Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Jembatan Kutai Kartanegara merupakan prasarana transportasi yang vital
menghubungkan Kabupaten Kutai Kartanegara dengan wilayah-wilayah lain di
seberangnya, terutama Kota Samarinda. Runtuhnya jembatan tersebut Pada akhir
2011 lalu memberikan dampak secara luas terhadap mobilitas masyarkat di wilayah
kabupaten Kutai Kartanegara. Tulisan ini mencoba meneliti dampak sosial, ekonomi,
dan lingkungan yang muncul akibat perubahan mobilitas ini. Secara umum, aktivitas
responden penelitian tidak terganggu dengan runtuhnya jembatan ini karena cepatnya
adaptasi masyarakat dan tersedianya sarana dan prasarana mobilitas alternatif untuk
menggantikan jembatan, seperti pemanfaatan jembatan Mahalu yang terletak di
Selatan. Namun demikian, terjadi perubahan intensitas aktivitas di beberapa sektor
seperti perdagangan dan pertambangan, munculnya aktivitas baru di sektor jasa
penyeberangan, serta berkurangnya secara drastis aktivitas pariwisata di sekitar
jembatan. Munculnya dampak-dampak sosial ekonomi dan lingkungan ini harus
mampu dikendalikan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara agar tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Kata Kunci : Jembatan, Kutai Kartanegara, Dampak, Mobilitas
ABSTRACT
Kutai Kartanegara Bridge is a vital transportation infrastructure that connects Kutai
Kartanegara Regent with outside region, especially Samarinda City. The collapse of
the bridge in the late 2011 had brought wide impact on the mobility of Kutai
Kartanegara people. This paper tries to study the social, economic, and environtmental
impact that arose because of the change of mobility. Generally, respondent activities
wasnt disrupted by the event, much to do with rapid adaptation capacity of the people
and the availability of alternative facilities replacing the bridge. Nonetheles, there are
several change in the intensity of their activity in several sector such as trade and
mining, the emergence of new activity in the form of transportation service, and the
drastically diminishing activities of tourism near the bridge. The emergence such social,
economic and environmental impact must be managed properly to averse bigger
losses.
Keywords: Bridge, Kutai Kartanegara, Impact, Mobility
1. PENDAHULUAN
Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (JKK) pada tanggal 26 November 2011
silam mengundang keprihatinan. Selain merenggut korban jiwa dan mengakibatkan
kerugian materi, peristiwa tersebut juga menimbulkan perubahan pola mobilitas orang
dan barang terkait dengan berbagai kegiatan sosial ekonomi di Kabupaten Kutai
Kartanegara dan sekitarnya. Dampak tersebut diperkirakan berlangsung dalam
beberapa tahun ke depan, sampai berdirinya kembali jembatan baru yang
menggantikan yang runtuh tersebut.
Gambar 1. Jembatan Kutai Kartanegara sebelum runtuh (kiri) dan sesudah runtuh
Pengumpulan data dan observasi lapangan untuk kajian ini dilakukan selama
empat hari, 7-10 Desember 2011 di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan
Timur. Ketersediaan waktu yang relatif singkat tersebut sekaligus merupakan
keterbatasan dalam penelitian ini. Pasca penelitian ini dilakukan, sangat terbuka
kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kondisi masyarakat maupun kebijakan
pemerintah daerah setempat.
2. PROFIL RESPONDEN
Responden yang menjadi sasaran dalam tulisan ini adalah anggota masyarakat yang
bertempat tinggal di Tenggarong dan Tenggarong Seberang (dan kecamatankecamatan di sekitarnya). Mereka dipilih secara purposif, dan diupayakan orang-orang
yang selama ini sering menggunakan jembatan Kutai Kartanegara (user), serta orangorang yang paling merasakan dampak negatif runtuhnya jembatan tersebut, yang juga
meliputi pejabat-pejabat pemerintah dari berbagai Dinas/Instansi Kabupaten Kutai
Kartanegara dan petugas yang terlibat dalam operasi tanggap darurat
Selama penelitian ini berlangsung, tim peneliti berhasil mewawancarai
sebanyak 82 responden, terdiri dari 57 orang di Tenggarong dan 25 orang di
Tenggarong Seberang yang dicatat dalam lembaran kuesioner sebagai panduan.
Selain itu tim juga mengumpulkan informasi secara kualitatif dari sejumlah nara
sumber dengan beragam latar belakang.
Berikut ini sebagian profil dari responden. Dari 57 responden di Tenggarong,
sebanyak 67% di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya perempuan.
Sedangkan dari 25 responden di Tenggarong Seberang, sebanyak 84% laki-laki dan
16% perempuan. Dilihat dari latar belakang pendidikan untuk responden di
Tenggarong, 5% berpendidikan sekolah dasar (SD), 18% SLTP, 37% SLTA dan 40
Tenggarong
Seberang
Tenggarong
26%
20%
44%
2%
55%
28%
20%
5%
Sangat jarang
Jarang
Sangat jarang
Jarang
Sering
Setiap Hari
Sering
Setiap Hari
Tenggarong
Tenggarong Seberang
7%
20%
7%
6%
6%
0%
3%
20%
71%
60%
Menggunakan Feri
Menggunakan Feri
Pindah Sekolah
Pindah Sekolah
Tidak Tahu
Tidak Tahu
Sejumlah warga yang ditanya tentang masalah yang dihadapi akibat gangguan
mobilitas dalam kegiatan pendidikan, memberikan jawaban yang bervariasi. Dari 65
responden di Tenggarong, 40% di antaranya mengaku biaya yang dikeluarkan menjadi
lebih tinggi, 37% menyatakan waktu tempuh lebih lama, 5% mengatakan kualitas
layanan menurun, 12% menyatakan tidak mengalami kendala yang berarti dan sisanya
6% tidak menjawab.
Jawaban yang tak jauh beda didapati dari warga di wilayah Tenggarong
Seberang. Dari 25 responden, 44% menyatakan waktu tempuh lebih lama, 28%
mengaku biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi, 4% tidak menjawab dan 24%
menyatakan tidak mengalami kendala yang berarti, seperti ditunjukkan grafik berikut
ini.
Tenggarong
Tenggarong Seberang
3%
6%
0%
11%
36%
44%
5%
5%
0%
37%
42%
11%
Menggunakan Feri
Menggunakan Feri
Pengobatan Alternatif
Pengobatan Alternatif
Tidak Tahu
Tidak Tahu
Tenggarong
10%5%
14%
Tenggarong Seberang
9%
33%
22%
17%
38%
30%
22%
Lainnya
Lainnya
10
11
karena itu menjadi mudah dipahami manakala harga sejumlah barang di Tenggarong
Seberang terjadi kenaikan setelah jembatan tersebut runtuh.
12
13
Gambar 12. Area terbuka untuk publik di sekitar JKK tak lagi dapat difungsikan
sebagai objek wisata setelah jembatan tersebut runtuh.
Salah satu pilihan bagi masyarakat maupun pelaku wisata saat ini adalah
mengunjungi objek wisata lain terdekat, antara lain Museum Kerajaan Kutai
Kartanegara. Sedangkan pelaku usaha yang biasa memanfaatkan area sekitar
jembatan untuk berjualan praktis tak bisa lagi membuka usahanya di area tersebut.
Dengan demikian dampak runtuhnya JKK bagi sektor pariwisata cukup besar.
Respons pemerintah terkait kegiatan pariwisata hingga laporan ini disusun
belum ditunjukkan secara signifikan. Sebab area terbuka untuk publik di sekitar JKK
masih difungsikan untuk tenda-tenda darurat. Untuk mengukur secara pasti dampak
ekonomi yang ditimbulkan diperlukan penelitian lebih lanjut.
6.7. Dampak Lingkungan
Dermaga-dermaga penyeberangan baru yang muncul di beberapa lokasi,
merupakan titik keramaian yang baru di tepian Sungai Mahakam. Keramaian itu
ditandai dengan lalu-lintas kendaraan di sekitar dermaga maupun di sepanjang jalan
menuju dermaga yang meningkat drastis dibanding kondisi sebelum JKK runtuh.
Meningkatnya keramaian di lokasi tersebut diperkirakan akan mendorong masyarakat
untuk menciptakan aktivitas ekonomi maupun membangun permukiman yang baru
dalam beberapa waktu ke depan.
14
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15
pengawasan tersebut lebih efektif, Pemkab dapat membuat regulasi tentang tata
ruang dan pemanfaatan lahan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan di
kemudian hari.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih yang setingi-tingginya disampaikan pada Ibu Ir.Lolly Martina
Martief,MT Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosekling atas kepercayaan
dalam penugasan dan arahan penelitian. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Prof. Dr.Sunyoto Usman dan rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Prodi
Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Masyarakat (PIPM) Universitas Gadjah
Mada atas kerjasamanya dalam penelitian di lapangan dan penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perhubungan. 2007. Tataran Transportasi Lokal. Jakarta: PT Adhiyasa Decision.
Glaser, Barney G dan Anselm L. Strauss. 1967. The Discovery of Grounded Theory;
Strategis for Qualitative Research. New York: Aldine.
MICD UGM dan Puslitbang Sosekling. 2011. Laporan Kajian dampak Runtuhnya
Jembatan Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Laporan Penelitian.
Murzaki. 2007. Mari Mengenal Kaltim. Samarinda: Biro Humas Setdaprov Kaltim.
Undang-Undang No 38 tahun 2004 tentang Jalan
Undang-Undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
16