tekanan
subatmosferik -10 cmH2O.
2.
Efusi Pleura
Cairan pleura terakumulasi jika pembentukan cairan pleura melampaui absoprsi
(drainase) yang mampu dilakukan oleh limfatik. Selain daripada mekanisme yang telah
dijelaskan di atas, cairan pleura dapat pula dibentuk dari pleura visceral atau rongga
peritoneum (melalui lubang kecil di diafragma). Dengan demikian efusi dapat terjadi
apabila terjadi kelebihan produksi (berasal dari interstisial paru atau pleura visceral,
pleura parietal, dan rongga peritoneal) serta kegagalan absoprsi (akibat obstruksi
limfatik).
Pendekatan diagnostik pada efusi pleura melibatkan pengukuran parameter cairan
pleura serta keadaan sistemik. Efusi perlu dibedakan antara transudat (yang umumnya
terjadi akibat faktor sistemik) dan eksudat (akibat faktor lokal). Transudat dan eksudat
dapat dibedakan dengan mengukur LDH dan protein, sehingga dapat disimpulkan
bahwa eksudat dicirikan dengan Lights criteria6:
1. Rasio protein cairan pleura/serum > 0,5
2. Rasio LDH cairan pleura/serum >0,6
3. LDH cairan pleura lebih dari 2/3 batas atas LDH serum
Perlu pula dilakukan pengukuran gradien protein antara serum dengan pleura, yang
mana gradien yang lebih dari 3,1 g/dL menggambarkan jenis transudat. Temuan
karakteristik eksudat membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, seperti kadar glukos,
hitung jenis, studi mikrobiologis, dan sitologi.6
12
13
diuretik dll,
menghilang. Kadang-kadang
tindakan
yang
dapat
dilakukan
adalah
pemasangan
pintas
14
mata atau sendi dapat mengarah penyakit jaringan ikat seperti reumatoid arthritis
dimana pada beberapa kasus gejala yang pertama kali muncul adalah efusi pleura.
Riwayat pekerjaan yang berhubungan dengan asbes. Kombinasi dari anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang baik dapat mengindentifikasi penyebab efusi pleura yang
bersifat transudat2.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan (pada sisi yang
sakit)
tertinggal
16
Gambaran radiologi yang penting ditemukan pada efusi pleura adalah penumpulan
sudut kostofrenikus pada foto posteroanterior. Jika foto polos toraks tidak dapat
menggambarkan efusi, diperlukan apencitraan radiologi lain seperti ultrasound dan CT.
Efusi yang sangat besar dapat membuat hemitoraks menjadi opak dan menggeser
mediastiunum ke sisi kontralateral. Efusi yang sedemikian masif umumnya disebabkan
oleh keganasan8, parapneumonik, empiema, dan tuberkulosis. Namun apabila
mediastinum bergeser ke sisi di mana efusi pleura masif berada, perlu dipikirkan
kejadian obstruksi endobronkial ataupun penekanan akibat tumor.7
18