Vous êtes sur la page 1sur 43

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu memperlambat atau dapat
mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan oleh senyawa radikal bebas
yang reaktif (Miryanti et al., 2011). Senyawa antioksidan seperti vitamin C,
vitamin E dan karoten sudah terbukti memiliki potensi mencegah timbulnya
penyakit kanker akibat radikal bebas dengan membentuk senyawa yang stabil
(Prakash et al., 2007).
Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) telah terbukti mengandung
senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yang besar pada kulitnya dengan
nilai IC50 yang didapatkan adalah 2,49 g/mL. Aktivitas antioksidan didalamnya
66,7 kali wortel; 8,3 kali jeruk. Pemilihan kulit buah manggis selain mempunyai
aktivitas antioksidan juga untuk memanfaatkan limbah pertanian yang dapat
memberi keuntungan bagi manusia (Dungir et al., 2012).
Tablet efervesen mulai banyak diformulasi karena lebih menarik
dibandingkan tablet konvensional. Tablet efervesen dalam penggunaanya akan
menimbulkan gelembung gas CO2 dari reaksi antara asam basa yang bercampur
dengan air. Banyak keuntungan yang dimiliki tablet efervesen, selain cara
penggunaannya yang menarik, tablet tersebut dapat memberi cita rasa
menyenangkan dari reaksi karbonasi, tablet mudah digunakan setelah dilarutkan,
nyaman, lebih mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan kapsul atau
tablet, serta lebih stabil untuk bahan aktif yang tidak stabil dalam air (Siregar,
2010). Tablet efervesen dibuat dengan menggunakan sumber asam dan sumber
basa. Sumber asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam tartrat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anam et al (2013), sumber asam yang
hanya menggunakan asam sitrat dalam pembuatan granul sebelum dibuat tablet
efervesen, akan mengakibatkan sulitnya campuran melekat dan menjadi granul,
jika hanya asam tartrat saja yang hanya sebagai sumber asam maka campuran
akan mudah menggumpal. Kombinasi asam dalam formulasi tablet efervesen
dapat memperbaiki kecepatan alir dan1porositas.

Asam sitrat biasa digunakan sebagai sumber asam dalam sediaan farmasi
dan pada industri makanan. Asam sitrat lebih dipilih sebagai sumber asam dalam
tablet efervesen selain karena mudah didapatkan, lebih murah, dan mudah dalam
penyimpanan, memberi rasa asam yang enak, serta asam sitrat mememiliki efek
sinergis terhadap aktivitas antioksidan. Asam tartrat selain mudah didapatkan dan
mudah dalam penyimpanan, asam tartrat lebih dipilih karena asam tartrat dapat
meningkatkan kelarutan dalam air (Black, 2007), serta memiliki rasa asam yang
sangat enak (Vaughan, 2006).
Natrium bikarbonat merupakan salah satu jenis komponen basa dalam
formulasi tablet efervesen. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak
higroskopis, tidak mahal, dan mudah didapat (Siregar, 2010). Menurut hasil
penelitian Murdianto (2012), penggunaan natrium bikarbonat dalam sediaan dapat
mempercepat kelarutan, memberikan rasa tablet yang enak, serta aroma pada
sediaan.
Sediaan tablet efervesen antioksidan ekstrak kulit manggis (Garcinia
mangostana L.) pada penelitian ini menggunakan variasi asam sitrat dan asam
tartrat. Dari kedua kombinasi asam tersebut diharapkan dapat memberikan sifat
fisik tablet yang baik, respon rasa tablet yang dapat diterima serta dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan setelah diformulasi menjadi tablet efervesen.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perbandingan asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat
fisik dan respon rasa pada tablet efervesen?
2. Apakah tablet efervesen ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.).
mempunyai aktivitas antioksidan?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat dan asam tartrat terhadap sifat

fisik dan respon rasa pada tablet efervesen, serta untuk mengetahui aktivitas
antioksidan ekstrak kulit buah manggis dalam tablet efervesen.
D. Tinjauan Pustaka
1. Kulit buah manggis
Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang
mempunyai kandungan xanthone yang tinggi dan memiliki aktivitas antioksidan
yang mampu melindungi sel untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas. Kulit
buah manggis mengandung senyawa -, -, dan -mangostin serta garsinon E, 8deoksigartanin, dan gartanin sehingga dapat berefek sebagai antioksidan
(Weecharangsan et al., 2006), Aktivitas antioksidan diukur dengan menghitung
jumlah pengurangan intensitas warna ungu DPPH yang dibandingkan dengan
pengurangan konsentrasi larutan DPPH. Metode DDPH dipilih selain metodenya
yang sederhana, mudah, cepat dan hanya memerlukan sampel yang sedikit dalam
pengerjaanya (Zuhra et al., 2008). Uji aktivitas antioksidan dengan DPPH
memerlukan instrumen khusus yaitu spektrofotometer-visible. Prinsip kerja dari
spektrofotometer-visible ini adalah dengan menyerap radiasi tampak atau molekul.
Penyerapan yang terjadi tergantung pada ada tidaknya gugus kromofor pada
senyawa yang akan diuji menggunakan spektrofotometer-visible. Tanpa gugus
tersebut dalam senyawa uji maka senyawa tersebut juga tidak dapat di analisis.
Serta reaksi kompleks warna yang terjadi juga sebagai faktor apakah senyawa
tersebut dapat dianalisis (Gandjar & Rohman, 2007).
2. Tablet efervesen
Tablet efervesen adalah bentuk sediaan tablet yang dibuat dengan
mengempa bahan aktif dengan campuran asam-asam organik seperti asam sitrat
atau asam tartrat dan. Tablet efervesen berbeda dengan tablet konvensional, selain
pada penggunanya juga pada komposisi bahan yang digunakan. Komponen utama
dalam formula tablet efervesen adalah bagian asam dan bagian basa, dimana
bagian tersebut yang akan menghasilkan dan memberi efek sparkle seperti soda
buih jika bercampur dengan air.

Asam sitrat adalah salah satu sumber asam yang paling sering digunakan.
Asam sitrat berupa hablur bening, tidak berwarna atau serbuk granul sampai
halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, dan memiliki rasa sangat
asam. Asam sitrat sangat mudah melarut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 2014). Asam sitrat
berperan dalam reaksi karbonasi setelah tablet dimasukan dalam air.
Asam tartrat adalah sumber asam yang juga sering digunakan dalam
pembuatan tablet efervesen. Asam tartrat berupa serbuk hablur, tidak berwarna
atau bening, warna putih tidah berbau, terasa asam dan stabil diudara. Asam tartrat
sebanding dengan asam sitrat tapi lebih higroskopis (Departemen Kesehatan RI,
2014). Berikut adalah reaksi yang terjadi antara asam sitrat dengan natrium
bikarbonat, dan asam tartrat dengan natrium bikarbonat jika bercampur dengan air
H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3

Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

asam sitrat

+ Na-bikarbonat

Na-sitrat

H2C4H4O6

+ 2NaHCO3

Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

asam tartarat

+ Na-bikarbonat

Na-tartat

+ air

+ air

+ C. dioksida

+ C.dioksida .

Penelitian yang dilakukan oleh Burhan et al., (2012) apabila hanya


menggunakan salah satu asam saja akan menimbulkan kerusakan pada sediaan
dan pembentukan buih. Asam sitrat jika digunakan sebagai asam tunggal dapat
membentuk sediaan yang lekat dan sulit menjadi granul serta jika asam tartrat saja
yang digunakan maka akan membuat campuran kehilangan kekuatanya dan akan
menggumpal, maka penggunaan kombinasi dari kedua asam tersebut dapat
memperbaiki sifat fisik tablet dan dapat menurunkan risiko kerusakan pada
pembuatan tablet efervesen. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2010) ada 5
formula yang memiliki variasi sumber asam yang berbeda dengan range 7,8%
sampai 25% untuk penggunaan asam sitrat dan 7,7% sampai 25% untuk asam
tartrat yang menghasilkan kombinasi terbaik pada penggunaan asam sitrat 25%.

Sumber basa yang digunakan adalah natrium bikarbonat yang dapat


menutupi rasa yang tidak enak dari bahan aktif maupun bahan tambahan lain serta
dapat berfungsi sebagai bahan penghancur saat bereaksi dengan air (Ansar et al.,
2006). Natrium bikarbonat dalam formulasi tablet efervesen juga bertindak
sebagai pembentuk reaksi basa, sebagai penetralisir asam sitrat dan asam tartrat,
dapat menghasilkan buih, setra dapat membebaskan karbondioksida serta larut
sempurna dalam air (Burhan et al., 2012). Generali J et al., (2004) menyatakan
bahwa natrium bikarbonat yang dapat digunakan dalam tablet efervesen sekitar
25% sampai 50%, hal ini menyatakan bahwa natrium bikarbonat adalah bahan
yang paling penting, dan paling mendominasi dalam formulasi tablet efervesen
serta variasi dalam formula tablet efervesen memberi pengaruh pada sifat alir
granul efervesen. Prosentase terbaik dari beberapa variasi yang menggunakan
natrium bikarbonat dalam tablet efervesen adalah sebesar 38,20% dari bobot
tablet, yang memberi pengaruh dalam sifat fisik tablet yang baik, dan dalam
konsentrasi tersebut dalam formula ini tidak ada masalah dalam pembuatan tablet
dan pada saat bereaksi dengan air (Srinath et al., 2011). Tablet efervesen juga
menggunakan bahan pengisi agar tablet lebih stabil. Bahan pengisi yang baik
haruslah memiliki kriteria, yaitu tidak bereaksi dengan zat aktif dan eksipien lain,
tidak memiliki aktfitas fisiologis dan farmakologis, mempunyai sifat fisika dan
kimia yang konsisten, tidak menyebabkan perkembangbiakan mikroba, tidak
mempengaruhi disolusi dan bioavailabilitas, tidak berwarna dan tidak berbau
(Sulaiman, 2007). Bahan tambahan lain yang digunakan antara lain bahan pelicin
digunakan asam stearat, PVP sebagai bahan pengikat, manitol sebagai bahan
pemanis dan

laktosa sebagai bahan pengisi (Siregar, 2010). Bahan-bahan

tambahan yang digunakan dalam formula, selain untuk memberi bobot pada
tablet, dimaksudkan juga untuk memberi sifat fisik dan rasa yang baik pada tablet
efervesen.
E. Landasan Teori
Penelitian pembuatan tablet efervesen yang dilakukan oleh Anwar (2010)
menunjukkan bahwa jumlah variasi konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat
berpengaruh signifikan terhadap sifat alir granul efervesen. Tablet efervesen yang
menggunakan asam sitrat memberikan sifat granul yang mempunyai waktu alir

dan sudut diam yang kecil, memberikan sifat fisik tablet efervesen yang mudah
hancur dalam air dibanding dengan asam tartrat saja. Menurut Penelitian Kristiani
(2013) respon rasa yang paling banyak disukai adalah formula yang menggunakan
perbandingan natrium bikarbonat, asam sitrat, dan asam tartrat 2,5:1:1, dan pada
kombinasi 12,56% asam sitrat, 25,1% asam tartrat, dan 38,20% natrium
bikarbonat adalah formula terbaik yang menghasilkan kelarutan tablet dan
kekerasan tablet efervesen yang baik. Metode yang digunakan untuk membuat
tablet efervesen sangatlah bervariasi, namun penggunaan metode granulasi basah
dalam pembuatan tablet efervesen lebih baik yaitu tablet yang dihasilkan
mempunyai karakteristik tablet yang baik dibandingkan dengan menggunakan
metode kempa langsung, serta metode granulasi basah lebih dipilih dibandingkan
granulasi kering karena pada percobaan yang dilakukan dengan metode granulasi
kering pada saat pembuatan sering terjadi lengket atau penempelan tablet pada
saat dikempa serta tablet yang dihasilkan tidak rata yang mengurangi penampilan
fisik pada tablet (Srinath et al., 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Permana et al., (2012) telah membuktikan
bahwa serbuk kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang dibuat
mengandung senyawa alfa-mangostin yang merupakan kelompok xanthone yang
memiliki aktivitas antioksidan dengan metode uji DPPH (2,2-difenil-1pikrilhidrazil) 0,59 mg/g, kemudian pada penelitian Weecharangsan et al., (2006)
membuktikan aktivitas antioksidan pada kulit manggis dengan nilai IC 50
34,982,24 g/ml untuk ekstrak air dan IC50 30,761,66 g/ml untuk ekstrak
etanol. Nilai IC50 yang didapatkan membuktikan bahwa aktivitas antioksidan pada
kulit buah manggis sangat kuat karena kurang dari 50 g/ml.

F. Hipotesis
Tablet efervesen kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, semakin tinggi
asam tartrat semakin meningkatkan kerapuhan tablet dan mempercepat waktu
larut tablet. Semakin tinggi asam sitrat, meningkatkan respon rasa yang enak,
lebih diterima oleh responden, serta memiliki aktivitas antioksidan semakin
tinggi.

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian
Metode dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kategori
penelitian eksperimental.
B. Metode Dan Variabel Penelitian
3. Variabel bebas adalah konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat.
4. Variabel tergantung adalah ekstrak kulit buah manggis, sifat fisik tablet,
respon rasa tablet, dan nilai aktivitas antioksidan.
5. Variabel terkendali adalah suhu pengeringan granul, lama pengeringan granul,
kelembaban ruangan, granulasi, tekanan kompresi, dan operating time reaksi
DPPH.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain fluidity tester
(uji sifat alir), hardness tester (uji kekerasan), mesin pentablet single punch type
eko (Korsch), friabilator (Vanguard Pharmaceutical Marchinery, Inc. USA),
neraca analitik (Ohaus), timbangan listrik, ayakan, stopwatch, alamari
pengering, kompor listrik, spektrofotometri-visible SHIMADZU (UV mini 1240)
mini dan alat-alat gelas (pyrex).
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah ekstrak kulit buah
manggis (PT Pytocemindo) asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat,
aspartam, manitol, asam stearat, PVP, dan laktosa
D. Tempat penelitian
Formulasi sediaan tablet efervesen dilakukan di Laboratorium Formulasi
Sediaan Solid Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
8
E. Jalannya Penelitian
1. Uji aktivitas antioksidan ekstrak

a. Pembuatan reagen DPPH


DPPH ditimbang secara seksama 15,77 mg kemudian dilarutkan dengan
etanol p.a sampai tanda pada labu takar 100 mL. Konsentrasi reagen DPPH yang
digunakan adalah 0,4 mM dalam kondisi tersimpan dalam wadah gelap dalam
lemari pendingin.
b. Penentuan OT (Operating Time)
DPPH sebanyak 1,0 mL ditambah dengan 1,0 mL larutan ekstrak
kemudian dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada labu takar 5,0 mL lalu
dihomogenkan selama 30 detik dan diukur absorbansi pada panjang gelombang
517 nm. Waktu pendiaman (Operating time) adalah waktu dimana nilai
absorbansinya stabil.
c. Penentuan maksimum DPPH
DPPH sebanyak 1,0 mL dilarutkan dengan etanol p.a sampai tanda pada
labu takar 5,0 mL kemudian diukur absorbansinya pada 450-545 nm dengan
menggunakan blanko 5,0 mL etanol p.a. Lamda () maksimum adalah lamda
dimana absorbansi dari DPPH yang mempunyai nilai serapan paling tinggi.
d. Penentuan aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis
Dilarutkan 300 mg ekstrak kulit buah manggis dalam 10 ml etanol
kemidian diambil 2 ml ditambah DPPH 1 ml yang akan diuji dilarutkan dengan
etanol p.a sampai tanda pada labu takar 5 ml. campuran di vortek selama 30 detik
kemudian diukur absorbansi pada panjang gelombang 514 nm. Absorbansi diukur
dengan menggunakan blanko etanol p.a pada panjang gelombang 514 nm
kemudian dihitung aktivitas antioksidannya dengan rumus :
Aktivitas antioksidan =

(absorbansi kontrolabsorbansi sampel )


absorbansi kontrol

100%
Cara pengambilan sampel dan perhitungan aktivitas antioksidan juga
dilakukan pada sediaan tablet efervesen ekstrak kulit manggis setelah diformulasi.
2. Pembuatan tablet efervesen ektrak kulit manggis
Dosis zat aktif tiap formula untuk antioksidan sebesar 300 mg ekstrak kulit
buah manggis.

10

Tabel 1. Formula Tablet Efervesen Ekstrak Kulit Buah Manggis


Bahan (mg)
Formula
F I ( mg)
F II ( mg)
F III ( mg)
F IV ( mg)
Ekstrak
Asam sitrat
Asam tartrat
Na.bikarbonat
Asam stearat
PVP
Aspartam
Manitol
Laktosa
Berat total

300
800
800
45
60
150
500
345
3000

300
533,34
266,67
800
45
60
150
500
345
3000

Keterangan formula :
Formula I : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula II : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula III : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula IV : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat
Formula V : asam sitrat : asam tartrat : na. bikarbonat

300
400
400
800
45
60
150
500
345
3000

300
266,67
533,34
800
45
60
150
500
345
3000

F V ( mg)
300
800
800
45
60
150
500
345
3000

4,5: 0 : 4,5
3 : 1,5 : 4,5
2,25 : 2,25 : 4,5
1,5 : 3 : 4,5
0 : 4,5 : 4,5

3. Pembuatan granul efervesen


Metode yang digunakan adalah metode granulasi basah yaitu dengan cara
mencampurkan ekstrak kulit manggis, natrium bikarbonat, aspartam, dan manitol
sampai homogen, campuran tersebut diberi sedikit demi sedikit larutan PVP
sampai homogen sampai terbentuk massa granul. Massa granul yang terbentuk di
ayak dengan ayakan nomor mesh 14 dan kemudian dikeringkan di lemari
pengering dengan suhu 400C selama 24 jam. Setelah granul kering diangkat dari
almari pengering dan kemudian diayak dengan ayakan nomor mesh 16 kemudian
dicampur dengan asam sitrat, asam tartrat, dan asam stearat sampai homogen.
Campuran yang sudah homogen dilakukan uji waktu alir granul dengan
mengalirkan 100 gram granul dari corong.
4. Pembuatan tablet efervesen
Granul yang sudah dibuat dimasukan ke dalam mesin pentablet single
punch dan dilakukan pengempaan dengan tekanan konstan dan kemudian
langsung dibungkus dengan alumunium foil dilengkapi dengan silica. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan fisik tablet meliputi keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan, waktu larut, serta respon rasa. Seluruh kerja tersebut dilakukan pada
ruangan dengan kelembaban 50%.
5. Pemeriksaan sifat fisik tablet
a. Uji keseragaman bobot

11

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet, dihitung


bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari dua
tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-rata dan
tidak boleh satu tablet pun yang menyimpang dari 10% dari rata-rata bobotnya.
b. Uji kekerasan tablet
Uji kekerasan tablet dilakukan dengan meletakkan 1 tablet pada ujung
hardness terster dengan posisi vertikal. Alat bagian bawah atau skrup diputar
dimulai dari skala nol dan putaran dihentikan sampai tablet tersebut pecah. Skala
yang tertera saat tablet tersebut tepat pecah adalah skala dimana tablet tersebut
memiliki kekerasan dan dibaca dalam satuan kilogram.
c. Uji kerapuhan tablet
Uji kerapuhan tablet efervesen dilakukan dengan membebasdebukan 20
tablet yang kemudian ditimbang dan dimasukan ke dalam alat friabilator tester
yang dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 putaran tiap menit.
Kemudian tablet yang masih ada dibebasdebukan kembali dan ditimbang.
Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus:
Kerapuhan =

(bobot kering
tablet sebelum
diujibobot
tablet setelah diuji )
Ekstrak
kulit buah
manggis
bobot tablet sebelum diuji

bah laktosa, manitol, 100%.


aspartam, Na bikarbonat, mucilago polivinil pirolidon
Uji aktivitas antioksidan

d. Waktu larut
Satu tablet efervesen dilarutkan ke dalam 200 ml air dan diamati sampai
tablet dapat melarut sempurna tanpa
dilakukan pengadukan. Uji dilakukan
Granul.
masing-masing pada suhu 100C, 270C, 600C.

Ditambah asam stearat.


Ditambah asam sitrat dan asam tartrat

Pemeriksaan sifat fisik granul:


Uji waktu alir

F. Analisis Data
sifattablet,
fisik tablet:
Data yang diperoleh dari hasil uji massa alirPemeriksaan
granul, sifat fisik
uji
Keseragaman bobot.

massa alir granul, uji responTablet


rasa, Effervescent
dan aktivitas antioksidan
Kekerasanmenggunakan uji
anova satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% danKerapuhan
apabila terdapat perbedaan
yang bermakna dilanjutkan uji t-LSD.

Waktu melarut

Uji tanggapan rasa dengan 20 responden.

Uji aktivitas antioksidan tablet effervescent

12

Gambar 1. Skema jalannya penelitian

13

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Ektrak Kulit Buah Manggis
Ekstrak kulit buah manggis yang digunakan sebagai bahan utama dalam
pembuatan tablet efervesen antioksidan perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan
terlebih dahulu. Selain untuk mengetahui apakah ekstrak kulit buah manggis
mempunyai aktivitas antioksidan juga untuk membandingkan antara aktivitas
antioksidan ekstrak sebelum diformulasi dengan ekstrak yang sudah diformulasi
menjadi tablet efervesen. Aktivitas antioksidan ekstrak kulit manggis yang
diperoleh sebesar 75,600,581%, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit
buah manggis yang diuji dengan metode DPPH memiliki aktivitas antioksidan dan
dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan tablet efervesen.
B. Hasil Uji Waktu Alir Granul dan Sifat Fisik Tablet

Efervesen
Tabel 2. Hasil pengukuran waktu alir dan sifat fisik tablet efervesen
Waktu alir (detik)
Keseragaman Bobot (%)
Kekerasan (kg)
Kerapuhan (%)
Waktu
100C
270C
Larut
600C
(menit)

FI
7,120,01
2,08
5,10,04
3,610,06
2,430,01
1,270,03
0,940,02

F II
7,120,01
2,08
5,40,08
7,560,42
2,400,01
1,140,03
0,930,01

F III
7,060,06
1,99
7,10,08
8,020,49
2,380,01
0,830,01
0,510,01

F IV
7,070,06
1,98
5,40,07
9,540,60
2,280,01
0,800,01
0,500,01

FV
7,100,01
1,65
4,10,07
10,410,01
2,130,01
0,660,01
0,380,03

P-value
0.348
0.122
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000

1. Waktu alir granul


Pemeriksaan waktu alir granul perlu dilakukan karena jika granul yang
dibuat memiliki waktu alir lebih dari 10 detik dapat mempengaruhi saat proses
pengempaan dan keseragaman bobot tablet.
Pada tabel 2 menunjukan bahwa granul yang dibuat memiliki rata-rata
waktu alir yang tidak berbeda signifikan dan kurang dari 10 detik. Hasil ini
menunjukan bahwa asam sitrat dan asam tartrat dalam formula tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap waktu alir granul. Hal ini terjadi karena
konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat yang dicampurkan sama dibandingkan
natrium bikarbonat yang memberikan waktu alir granul yang baik, serta adanya
bahan tambahan lain yang konsentrasinya lebih banyak dibandingkan dengan

14

konsentrasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula. Penelitian yang dilakukan
oleh Kholidah et al (2014), juga memberikan hasil bahwa kombinasi asam sitrat
dan asam tartrat yang sama maupun dengan kombinasi yang berbeda tidak
memberikan pengaruh signifikan pada waktu alir granul efervesen.
2. Keseragaman bobot
Tablet efervesen yang dibuat harus memiliki keseragaman bobot yang baik
dan tidak menyimpang dari persyaratan yaitu tidak ada satu pun tablet yang
13 tablet yang menyimpang sebesar 10%
menyimpang lebih dari 5% dan tidak ada
dari bobot rata-ratanya. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan
dalam tablet efervesen tidak memberi pengaruh secara signifikan. Hal ini terjadi
karena asam sitrat dan asam tartrat dalam formula memiliki konsentrasi yang
sama dengan natrium bikarbonat dan memiliki konsentrasi yang lebih kecil
dibandingkan konsentrasi campuran bahan tambahan lain. Penelitian yang
dilakukan oleh Kholidah et al (2014), kombinasi asam sitrat dan asam tartrat
dalam tablet tidak mempengaruhi keseragaman bobot secara signifikan meskipun
dilakukan pengukuran dalam hari yang berbeda dengan selisih waktu 21 hari.
3. Kekerasan
Pada tabel 2 hasil uji kekerasan menunjukan bahwa kombinasi asam sitrat
dan asam tartrat memberikan pengaruh yang signifikan. Pada formula II dan IV
kekerasan tidak berbeda signifikan karena kombinasi asam yang digunakan hanya
berkebalikan yang menghasilkan kekerasan hampir sama, namun pada formula III
dimana kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang sama memberikan pengaruh
kekerasan yang paling tinggi dibandingkan dengan kombinasi asam sitrat yang
lebih tinggi dari asam tartrat dalam formula. Hal ini terjadi karena adanya asam
tartrat dalam formula yang sebanding dengan asam sitrat memberikan ikatan yang
kuat diantara keduanya, maka tablet yang dihasilkan semakin keras dibandingkan
kombinasi asam dengan konsentrasi yang berbeda dalam formula. Hasil penelitian
tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2007), yaitu asam
sitrat memberikan pengaruh lebih dominan dibandingkan asam tartrat dalam
memberikan pengaruh kekerasan pada tablet efervesen yang dibuat, namun
dengan peningkatan konsentrasi asam sitrat yang diikuti peningkatan konsentrasi

15

asam tartrat akan meningkatkan kekerasan pada tablet dibandingkan dengan


peningkatan konsentrasi asam sitrat dan diikuti penurunan konsentrasi asam tartart
dalam formula.
4. Kerapuhan
Uji kerapuhan sangat penting dilakukan untuk tablet efervesen untuk
menjaga stabilitas fisik dari tablet. Dari hasil uji kerapuhan dalam tabel 2, tidak
ada satupun yang memenuhi persyaratan yaitu semua nilai kerapuhan >1.
Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam formula ternyata memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kerapuhan tablet efervesen yang dibuat.
Semakin tinggi konsentrasi asam tartrat, tablet yang dibuat memiliki kerapuhan
yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena asam tartrat lebih dominan dalam
meningkatkan respon kerapuhan tablet dibandingkan dengan asam sitrat. Asam
sitrat yang digunakan adalah asam sitrat monohidrat, sedangkan asam tartrat yang
digunakan adalah asam tartrat anhidrat maka adanya satu molekul air yang ada
dalam asam sitrat memberikan ikatan yang dimiliki lebih kuat dibandingkan
dengan asam sitrat. Penyebab lain juga dapat mempengaruhi kerapuhan tablet
diantaranya yaitu sifat asam sitrat yang higroskopis dibandingkan dengan asam
tartrat, konsentrasi bahan pengikat yang digunakan kurang tinggi, sehingga ikatan
menjadi kurang kuat dan menjadikan tablet saat diuji semakin mudah rapuh, serta
dapat juga dipengaruhi suhu dan kelembaban ruangan saat pengempaan dan
pengujian karena tablet efervesen mudah terurai dalam suhu ruangan dan
kelembaban yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2007)
kombinasi asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan dalam formula
memberikan pengaruh yang sama yaitu konsentrasi asam tartrat yang semakin
tinggi juga memberikan kerapuhan yang semakin tinggi, namun peningkatan
konsentrasi asam tartrat yang semakin tinggi diikuti dengan pengingkatan asam
sitrat memberikan pengaruh paling besar terhadap respon kerapuhan tablet
efervesen.
5. Waktu larut

C.

16

Uji waktu larut tablet efervesen merupakan pengujian yang harus


dilakukan untuk mengetahui apakah tablet dapat larut dan seberapa lama tablet
dapat melarut. Uji waktu larut dilakukan dengan tiga suhu air yang berbeda yaitu
pada suhu 100C, 270C, dan 600C.
Hasil yang diperoleh bahwa kombinasi asam sitrat dan asam tartrat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam waktu melarut dari tablet efervesen
yang dibuat. Dalam suhu air 270C semakin tinggi asam tartrat dalam tablet,
kelarutan yang dimiliki semakin tinggi. Hal ini terjadi karena asam sitrat memiliki
kelarutan yang lebih rendah dibandingkan dengan asam tartrat, serta asam tartrat
dapat bereaksi dengan natrium bikarbonat yang dapat memepercepat waktu larut
tablet efervesen (Luner dan Murphy, 2009). Serta asam sitrat dan natrium
bikarbonat dalam air dapat membentuk gelembung gas CO 2 lebih banyak
dibandingkan dengan asam sitrat (Anwar, 2010). Hal yang sama juga terjadi
dalam suhu 100C dan suhu 600C, namun pada suhu 100C tablet membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dapat melarut sempurna, karena pada temperatur
yang rendah mempengaruhi bahan utama maupun bahan tambahan dalam tablet
lebih sukar melarut dengan cepat dibandingkan dalam suhu 600C yang melarut
sangat cepat karena bahan dalam tablet lebih cepat melarut dalam suhu yang lebih
tinggi.
Hasil Evaluasi Respon Rasa Tablet Efervesen
Evaluasi respon rasa dilakukan untuk menguji rasa tablet efervesen ekstrak
kulit manggis dapat diterima oleh konsumen atau tidak, serta dilakukan uji
keberterimaan atau uji kesukaan untuk mengetahui respon senang tidaknya
terhadap tablet yang diuji. Uji respon rasa dan kesukaan ini dilakukan dengan
melarutkan tablet sampel dalam air dan memberikan kesempatan 20 responden
untuk merasakan kelima formula tablet efervesen.

17

(%)

120
Respon rasa tablet effervescent

100
80

25
45

35
70

60
40

50

20
0

Manis
Kurang Manis

95

65

Sangat Manis

Hambar

55
30

10
FI

5
F II

F III

Gambar 2. Hasil uji respon rasa tablet


dihasilkan semakin manis

F IV

FV

efervesen semakin tinggi asam sitrat rasa yang

Dari hasil uji respon rasa diketahui bahwa responden paling banyak
memilih formula I karena manis, tidak terasa pahit atau sepat. Sedangkan untuk
formula II dan III perbedaanya tidak begitu signifikan karena rasa yang dihasilkan
kurang manis tapi tidak terasa pahit hal ini karena pada perbandingan kedua asam
dalam formula juga tidak berbeda signifikan. Responden tidak begitu menyukai
rasa pada formula IV dan V karena rasa pada sampel tersebut tidak manis dan
cenderung ke rasa yang hambar dan ada sedikit rasa sepat. Hal ini terjadi karena
asam tartrat yang digunakan cenderung memberi pengaruh rasa yang tidak
menonjol dan kurang menutupi rasa pahit dari ekstrak dibandingkan asam sitrat
saja ataupun dengan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat.
Untuk uji keberterimaan bentuk tablet, responden lebih banyak memilih
bentuk dan warna dari formula V karena bentuk permukaan tablet lebih halus, rata
dan warnanya lebih terlihat homogen. Formula V yang dibuat selain warnanya
yang cenderung terang, tablet dengan menggunakan asam tartrat paling tinggi saat
dilarutkan lebih banyak terbentuk CO2 dibandingkan dengan formula lain serta
warna lebih kuning terang. Hal ini terjadi karena dengan penggunaan asam tartrat
yang tidak lebih higroskopis daripada asam sitrat memberikan pengaruh pada saat
pengempaan lebih mudah, tablet yang dihasilkan lebih halus dan rata. Sedangkan
formula I karena pada formula ini permukaan tablet tidak terlihat rata dan ada
sedikit bintik-bintik yang timbul di permukaan sehingga memberikan kesan

18

bahwa tablet tidak mempunyai warna yang menarik. Dapat disimpulkan bahwa
pada formula I asam sitrat yang digunakan tidak dapat bercampur secara homogen
dan karena sifatnya yang higroskopis memberi pengaruh saat pengempaan
sehingga bentuk yang dihasilkan kurang halus dan rata seperti terlihat pada
gambar 2.

FI

F II

F III

F IV

FV

Gambar 3. Lima sediaan tablet efervesen semakin tinggi konsentrasi asam tartrat
permukaan tablet yang dihasilkan semakin halus dan rata

D. Uji aktivitas antioksidan tablet efervesen


Uji aktivitas antioksidan dalam tablet dilakukan untuk mengetahui
aktivitas antioksidan dari ekstrak sesudah diformulasi. Aktivitas antioksidan
sediaan tablet efervesen diukur berdasarkan persen aktivitas antioksidan.
Tabel 4. Data nilai persentase aktivitas antioksidan sediaan efervesen
Uji

Daya
antioksidan (%)
Kontrol basis

Formula

Ekstrak
kulit
manggis

II

III

IV

77,470,73

66,490,48

64,690,60

57,880,28 52,700,58

75,600,58

48.640,28

38.740,56

36.700.19

29.690.05 13.620.03

Hasil uji aktivitas antioksidan tablet efervesen dalam tabel 4 menunjukkan


kelima formula masih mempunyai aktivitas antioksidan setelah diformulasi.
Dengan nilai ekstrak sebagai pembanding nilai aktivitas antioksidan tablet
efervesen, aktivitas antioksidan menurun dibawah nilai aktivitas antioksidan
ekstrak pada formula II sampai formula IV. Namun pada formula I aktivitas
antioksidan lebih lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak sebelum diformulasi.
Hal ini membuktikan bahwa senyawa xanthone dalam ekstrak masih mempunyai
aktivitas antioksidan walaupun setelah diformulasi menjadi tablet efervesen, serta
bahan tambahan yang digunakan dalam formula memberikan pengaruh terhadap

19

aktivitas antioksidan. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat ternyata juga
memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan tablet efervesen, dimana
aktivitas antioksidan basis tertinggi pada formula I dan semakin tinggi asam sitrat
dalam tablet, aktivitas antioksidan yang diperoleh semakin tinggi. Dari penelitian
yang sudah dilakukan, asam sitrat yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam
formulasi tablet memberikan efek antioksidan yang cukup tinggi. Asam sitrat
yang digunakan memiliki aktivitas yang hampir sebanding dengan aktivitas
antioksidan pada asam askorbat (Wahyudi, 2006) serta asam sitrat yang digunakan
dalam formula dapat memberi reaksi senergis terhadap aktivitas antioksidan
(Amidon, 2009).

20

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen memberikan
pengaruh yang signifikan yaitu semakin tinggi asam tartrat, tablet yang dibuat
memiliki kerapuhan yang semakin tinggi serta kelarutan yang cepat. Semakin
tinggi asam sitrat, tablet yang dihasilkan memberi rasa yang enak dan dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tablet efervesen.
2. Kelima formula tablet efervesen yang dibuat masih memberikan aktivitas
antioksidan lebih dari 50%.
B. Saran
1. Perlu dilakukan optimasi untuk mengetahui formula yang terbaik dari
kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dalam tablet efervesen.
2. Perlu dilakukan uji pH sediaan tablet efervesen.

DAFTAR 20
PUSTAKA

21

Alam, P., Firdouse, S., Aziz, A., Ahmed, M.A., and Waseem, S., 2014,
Development of A Polyherbal Solid Dosage Formulation Having
Antioxidant Properties, International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences,6(1), 687-690.
Amidon., GE, 2009, Citric Acid Monohydrate, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and
Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition, Handbook of Pharmaceutical
Excipients,;96: 10531068
Anam, C., Kawiji, Setiawan, dan Rizki D., 2013, Kajian Karakteristik Fisik dan
Sensori Serta Aktivitas Antioksidan dari Granul Effervescent Buah Beet
(Beta vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kominasi
Sumber Asam, Jurnal Teknosains Pangan, 2(2),3-7.
Ansar., Rahardjo, B., Noor, Z, dan Suyitno., 2006, Optimasi Formulasi dan Gaya
Tekan Terhadap Sifat Tablet Effervescent Buah Markisa. Jurnal Teknol
dan Industru Pangan, 18(2),24-25.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Terjemahan: Farida
Ibrahim. Edisi Kempat. Universitas Indonesia Press, Jakarta, 214-217.
Anwar, K., 2010, Formulasi Sediaan Tablet Effervescent Dari Ekstrak Kunyit
(Curcuma domstica Val.) Dengan Variasi Jumlah Asam Sitrat-Asam Tartrat
Sebagai Sumber Asam, Jurnal Program Studi Farmasi FMIPA unlam,
4(2), 169-177.
Badan POM RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta, Badan POM
Republik Indonesia.
Black SN et al., 2007, Structure, Solubility, Screening, and Synthesis of Molecular
Salts. in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E (Eds), Sixth Edition,
Handbook of Pharmaceutical Excipients,;96: 10531068
Burhan, L., Yamlean, P.V., Suprianti, H.S., 2009, Formulasi Sediaan Granul
Effervescent Sari Buah Sirsak (Annona muricata L), FMIPA UNSRAT, 37.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia edisi V, 50, 110, 265, 271, 279, 378,
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dungir, S.G., Katja, Dewa, G.K, dan Vanda S., 2012, Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana L.),
Jurnal MIPA UNSRAT, 1(1), 11-15.
Gadjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 220-262, 353-365.

22

Generali J, Cada DJ. 2004. Sodium bicarbonate: prevention of contrastagentinduced nephrotoxicity. Hosp Pharm. 39(9): 854856.
Kholidah, S., Yuliet, Khumaidi, Ahmad., 2014, Formulasi Tablet Effervescent
Jahe (Z Officinale Roscoe) Dengan Variasi Konsentrasi Sumber Asam
Dan Basa, Online Jurnal of Natural Science,3(3): 216 229.
Kristiani, B.R., 2013, Kualitas Minuman Serbuk Effervescent Serai (Cymbopogin
nardus L.) Dengan Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan Natrium
Bikarbonat, Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta, 14-16.
Miryanti, A., Lanny, S., Kurniawan,B. dan Stephen,I., 2011, Ekstraksi
Antioksidan Dari Kulit Buah Manggis(Garcinia manostana L.), Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung, 1-43.
Murdianto, W, dan Syahrumsyah, H., 2012, Penaruh Natrium Bikarbonat
Terhadap Kadar Vitamin C Total Padatan Terlarut dan Nilai Sensoris dari
Sari Buah Nanas Berkarbonasi, Jurnal Teknologi Pertanian, 2-5.
Permana, A.W., Widayanti, S.M., Prabawati, S, dan Setyabudi, D.A.,2012, Sifat
Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan
dan Aplikasinya Untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi. Jurnal
Pascapanen, 9(2), 91-92.
Prakash, D., Upadhyay, G., Singh, B.N., Dhakarey, R., Kumar, S, dan Singh,
K.K., 2007, Free-radical Scavenging Activities of Himalayan
Rhododendrons, Current Science, 92(4), 526-532.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbok of pharmaceutical
excipient, sixth edition, Pharmacheutical press London,629-630,731-732.
Siregar, C. J. P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis,
505, 518, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC:267-288.
Srinath, K.R., Chowday, C.P., Swetha, K., Ali, S.S., Aparna, S., Rakesh, R., et al,
2011, Formulation and Evaluation Of Effervescent Tablets Of
Paracetamol, International Journal of Parmaceutical Research and
Development, 3(3):77-102.
Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi Dan Formulasi Sediaan Tablet, Laboratrium
Teknologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

23

Supiyanti, W., Wulansari, E.D, dan Kusmita, L., 2010, Uji Aktivitas dan
Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L), Majalah Obat Tradisional, 15(2):64-70.

Vaughan, K.D., 2006, Tartaric Acid, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C
(Eds), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth edition, 770-771,
Pharmacheutical Press London, Chicago.

Wahyudi, A., 2006, Pengaruh Penambahan Kurkumin Dari Rimpang Temu Giring
Pada Aktifitas Antioksidan Asam Askorbat Dengan Metode FTC, Akta
Kimindo,2(1) :37 40.
Weecharangsan, W., Opanaopit, P., Sukma, Ngrawhirunpat, T., Shotanapun, U. &
Siripong, P., 2006, Antioksidative and Neuroprotective Activities of
Extracts from The Fruit Hull of Mangoteen (Garcinia mangostana Linn.),
Medical Priciples and Practice: International Journal of the Kuait
University, Health Science Center, 15(4): 281-287.
Wikantyasning, E.R., Nurwaini, S., Wilisa, O.Y., Mohandani I.V., 2009, Formulasi
Tablet Effervescent Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis puniculata
(Burm f.) Ness.) dan Daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.): Uji Sifat
Fisik dan Respon Rasa, Pharmacon Journl Indonesia, 1(1), 2-8.
Yanti, D., 2007, Optimasi Komposisi Asam Sitrat Dan Asam Tartrat Dalam Tablet
Effervescent Vitamin C Aplikasi Metode Desain Factorial, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Darma Yogyakarta.
Zuhra, C.F., Tarigan, J.B., and Sitohang, H, 2008, Aktivitas Antioksidan Senyawa
Flavonoid dari Daun Katuk, Jurnal Biologi Sumatra,3(1): 7-8.

24

LAMPIRAN

25

Lampiran 1. Foto hasil tablet effervescent

FI

F
II

F
III

F IV

F V

26

Lampiran 2. Surat keterangan ekstrak kulit manggis

27

Lampiran 3. Blanko angket uji respon rasa tablet effervescent


BLANKO ANGKET
PETUNJUK PENGISIAN
1. Isilah data identitas anda pada tempat yang disediakan dengan lengkap!
2. Berikan tanda cek (v) yang tersedia dengan tepat!
a. Identitas Diri
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
Tanda tangan

:
:
:
:
:

I. Uji Respon Rasa


Setelah mencicipi dan merasakan formula I,II,III,IV,dan V tablet
effervescent ekstrak kulit buah manggis bagaimana pendapat anda tentang rasa
kelima macam tablet effervescent tersebut?
FORMULA
Sangat
manis

manis

Tanggapan Rasa
Agak
Kurang
manis
manis

Tidak
manis

Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Setelah merasakan formula I,II,III,IV,dan V tablet effervescent ekstrak
kulit buah manggis mana yang paling anda sukai dari rasa kelima macam tablet
effervescent tersebut?
FORMULA
Sangat suka
Formula I
Formula II
Formula III

Tanggapan Rasa
suka
Kurang suka

Tidak suka

hambar

28

Formula IV
Formula V

Dari kelima formula, manakah yang memiliki bentuk terbaik dan layak
untuk dipasarkan?
FORMULA
Sangat baik

Tanggapan Rasa
Baik
Kurang baik

Tidak baik

Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V
Dari kelima formula, manakah yang memiliki warna terbaik sebelum
dilarutkan dan sesudah dilarutkan?
FORMULA
Sangat baik
Formula I
Formula II
Formula III
Formula IV
Formula V

Tanggapan Rasa
Baik
Kurang baik

Tidak baik

29

Lampiran 4. Data Hasil Perhitungan Tanggapan Rasa effervescent


Dari 20 responden yang terpilih untuk memberikan penilaian terhadap rasa tablet
effervescent kulit manggis adalah sebagai berikut:
Tanggapan
Rasa

F1
(responden)

Sangat
manis
Manis
Kurang
mnis
Hambar

F II
(responden
)
1

13
2
0

F III
F IV
FV
(responden) (responden) (responden)
1

9
10

7
11

1
19

0
14

Formula I ada 5 responden yang memilih manis, 13 responden memilih sangat


manis, dan 2 responden memilih kurang manis, maka dapat dihitung
prosentasenya:
Formula I:
Sangat manis :

Manis

5
x 100 =25
20

13
x 100 =65
: 20

2
x 100 =10
Kurang manis : 20

Data Formula yang Dapat Diterima Responden


Formula yang dapat diterima
Presentase responden (%)

I
0
0

II
0
0

III
4
20

IV
5
25

V
11
55

30

Contoh perhitungan presentase responden formula 5:


Jumla h formula yang dapat diterima
x 100
Jumla h responden
11
x 100 =55
= 20

Lampiran 5. Perhitungan asam basa


Dibuat 500 tablet dengan berat 300 mg tiap tablet effervescent
1. Perhitungan asam dan basa untuk setiap formula.
Asam yang digunakan adalah asam sitrat dan asam tartrat serta bagian basa
digunakan natrium bikarbonat. Berikut adalah reaksi asam sitrat dan asam
tartrat dengan natrium bikarbonat:
H3C6H5O7.H2O + 3NaHCO3
asam sitrat

Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2

+ Na-bikarbonat Na-sitrat

H2C4H4O6
asam tartarat

+ air

+ C. dioksida

+ 2NaHCO3

Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

+ Na-bikarbonat

Na-tartat

+ air

+ C.dioksida .

berdasarkan reaksi diatas, dapat diketahui bahwa untuk menetralkan 1 mol


asam sitrat dibutuhkan 3 mol natrium bikarbonat. Serta untuk menetralkan 1
mol asam tartrat dibutuhkan 2 mol natrium bikarbonat. Maka perbandinganya
adalah:
a). asam sitrat
Jika 2 gram asam sitrat (BM 210) bereaksi dengan 2,4 gram natrium
bikarbonat (BM 84) dengan perhitungan:
2 gram
210

x
3 x 84

= 2,4

31

Jika 2 gram asam tartrat (BM 150) bereaksi dengan 2,24 gram natrium
bikarbonat (BM 84) dengan pehitungan:
2 gram
150

x
2 x 84

= 2,24

maka dapat disimpulkan bahwa natrium bikarbonat yang dibutuhkan untuk


bereaksi dengan 2 gram asam sitrat dan 2 gram asam tartrat adalah 4,64
dengan perhitungan:
2,4 gram + 2,24 gram = 4,64 gram natrium bikarbonat.
Maka perbandingan asam sitrat : asam tartrat : natrium bikarbonat adalah
2:2:4,64
Untuk berat total asam- basa tablet effervescent 2 : 2 : 4,64 = 8,64 = 9 gram
Formula I
Asam sitrat

= 800 mg

Asam tartrat

=-

Na. Bikarbonat

= 800 mg

Formula II
Asam sitrat

= 3/9

x 1600 mg

= 533,34

Asam tartrat

= 1,5/9 x 1600 mg

= 266,67

Na. Bikarbonat

= 4,5/9 x 1600 mg

= 800 mg

Formula III
Asam sitrat

= 2,25/9

x 1600 mg = 400 mg

Asam tartrat

= 2,25/9

x 1600 mg = 400 mg

Na. Bikarbonat

= 4,5/9

x 1600 mg = 800 mg

Formula IV
Asam sitrat

= 1,5/9

x 1600 mg = 266,67

32

Asam tartrat

= 3/9

x 1600 mg

= 533,34

Na. Bikarbonat

= 4,5/9

x 1600 mg

= 800 mg

Formula V
Asam sitrat

=-

Asam tartrat

= 800 mg

Na. Bikarbonat

= 800 mg

Lampiran 6. Perhitungan aktivitas antioksidan kontrol positif (vitamin E) dan


sediaan tablet effervescent
a.Aktivitas antioksidan control positif vitamin E

1. Absorbansi
Kontrol
(DPPH)
: 1,264
Kontrol positif (vitamin E) :
a. Orientasi
: 0,187
b. Replikasi 1
: 0,173
c. Replikasi 2
: 0,126
d. Replikasi 3
: 0,094
e. Replikasi 4
: 0,142
f. Replikasi 5
: 0,187
2. Perhitungan aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis
a. Data 1 (0,278)
(1,1340,278)
% aktivitas antioksidan =
x 100% = 75,49%
1,134
b. Data 2 (0,284)
% aktivitas antioksidan =

(1,1340,284)
1,134

x 100% = 74,98%

(1,1340,268)
1,134

x 100% = 76,37%

c. Data 3 (0,187)
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata
SD

= 75,60%
= 0,581

b. Aktivitas antioksidan sediaan tablet effervescent

33

formula 1
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3

: 0,592
:0,303
: 0,155
: 0,137
: 0,136

Perhitungan aktivitas antioksidan basis


% aktivitas antioksidan =

(0,5920,303)
0,592

x 100% = 48,81%

(0,5920,127)
0,592

x 100% = 78,54%

(0,5920,137)
0,137

x 100% = 76,85%

(0,5920,136)
0,592

x 100% = 77,02%

Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata replikasi

= 77,47%

formula 2
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3

: 0,592
:0,365
: 0,195
: 0,198
: 0,202

Perhitungan aktivitas antioksidan basis


% aktivitas antioksidan =

(0,5920,365)
0,592

x 100% = 38,34%

(0,5920,195)
0,592

x 100% = 67,06%

Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2

34

% aktivitas antioksidan =

(0,5920,198)
0,137

x 100% = 66,55%

(0,5920,202)
0,592

x 100% = 65,87%

Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata

= 66,4

formula 3
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3

: 0,592
:0,374
: 0,211
: 0,204
: 0,212

Perhitungan aktivitas antioksidan basis


% aktivitas antioksidan =

(0,5920,307)
0,592

x 100% = 36,82%

(0,5920,211)
0,592

x 100% = 64,35%

(0,5920,204)
0,137

x 100% = 65,54%

(0,5920,212)
0,592

x 100% = 64,18%

Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata

= 64,69%

formula 4
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3

: 0,592
:0,417
: 0,247
: 0,251
: 0,250

Perhitungan aktivitas antioksidan basis

35

% aktivitas antioksidan =

(0,5920,417)
0,592

x 100% = 29,56%

(0,5920,247)
0,592

x 100% = 58,27%

(0,5920,251)
0,137

x 100% = 57,60%

(0,5920,250)
0,592

x 100% = 57,77%

Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata

= 57,88%

formula 5
DPPH
Basis
Effervescent 1
Effervescent 2
Effervescent 3

: 0,592
:0,511
: 0,285
: 0,277
: 0,278

Perhitungan aktivitas antioksidan basis


% aktivitas antioksidan =

(0,5920,511)
0,592

x 100% = 13,68%

(0,5920,285)
0,592

x 100% = 51,85%

(0,5920,277)
0,137

x 100% = 53,20%

(0,5920,278)
0,592

x 100% = 53,04%

Effervescent 1
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 2
% aktivitas antioksidan =
Effervescent 3
% aktivitas antioksidan =
Rata-rata

= 52,70%

36

Lampiran 7. Hasil uji waktu alir granul


Replikasi
1
2
3
Rata-rata
SD

Formula I
7.12
7.14
7.12
7. 12
0.01

Formula II
7.11
7.13
7.11
7.12
0.01

Waktu alir granul (detik)


Formula III
Formuala IV
6.98
7.00
7.10
7.11
7.10
7.11
7.06
7.07
0.06
0.06

Formula V
7.10
7.12
7.10
7.10
0.01

37

Lampiran 8. Hasil uji sifat fisik tablet effervescent


1. Hasil uji keseragaman bobot tablet
replikasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

FI
3.00
3.10
2.98
3.12
3.00
2.99
2.89
3.12
3.13
3.00
2.99
2.98
3.00
2.99
3.11
3.00
3.00
3.10

Keseragamn bobot tablet effervescent dalam gram


F II
F III
F IV
3.05
3.13
2.90
2.95
2.89
3.05
2.95
2.98
2.90
2.89
3.00
3.00
3.01
3.00
2.99
2.99
2.97
3.11
3.00
3.00
3.00
2.89
3.12
3.10
3.10
3.00
3.00
2.90
3.00
3.00
2.99
3.10
3.10
3.00
2.99
2.98
3.00
3.00
3.00
2.99
2.98
2.99
2.05
3.12
3.11
2.90
2.98
3.00
2.90
3.00
3.00
3.10
3.10
3.10

FV
3.00
3.00
2.98
3.11
2.99
2.99
2.99
3.12
3.00
3.00
2.99
3.00
3.00
3.10
3.11
2.99
3.00
3.10

38

19
20
Rata-rata
SD
RSD

2.98
3.00
3.02
0.06
2.08

2.98
3.00
2.98
0.06
2.08

3.00
3.00
3.01
0.06
1.99

1. Formula 1
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.02 g

5
x 3.02=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100

Jadi berat tablet =3.02 g 0.15 g


=(2.87 3.17) g

10
x 3.02=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100

Jadi berat tablet =3.02 g 0.30 g


=(2.72 3.32) g
2. Formula 2
Bobot rata-rata 20 tablet = 2.98 g

5
x 2.98=0.14 g
Untuk penyimpangan 5% = 100

Jadi berat tablet =2.98 g 0.14 g


=(2.84 3.12) g

10
x 2.98=0.29 g
Untuk penyimpangan 10% = 100

Jadi berat tablet =2.98 g 0.29 g


=(2.69 3.27) g
3. Formula 3
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.01 g

5
x 3.01=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100

Jadi berat tablet =3.01 g 0.15 g


=(2.86 3.16) g

10
x 3.01=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100

Jadi berat tablet =3.01 g 0.30 g


=(2.71 3.31) g

3.00
3.00
3.01
0.05
1.98

3.00
3.00
3.02
0.04
1.62

39

4. Formula 4
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.01 g

5
x 3.01=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100

Jadi berat tablet =3.01 g 0.15 g


=(2.86 3.16) g

10
x 3.01=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100

Jadi berat tablet =3.01 g 0.30 g


=(2.71 3.31) g
5. Formula 5
Bobot rata-rata 20 tablet = 3.02 g

5
x 3.02=0.15 g
Untuk penyimpangan 5% = 100

Jadi berat tablet =3.01 g 0.15 g


=(2.87 3.17) g

10
x 3.02=0.30 g
Untuk penyimpangan 10% = 100

Jadi berat tablet =3.02 g 0.30 g


=(2.72 3.32) g
2. Uji kekerasan tablet
replikasi
R1
R2
R3
R4
R5
Rata-rata
SD
RSD (%)

Formula I
5.1
5.2
5.2
5.3
5.2
5.1
0.04
0.96

Formula II
5.6
5.5
5.4
5.4
5.4
5.4
0.08
164

Kekerasan tablet effervescent


Formula III
Formula IV
7.1
5.5
7.3
5.3
7.2
5.5
7.3
5.4
7.1
5.4
7.1
5.4
0.08
0.07
1.25
1.37

Formula V
4.1
4.1
4.3
4.2
4.2
4.1
0.07
1.80

3. Uji kerapuhan tablet


replikasi
R1
R2
R3
Rata
SD
RSD (%)

Formula 1
3.54
3.65
3.66
3.61
0.06
1.41

Formula 2
7.35
8.02
8.14
7.56
0.42
4.23

Kerapuhan tablet
Formula 3
7.77
8.59
7.71
8.02
0.49
5.00

Formula 4
10.24
9.18
9.20
9.54
0.60
5.18

Formua 5
10.41
10.42
10.44
10.41
0.01
0.14

40

4. Uji waktu melarut tablet


FI
2.45
2.43
2.40
2.43
2.45
2.43

Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 100C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
2.42
2.39
2.27
2.13
2.40
2.39
2.26
2.16
2.39
2.37
2.30
2.13
2.40
2.40
2.30
2.13
2.42
2.39
2.29
2.14
2.40
2.38
2.28
2.13

FI
1.25
1.32
1.30
1.24
1.28
1.27

Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 270C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
1.12
0.83
0.82
0.66
1.10
0.85
0.80
0.65
1.13
0.86
0.79
0.66
1.15
0.85
0.80
0.70
1.18
0.85
0.82
0.66
1.14
0.84
0.80
0.66

Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata
Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata

Replikasi
1
2
3
4
5
Rata-rata

FI
0.98
0.95
0.93
0.90
0.95
0.94

Waktu larut tablet effervescent pada suhu air 600C dalam menit
F II
F III
F IV
FV
0.95
0.51
0.51
0.38
0.95
0.55
0.49
0.33
0.93
0.51
0.51
0.40
0.93
0.51
0.48
0.41
0.93
0.51
0.51
0.38
0.93
0.51
0.50
0.38

Lampiran 9. Hasil uji statistik anova


a.Uji waktu alir granul

Oneway
ANOVA
Waktualirgranul
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

.009
.018

4
10

Total

.027

14

b.Uji kekerasan tablet effervescent

Oneway

.002
.002

F
1.260

Sig.
.348

41

ANOVA
Kekerasan
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

23.976
.132

4
20

Total

24.108

24

5.994
.007

907.621

Sig.
.000

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Kekerasan
LSD
95% Confidence Interval

(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1

Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

-.26000*

.05140

.000

-.3672

-.1528

.05140

.000

-2.1252

-1.9108

.05140

.000

-.3412

-.1268

.05140

.000

.9148

1.1292

-2.01800

-.23400

1.02200

c.Uji kerapuhan tablet effervescent

Oneway
ANOVA
Kerapuhan
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

82.267
1.590

4
10

20.567
.159

Total

83.857

14

F
129.312

Sig.
.000

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Kerapuhan
LSD
(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1

95% Confidence Interval


Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

.32562

.001

.7911

2.2422

.32562

.000

5.1978

6.6489

1.70333

.32562

.000

.9778

2.4289

-.88333*

.32562

.022

-1.6089

-.1578

2
3

1.51667
5.92333

d.Uji keseragaman bobot tablet effervescent

Oneway

42

ANOVA
Keseragamanbobot
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

.035
.448

4
95

Total

.484

99

.009
.005

1.873

Sig.
.122

e.Uji waktu larut tablet effervescent


1. Waktu larut tablet effervescent pada suhu 100C

Oneway
ANOVA
waktularut10
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

.275
.006

4
20

Total

.281

24

.069
.000

234.116

Sig.
.000

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Waktularut10
LSD
(I)

(J)

formula formula
1

95% Confidence Interval

Mean Difference
(I-J)

Std. Error

.000

.1274

.1726

.01084

.000

.2654

.3106

.01084

.000

.0314

.0766

.01084

.018

.0054

.0506

.05400

Upper Bound

.01084

.28800

Lower Bound

.15000

Sig.

.02800

3. Waktu larut tablet effervescent pada suhu 27 C

Oneway
ANOVA
waktularut27
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

1.143
.012

4
20

Total

1.155

24

Post Hoc Tests

.286
.001

F
460.765

Sig.
.000

43

Multiple Comparisons
waktularut27
LSD
95% Confidence Interval

(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1

Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

.01575

.000

.1092

.1748

.61000

.01575

.000

.5772

.6428

.43200*

.01575

.000

.3992

.4648

.01575

.000

.2752

.3408

.14200

.30800

3. Waktu larut tablet effervescent pada suhu 600C

Oneway
ANOVA
waktularut60
Sum of Squares

df

Mean Square

Between Groups
Within Groups

1.382
.011

4
20

Total

1.393

24

.346
.001

623.700

Sig.
.000

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
waktularut60
LSD
(I)
(J)
Mean Difference
formula formula
(I-J)
1

95% Confidence Interval


Std. Error

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

-.00400

.01489

.791

-.0351

.0271

.55400*

.01489

.000

.5229

.5851

.01489

.000

.4049

.4671

.01489

.000

.3829

.4451

.43600
.41400

Vous aimerez peut-être aussi