Vous êtes sur la page 1sur 3

KEANEKARAGAMAN MIKROORGANISME

Bermacam-macam jenis organisme hidup menempati dunia ini dan masingmasing akan
menunjukkan sifat beda yang mencirikan kelompok jenisnya. Menurut suatu teori,
organisme yang ada pada saat ini merupakan suatu produk akhir dari suatu proses yang
disebut evolusi. Evolusi dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian/seri perubahan yang
terjadi pada suatu populasi selama beberapa generasi. Perubahanperubahan tersebut
merupakan hasil atau proses seleksi alam.
Ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu produk dari seleksi alam. Faktor
faktor tersebut adalah
1) Adanya populasi yang mampu melakukan reproduksi ;
2) Adanya perbedaan sifat genetik yang dapat diturunkan di antara masing masing
individu ;
3) Adanya faktor lingkunagan yang mendukung kelangsungan hidup serta
reproduksi dari organisme yang memiliki gengen yang memungkinkan untuk
diwariskan pada
keturunannya.
Pada awalnya, dunia/kingdom kehidupan hanya terbagi atas 2 kelompok, yaitu
Tumbuhan (Plantae) dan Hewan (Animalia).
Pembagian ini tidak memuaskan para ahli karena semakin banyaknya ditemukan berbagai
jenis organisme terutama mikroorganisme yang baru, oleh karenanya diusulkan suatu
kingdom ke 3 yaitu Protista.
Lebih lanjut kingdom tersebut dipecah kembali menjadi 4 kelompok yaitu Plantae,
Animalia, Prokariota (Bakteri dan Sianobakteri) serta Protista (Protozoa, Algae selain
Algae biru, Slime Molds/jamur lendir dan Fungi sejati).
Konsep selanjutnya mengusulkan adanya 5 kategori kindom : Plantae, Animalia,
Prokariota, Protista (Protozoa, Chrysophyta, Slime molds), serta Fungi (Ross, 1983 :
37).
Dalam bidang mikrobiologi ada 5 kelompok mikroorganisme utama yang dipelajari :
1. Virus (Reovirus)
2. Bakteri (Escherichia coli)
3. Fungi ( Rhizopus oryzae)
4. Algae (Spirulina sp.)
5. Protozoa (Amoeba sp.)
VIRUS
Virus bukanlah suatu sel. Partikel virus tidak mempunyai kriteria yang umumnya dimiliki
oleh sebuah sel. Tidak seperti sel yang bersifat dinamis terbuka, maka struktur suatu
partikel virus bersifat statis dan tidak mampu mengubah atau mengganti bagianbagian
dari partikel tubuhnya. Partikel virus baru dikategorikan sebagai partikel hidup, bila ia
berasosiasi dengan sel hidup yang menjadi inangnya (Brock et al. 1984 : 2).
Secara sederhana virus dikelompokkan pada
a. Virus bakteri (bakteriophage)
b. Virus tanaman
c. Virus hewan
Tahaptahap infeksi pada virus secara umum terbagi atas :
A. Adsorbsi (pelekatan)
B. Penetrasi
C. Replikasi

D. Perakitan dan Maturasi


E. Pelepasan virion
Adsorpsi : pada tahap ini partikel virus akan melekat pada sel inangnya.
Penetrasi : Kebanyakan virus hewan dan beberapa pada tumbuhan, memasuki sel inang
melalui bentuk sistim fagositosi.
Replikasi : Tergantung pada materi genetik yang dimiliki oleh virus, maka di dalam sel
inang akan terjadi proses replikasi yang mencakup replikasi, transkripsi dan translasi dari
meteri genetik tersebut
Peakitan dan Pematangan : Setelah bagianbagian dari partikel virus digandakan
(diperbanyak), maka terjadi proses perakitan sehingga terbentuk suatu virion yang utuh.
Selanjutnya diikuti pula dengan proses pematangan sehingga terbentuklah virion yang
baru.
Pelepasan virion : Pada tahap akhir ini virion baru akan dilepaskan dari dalam sel
melalui cara pelisisan dinding sel inang atau dengan cara budding tanpa merusak
dinding sel inang. Virus baru yang dilepaskan akan mampu menginfeksi selsel inang
lainnya.
II. BAKTERI
Bakteri seperti juga sianobakteri mempunyai kedudukan setingkat dalam dunia
kehidupan. Kedua kelompok tersebut dimasukkan ke dalam kelompok prokariota karena
inti selnya tidak terungkus oleh membran inti.
Ukuran sel bakteri, dapat dipengaruhi oleh :
Umur biakan
Komposisi media
Pengaruh lingkunagn lainnya (pH, tekanan osmotik).
Bentuk dasar sel bakteri adalah :
1. Batang / bacillus / rod
2. Bulat / coccus / spherical
3. Modifikasi dari bentuk batang berupa :
a. Pilinan tungal : bentuk koma
b. Banyak pilinan : spiral atau spirochaeta
Selain bentuk struktur dasar tersebut, bakteri dapat membentuk gambaran :
1. Berpasangan : Diplococcus pneumoniae
2. Bacillus meganterium
3. Membentuk rantai (strepto) : Streptococcus lactis
4. Bentuk tetrade : Pediococcus cerevisiae
5. Bentuk kubus : Sarcina lutea
6. Berbentuk anggur : Staphylococcus aureus
7. Bentuk koma : Vibrio koma
8. Bentuk spiral : Spririllum volutans
9. Bentuk spirochaeta : Treponema pallidum.
Merupakan kelompok mikroorganisme yang termasuk ke dalam golongan eukariota
(mempunyai inti sejati atau materi inti terbungkus oleh membran inti). Fungi atau jamur
terdiri atas kumpulan organisme yang tidak berkhlorofil, menghasilkan spora, melakukan
reproduksi secara aeksual atau seksual, umumnya berbentuk filamen dan mempunyai
dinding sel yang tersusun atas selulosa dan atau khitin (Alexopoulos, 1980 : 4)

Jamur karena tidak berkhlorofil maka hidupnya termasuk kedalam golongan heterotof.
Jamur tumbuh pada materimateri organik yang telah mati (saprofit) dan beberapa jamur
bahkan ada yang bersifat parasit.
Fungi melangsungkan hidupnya dengan cara mengambil makanan yang telah jadi dari
lingkungan sekitarnya. Bila fungi diberikan sumber C organik sederhana seperti glukosa,
sukrosa atau maltosa, maka sebagian besar fungi akan mampu mensintesisi proteinnya
dengan mamanfaatkan sumber Nitrogen organik dan anorganik dan berbagai element
esential untuk pertumbuhan
Reproduksi adalah suatu cara dari makhluk hidup untuk melestarikan jenisnya dengan
membentuk individu baru. Reproduksi dapat dilakukan secara seksual maupun aseksual.
Aseksual reproduksi kadang pula disebut somatik atau vegetatif reproduksi dan tidak
melibatkan penggabungan inti, sel seksual (kelamin) atau organ seksual.
Reproduksi aseksual secara umum dapat terjadi malalui
(1) fragmentasi sel somatik (hifa), dari masingmasing fragment akan membentuk
individu baru, frament tersebut disebut arthtrospora,
(2) membentuk tunas anakan (budding) dan bila tunas dilepaskan akan membentuk
individu baru, tunas tersebut pula blastospora,
(3) membentuk sel terpisah dari bagian hifa dengan dinding sel yang tebal
(chlamidospora),
(4) pembentukan sporangiospora atau konidiospora
(Alexopoulos 1980 : 1422).
Reproduksi seksual umumnya ditandai dengan adanya peleburan 2 plasma sel
(plasmogami), kemudian diikuti dengan peleburan 2 inti (kariogami) sehingga akan
terbentuk dikariot (berinti dua) dan selanjutnya adalah meiosis yang akan mereduksi
jumlah kromosom sehingga menjadi sel haploid kembali.
Beberapa fungi akan membentuk suatu organ seksual yang dinamakan gametangia, dan
gametangia jantan disebut antheridium dan betinanya disebut oogonium. Gametangia
tersebut akan menghasilkan sel kelamin yang disebut gamet (Alexopoulos 1980 : 2223).

Vous aimerez peut-être aussi