Vous êtes sur la page 1sur 62

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan
dan hewan. Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi
tanpa udara kita hanya hidup untuk beberapa menit saja. Namun kini kualitas
udara udara telah berubah menjadi udara yang sudah tercemar sehingga tidak
dapat menyangga kehidupan.
Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup melalui Air
Quality Monitoring Station (AQMS), dari sepuluh kota besar di Indonesia, enam
diantaranya yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Jambi, dan Pekanbaru
hanya memiliki udara berkategori baik selama 22 sampai 62 hari dalam setahun
atau tidak lebih dari 17 persen[1]. Keadaan demikian menjadi sebuah masalah
yang perlu untuk diperhatikan, terutama dengan semakin terkontaminasinya udara
oleh bakteri-bakteri patogen dan bermacam virus yang semakin berkembang.
Air purifier merupakan suatu alat yang dapat membersihkan udara di
sekitarnya. Tingkat kemampuan pembersihnya dapat mencapai 95 persen. Alat ini
tidak dapat mendinginkan seperti halnya AC (air conditioner), melainkan hanya
menghirup udara luar, menyaringnya dan mengeluarkan udara yang segar yang
sudah bebas polusi.
Alat ini akan menyaring debu, partikel-partikel kecil penyebab alergi serta
mematikan bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sehingga udara
yang keluar adalah udara yang sudah steril dan sehat.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Jurusan
Teknik Elektromedik.
2. Untuk membuat simulasi alat air purifier yang dapat membuat udara
menjadi segar, steril, dan sehat serta mencegah penyakit yang disebabkan
oleh kualitas udara yang buruk.
3. Untuk membandingkan perancangan simulasi alat air purifier secara teori
dan praktek.

1.3

Pembatasan Masalah

Batasan permasalahan dalam pengujian karya tulis ini yaitu:


1. Display waktu (hour meter) untuk menunjukkan lama waktu lampu
dihidupkan sejak awal dipasang.

1.4 Metode Penulisan


Dalam penyusunan karya tulis ini, metode yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
1. Metode literatur, yaitu dengan mencari dan mempelajari buku-buku dan
artikel-artikel yang berhubungan dengan penyusunan karya tulis ini.
2. Membuat modul dengan melakukan percobaan dari rangkaian penghitung
waktu (hour meter) untuk simulasi alat Air Purifier serta menguji fungsi
alarm yang terdapat pada alat (seperti alarm filter kotor).
3. Melakukan pendataan dan analisa mengenai modul yang dibuat.
4. Memberikan gambaran tentang cara kerja alat Air Purifier secara umum
serta menyajikan data-data pengukuran terhadap beberapa titik pengukuran
yang sangat menunjang dalam pembatasan masalah.
5. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan


Penulis menyajikan karya tulis ini menjadi beberapa bab yaitu :

BAB 1

PENDAHULUAN
Memberikan gambaran secara singkat mengenai latar belakang
penulisan, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan.

BAB 2

TEORI DASAR
Membahas teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan teoritis
dalam pembahasan masalah.

BAB 3

PERANCANAAN
Merencanakan gambar dari rangkaian elektronik yang diperlukan
untuk peralatan tersebut.

BAB 4

PENGUJIAN DAN ANALISA DATA


Menyajikan perinsip kerja rangkaian dan komponen-komponen yang
digunakan dalam pembuatan beserta perolehan data yang didapat
berdasarkan pengukuran dan pengujian modul yang sudah ada.
Menganalisa permasalahan berdasarkan hasil data yang didapat
sebagai bahan perbandingan dengan teori manual.

BAB 5

PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Gambaran Umum Air Purifier


Air Purifier merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat udara
menjadi segar, steril, dan sehat serta mencegah penyakit yang disebabkan oleh
kualitas udara yang sudah banyak terkontaminasi oleh debu, kotoran dan bakteri,
khususnya bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit). Debu dan kotoran pada
udara sekitar akan masuk dan disaring oleh alat ini.

Gambar 2.1 Bagan kerja air purifier

Alat ini biasanya digunakan secara terus-menerus dalam waktu yang lama,
sebagaimana penggunaan AC (pendingin ruangan). Namun sebagian besar
digunakan hanya beberapa jam sebelum hingga sesudah jam kerja.

Gambar 2.2 Air purifier

2.2 Bakteri pada Udara


Organisme merupakan suatu makhluk hidup yang memerlukan media sebagai
tempat hidupnya. Organisme yang ukuran tubuhnya sangat kecil hingga tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga harus menggunakan alat seperti
mikroskop disebut mikroorganisme. Udara bukanlah suatau media yang dapat
digunakan sebagai tempat permanen bagi pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini
dikarenakan udara hanya merupakan pembawa bahan partikulat debu dan tetesan
cairan yang kesemuanya mungkin ditinggali oleh mikroorganisme / mikroba.
Flora mikroorganisme merupakan salah satu mikroorganisme udara, terdiri atas
organisme yang mengapung sementara di udara atau terbawa serta pada partikel
debu.
Tidak ada mikroorganisme yang memiliki habitat asli di udara, mereka hanya
hidup pada media-media yang terapung di udara. Di sekeliling kita serta beberapa
kilometer di atas permukaan bumi terdapat berbagai macam mikroorganisme
dalam jumlah yang beragam dan dengan media yang beragam pula pada udara.
Pada permukaan bumi ini, yang terdiri dari daratan dan lautan, sebagian besar
mikroorganisme ada dalam lapisan atmosfer bumi. Angin menimbulkan dan
membawa debu dari tanah, kemudian partikel-partikel debu tersebut akan
membawa mikroorganisme yang menghuni tanah. Sejumlah besar air dalam
bentuk titik-titik air memasuki atmosfer dari permukaan laut, teluk, dan kumpulan
air alamiah lainnya.

Alga (flora mikroorganisme berklorofil yang hidup pada media air yang
terbawa udara dalam bentuk titik-titik air), protozoa (fauna mikroorganisme bersel
satu yang terbawa udara dalam media debu / kotoran), khamir (spora jamur / ragi
yang terbawa udara), kapang (sejenis cendawan yang terbawa udara dalam media
yang berbentuk titik-titik air laut), dan bakteri (terbawa udara pada media debu /
kotoran) telah diisolasi dari udara dekat permukaan bumi. Contoh mengenai jasadjasad renik yang dijumpai di atmosfer bumi diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Jasad renik pada atmosfer bumi[2]

Tinggi (meter)

Bakteri (Genus)

1.500 4.500

Alcaligenes
Bacillus

4.500 7.500

Bacillus

7.500 10.500

Sarcina
Bacillus
Bacillus
Kurthia
Micrococcus
Bacillus

10.500 13.500
13.500 16.500

Cendawan (Genus)
Aspergillus
Macrosporium
Penicillium
Aspergillus
Clasdosporium
Aspergillus
Hormodendrum
Aspergillus
Hormodendrum
Penicillium

Komposisi utama udara adalah komponen-komponen kimia seperti Nitrogen,


Oksigen, Argon, CO2, Neon, Helium, Metan, Kripton, N-Oksida, Hidrogen dan
Xenon, sedangkan komponen lain yang bersifat hidup pada umumnya berbentuk
mikroba yang terbawa bersama medianya.
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk ragi) dan mikroalga, kehadirannya di udara terdapat
dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya
spora).
Kelompok mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang
tidak diharapkan kehadirannya melalui udara dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Jasad renik merugikan yang ada di udara

Bakteri

Salmonella typhosa (penyebab tifus),


Haemophilus influenza (penyebab influenza),
Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC paru-paru),
Clostridium tetani (penyebab tetanus),
Bacillus anthracis (penyebab antraks), dsb.

Jamur

Aspergillus (menyebabkan kerusakan tanaman),


Mucor (dapat menyebabkan infeksi),
Rhizopus (dapat menyebabkab infeksi fatal bagi manusia dan hewan),
Trichoderma (menyerang akar tanaman), dsb.

Ragi

Candida (dapat menyebabkan infeksi pada manusia dan hewan),


Saccaromyces (menyerang daun tanaman),
Paecylomyces (membunuh serangga), dsb.

Udara

dihirup

masuk

kedalam

paru-paru,

pergantian

oksigen

dan

karbondioksida terjadi di jutaan alveoli, suatu kantong udara seperti karet. Alveoli
ini dilapisi di dalam satu jaringan kapileri (pembuluh halus) yang mengandung
darah. Pergantian oksigen dan karbondioksida rampung dalam waktu mili detik,
dan suatu putaran darah yang selengkapnya di seluruh tubuh membutuhkan sekitar
satu menit.
Dapat

dibayangkan

seandaianya

kotoran,

termasuk

mikroba-mikroba

merugikan yang terkandung di dalamnya, ikut terhirup dan mengiringi aktivitas


pernafasan kita yang sedemikian kompleks dan penting sehingga menyebabkan
gangguan. Untuk itu diperlukan udara yang steril dari polusi dan mikroorganisme
merugikan agar kesehatan dan stabilitas dari aktifitas tubuh dapat tetap terjaga.

2.3 Lampu Ultraviolet


Sinar ultraviolet (UV) merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang 10 nm hingga 400 nm (lebih pendek dari cahaya tampak, namun lebih
panjang dari sinar x) dengan energi sebesar 3 eV hingga 124 eV. Sinar UV ini
tidak dapat ditangkap oleh indera penglihatan manusia.

Tabel 2.3 Klasifikasi spektrum elektromagnet sinar UV[3]

Nama

Panjang Gelombang

Energi per Foton

Ultraviolet A, long wave (UVA)

400nm 320 nm

3.10 eV 3.94 eV

Near (NUV)

400 nm300 nm

3.104.13 eV

Ultraviolet B, Medium Wave

320 nm280 nm

3.944.43 eV

300 nm200 nm

4.136.20 eV

280 nm100 nm

4.4312.4 eV

Far (FUV)

200 nm122 nm

6.2010.2 eV

Vacuum (VUV)

200 nm10 nm

6.20124 eV

Extreme (EUV)

121 nm10 nm

10.2124 eV

(UVB)
Middle (MUV)
Ultraviolet

C,

Short

Wave

(UVC)

UVA adalah jenis sinar UV yang paling umum ditemui. Pancaran sinar UVA
memiliki efek penggelapan pigmen diikuti dengan efek terbakar sinar matahari
jika pancarannya berlebihan. Ozon atmosfer menyerap sangat sedikit spektrum
UV ini. UVA banyak digunakan untuk fototerapi.
UVB merupakan bentuk radiasi UV yang dapat merusak karena memiliki
cukup energi untuk menyebabkan kerusakan pada sel DNA. UVB tidak
seluruhnya dapat diserap oleh atmosfer. Efek membahayakan yang dapat terjadi
akibat UVB seperti terbakar matahari, katarak, dan pengembangan sel kanker
kulit.
UVC hampir tidak pernah diamati di alam karena diserap seluruhnya pada
atmosfer, seperti halnya FUV dan VUV. Lampu pembunuh kuman (seperti yang
seharusnya digunakan pada alat ini, air purifier) didisain untuk memancarkan
radiasi UVC karena kemampuannya dalam membunuh bakteri / kuman. Pada
manusia, UVC diserap pada lapisan epidermis sebelah luar. Kelebihan pancaran
UVC dapat menyebabkan terbakarnya lapisan kornea, serta beberapa efek
terbakar pada wajah.

Penggunaan lampu dengan sinar UVC dapat membunuh bakteri terutama yang
menyebabkan penyakit tuberkulosis (TB), yang jumlahnya masih sangat banyak
di Indonesia ini, sehingga dapat menghambat dan mengurangi penyebarannya.
Namun ini tidak berarti hanya bakteri penyebab TB saja yang dapat dimatikan,
bakteri serta mikroorganisme merugikan lainnya juga akan mati.

2.4 Kipas
Kipas merupakan benda yang sudah dikenal secara luas. Dilihat dari arah angin
yang digerakkan, maka kipas dibedakan menjadi dua, yaitu kipas yang mendorong
udara dan kipas yang menyedot udara.
Kipas yang pada umumnya digunakan adalah kipas yang mendorong udara.
Kipas ini akan mendorong dan menghembuskan udara ke arah muka kipas. Kipas
ini banyak digunakan sebagai penyejuk, yang termasuk dalam kipas ini adalah
kipas angin. Kipas ini banyak digunakan sebagai alat rumah tangga, pendingin
komponen pada CPU komputer, dan sebagainya.

Gambar 2.3 Kipas angin

Kipas yang menyedot udara bekerja meniup udara dengan arah berlawanan
dari kipas angin pada umumnya, kipas ini akan meniup udara ke arah belakang
kipas atau dengan kata lain menyedot udara di depan kipas dan mengalirkannya
ke arah belakang kipas.

Dengan kerja yang demikian maka kipas ini biasa digunakan pada tempat
tempat yang memiliki udara kotor seperti pada kamar mandi untuk menyedot
udara kotor ruangan dan membuangnya keluar. Kipas yang biasa digunakan ini
adalah exhaust fan. Kipas jenis ini juga digunakan pada air purifier untuk
menyedot udara kotor di luar alat.

Gambar 2.4 Exhaust Fan

2.5 HEPA Filter


HEPA (High Eficiency Particulate Air) Filter merupakan penyaring udara
yang dapat menyaring berbagai polusi di udara bebas, seperti asap tembakau, debu
rumah tangga, dan serbuk.
HEPA filter dapat menghilangkan 99,97% partikel yang ada di udara bebas
dengan diameter filter 0,3 m. filter ini tersusun atas serat yang tersusun secara
acak. Yang mempengaruhi fungsi kinerjanya adalah ketebalan serat, diameter dan
ketebalan filter.
Pada bidang biomedis, HEPA filter digunakan sebagai pencegahan penting
terhadap penyebaran bakteri udara dan organisme virus, serta infeksi. Penggunaan
sistem penyaringan HEPA juga digabungkan dengan cahaya ultraviolet untuk
membunuh virus dan bakteri hidup yang terjebak pada media penyaring HEPA.

10

Gambar 2.5 Bagian bagian HEPA filter[4]

2.6 IC Mikrokontroler AT89S51


Mikrokontroler merupakan suatu sistem kendali dengan program yang
tertanam di dalamnya dan hanya dapat digunakan untuk suatu aplikasi tertentu
saja.
Berbeda dengan mikroprosesor yang memiliki CPU yang berdiri sendiri,
RAM, ROM, I/O dan timer yang terpisah dalam chip yang berbeda, serta besarnya
kapasitas RAM, ROM dan jumlah port I/O yang dapat dipilih, mikrokontroler
memiliki CPU, RAM, ROM, I/O, dan timer yang menjadi satu pada sebuah chip,
serta besarnya kapasitas RAM, ROM, dan port I/O yang sudah ditentukan sesuai
tipe mikrokontroler.
Mikrokontroler yang dijelaskan di sini merupakan mikrokontroler dari
ATMEL yaitu AT89S51.

11

21
22
23
24
25
26
27
28
10
11
12
13
14
15
16
17
30
29

P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7

P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P0.7

P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7

P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7

AT89S51

ALE/PROG
PSEN

XTAL1
XTAL2
EA/VPP
RST

20

GND

VCC

39
38
37
36
35
34
33
32
1
2
3
4
5
6
7
8
19
18
31
9
40

Gambar 2.6 IC AT89S51

IC ini memiliki 40 buah pin yang dibagi menjadi beberapa port dan pin pin
dengan fungsi yang berbeda. Setiap port dapat digunakan sebagai masukan
ataupun keluaran setiap instruksi dan informasi yang tersedia.
Beberapa fungsi dari setiap pin AT89S51 yaitu :
VCC

Tegangan supply +5V

GND

Ground / Pembumian

Port 0

Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah (bi-directional)


yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Port 1

Port 1 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan


internal pull-up.

Port 2

Port 2 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan


internal pull-up.
Port 2 akan mengirim byte alamat jika digunakan untuk
mengakses memori eksternal

Port 3

Port 3 merupakan port paralel 8 bit bi-directional dengan


internal pull-up.
Port 3 juga bisa difungsikan untuk keperluan khusus yaitu :
P3.0 RXD(Receive Data)
P3.1 TXD(Transmit Data)
P3.2 INT0(Interrupt 0)

12

P3.3 INT1(Interrupt 1)
P3.4 T0(Timer 0)
P3.5 T1(Timer 1)
P3.6 WR(Write Strobe)
P3.7 RD(Read Strobe)
RST

Pulsa dari low ke high akan mereset mikrokontroler

ALE

Address Latch Enable, digunakan untuk menahan alamat


memori eksternal selama pelaksanaan instruksi

PSEN

Program Store Enable, merupakan sinyal kendali yang


memperbolehkan program memori eksternal masuk ke dalam
bus selama proses pengambilan instruksi

EA/VPP

Jika EA=1 maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi


dari ROM internal
Jika EA=0 maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi
dari ROM eksternal

XTAL1

Input ke rangkaian osilator internal

XTAL2

Output dari rangkaian osilator internal

Kapasitas RAM tergantung pada tipe mikrokontroler. Pada AT89S51 RAM


dibagi menjadi 2 yaitu :
1. LOWER 128 byte yang menempati alamat 00 s/d 7F. RAM ini dapat diakses
dengan pengalamatan langsung (direct) maupun tak langsung (indirect).
2. UPPER 128 byte yang menempati alamat 80 s/d FF. Alamat ini sama dengan
alamat SFR meski secara fisik benar-benar berbeda. RAM ini hanya dapat
diakses dengan pengalamatan tak langsung saja.

2.7 LCD (Liquid Crystal Display)


Alat yang saya rancang ini menggunakan LCD 2 x 16 (dengan karakter 2 baris
dan 6 kolom) dengan 16 pin konektor sebagai tampilan, yaitu menampilkan nama
alat, perintah untuk melakukan penekanan tombol, hingga waktu yang dihitung
oleh hour meter.

13

LCD dapat memberikan tampilan yang lebih baik jika dibandingkan dengan 7
segmen yang biasa digunakan untuk tampilan waktu digital. LCD juga dapat
menampilkan lebih beragam tulisan atau gambar sehingga lebih fleksibel untuk
digunakan sebagai display (tampilan).

Gambar 2.7 LCD 2 x 16 karakter

Dalam penggunaannya, LCD ini dikendalikan di setiap pin yang memiliki


kegunaan yang berbeda untuk setiap perintah yang diberikan. Pada dasarnya, LCD
dikendalikan melalui 3 buah pin dengan memberikan sinyal high atau low.
LCD ini memiliki 8 buah pin yang berfungsi sebagai bus data.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai 16 pin yang terdapat pada LCD ini,
maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Pusat pengendalian LCD ini terletak pada 3 buah pin yaitu En, RS, dan RW.
En atau disebut Enable, digunakan untuk memberitahu pada kita bahwa kita
sedang mengirim data. Untuk mengirim data ke LCD, program kita harus
memastikan bahwa pada pin ini dalam keadaan low (0) dan kemudian atur dua
pin pengendali lainnya.
Ketika pin lain selesai melakukan pembacaan, berikan kondisi high (1)
pada En dan tunggu selama jumlah waktu minimum sesuai spesifikasi LCD, dan
akhirnya kembalikan keadaan pin ini pada posisi low (0).
RS atau disebut Register Select, ketika RS dalam keadaan low (0), data
diperlakukan sebagai perintah atau instruksi khusus (seperti mengosongkan layar,
posisi kursor, dsb). Ketika RS high (1), data yang dikirim adalah data teks yang
ditampilkan pada layar.

14

Tabel 2.4 Keterangan pin LCD[5]

PIN

Nama

Fungsi

VSS

Ground voltage

VCC

+5V

VEE

Contrast voltage

RS

Register Select
0 = Instruction Register
1 = Data Register

R/W

Read/ Write, to choose write or read mode


0 = write mode
1 = read mode
Enable
0 = start to lacht data to LCD character
1= disable

DB0

LSB

DB1

DB2

10

DB3

11

DB4

12

DB5

13

DB6

14

DB7

MSB

15

BPL

Back Plane Light

16

GND

Ground voltage

RW atau disebut Read/Write, ketika dalam keadaan low (0), informasi pada
bus data dituliskan pada LCD. Ketika dalam keadaan high (1),

progam

membaca LCD secara efektif. Hanya satu unstruksi yang merupakan perintah
membaca, sedangkan lainnya menulis (write), sehingga pin ini hampir selalu
dalam keadaan low (0).

2.8 Optocoupler
Opto berarti optik dan coupler berarti pemicu. Sehingga optocoupler dapat
diartikan sebagai suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optik.

15

Optocoupler termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu
transmitter dan receiver.
Optocoupler merupakan gabungan dari LED infra merah (transmitter) dengan
fototransistor (receiver) yang terbungkus menjadi satu chips. Cahaya infra merah
termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang tidak tampak oleh mata
telanjang. Sinar ini tidak tampak oleh mata karena mempunyai panjang
gelombang berkas cahaya yang terlalu panjang bagi tanggapan mata manusia.
Sinar infra merah mempunyai daerah frekuensi 1 x 1012 Hz sampai dengan 1 x
1014 GHz atau daerah frekuensi dengan panjang gelombang 1m 1mm.

Gambar 2.8 Optocoupler

LED infra merah ini merupakan komponen elektronika yang memancarkan


cahaya infra merah dengan konsumsi daya sangat kecil.
Fototransistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai
detektor cahaya infra merah. Detektor cahaya ini mengubah efek cahaya menjadi
sinyal listrik, oleh sebab itu fototransistor termasuk dalam golongan detektor
optik.
Dengan demikian dapat diketahui prinsip kerja optocoupler yaitu, pada saat
LED infra merah mendapat arus (bias maju), LED akan memancarkan cahaya
infra merah yang kemudian akan ditangkap dan dikonversikan oleh fototransistor
sebagai tegangan bagi basis. Ini mengakibatkan tersambungnya kolektor dengan
emiter sehingga arus dari kolektor akan dapat mengalir ke emiter, sehingga
dengan kata lain optocoupler ini dapat dikatakan sebagai saklar namun
menggunakan sinar sebagai pemicu on/off-nya.

16

2.9 Relay
Relay merupakan saklar listrik yang membuka dan menutup-nya
dikendalikan oleh rangkaian listrik lainnya. Pada bentuk aslinya, saklar
dioperasikan dengan gaya elektromagnet untuk membuka dan menutup
sekian banyak pasang kontak.
Relay menghubungkan suatu rangkaian dengan rangkaian lainnya dimana
sebelumnya kedua rangkaian tersebut terpisah sepenuhnya dan tidak terhubung
sama sekali. Sebagai contoh, sebuah rangkaian batere berdaya rendah dapat
menggunakan relay untuk menghubungkan tegangan 220V ke rangkaian utama.
Di sini tidak terjadi hubungan listrik pada relay antara kedua rangkaian (rangkaian
220V dengan rangkaian utama) yang menghubungkan adalah elektromagnetik dan
mekanik.
Ketika arus listrik melalui kumparan, terjadi perpindahan pada kontak dari
posisi awal menjadi sebaliknya (yang terhubung menjadi terlepas dan yang
terlepas menjadi terhubung). Ketika kumparan tidak lagi dilalui arus listrik, maka
posisi kontak akan kembali seperti awal saat kumparan tidak dilalui arus listrik.
Jika kumparan dikerjakan dengan tegangan DC, sebuah dioda sering digunakan
paralel dengan kumparan, untuk menghilangkan energi dari medan magnet yang
jatuh pada saat penon-aktifannya yang mana sebaliknya akan membangkitkan
tegangan yang berbahaya bagi transistor dan IC pada rangkaian.
Koneksi Saklar pada relay yaitu :
1. Kontak Normally-open (NO) terhubung ketika relay sedang aktif; rangkaian
tidak terhubung ketika relay tidak aktif.
2. Kontak Normally-closed (NC) tidak terhubung ketika relay aktif; terhubung
ketika relay tidak aktif.
3. Change-over (CO), atau double-throw (DT), kontak mengendalikan dua
rangkaian: satu kontak normally open dan satu lagi kontak normally closed
dengan terminal common.

17

Gambar 2.9 Kontak relay

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih relay :


1. Ukuran fisik dan susunan pin.
2. Tegangan kumparan.
3. Rasio saklar (tegangan dan arus), kontak saklar relay harus sesuai untuk
rangkaian yang mereka kendalikan. sebagai contoh : "5A pada 24V DC.
4. Susunan kontak saklar (SPDT, DPDT, dsb).
Berikut adalah beberapa disain relay yang biasa ditemui :
1. SPST (Single Pole Single Throw). Relay ini memiliki dua terminal (A-A dan
B-B) yang mana dapat dihubungkan atau tidak dihubungkan. Termasuk dua
terminal untuk kumparan, sehingga total terdapat empat terminal.

Gambar 2.10 Kontaktor relay SPST

2. SPDT (Single Pole Double Throw). Terminal common (C) terhubung pada
salah satu dari dua terminal kontak relay (A dan B). Termasuk dua terminal
untuk kumparan, maka totalnya relay ini memiliki lima buah terminal.

18

Gambar 2.11 Kontaktor relay SPDT

3. DPST (Double Pole Single Throw). Relay ini memiliki dua pasang terminal,
atau dengan kata lain sama dengan dua buah saklar SPST dengan satu
kumparan. Termasuk dengan dua terminal untuk kumparan, maka totalnya
terdapat enam buah terminal.

Gambar 2.12 Kontaktor relay DPST

4. DPDT (Double Pole Double Throw). Relay ini memiliki dua baris terminal
yang dapat diubah. Dengan kata lain sama dengan dua buah saklar SPDT
dengan satu kumparan. Termasuk dua terminal untuk kumparan, maka
totalnya terdapat delapan terminal.

19

Gambar 2.13 Kontaktor relay DPDT

Keuntungan relay dibandingkan transistor sebagai saklar :


1. Relay dapat menghubungkan tegangan AC maupun DC, transistor hanya dapat
menghubungkan tegangan DC.
2. Tegangan yang dapat dihubungkan relay lebih tinggi dibandingkan tegangan
yang dapat dihubungkan oleh transistor.
3. Relay lebih baik sebagai saklar untuk arus besar (>5A).
4. Relay dapat menghubungkan banyak kontak dalam satu waktu.
Kekurangan Relay dibandingkan transistor sebagai saklar :
1. Relay terlalu besar dibandingkan transistor untuk digunakan sebagai saklar
arus kecil.
2. Relay tidak dapat menghubungkan secara cepat dibandingkan transistor yang
dapat melakukannya beberapa kali per detik.
3. Relay membutuhkan tegangan yang lebih besar agar arus mengalir melalui
kumparan dan mengerjakan kontaktornya.
4. Relay membutuhkan arus yang lebih besar dibandingkan yang dapat
disediakan oleh beberapa IC, sehingga sebuah transistor tegangan rendah akan
diperlukan untuk menghubungkan arus bagi kumparan relay.
5. Relay dapat menyebabkan gangguan pada rangkaian digital akibat
perpindahan kontaktornya yang dapat menyebabkan logika atau sinyal
terbaca lebih dari satu kali.

20

2.10 Transistor sebagai Saklar


Pada umumnya, transistor terdiri dari dua macam, yaitu NPN dan PNP, dengan
simbol rangkaian yang berbeda. Dewasa ini, transistor yang banyak digunakan
adalah yang bertipe NPN.

Gambar 2.14 Simbol rangkaian transistor

Dari sekian banyak kegunaan transistor di dalam rangkaian elektronika, salah


satunya adalah sebagai saklar. Syarat untuk mengerjakan transistor sebagai saklar
adalah daerah kerja transistor harus berada pada daerah tersumbat (cut off).
Transistor sebagai saklar mempunyai dua kondisi yang bergantian yaitu kondisi
tertutup pada saat saturasi dan kondisi terbuka pada saat cut off.
Ketika switch dalam keadaan tertutup, arus yang kecil mengalir melalui basis
(B) transistor, ini hanya cukup untuk menyalakan LED namun redup. Transistor
akan menguatkan arus kecil ini untuk mengizinkan arus yang lebih besar untuk
mengalir dari kolektor (C) ke Emiter (E). Arus kolektor ini cukup besar untuk
membuat LED menyala terang.
Ketika switch dalam keadaan terbuka, tidak ada arus yang mengalir pada
basis, sehingga LED B tidak menyala dan transistor menutup jalan arus kolektor.
Hal ini menyebabkan LED C tidak menyala, kedua LED mati.
Dari kerja rangkaian tersebut maka dapat terlihat kerja transistor yang
digunakan sebagai saklar. Pengendalian utama transistor ini adalah pada basisnya
dan kolektor sebagai kontaktor normally open dimana jika basis mendapat supply
tegangan (ada arus yang mengalir melalui basis), maka arus kolektor dapat
melalui emitter (kontaktor terhubung).

21

Contoh kerja transistor sebagai saklar digambarkan berikut :

Gambar 2.15 Contoh rangkaian transistor NPN

Dengan digunakannya transistor sebagai saklar, maka transistor ini akan


bekerja dalam dua keadaan (kondisi), yaitu kondisi terbuka dan kondisi tertutup.
Mengenai dua kondisi tersebut akan dijelaskan berikut.

2.10.1 Transistor dalam kondisi terbuka


Transistor dalam kondisi terbuka dapat dicontohkan pada gambar rangkaian
transistor NPN di atas, dimana switch dalam keadaan terbuka. Hal ini
dikarenakan tegangan pada kolektor dan emiter hampir sama serta keadaan basis
yang lebih negatif dibandingkan emiter sehingga tidak ada arus yang mengalir ke
emiter baik dari basis maupun dari kolektor. Ini dinamakan kondisi cut off bagi
transistor.

22

2.10.2 Transistor dalam kondisi tertutup


Transistor dalam kondisi tertutup dapat dicontohkan pada gambar rangkaian
transistor NPN di atas, dimana switch dalam keadaan tertutup. Ini dikarenakan
tegangan pada emiter lebih negatif dibandingkan tegangan pada basis sehingga
arus dapat mengalir dari basis ke emiter serta menghubungkan antara kolektor
dengan emiter. Ini dinamakan keadaan saturasi bagi transistor.

23

BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Alat yang dibuat ini berfungsi untuk menjernihkan udara dengan menyaring
kotoran, kuman dan bakteri yang berada di udara kemudian mematikannya dengan
radiasi dari lampu UV.
Pada bab ini akan dijelaskan tentang penelitian mengenai alat air purifier
untuk lebih memudahkan dalam perancangan dan pembuatan sistem alat.
Penelitian dilakukan sehingga dapat menentukan perancangan spesifikasi sistem
secara umum, membuat sistem diagram blok, dan penerapan agar dapat bekerja
sesuai dengan perencanaan sistem secara keseluruhan.
Dalam pengerjaan alat ini, dilakukan perencanaan dengan membaginya
menjadi dua kategori, yaitu bagian software dan hardware.
Software merupakan bagian yang mengendalikan program kerja alat terutama
pada hour meter yang menggunakan mikrokontroler. Hardware yang dimaksud
disini adalah perangkat keras berupa komponen- komponen yang digunakan pada
alat ini, seperti LCD, Optocoupler, dan sebagainya yang akan bekerja dengan
fungsi masing-masing bersamaan dengan software dan saling berkaitan sehingga
terhubung menjadi suatu sistem yang secara keseluruhan digunakan sebagai air
purifier.

3.1 Spesifikasi
Power Supply

: AC 220V, 50/60 Hz

Daya

: 50W

Fuse

: 1A

Filter

:
1. Kassa
2. HEPA Filter

Lampu

: G13 TL 10W TUV GERMICIDAL UVC

Umur lampu

: 8000 jam

24

Fan / Kipas

: Sekai, MVF 1091

3.2 Diagram Blok

Gambar 3.1 Diagram blok air purifier secara umum

Secara umum, air purifier bekerja dengan menyaring udara yang terhisap
dengan filter dan serta ditambah dengan lampu UV untuk membunuh kuman atau
bakteri yang tersaring masuk pada filter. Mengenai alat yang direncanakan, untuk
hour meter dan rangkaian kontrol menggunakan mikrokontroler.

Gambar 3.2 Diagram blok air purifier yang direncanakan

Saat alat mendapat tegangan dari sumber (saklar utama pada posisi ON),
dimana akan diterima dan dikonversikan oleh power supply, mikrokontroler akan
mendapatkan tegangan positif 5V. Mikrokontroler akan mengaktifkan hour meter
sesuai dengan program yang terisi di dalamnya dan ditampilkan pada LCD 16 x 2
sebagai waktu aktif alat (khususnya lampu). LCD akan menampilkan perintah
untuk menekan tombol Enter. Ini mengakibatkan lampu menyala dan hour
meter bekerja, sekitar 1 menit kemudian kipas bekerja.
Kipas akan menyedot udara luar di sekitar alat. Aliran udara ini melewati filter
kassa dan HEPA filter. Debu dan kotoran yang besar akan disaring oleh filter
kassa sedangkan bakteri, kuman dan kotoran kecil akan disaring oleh HEPA filter.

25

Kuman dan bakteri yang tersaring oleh HEPA filter akan dimatikan oleh radiasi
sinar ultraviolet dari lampu UV.
Saat alat sedang aktif, jika kotoran pada filter telah banyak dan menutup celah
pada optocoupler maka LED indikator filter akan mati, ini berarti bahwa filter
harus dibersihkan atau bahkan diganti.
Dikarenakan udara bersih sangat dibutuhkan, maka alat ini biasa digunakan
dalam waktu yang lama atau biasa diaktifkan sepanjang hari.

3.3 Perencanaan Alat Berdasarkan Diagram Blok


Kelengkapan alat berdasarkan diagram blok akan penulis jelaskan secara rinci
untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai alat ini.

3.3.1 Kelengkapan alat pada diagaram blok


3.3.1.1 Power supply
Blok ini merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai pemberi catu daya bagi
alat. Rangkaian ini akan mengubah besar tegangan dari PLN menjadi tegangan
yang besarnya sesuai dengan yang diperlukan oleh alat. Dalam hal ini, alat ini
membutuhkan tegangan DC positif sebesar 5V.
Untuk keperluan komponen dalam alat yang membutuhkan tegangan DC
positif 5V maka dibuatlah power supply dengan keluaran sebesar kurang lebih
+5V DC.

3.3.1.2 Mikrokontroler
Blok ini merupakan rangkaian yang berisi komponen mikrokontroler dimana
berfungsi sebagai pengendali kerja alat. Dalam hal ini, yang dikendalikan adalah
hour meter, lampu, kipas, dan sensor filter kotor.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan ini maka digunakan IC mikrokontroler
AT89S51 untuk bekerja mengendalikan rangkaian tersebut.

26

3.3.1.3 Kipas
Blok ini merupakan rangkaian kipas penyedot (exhaust fan) yang akan
menyedot masuk udara yang ada di luar alat untuk diproses di dalam alat dan
mendorong udara yang telah diproses ke luar melalui sisi yang berbeda. Pada alat
ini, kerja kipas dikendalikan oleh mikrokontroler.

Gambar 3.3 Exhaust fan tampak samping

Dengan fungsi yang demikian maka digunakan kipas yang berupa exhaust fan
dengan dimensi yang cukup besar, yaitu 31,7cm x 19,5cm x 33,9cm.

Gambar 3.4 Exhaust fan tampak depan

27

3.3.1.4 Sensor filter


Blok ini merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai pendeteksi bahwa filter
udara yang digunakan telah kotor / tertutup kotoran sehingga harus diganti. Ini
membutuhkan suatu komponen yang dapat melakukan pendeteksian terhadap
kotoran dan debu yang melekat di filter. Oleh karena itu digunakan optocoupler
yang dapat berfungsi sebagai saklar jika ada sesuatu yang menghambat pancaran
cahaya LED infra merahnya, dalam hal ini adalah debu dan kotoran. Dengan
demikian jika terdapat sesuatu yang menyumbat (debu dan kotoran) maka
optocoupler dapat mengakibatkan lampu indikator filter mati.

3.3.1.5 Filter
Blok ini merupakan filter udara yang berfungsi sebagai penyaring kotoran yang
terkandung dalam udara luar yang tersedot ke dalam alat melalui filter ini. Debu
dan kotoran udara dalam hal ini tentunya membawa bakteri dan kuman yang dapat
menyebabkan penyakit. Oleh karena itu dibutuhkan filter yang dapat
menyaringnya.
Dengan kebutuhan atas penyaringan mikrobiologi tersebut maka dipergunakan
sebuah filter dengan diameter salurannya sebesar 0,3 mikron, yaitu HEPA filter.
Filter ini dapat menyaring bakteri dan kuman.

Gambar 3.5 Rancangan HEPA filter

28

3.3.1.6 Hour meter


Blok ini merupakan tampilan waktu yang menunjukan lama waktu penggunaan
lampu. Blok ini dikendalikan oleh blok mikrokontroler. Agar lebih mudah
mengetahui lama waktu lampu aktif atau lifetime lampu, maka ditampilkan dalam
tampilan LCD 16 x 2 karakter.

3.3.1.7 Lampu UV
Blok ini merupakan rangkaian lampu UV yang berfungsi untuk membunuh
kuman dan bakteri yang terkandung dalam udara luar yang tersedot masuk ke alat.
Lampu UV yang dapat digunakan dalam air purifier adalah yang dapat
membunuh bakteri dan kuman, mengeluarkan radiasi UVC. Dikarenakan
keterbatasan dan kekurangan maka hanya digunakan lampu neon TL sebagai
simulasi lampu UV pada alat ini.

Gambar 3.6 Rancangan lampu UV dan filter kassa

3.3.2 Perangkat keras (hardware)


Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa perangkat keras di sini merupakan
komponen komponen alat. Dalam hal ini akan dijelaskan dengan dibagi menjadi
beberapa blok agar lebih mudah. Dalam setiap bloknya, akan dijelaskan lebih rinci
sehingga lebih jelas maksud, tujuan dan kegunaannya.

29

3.3.2.1 Rangkaian kontrol


Ini merupakan rangkaian yang mengendalikan dan memerintahkan kerja alat,
khususnya mengaktifkan dan memberikan perintah tampilan untuk hour meter.

30
29

P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P0.7

P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7

P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7

AT89S51

ALE/PROG
PSEN

XTAL1
XTAL2
EA/VPP
RST

20

GND

VCC

39
38
37
36
35
34
33
32

+5V

1
2
3
4
5
6
7
8

5
3
4
1
2
RELAY SPDT

batere 4,5V

10
11
12
13
14
15
16
17

P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7

IN4002

21
22
23
24
25
26
27
28

2200uF
19
18

12 MHz

31
9

CRY STAL

40

10uF
33pF

33pF

10k

Gambar 3.7 Rangkaian kontrol

Rangkaian ini menggunakan IC mikrokontroler 40 pin yang telah berisi


program di dalamnya. Rangkaian ini terdiri dari sumber detak yang berasal dari
Kristal 12MHz. pada rangkaian ini terdapat sebuah relay yang akan mengganti
posisi kontaktor sehingga mengubah hubungan supply mikrokontroler dari sumber
tegangan listrik power supply ke sumber cadangan batere. Pada rangkaian ini,
batere yang digunakan adalah batere 4,5V sebagai supply cadangan untuk tetap
mengaktifkan IC mikrokontroler agar tetap menyimpan data hour meter.

3.3.2.2 Rangkaian display


Tampilan pada alat ini direncanakan menggunakan LCD 16 x 2 karakter. Pada
LCD ini akan ditampilkan waktu yang terhitung untuk pengunaan alat dan lampu
sebagai tampilan hour meter.

30

Gambar 3.8 Rangkaian Display

LCD ini dikendalikan dan terhubung dengan mikrokontroler, dimana


terhubung dengan port 0 dari mikrokontroler.

3.3.2.3 Rangkaian pengendali lampu


Rangkaian ini akan mengendalikan hidup dan matinya lampu yang perintahnya
dikirim langsung dari mikrokontroler. Rangkaian ini berisi transistor untuk saklar
terhadap sumber daya bagi relay. Relay disini berfungsi untuk menghubungkan
sumber 220V dengan lampu untuk memberikan catu daya pada lampu.

31

+5V
220 VAC

2
1
1N4002

4
3
5

1kOhm

RELAY SPDT
ballast
5
1

Starter
2

10kOhm

2
8
1
2

LAMPU

1
ballast
1

1
2

4
3

P3.6

BD 139

Starter
2

LAMPU

4
3

0
Gambar 3.9 Rangkaian pengendali lampu

3.3.2.4 Rangkaian pengendali kipas


Rangkaian ini akan mengendalikan hidup dan matinya kipas yang perintahnya
dikirim langsung dari mikrokontroler. Rangkaian ini berisi transistor untuk saklar
terhadap sumber daya bagi relay. Relay disini berfungsi untuk menghubungkan
sumber 220V dengan kipas untuk memberikan catu daya pada kipas.
+5V

220 VAC
2
1
1N4002

4
3
1

1kOhm

RELAY SPDT
FAN
3

10kOhm

2
BD 139

0
Gambar 3.10 Rangkaian pengendali kipas

32

P3.7

3.4 Perencanaan Alat Dengan Perangkat Lunak


Perangkat lunak merupakan inti dari keseluruhan sistem pada air purifier ini.
Hal ini dikarenakan hampir keseluruhan kerja alat dikendalikan oleh perangkat
lunak. Perangkat lunak yang digunakan disini adalah program berupa bahasa
assembler dengan mikrokontroler AT89S51.
Program ini akan mengendalikan kerja hour meter karena program inilah yang
melakukan counting waktu, mengaktifkan, dan menghentikan hour meter.
Program ini juga mengendalikan hidup-mati lampu dan kipas dengan sinyal yang
diberikan pada transistor.
Program akan memulai melakukan perintah setelah IC mikrokontroler
mendapatkan tegangan dan terkoneksi dengan setiap bagian komponen yang
diperlukan untuk menjalankan perintah.
Untuk lebih jelasnya mengenai kerja alat dengan perangkat lunak, maka dapat
dilihat diagram alir berikut :

Gambar 3.11 Diagram alir air purifier

Saat alat mendapat tegangan pertama kali (alat terhubung dengan tegangan
PLN), maka akan terjadi inisialisasi sistem.

33

Pada awalnya, LCD akan menampilkan nama alat dan sebagainya hingga
kemudian menampilkan perintah untuk menekan tombol Enter. Jika tombol
Enter tidak ditekan maka LCD akan terus menampilkan perintah tersebut
hingga tombol Enter ditekan. Jika tombol Enter ditekan maka hour meter
akan bekerja dan lampu akan menyala. Sekitar 1 menit kemudian kipas akan
bekerja. Keadaan ini akan terus terjadi selama operator tidak memberikan
perintah (menekan tombol lain), dalam hal ini terdapat perintah berhenti ataupun
reset (dapat dilakukan dengan menekan tombol Stop ataupun Reset).
Jika tombol Stop ditekan maka hour meter akan berhenti bekerja, lampu dan
kipas mati. Hal ini akan terus berlangsung hingga alat difungsikan kembali
(tombol Enter ditekan).
Jika tombol Reset ditekan maka hour meter akan kembali pada posisi awal
dimana menunjuk angka nol (kembali nol), lampu dan kipas mati. Namun
disarankan untuk menekan tombol Stop sebelum menekan tombol ini. Untuk
mengaktifkan alat kembali maka tekan tombol Enter.

34

BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini penulis akan menjabarkan tentang pengujian serta analisa data
mengenai simulasi air purifier yang telah dibuat. Dalam hal ini pengujian
dilakukan untuk mengetahui apakah alat telah bekerja sesuai dengan yang
direncanakan, analisa data yang dilakukan juga dapat memberikan informasi
mengenai keakuratan data hasil kerja alat.
Data yang telah didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel agar lebih
memudahkan dalam membandingkan dan pembacaan. Kemudian data akan diolah
dengan rumus hingga didapatkan hasil yang menggambarkan keakuratan alat dan
dapat mewakili keseluruhan pengujian dan penganalisaan (penelitian).
Untuk menunjang pengujian sehingga didapatkan hasil pengujian dan analisa
data yang akurat maka diperlukan peralatan dan komponen-komponen. Untuk itu,
sebelum penulis menjabarkan mengenai pengujian dan analisa data maka akan
dijabarkan terlebih dahulu mengenai peralatan dan komponen yang menunjang
penelitian serta yang digunakan untuk pembuatan simulasi air purifier.

4.1. Persiapan Alat dan Bahan


Peralatan dan komponen yang dibutuhkan sebagai penunjang dalam melakukan
pengujian dan analisa data akan dijabarkan berikut ini:
1. AVO meter analog SANWA YX360TRF
2. Power Supply dengan keluaran +5V
3. Stopwatch untuk membandingkan waktu antara hour meter dengan waktu
yang sebenarnya.

4.2. Peralatan dan Komponen Air Purifier


Simulasi Air Purifier ini terbagi menjadi beberapa rangkaian yang masingmasing dijabarkan sebagai berikut :

35

4.2.1. Rangkaian kontrol (mikrokontroler)


1.

IC AT89S51

1 buah

2.

Kristal 12MHz

1 buah

3.

Tombol Push On

1 buah

4.

Kapasitor 33pF

2 buah

5.

Kapasitor 10F

1 buah

6.

Kapasitor 2200F

1 buah

7.

Resistor Watt 10k

1 buah

8.

Relay SPDT 5Vdc

1 buah

9.

Batere 4,5V

1 buah

4.2.2. Rangkaian pengendali lampu


1.

Relay SPDT 5Vdc

1 buah

2.

Transistor BD 139

1 buah

3.

Resistor watt 1k

1 buah

4.

Resistor watt 10k

1 buah

5.

Diode 1N4002

1 buah

6.

Lampu UV 10W G13 Philips

2 buah

7.

Ballast + starter

2 buah

4.2.3. Rangkaian pengendali kipas


1.

Relay SPDT 5Vdc

1 buah

2.

Transistor BD 139

1 buah

3.

Resistor watt 1k

1 buah

4.

Resistor watt 10k

1 buah

5.

Diode 1N4002

1 buah

6.

Kipas

1 buah

4.2.4. Rangkaian display


1.

LCD 16 x 2 karakter

1 buah

2.

Variabel resistor multiturn 10k

1 buah

36

4.2.5. Rangkaian sensor filter


1.

Optocoupler 4 kaki

2 buah

2.

Resistor watt 220

4 buah

3.

Resistor watt

1 buah

4.

LED

2 buah

4.3. Pengukuran
Pengukuran yang akan dilakukan pada simulasi air purifier ini hanya akan
dilakukan pada beberapa titik saja yang dianggap mewakili kerja rangkaian secara
keseluruhan. Pengukuran akan dilakukan dengan AVO meter dan stopwatch.
Pengukuran yang dilakukan yaitu :
1. Pengukuran tegangan output IC mikrokontroler AT89S51 yang menuju
saklar transistor rangkaian pengendali kipas.
2. Pengukuran tegangan keluaran optocoupler menuju LED. Pengukuran ini
dilakukan untuk menguji kerja sensor filter, dimana dilakukan dalam dua
keadaan yaitu dalam keadaan filter bersih (tidak tertutup debu) dan dalam
keadaan filter kotor (tertutup debu).
3. Pengukuran lamanya waktu hour meter dengan dibandingkan stopwatch.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui keakuratan hour meter dalam
melakukan perhitungan waktu.

4.4. Pengujian dan Analisa


Pengujian dan pendataan dilakukan setelah semua rangkaian yang akan diuji
dalam keadaan siap dan terhubung catu daya. Pengujian ini dilakukan secara
terpisah dalam setiap rangkaian yang diuji.
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian tegangan output IC
AT89S51 yang menuju saklar transistor rangkaian pengendali kipas terhadap
ground. Data yang didapatkan disajikan dalam tabel berikut.

37

Tabel 4.1 Hasil Pengujian output AT89S51

Relay bekerja

Relay mati

4,8V

0,1V

Output AT89S51

Pengujian yang kedua merupakan pengukuran tegangan output optocoupler


yang menuju LED. Pengukuran ini dilakukan pada keadaan dimana filter dalam
keadaan bersih (sensor tidak tertutup debu) dan filter dalam keadaan kotor (sensor
tertutup debu). Hasil pengukuran yang didapatkan adalah :
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Optocoupler

Tegangan

Keadaan LED

Filter Bersih

4,6 V

Menyala

Filter Kotor

0,2 V

Mati

Pengujian yang ketiga merupakan pengujian keakuratan waktu yang dihitung


oleh hour meter dengan dibandingkan stopwatch dalam beberapa pemberhentian
waktu. Hasil pengukuran yang didapat ditunjukkan pada lampiran 1 yang
kemudian diolah sebagai berikut :
Rata-rata persentase kesalahan waktu :

Pengujian15 00:05:00detik

0,033% + 0,030% + 0,030% + 0,046% + 0,080%

5
Rata rata %kesalahan = 0,0438%

Rata - rata % kesalahan =

Pengujian610 00:10:00detik

38

0,038% + 0,026% + 0,013% + 0,053% + 0,045%

5
Rata rata %kesalahan = 0,035%
Rata rata %kesalahan =

Pengujian1115 00:15:00detik

0,035% + 0,028% + 0,040% + 0,037% + 0,031%

5
Rata rata %kesalahan = 0,0342%
Rata rata %kesalahan =

Pengujian1620 00:20:00detik

39

0,019% + 0,024% + 0,029% + 0,027% + 0,022%

5
Rata rata %kesalahan = 0,0242%
Rata rata %kesalahan =

Pengujian2025 00:30:00detik

0,029% + 0,027% + 0,031% + 0,025% + 0,030%

5
Rata rata %kesalahan = 0,0284%
Rata rata %kesalahan =

Persentase rata - rata kesalahan yang didapat dari hasil pendataan dan
perhitungan di atas yaitu :
% Rata rata kesalahan =

(0,0438% + 0,035% + 0,0342% + 0,0242% + 0,0284)


5

% Rata rata kesalahan = 0,1656%


Analisa yang dilakukan adalah analisa pengujian waktu hour meter dengan
dibandingkan stopwatch. Dari hasil pengujian dan perhitungan waktu antara hour
meter dengan stopwatch diperoleh selisih waktu sebesar 0,1656%, maka
keakuratan dari hasil pendataan adalah:
= 100% - 0,1656%
= 99,8344%
= 99,83%
Jadi tingkat akurasi hour meter yang diuji adalah 99,83%. Selisih nilai yang
terjadi di sini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan dan tidak akuratnya
pembacaan nilai yang dibandingkan.

40

BAB 5
KESIMPULAN
Setelah keseluruhan perencanaan dan pengujian terhadap simulasi air purifier
dilaksanakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Simulasi air purifier dapat dirancang dan dibuat dengan menggunakan
HEPA filter, Lampu UV, serta ditambah hour meter.
2. Penghitungan waktu dari Hour meter yang dibandingkan dengan waktu
sebenarnya yang diwakili stopwatch memberikan keakuratan sebesar
99,83%.

41

DAFTAR ACUAN
http://www.wanna_share.23s9887.apm.html/
http://en.wikipedia.org/wiki/Ultraviolet
http://www.myTutorialCafe.com/Microcontroller%20Serial%20Send%20Data%2
0LCD%20Character.htm
http://www.rumah123.com/expert_panel-property-315-en.html

42

DAFTAR PUSTAKA
American air & water, UV Lamps,
http://72.14.203.132/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://www.am
ericanairandwater.com/uvlamps.htm&prev=/translate_s%3Fhl%3Did%26q%3DUV%2Bdan%2Bbakteri
%2Budara%26tq%3DUV%2Bair%2Band%2Bbacteria%26sl%3Did%26tl%3D
en&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgq3U38zdHhTOealttM81F94tlc
Wg, 20-06-2009
Brien Sparling, Ultraviolet Radiation,
http://www.nas.nasa.gov/About/Education/, 13-06-2009
Craig S. Long, UV Index : How to Use It!,
http://www.nasdonline.org/docs/d000901-d001000/d000979/d000979.html,
13-06-2009
Craig S. Long, UV Index : Nature of UV Radiation,
http://www.nasdonline.org/docs/d000901-d001000/d000979/d000979.html,
13-06-2009
Elektronika-elektronika.blogspot.com, Sensor Optocoupler,
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/03/sensor-optocoupler.html,
18-06-2009
Elyria, HEPA Air Purifiers,
http://www.airpurifiers.com/technology/hepa.htm, 17-06-2009
France Lampes, G13 TL 10W TUV GERMICIDAL UVC 28X330MM
http://www.francelampes.com/pro/catalog/product_info.php?cPath=272_377_3
86&products_id=150866&osCsid=e59ec0616907e42728151c334b1cb03, 1806-2009
Gary Zeman, ScD, CHP, Ultraviolet Radiation,
http://www.hps.org/, 13-06-2009
Iqbal Ali, Ada Mikroba di Udara,
http://iqbalali.com/2008/04/28/ada-mikroba-di-udara/, 20-06-2009

43

Joaldera, Transistor,
http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/transistor.html, 22-06-2009
John Hewes, Relays,
http://www.kpsec.freeuk.com/components/relay, 22-06-2009
John Hewes, Transistor Circuits,
http://www.kpsec.freeuk.com/components/tran.htm, 22-06-2009
Joko Suprianto, Ballast,
http://alviseelcomsell.comxa.com/index.php?option=com_content&task=view
&id=43&Itemid=9, 18-06-2009
Kaiser Global Health Reporting.org, Ultraviolet Lights Could Reduce TB
Spread in Hospitals,
http://kaisernetwork.org/daily_reports/rep_index.cfm?DR_ID=57530, 20-062009
Mike Martell, Using Bipolar Transistors As Switches,
http://www.rason.org/ , 22-06-2009
Perry Hoberman, Relay Circuit Diagram,
http://interactive.usc.edu/members/phoberman/archives/007581.html,
2009

17-06-

Putra, Agfianto Eko, Belajar Mikrokontroler AT89S51/52/55: Teori dan


Aplikasi, Gava Media, Jogjakarta, 2003
Rachdie, Pengendalian Mikroorganisme,
http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/pengendalian-mikroorganisme/,
06-2009

20-

Rodiah dan Madjid, Teknologi Pupuk Hayati Fungi Pelarut Fosfat (FPF),
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/05/teknologi-pupuk-hayati-fungipelarut_7292.html, 25-06-2009
Shato, Optocoupler,
http://shatomedia.com/category/electronic, 18-06-2009
Tim Lab. Mikroprosesor, Pemrograman Mikrokontroler AT89S51 dengan
C/C++ dan Assembler, Penerbit Andi, Surabaya, 2006

44

LAMPIRAN 1
PROGRAM IC MIKROKONTROLER AT89S51

ORG 000H
JMP START
;===============
;LCD KONSTANTA
;===============
DISPCLR EQU 00000001B
FUNCSET EQU 00111000B
ENTRMOD EQU 00000110B
DISPON EQU 00001100B
BLINK EQU 00001111B
;=======================================
DETIK1
EQU 60H
DETIK10
EQU 61H
MENIT1
EQU 62H
MENIT10
EQU 63H
JAM1
EQU 64H
JAM10
EQU 65H
JAM100
EQU 66H
JAM1000
EQU 67H
DETIK
EQU 68H
MENIT
EQU 69H
;==========
;PORT LCD
;==========
LCDE
BIT P1.1
LCDRS
BIT P1.0
PLCD
EQU P0
TB_ENTER BIT P3.0
TB_STOP
BIT P3.1
TB_ZERO
BIT P3.2
RELAY1
BIT P3.6
RELAY2
BIT P3.7
;==========

45

PUTR equ

70h

TXT_1 : DB ' AIR PURIFIER ',0


TXT_2 : DB ' BAYU RA ',0
TXT_3 : DB 'NIM:P23138006017',0
TXT_4 : DB ' PRESS ENTER ',0
TXT_5
: DB 'HOURMETER:
',0
TXT_6
: DB 'HOURMETER: STOP ',0
TXT_7
: DB '
: : ',0
TXT_8
: DB ' Z E R O ',0
;=============
;MAIN PROGRAM
;=============
START:
CLR
RELAY1
CLR
RELAY2
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_1
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
MOV
CALL
MOV
CALL
MOV
CALL
MOV
CALL

A,#080H
LCDINS
DPTR,#TXT_2
LCDSTRING
A,#0C0H
LCDINS
DPTR,#TXT_3
LCDSTRING

MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
SIAP2: CLR
CLR
MOV
CALL
MOV
CALL
JNB
JNB

RELAY1
RELAY2
A,#080H
LCDINS
DPTR,#TXT_4
LCDSTRING
TB_ENTER,OKE
TB_ZERO,ZERRO

46

JMP

SIAP2
SETB RELAY1
CALL INITLCD
YUP: SETB RELAY1
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_5
CALL LCDSTRING
JMP
COUNT_DETIK
OKE:

ZERRO:
CLR RELAY1
CLR RELAY2
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_8
CALL LCDSTRING
MOV DETIK,#00
MOV MENIT,#00
MOV JAM1,#00
MOV JAM10,#00
JMP SIAP2
BERHENTI:
CLR RELAY1
CLR RELAY2
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_6
CALL LCDSTRING
CALL TAMPILAN
CALL DELAY
CALL DELAY
JNB TB_ENTER,YUP
JNB TB_ZERO,ZERRO
JMP BERHENTI
COUNT_DETIK:
JNB TB_ZERO,ZERRO
JNB TB_STOP,BERHENTI
MOV A,#59
CJNE A,DETIK,PLUS_DETIK
MOV DETIK,#0
SETB RELAY2
MOV A,#59
CJNE A,MENIT,PLUS_MENIT
MOV MENIT,#0
MOV A,#99
CJNE A,JAM1,PLUS_JAM

47

MOV
MOV
CJNE
CALL
JMP

JAM1,#0
A,#80
A,JAM10,PLUS_JAM10
TAMPILAN
ZERRO

PLUS_DETIK:
MOV A,#02
CALL DELAY3
INC DETIK
CALL TAMPILAN
JMP
COUNT_DETIK
PLUS_MENIT:
MOV A,#02
CALL DELAY3
INC
MENIT
CALL TAMPILAN
JMP
COUNT_DETIK
PLUS_JAM:
MOV A,#02
CALL DELAY3
INC
JAM1
CALL TAMPILAN
JMP
COUNT_DETIK
PLUS_JAM10:
MOV A,#02
CALL DELAY3
INC
JAM10
CALL TAMPILAN
JMP
COUNT_DETIK
TAMPILAN:
MOV A,#0CBH
CALL LCDINS
MOV
A,DETIK
MOV B,#010
DIV AB
ADD A,#030H
CALL LCDDAT
MOV A,B
ADD A,#030H
CALL LCDDAT
;
MOV A,#0C7H
CALL LCDINS

48

MOV A,#':'
CALL LCDDAT
;
MOV A,#0CAH
CALL LCDINS
MOV A,#':'
CALL LCDDAT
;
MOV
CALL
MOV
MOV
DIV
ADD
CALL
MOV
ADD
CALL

A,#0C3H
LCDINS
A,JAM10
B,#010
AB
A,#030H
LCDDAT
A,B
A,#030H
LCDDAT

MOV
CALL
MOV
MOV
DIV
ADD
CALL
MOV
ADD
CALL

A,#0C5H
LCDINS
A,JAM1
B,#010
AB
A,#030H
LCDDAT
A,B
A,#030H
LCDDAT

MOV
CALL
MOV
MOV
DIV
ADD
CALL
MOV
ADD
CALL

A,#0C8H
LCDINS
A,MENIT
B,#010
AB
A,#030H
LCDDAT
A,B
A,#030H
LCDDAT

RET

49

;========= PAKE UV GA?


;=======PROSEDUR CETAK STRING=========
PRINTSTRINGLOOP:
CALL LCDDAT
INC DPTR
LCDSTRING:
CLR A
MOVC A,@A+DPTR
JNZ PRINTSTRINGLOOP
RET
;=======PROSEDUR KONTROL BYTE OPERASI PADA LCD
LCDINS:
MOV PLCD,A
CLR LCDRS
SJMP LCDOUT
LCDDAT:
MOV PLCD,A
SETB LCDRS
LCDOUT:
SETB LCDE
CALL DELAY
CLR LCDE
CALL DELAY
RET
;=======PROSEDUR INISIALISASI LCD
INITLCD:
MOV A,#DISPCLR
CALL LCDINS
CALL DELAY
MOV A,#FUNCSET
CALL LCDINS
CALL DELAY
MOV A,#DISPON
CALL LCDINS
CALL DELAY

50

MOV A,#ENTRMOD
CALL LCDINS
CALL DELAY
MOV A,#DISPCLR
CALL LCDINS
CALL DELAY2
RET

;=======PROSEDUR DELAY=========
DELAY3:
MOV PUTR,A
MUTERZ:
CALL DELAY2
DJNZ PUTR,MUTERZ
RET
DELAY2:
MOV R5,#94
MUTERX:
MOV R6,#250
CALL DELAY
DJNZ R6,$
DJNZ R5,MUTERX
RET
DELAY:
MOV R3,#08
MUTER:
MOV R4,#0255
DJNZ R4,$
DJNZ R3,MUTER
RET
END

51

52

OPTO1

5V

5V

2
1

RELAY SPDT

ballast

2
1

+5V

+5V

RELAY SPDT

ballast

220 VAC

1
2

1
2

4
3

4
3

Starter
2

LAMPU

10 kOhm

Starter
2

LAMPU

10 kOhm

R6

R5

RESET

STOP

ENTER

TP1

Filter 1

1 kOhm

R3

OPTO2
BD 139
3
1

TP2

BD 139
3
1
1N4002

1N4002

Filter 2

20

30
29

10
11
12
13
14
15
16
17

21
22
23
24
25
26
27
28

GND

XTAL1
XTAL2

P1.0
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7

P0.0
P0.1
P0.2
P0.3
P0.4
P0.5
P0.6
P0.7

Date:

Size
A

Title

VCC

EA/VPP
RST

AT89S51

ALE/PROG
PSEN

P3.0
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7

P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7

10uF
10kOhm

BPL
VCC
VLCD
Vss
Gnd

2200uF

Thursday , October 01, 2009

Sheet

Document Number
BAY U RAMDHANI AKBAR (P23138006017)

WIRING DIAGRAM AIR PURIFIER

40

31
9

19
18

1
2
3
4
5
6
7
8

39
38
37
36
35
34
33
32

LCD 16 x 2

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
7
8
9
10
11
12
13
14

RS
R/W
EN
4
5
6

R4

1N4002

R2

1 kOhm

+5V

1
2

3
4

of

33pF

+5V

10 kOhm
Multiturn

33pF

Rev

CRY STAL

12MHz

RELAY SPDT

15
2
3
1
16

+5V

batere

R1

FAN

53

LAMPIRAN 3

Pengujian

Hour meter

Stopwatch

Selisih

00:05:00 detik

00:05:0010 detik

00:00:0010 detik

00:05:00 detik

00:05:0009 detik

00:00:0009 detik

00:05:00 detik

00:05:0009 detik

00:00:0009 detik

00:05:00 detik

00:05:0014 detik

00:00:0014 detik

00:05:00 detik

00:05:0027 detik

00:00:0027 detik

00:10:00 detik

00:10:0023 detik

00:00:0023 detik

00:10:00 detik

00:10:0029 detik

00:00:0029 detik

00:10:00 detik

00:10:0035 detik

00:00:0035 detik

00:10:00 detik

00:10:0032 detik

00:00:0032 detik

10

00:10:00 detik

00:10:0027 detik

00:00:0027 detik

11

00:15:00 detik

00:10:0032 detik

00:00:0032 detik

12

00:15:00 detik

00:10:0025 detik

00:00:0025 detik

13

00:15:00 detik

00:10:0036 detik

00:00:0036 detik

14

00:15:00 detik

00:10:0033 detik

00:00:0033 detik

15

00:15:00 detik

00:10:0028 detik

00:00:0028 detik

16

00:20:00 detik

00:10:0038 detik

00:00:0038 detik

17

00:20:00 detik

00:10:0035 detik

00:00:0035 detik

18

00:20:00 detik

00:10:0032 detik

00:00:0032 detik

19

00:20:00 detik

00:10:0037 detik

00:00:0037 detik

20

00:20:00 detik

00:10:0028 detik

00:00:0028 detik

21

00:30:00 detik

00:10:0053 detik

00:00:0053 detik

22

00:30:00 detik

00:10:0048 detik

00:00:0048 detik

23

00:30:00 detik

00:10:0057 detik

00:00:0057 detik

24

00:30:00 detik

00:10:0046 detik

00:00:0046 detik

25

00:30:00 detik

00:10:0054 detik

00:00:0054 detik

54

Pengujian 1-5

300,1 300
= 0,033%
300
300,09 300
%kesalahan2 =
= 0,030%
300
300,09 300
%kesalahan3 =
= 0,030%
300
300,14 300
%kesalahan4 =
= 0,046%
300
300,24 300
%kesalahan5 =
= 0,080%
300

%kesalahan1 =

Pengujian 6-10

600,23 600
= 0,038%
600
600,16 600
%kesalahan7 =
= 0,026%
600
600,08 600
%kesalahan8 =
= 0,013%
600
600,32 600
%kesalahan9 =
= 0,053%
600
600,27 600
%kesalahan10 =
= 0,045%
600
%kesalahan6 =

Pengujian 11-15

900,32 900
= 0,035%
900
900,25 900
%kesalahan12 =
= 0,028%
900
900,36 900
%kesalahan13 =
= 0,040%
900
900,33 900
%kesalahan14 =
= 0,037%
900
900,28 900
%kesalahan15 =
= 0,031%
900
%kesalahan11 =

55

Pengujian 16-20

1200,23 1200
= 0,019%
1200
1200,29 1200
%kesalahan17 =
= 0,024%
1200
1200,35 1200
%kesalahan18 =
= 0,029%
1200
1200,32 1200
%kesalahan19 =
= 0,027%
1200
1200,27 1200
%kesalahan20 =
= 0,022%
1200
%kesalahan16 =

Pengujian 21-25

1800,53 1800
= 0,029%
1800
1800,48 1800
%kesalahan22 =
= 0,027%
1800
1800,57 1800
%kesalahan23 =
= 0,031%
1800
1800,46 1800
%kesalahan24 =
= 0,025%
1800
1800,54 1800
%kesalahan25 =
= 0,030%
1800
%kesalahan21 =

56

LAMPIRAN 4
DATASHEET IC MIKROKONTROLER AT89S51

57

Pin Configurations

58

59

60

61

62

Vous aimerez peut-être aussi