Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu memperlambat atau dapat
mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh senyawa radikal bebas
yang reaktif (Miryanti et al., 2011). Senyawa antioksidan seperti vitamin C,
vitamin E dan karoten sudah terbukti memiliki potensi mencegah timbulnya
penyakit kanker akibat radikal bebas dengan membentuk senyawa yang stabil
(Prakash et al., 2007).
Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) telah terbukti mengandung
senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yang besar pada kulitnya dengan
nilai IC50 yang didapatkan adalah 2,49 g/mL. Aktivitas antioksidan didalamnya
66,7 kali wortel; 8,3 kali jeruk. Pemilihan kulit buah manggis selain mempunyai
aktivitas antioksidan juga untuk memanfaatkan limbah pertanian yang dapat
memberi keuntungan bagi manusia (Dungir et al., 2012).
Tablet efervesen mulai banyak diformulasi karena lebih menarik
dibandingkan tablet konvensional. Tablet efervesen dalam penggunaanya akan
menimbulkan gelembung gas CO2 dari reaksi antara asam basa yang bercampur
dengan air. Banyak keuntungan yang dimiliki tablet efervesen, selain cara
penggunaannya yang menarik, tablet tersebut dapat memberi cita rasa
menyenangkan dari reaksi karbonasi, tablet mudah digunakan setelah dilarutkan,
nyaman, lebih mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan kapsul atau
tablet, serta lebih stabil untuk bahan aktif yang tidak stabil dalam air (Siregar,
2010). Tablet efervesen dibuat dengan menggunakan sumber asam dan sumber
basa. Sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anam et al (2013), sumber asam yang
hanya menggunakan asam sitrat dalam pembuatan granul sebelum dibuat tablet
efervesen, akan mengakibatkan sulitnya campuran melekat dan menjadi granul,
jika hanya asam tartrat saja yang hanya sebagai sumber asam maka campuran
akan mudah menggumpal. Kombinasi asam dalam formulasi tablet efervesen
dapat memperbaiki kecepatan alir dan1porositas.
Asam sitrat biasa digunakan sebagai sumber asam dalam sediaan farmasi
dan pada industri makanan. Asam sitrat lebih dipilih sebagai sumber asam dalam
tablet efervesen selain karena mudah didapatkan, lebih murah, dan mudah dalam
penyimpanan, memberi rasa asam yang enak, serta asam sitrat mememiliki efek
sinergis terhadap aktivitas antioksidan. Asam tartrat selain mudah didapatkan dan
mudah dalam penyimpanan, asam tartrat lebih dipilih karena asam tartrat dapat
meningkatkan kelarutan dalam air (Black, 2007), serta memiliki rasa asam yang
sangat enak (Vaughan, 2006).
Natrium bikarbonat merupakan salah satu jenis komponen basa dalam
formulasi tablet efervesen. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak
higroskopis, tidak mahal, dan mudah didapat (Siregar, 2010). Menurut hasil
penelitian Murdianto (2012), penggunaan natrium bikarbonat dalam sediaan dapat
mempercepat kelarutan, memberikan rasa tablet yang enak, serta aroma pada
sediaan.
Sediaan tablet efervesen antioksidan ekstrak kulit manggis (Garcinia
mangostana L.) pada penelitian ini menggunakan variasi asam sitrat dan asam
tartrat. Dari kedua kombinasi asam tersebut diharapkan dapat memberikan sifat
fisik tablet yang baik, respon rasa tablet yang dapat diterima serta dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan setelah diformulasi menjadi tablet efervesen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perbandingan asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat
fisik dan respon rasa pada tablet efervesen?
2. Apakah tablet efervesen ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.).
mempunyai aktivitas antioksidan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat
fisik dan respon rasa pada tablet efervesen, serta untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak kulit buah manggis dalam tablet efervesen.
D. Tinjauan Pustaka
1. Kulit buah manggis
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang
mempunyai kandungan xanthone yang tinggi dan memiliki aktivitas antioksidan
yang mampu melindungi sel untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas. Kulit
buah manggis mengandung senyawa -, -, dan -mangostin serta garsinon E, 8deoksigartanin, dan gartanin sehingga dapat berefek sebagai antioksidan
(Weecharangsan et al., 2006), Aktivitas antioksidan diukur dengan menghitung
jumlah pengurangan intensitas warna ungu DPPH yang dibandingkan dengan
pengurangan konsentrasi larutan DPPH. Metode DDPH dipilih selain metodenya
yang sederhana, mudah, cepat dan hanya memerlukan sampel yang sedikit dalam
pengerjaanya (Zuhra et al., 2008). Uji aktivitas antioksidan dengan DPPH
memerlukan instrumen khusus yaitu spektrofotometer-visible. Prinsip kerja dari
spektrofotometer-visible ini adalah dengan menyerap radiasi tampak atau molekul.
Penyerapan yang terjadi tergantung pada ada tidaknya gugus kromofor pada
senyawa yang akan diuji menggunakan spektrofotometer-visible. Tanpa gugus
tersebut dalam senyawa uji maka senyawa tersebut juga tidak dapat di analisis.
Serta reaksi kompleks warna yang terjadi juga sebagai faktor apakah senyawa
tersebut dapat dianalisis (Gandjar & Rohman, 2007).
2. Tablet efervesen
Tablet efervesen adalah bentuk sediaan tablet yang dibuat dengan
mengempa bahan aktif dengan campuran asam-asam organik seperti asam sitrat
atau asam tartrat dan. Tablet efervesen berbeda dengan tablet konvensional, selain
pada penggunanya juga pada komposisi bahan yang digunakan. Komponen utama
dalam formula tablet efervesen adalah bagian asam dan bagian basa, dimana
bagian tersebut yang akan menghasilkan dan memberi efek sparkle seperti soda
buih jika bercampur dengan air.
Asam sitrat adalah salah satu sumber asam yang paling sering digunakan.
Asam sitrat berupa hablur bening, tidak berwarna atau serbuk granul sampai
halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, dan memiliki rasa sangat
asam. Asam sitrat sangat mudah melarut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 2014). Asam sitrat
berperan dalam reaksi karbonasi setelah tablet dimasukan dalam air.
Asam tartrat adalah sumber asam yang juga sering digunakan dalam
pembuatan tablet efervesen. Asam tartrat berupa serbuk hablur, tidak berwarna
atau bening, warna putih tidah berbau, terasa asam dan stabil diudara. Asam tartrat
sebanding dengan asam sitrat tapi lebih higroskopis (Departemen Kesehatan RI,
2014). Berikut adalah reaksi yang terjadi antara asam sitrat dengan natrium
bikarbonat, dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat jika bercampur dengan air
H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3
asam sitrat
+ Na-bikarbonat
Na-sitrat
H2C4H4O6
+ 2NaHCO3
asam tartarat
+ Na-bikarbonat
Na-tartat
+ air
+ air
+ C. dioksida
+ C.dioksida .
tambahan yang digunakan dalam formula, selain untuk memberi bobot pada
tablet, dimaksudkan juga untuk memberi sifat fisik dan rasa yang baik pada tablet
efervesen.
E. Landasan Teori
Penelitian pembuatan tablet efervesen yang dilakukan oleh Anwar (2010)
menunjukkan bahwa jumlah variasi konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat
berpengaruh signifikan terhadap sifat alir granul efervesen. Tablet efervesen yang
menggunakan asam sitrat memberikan sifat granul yang mempunyai waktu alir
dan sudut diam yang kecil, memberikan sifat fisik tablet efervesen yang mudah
hancur dalam air dibanding dengan asam tartrat saja. Menurut Penelitian Kristiani
(2013) respon rasa yang paling banyak disukai adalah formula yang menggunakan
perbandingan natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat 2,5:1:1, dan pada
kombinasi 12,56% asam sitrat, 25,1% asam tartrat, dan 38,20% natrium
bikarbonat adalah formula terbaik yang menghasilkan kelarutan tablet dan
kekerasan tablet efervesen yang baik. Metode yang digunakan untuk membuat
tablet efervesen sangatlah bervariasi, namun penggunaan metode granulasi basah
dalam pembuatan tablet efervesen lebih baik yaitu tablet yang dihasilkan
mempunyai karakteristik tablet yang baik dibandingkan dengan menggunakan
metode kempa langsung, serta metode granulasi basah lebih dipilih dibandingkan
granulasi kering karena pada percobaan yang dilakukan dengan metode granulasi
kering pada saat pembuatan sering terjadi lengket atau penempelan tablet pada
saat dikempa serta tablet yang dihasilkan tidak rata yang mengurangi penampilan
fisik pada tablet (Srinath et al., 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Permana et al., (2012) telah membuktikan
bahwa serbuk kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dibuat
mengandung senyawa alfa-mangostin yang merupakan kelompok xanthone yang
memiliki aktivitas antioksidan dengan metode uji DPPH (2,2-difenil-1pikrilhidrazil) 0,59 mg/g, kemudian pada penelitian Weecharangsan et al., (2006)
membuktikan aktivitas antioksidan pada kulit manggis dengan nilai IC 50
34,982,24 g/ml untuk ekstrak air dan IC50 30,761,66 g/ml untuk ekstrak
etanol. Nilai IC50 yang didapatkan membuktikan bahwa aktivitas antioksidan pada
kulit buah manggis sangat kuat karena kurang dari 50 g/ml.
F. Hipotesis
Tablet efervesen kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, semakin tinggi
asam tartrat semakin meningkatkan kerapuhan tablet dan mempercepat waktu
larut tablet. Semakin tinggi asam sitrat, meningkatkan respon rasa yang enak,
lebih diterima oleh responden, serta memiliki aktivitas antioksidan semakin
tinggi.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian
Metode dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kategori
penelitian eksperimental.
B. Metode Dan Variabel Penelitian
3. Variabel bebas adalah konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat.
4. Variabel tergantung adalah ekstrak kulit buah manggis, sifat fisik tablet,
respon rasa tablet, dan nilai aktivitas antioksidan.
5. Variabel terkendali adalah suhu pengeringan granul, lama pengeringan granul,
kelembaban ruangan, granulasi, tekanan kompresi, dan operating time reaksi
DPPH.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain fluidity tester
(uji sifat alir), hardness tester (uji kekerasan), mesin pentablet single punch type
eko (Korsch), friabilator (Vanguard Pharmaceutical Marchinery, Inc. USA),
neraca analitik (Ohaus), timbangan listrik, ayakan, stopwatch, alamari
pengering, kompor listrik, spektrofotometri-visible SHIMADZU (UV mini 1240)
mini dan alat-alat gelas (pyrex).
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah ekstrak kulit buah
manggis (PT Pytocemindo) asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat,
aspartam, manitol, asam stearat, PVP, dan laktosa
D. Tempat penelitian
Formulasi sediaan tablet efervesen dilakukan di Laboratorium Formulasi
Sediaan Solid Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8
E. Jalannya Penelitian
1. Uji aktivitas antioksidan ekstrak
100%
Cara pengambilan sampel dan perhitungan aktivitas antioksidan juga
dilakukan pada sediaan tablet efervesen ekstrak kulit manggis setelah diformulasi.
2. Pembuatan tablet efervesen ektrak kulit manggis
Dosis zat aktif tiap formula untuk antioksidan sebesar 300 mg ekstrak kulit
buah manggis.
10
300
800
800
45
60
150
500
345
3000
300
533,34
266,67
800
45
60
150
500
345
3000
Keterangan formula :
Formula I : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula II : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula III : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula IV : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula V : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
300
400
400
800
45
60
150
500
345
3000
300
266,67
533,34
800
45
60
150
500
345
3000
F V ( mg)
300
800
800
45
60
150
500
345
3000
4,5: 0 : 4,5
3 : 1,5 : 4,5
2,25 : 2,25 : 4,5
1,5 : 3 : 4,5
0 : 4,5 : 4,5
11
(bobot kering
tablet sebelum
diujibobot
tablet setelah diuji )
Ekstrak
kulit buah
manggis
bobot tablet sebelum diuji
d. Waktu larut
Satu tablet efervesen dilarutkan ke dalam 200 ml air dan diamati sampai
tablet dapat melarut sempurna tanpa
dilakukan pengadukan. Uji dilakukan
Granul.
masing-masing pada suhu 100C, 270C, 600C.
F. Analisis Data
sifattablet,
fisik tablet:
Data yang diperoleh dari hasil uji massa alirPemeriksaan
granul, sifat fisik
uji
Keseragaman bobot.
Waktu melarut
12
13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Ektrak Kulit Buah Manggis
Ekstrak kulit buah manggis yang digunakan sebagai bahan utama dalam
pembuatan tablet efervesen antioksidan perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan
terlebih dahulu. Selain untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah manggis
mempunyai aktivitas antioksidan juga untuk membandingkan antara aktivitas
antioksidan ekstrak sebelum diformulasi dengan ekstrak yang sudah diformulasi
menjadi tablet efervesen. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis yang
diperoleh sebesar 75,600,581%, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit
buah manggis yang diuji dengan metode DPPH memiliki aktivitas antioksidan dan
dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan tablet efervesen.
B. Hasil Uji Waktu Alir Granul dan Sifat Fisik Tablet
Efervesen
Tabel 2. Hasil pengukuran waktu alir dan sifat fisik tablet efervesen
Waktu alir (detik)
Keseragaman Bobot (%)
Kekerasan (kg)
Kerapuhan (%)
Waktu
100C
270C
Larut
600C
(menit)
FI
7,120,01
2,08
5,10,04
3,610,06
2,430,01
1,270,03
0,940,02
F II
7,120,01
2,08
5,40,08
7,560,42
2,400,01
1,140,03
0,930,01
F III
7,060,06
1,99
7,10,08
8,020,49
2,380,01
0,830,01
0,510,01
F IV
7,070,06
1,98
5,40,07
9,540,60
2,280,01
0,800,01
0,500,01
FV
7,100,01
1,65
4,10,07
10,410,01
2,130,01
0,660,01
0,380,03
P-value
0.348
0.122
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
14
konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula. Penelitian yang dilakukan
oleh Kholidah et al (2014), juga memberikan hasil bahwa kombinasi asam sitrat
dan asam tartrat yang sama maupun dengan kombinasi yang berbeda tidak
memberikan pengaruh signifikan pada waktu alir granul efervesen.
2. Keseragaman bobot
Tablet efervesen yang dibuat harus memiliki keseragaman bobot yang baik
dan tidak menyimpang dari persyaratan yaitu tidak ada satu pun tablet yang
13 tablet yang menyimpang sebesar 10%
menyimpang lebih dari 5% dan tidak ada
dari bobot rata-ratanya. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan
dalam tablet efervesen tidak memberi pengaruh secara signifikan. Hal ini terjadi
karena asam sitrat dan asam tartrat dalam formula memiliki konsentrasi yang
sama dengan natrium bikarbonat dan memiliki konsentrasi yang lebih kecil
dibandingkan konsentrasi campuran bahan tambahan lain. Penelitian yang
dilakukan oleh Kholidah et al (2014), kombinasi asam sitrat dan asam tartrat
dalam tablet tidak mempengaruhi keseragaman bobot secara signifikan meskipun
dilakukan pengukuran dalam hari yang berbeda dengan selisih waktu 21 hari.
3. Kekerasan
Pada tabel 2 hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kombinasi asam sitrat
dan asam tartrat memberikan pengaruh yang signifikan. Pada formula II dan IV
kekerasan tidak berbeda signifikan karena kombinasi asam yang digunakan hanya
berkebalikan yang menghasilkan kekerasan hampir sama, namun pada formula III
dimana kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang sama memberikan pengaruh
kekerasan yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi asam sitrat yang
lebih tinggi dari asam tartrat dalam formula. Hal ini terjadi karena adanya asam
tartrat dalam formula yang sebanding dengan asam sitrat memberikan ikatan yang
kuat diantara keduanya, maka tablet yang dihasilkan semakin keras dibandingkan
kombinasi asam dengan konsentrasi yang berbeda dalam formula. Hasil penelitian
tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2007), yaitu asam
sitrat memberikan pengaruh lebih dominan dibandingkan asam tartrat dalam
memberikan pengaruh kekerasan pada tablet efervesen yang dibuat, namun
dengan peningkatan konsentrasi asam sitrat yang diikuti peningkatan konsentrasi
15
C.
16
17
(%)
120
Respon rasa tablet effervescent
100
80
25
45
35
70
60
40
50
20
0
Manis
Kurang Manis
95
65
Sangat Manis
Hambar
55
30
10
FI
5
F II
F III
F IV
FV
Dari hasil uji respon rasa diketahui bahwa responden paling banyak
memilih formula I karena manis, tidak terasa pahit atau sepat. Sedangkan untuk
formula II dan III perbedaanya tidak begitu signifikan karena rasa yang dihasilkan
kurang manis tapi tidak terasa pahit hal ini karena pada perbandingan kedua asam
dalam formula juga tidak berbeda signifikan. Responden tidak begitu menyukai
rasa pada formula IV dan V karena rasa pada sampel tersebut tidak manis dan
cenderung ke rasa yang hambar dan ada sedikit rasa sepat. Hal ini terjadi karena
asam tartrat yang digunakan cenderung memberi pengaruh rasa yang tidak
menonjol dan kurang menutupi rasa pahit dari ekstrak dibandingkan asam sitrat
saja ataupun dengan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat.
Untuk uji keberterimaan bentuk tablet, responden lebih banyak memilih
bentuk dan warna dari formula V karena bentuk permukaan tablet lebih halus, rata
dan warnanya lebih terlihat homogen. Formula V yang dibuat selain warnanya
yang cenderung terang, tablet dengan menggunakan asam tartrat paling tinggi saat
dilarutkan lebih banyak terbentuk CO2 dibandingkan dengan formula lain serta
warna lebih kuning terang. Hal ini terjadi karena dengan penggunaan asam tartrat
yang tidak lebih higroskopis daripada asam sitrat memberikan pengaruh pada saat
pengempaan lebih mudah, tablet yang dihasilkan lebih halus dan rata. Sedangkan
formula I karena pada formula ini permukaan tablet tidak terlihat rata dan ada
sedikit bintik-bintik yang timbul di permukaan sehingga memberikan kesan
18
bahwa tablet tidak mempunyai warna yang menarik. Dapat disimpulkan bahwa
pada formula I asam sitrat yang digunakan tidak dapat bercampur secara homogen
dan karena sifatnya yang higroskopis memberi pengaruh saat pengempaan
sehingga bentuk yang dihasilkan kurang halus dan rata seperti terlihat pada
gambar 2.
FI
F II
F III
F IV
FV
Gambar 3. Lima sediaan tablet efervesen semakin tinggi konsentrasi asam tartrat
permukaan tablet yang dihasilkan semakin halus dan rata
Daya
antioksidan (%)
Kontrol basis
Formula
Ekstrak
kulit
manggis
II
III
IV
77,470,73
66,490,48
64,690,60
57,880,28 52,700,58
75,600,58
48.640,28
38.740,56
36.700.19
29.690.05 13.620.03
19
aktivitas antioksidan. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat ternyata juga
memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan tablet efervesen, dimana
aktivitas antioksidan basis tertinggi pada formula I dan semakin tinggi asam sitrat
dalam tablet, aktivitas antioksidan yang diperoleh semakin tinggi. Dari penelitian
yang sudah dilakukan, asam sitrat yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam
formulasi tablet memberikan efek antioksidan yang cukup tinggi. Asam sitrat
yang digunakan memiliki aktivitas yang hampir sebanding dengan aktivitas
antioksidan pada asam askorbat (Wahyudi, 2006) serta asam sitrat yang digunakan
dalam formula dapat memberi reaksi senergis terhadap aktivitas antioksidan
(Amidon, 2009).
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen memberikan
pengaruh yang signifikan yaitu semakin tinggi asam tartrat, tablet yang dibuat
memiliki kerapuhan yang semakin tinggi serta kelarutan yang cepat. Semakin
tinggi asam sitrat, tablet yang dihasilkan memberi rasa yang enak dan dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tablet efervesen.
2. Kelima formula tablet efervesen yang dibuat masih memberikan aktivitas
antioksidan lebih dari 50%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui formula yang terbaik dari
kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen.
2. Perlu dilakukan uji pH sediaan tablet efervesen.
DAFTAR 20
PUSTAKA
21
Alam, P., Firdouse, S., Aziz, A., Ahmed, M.A., and Waseem, S., 2014,
Development of A Polyherbal Solid Dosage Formulation Having
Antioxidant Properties, International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences,6(1), 687-690.
Amidon., GE, 2009, Citric Acid Monohydrate, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and
Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition, Handbook of Pharmaceutical
Excipients,;96: 10531068
Anam, C., Kawiji, Setiawan, dan Rizki D., 2013, Kajian Karakteristik Fisik dan
Sensori Serta Aktivitas Antioksidan dari Granul Effervescent Buah Beet
(Beta vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kominasi
Sumber Asam, Jurnal Teknosains Pangan, 2(2),3-7.
Ansar., Rahardjo, B., Noor, Z, dan Suyitno., 2006, Optimasi Formulasi dan Gaya
Tekan Terhadap Sifat Tablet Effervescent Buah Markisa. Jurnal Teknol
dan Industru Pangan, 18(2),24-25.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan: Farida
Ibrahim. Edisi Kempat. Universitas Indonesia Press, Jakarta, 214-217.
Anwar, K., 2010, Formulasi Sediaan Tablet Effervescent Dari Ekstrak Kunyit
(Curcuma domstica Val.) Dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat
Sebagai Sumber Asam, Jurnal Program Studi Farmasi FMIPA unlam,
4(2), 169-177.
Badan POM RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta, Badan POM
Republik Indonesia.
Black SN et al., 2007, Structure, Solubility, Screening, and Synthesis of Molecular
Salts. in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition,
Handbook of Pharmaceutical Excipients,;96: 10531068
Burhan, L., Yamlean, P.V., Suprianti, H.S., 2009, Formulasi Sediaan Granul
Effervescent Sari Buah Sirsak (Annona muricata L), FMIPA UNSRAT, 37.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia edisi V, 50, 110, 265, 271, 279, 378,
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dungir, S.G., Katja, Dewa, G.K, dan Vanda S., 2012, Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana L.),
Jurnal MIPA UNSRAT, 1(1), 11-15.
Gadjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 220-262, 353-365.
22
Generali J, Cada DJ. 2004. Sodium bicarbonate: prevention of contrastagentinduced nephrotoxicity. Hosp Pharm. 39(9): 854856.
Kholidah, S., Yuliet, Khumaidi, Ahmad., 2014, Formulasi Tablet Effervescent
Jahe (Z Officinale Roscoe) Dengan Variasi Konsentrasi Sumber Asam
Dan Basa, Online Jurnal of Natural Science,3(3): 216 229.
Kristiani, B.R., 2013, Kualitas Minuman Serbuk Effervescent Serai (Cymbopogin
nardus L.) Dengan Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan Natrium
Bikarbonat, Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta, 14-16.
Miryanti, A., Lanny, S., Kurniawan,B. dan Stephen,I., 2011, Ekstraksi
Antioksidan Dari Kulit Buah Manggis(Garcinia manostana L.), Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, 1-43.
Murdianto, W, dan Syahrumsyah, H., 2012, Penaruh Natrium Bikarbonat
Terhadap Kadar Vitamin C Total Padatan Terlarut dan Nilai Sensoris dari
Sari Buah Nanas Berkarbonasi, Jurnal Teknologi Pertanian, 2-5.
Permana, A.W., Widayanti, S.M., Prabawati, S, dan Setyabudi, D.A.,2012, Sifat
Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan
dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi. Jurnal
Pascapanen, 9(2), 91-92.
Prakash, D., Upadhyay, G., Singh, B.N., Dhakarey, R., Kumar, S, dan Singh,
K.K., 2007, Free-radical Scavenging Activities of Himalayan
Rhododendrons, Current Science, 92(4), 526-532.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbok of pharmaceutical
excipient, sixth edition, Pharmacheutical press London,629-630,731-732.
Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis,
505, 518, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC:267-288.
Srinath, K.R., Chowday, C.P., Swetha, K., Ali, S.S., Aparna, S., Rakesh, R., et al,
2011, Formulation and Evaluation Of Effervescent Tablets Of
Paracetamol, International Journal of Parmaceutical Research and
Development, 3(3):77-102.
Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi Dan Formulasi Sediaan Tablet, Laboratrium
Teknologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
23
Supiyanti, W., Wulansari, E.D, dan Kusmita, L., 2010, Uji Aktivitas dan
Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L), Majalah Obat Tradisional, 15(2):64-70.
Vaughan, K.D., 2006, Tartaric Acid, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C
(Eds), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth edition, 770-771,
Pharmacheutical Press London, Chicago.
Wahyudi, A., 2006, Pengaruh Penambahan Kurkumin Dari Rimpang Temu Giring
Pada Aktifitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan Metode FTC, Akta
Kimindo,2(1) :37 40.
Weecharangsan, W., Opanaopit, P., Sukma, Ngrawhirunpat, T., Shotanapun, U. &
Siripong, P., 2006, Antioksidative and Neuroprotective Activities of
Extracts from The Fruit Hull of Mangoteen (Garcinia mangostana Linn.),
Medical Priciples and Practice: International Journal of the Kuait
University, Health Science Center, 15(4): 281-287.
Wikantyasning, E.R., Nurwaini, S., Wilisa, O.Y., Mohandani I.V., 2009, Formulasi
Tablet Effervescent Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis puniculata
(Burm f.) Ness.) dan Daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.): Uji Sifat
Fisik dan Respon Rasa, Pharmacon Journl Indonesia, 1(1), 2-8.
Yanti, D., 2007, Optimasi Komposisi Asam Sitrat Dan Asam Tartrat Dalam Tablet
Effervescent Vitamin C Aplikasi Metode Desain Factorial, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Darma Yogyakarta.
Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., and Sitohang, H, 2008, Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk, Jurnal Biologi Sumatra,3(1): 7-8.
24
LAMPIRAN
25
FI
F
II
F
III
F IV
F V
26
27
:
:
:
:
:
manis
Tanggapan Rasa
Agak
Kurang
manis
manis
Tidak
manis
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Setelah merasakan formula I,II,III,IV,dan V tablet effervescent ekstrak
kulit buah manggis mana yang paling anda sukai dari rasa kelima macam tablet
effervescent tersebut?
FORMULA
Sangat suka
Formula I
Formula II
Formula III
Tanggapan Rasa
suka
Kurang suka
Tidak suka
hambar
28
Formula IV
Formula V
Dari kelima formula, manakah yang memiliki bentuk terbaik dan layak
untuk dipasarkan?
FORMULA
Sangat baik
Tanggapan Rasa
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Dari kelima formula, manakah yang memiliki warna terbaik sebelum
dilarutkan dan sesudah dilarutkan?
FORMULA
Sangat baik
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Tanggapan Rasa
Baik
Kurang baik
Tidak baik
29
F1
(responden)
Sangat
manis
Manis
Kurang
mnis
Hambar
F II
(responden
)
1
13
2
0
F III
F IV
FV
(responden) (responden) (responden)
1
9
10
7
11
1
19
0
14
Manis
5
x 100 =25
20
13
x 100 =65
: 20
2
x 100 =10
Kurang manis : 20
I
0
0
II
0
0
III
4
20
IV
5
25
V
11
55
30
+ Na-bikarbonat Na-sitrat
H2C4H4O6
asam tartarat
+ air
+ C. dioksida
+ 2NaHCO3
+ Na-bikarbonat
Na-tartat
+ air
+ C.dioksida .
x
3 x 84
= 2,4
31
Jika 2 gram asam tartrat (BM 150) bereaksi dengan 2,24 gram natrium
bikarbonat (BM 84) dengan pehitungan:
2 gram
150
x
2 x 84
= 2,24
= 800 mg
Asam tartrat
=-
Na. Bikarbonat
= 800 mg
Formula II
Asam sitrat
= 3/9
x 1600 mg
= 533,34
Asam tartrat
= 1,5/9 x 1600 mg
= 266,67
Na. Bikarbonat
= 4,5/9 x 1600 mg
= 800 mg
Formula III
Asam sitrat
= 2,25/9
x 1600 mg = 400 mg
Asam tartrat
= 2,25/9
x 1600 mg = 400 mg
Na. Bikarbonat
= 4,5/9
x 1600 mg = 800 mg
Formula IV
Asam sitrat
= 1,5/9
x 1600 mg = 266,67
32
Asam tartrat
= 3/9
x 1600 mg
= 533,34
Na. Bikarbonat
= 4,5/9
x 1600 mg
= 800 mg
Formula V
Asam sitrat
=-
Asam tartrat
= 800 mg
Na. Bikarbonat
= 800 mg
1. Absorbansi
Kontrol
(DPPH)
: 1,264
Kontrol positif (vitamin E) :
a. Orientasi
: 0,187
b. Replikasi 1
: 0,173
c. Replikasi 2
: 0,126
d. Replikasi 3
: 0,094
e. Replikasi 4
: 0,142
f. Replikasi 5
: 0,187
2. Perhitungan aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis
a. Data 1 (0,278)
(1,1340,278)
% aktivitas antioksidan =
x 100% = 75,49%
1,134
b. Data 2 (0,284)
% aktivitas antioksidan =
(1,1340,284)
1,134
x 100% = 74,98%
(1,1340,268)
1,134
x 100% = 76,37%
c. Data 3 (0,187)
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
SD
= 75,60%
= 0,581
33
formula 1
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3
: 0,592
:0,303
: 0,155
: 0,137
: 0,136
(0,5920,303)
0,592
x 100% = 48,81%
(0,5920,127)
0,592
x 100% = 78,54%
(0,5920,137)
0,137
x 100% = 76,85%
(0,5920,136)
0,592
x 100% = 77,02%
Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata replikasi
= 77,47%
formula 2
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3
: 0,592
:0,365
: 0,195
: 0,198
: 0,202
(0,5920,365)
0,592
x 100% = 38,34%
(0,5920,195)
0,592
x 100% = 67,06%
Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
34
% aktivitas antioksidan =
(0,5920,198)
0,137
x 100% = 66,55%
(0,5920,202)
0,592
x 100% = 65,87%
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
= 66,4
formula 3
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3
: 0,592
:0,374
: 0,211
: 0,204
: 0,212
(0,5920,307)
0,592
x 100% = 36,82%
(0,5920,211)
0,592
x 100% = 64,35%
(0,5920,204)
0,137
x 100% = 65,54%
(0,5920,212)
0,592
x 100% = 64,18%
Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
= 64,69%
formula 4
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3
: 0,592
:0,417
: 0,247
: 0,251
: 0,250
35
% aktivitas antioksidan =
(0,5920,417)
0,592
x 100% = 29,56%
(0,5920,247)
0,592
x 100% = 58,27%
(0,5920,251)
0,137
x 100% = 57,60%
(0,5920,250)
0,592
x 100% = 57,77%
Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
= 57,88%
formula 5
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3
: 0,592
:0,511
: 0,285
: 0,277
: 0,278
(0,5920,511)
0,592
x 100% = 13,68%
(0,5920,285)
0,592
x 100% = 51,85%
(0,5920,277)
0,137
x 100% = 53,20%
(0,5920,278)
0,592
x 100% = 53,04%
Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
= 52,70%
36
Formula I
7.12
7.14
7.12
7. 12
0.01
Formula II
7.11
7.13
7.11
7.12
0.01
Formula V
7.10
7.12
7.10
7.10
0.01
37
FI
3.00
3.10
2.98
3.12
3.00
2.99
2.89
3.12
3.13
3.00
2.99
2.98
3.00
2.99
3.11
3.00
3.00
3.10
FV
3.00
3.00
2.98
3.11
2.99
2.99
2.99
3.12
3.00
3.00
2.99
3.00
3.00
3.10
3.11
2.99
3.00
3.10
38
19
20
Rata-rata
SD
RSD
2.98
3.00
3.02
0.06
2.08
2.98
3.00
2.98
0.06
2.08
3.00
3.00
3.01
0.06
1.99
1. Formula 1
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.02 g
5
x 3.02=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100
10
x 3.02=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100
5
x 2.98=0.14 g
Untuk penyimpangan 5% = 100
10
x 2.98=0.29 g
Untuk penyimpangan 10% = 100
5
x 3.01=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100
10
x 3.01=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100
3.00
3.00
3.01
0.05
1.98
3.00
3.00
3.02
0.04
1.62
39
4. Formula 4
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.01 g
5
x 3.01=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100
10
x 3.01=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100
5
x 3.02=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100
10
x 3.02=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100
Formula I
5.1
5.2
5.2
5.3
5.2
5.1
0.04
0.96
Formula II
5.6
5.5
5.4
5.4
5.4
5.4
0.08
164
Formula V
4.1
4.1
4.3
4.2
4.2
4.1
0.07
1.80
Formula 1
3.54
3.65
3.66
3.61
0.06
1.41
Formula 2
7.35
8.02
8.14
7.56
0.42
4.23
Kerapuhan tablet
Formula 3
7.77
8.59
7.71
8.02
0.49
5.00
Formula 4
10.24
9.18
9.20
9.54
0.60
5.18
Formua 5
10.41
10.42
10.44
10.41
0.01
0.14
40
Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 100C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
2.42
2.39
2.27
2.13
2.40
2.39
2.26
2.16
2.39
2.37
2.30
2.13
2.40
2.40
2.30
2.13
2.42
2.39
2.29
2.14
2.40
2.38
2.28
2.13
FI
1.25
1.32
1.30
1.24
1.28
1.27
Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 270C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
1.12
0.83
0.82
0.66
1.10
0.85
0.80
0.65
1.13
0.86
0.79
0.66
1.15
0.85
0.80
0.70
1.18
0.85
0.82
0.66
1.14
0.84
0.80
0.66
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata
FI
0.98
0.95
0.93
0.90
0.95
0.94
Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 600C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
0.95
0.51
0.51
0.38
0.95
0.55
0.49
0.33
0.93
0.51
0.51
0.40
0.93
0.51
0.48
0.41
0.93
0.51
0.51
0.38
0.93
0.51
0.50
0.38
Oneway
ANOVA
Waktualirgranul
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
.009
.018
4
10
Total
.027
14
Oneway
.002
.002
F
1.260
Sig.
.348
41
ANOVA
Kekerasan
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
23.976
.132
4
20
Total
24.108
24
5.994
.007
907.621
Sig.
.000
(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-.26000*
.05140
.000
-.3672
-.1528
.05140
.000
-2.1252
-1.9108
.05140
.000
-.3412
-.1268
.05140
.000
.9148
1.1292
-2.01800
-.23400
1.02200
Oneway
ANOVA
Kerapuhan
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
82.267
1.590
4
10
20.567
.159
Total
83.857
14
F
129.312
Sig.
.000
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
.32562
.001
.7911
2.2422
.32562
.000
5.1978
6.6489
1.70333
.32562
.000
.9778
2.4289
-.88333*
.32562
.022
-1.6089
-.1578
2
3
1.51667
5.92333
Oneway
42
ANOVA
Keseragamanbobot
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
.035
.448
4
95
Total
.484
99
.009
.005
1.873
Sig.
.122
Oneway
ANOVA
waktularut10
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
.275
.006
4
20
Total
.281
24
.069
.000
234.116
Sig.
.000
(J)
formula formula
1
Mean Difference
(I-J)
Std. Error
.000
.1274
.1726
.01084
.000
.2654
.3106
.01084
.000
.0314
.0766
.01084
.018
.0054
.0506
.05400
Upper Bound
.01084
.28800
Lower Bound
.15000
Sig.
.02800
Oneway
ANOVA
waktularut27
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
1.143
.012
4
20
Total
1.155
24
.286
.001
F
460.765
Sig.
.000
43
Multiple Comparisons
waktularut27
LSD
95% Confidence Interval
(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
.01575
.000
.1092
.1748
.61000
.01575
.000
.5772
.6428
.43200*
.01575
.000
.3992
.4648
.01575
.000
.2752
.3408
.14200
.30800
Oneway
ANOVA
waktularut60
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
Within Groups
1.382
.011
4
20
Total
1.393
24
.346
.001
623.700
Sig.
.000
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-.00400
.01489
.791
-.0351
.0271
.55400*
.01489
.000
.5229
.5851
.01489
.000
.4049
.4671
.01489
.000
.3829
.4451
.43600
.41400