Vous êtes sur la page 1sur 91
SALINAN NO. 277/PDT.G/2006/PN.JKT.PST PUTUSAN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata pada Peradilan tingkat pertama, menjatuhkan Putusan sebagaimana tersebut dibawah ini , dalam perkara antara o $UCIWA TI, beraiamat di Ji. Diponegoro No.74 Jakarta Pusat \Dalam hal ini diwakili olen kuasa Hukumnya Asfinawati,SH, M.Choirul Anam,SH ,Ori Rahman,SH Anton Prajasto.SH , Umar Husein,SH. Muhammad Arfiand| Fauzan,SH. Hermawanto,SH, R.Dwiyanto Prihartono,SH , Sudaryatmo,SH Vera S Wenny,SH .Indria Fernida,SH, Poengky Indarti,SH Edwin Partogi SH , Gatot SH .Khaeruddin,SH , Dimas PrasidiSH Totok Yulianto,SH /Arko Kana Dianto,SH ,Melda Kumalasari,SH, Agus Pratiwi,SH, Abusaid Pel, SH .Sinung Karto,SH Nurcholis Hidayat,SH, Virza Roy Hizzal SH berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 5 September 2006 untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT | LAWAN P.T. (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia Selanjutnya disebut P.1. Garuda Indonesia, sebuah Badan Usaha \Milik Negara yang bergerak dibidang jasa transportasi udara, beralamat di Gedung Garuda indonesia, JI, Medan Merdeka Selatan No, 13, Jakarta 10110, Indonesia. Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT |;- Indra Setiawan selaku Pribedi dan Direktur Utarse PT. Garuda Indonesia 2002-2005 , PT. Garuda Indonesia, beralamat di JI, Taman Manuva llir H7/14 Mervya Utara, Jakarta Barat untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT Il; Rameigia Anwar selaku Pribadi dan Vice President Coorporate Security / Direktorat Straiegi dan Umum 2002 - 2005, PT. Garuda Indonesia, beralamat di Ji, Parkit | No. 28 Griya Rt 02/10 Kecamatan Limo, Limo - Depok. untuk selenjutnya disebut sebagat 10. SALINAN| .TERGUGAT II Rohainil Aini selaku Pribadi dan Flight Operation Support Officer / ‘Administrator Airbus A-330 1998 - 2005, PT. Garuda Indonesia, beralamat di JI. Danau Kelapa Dua VIII/S Rt.02/05 Kel, Kelapa Qua Curug, Kabupaten Tangerang. Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT IV; Pollycarpus Budihari Priyanto selaku pribadi dan pilot/staf Aviation and Internal Secuirity PT. Garuda indonesia, beralamat di Pamulang Permai Blok B No. 1 Kabupaten Tangerang untuk ‘selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT V; ‘Yetty Susmiarti selaku pribadi dan Awak Kabin GA 974 Jkt-Sin 6 September 2004 PT. Garuda Indonesia, beralamel di Perumahan Taman Elang Blok a/06 Rt 03/10 Desa Periuk Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. untuk selanjuinya disebut sebagai TERGUGAT VI;— Oedi Irianto selaku pribadi dan Awak Kabin GA 974 Jkt-Sin 6 September 2004 PT. Garuda Indonesia, beralamat di JL Girata Il Blok DA/2 Rt 001/012 Kel. Jaka Sampurna, Bekasi Untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT VI Brahmanie Hastawati selaku pribadi dan Purser GA 974 Jkt-Sin 6 September 2004 PT. Garuda Indonesia, beralamat di Jin. Cucur Timur A.6/2 BTR ly Rt. 02/09 Pondok Karya, Pordok Aren Kota Tangerang. untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT Vill; Pantun Matondang, selaku pribadi dan Pilot GA 974 SIN-AMS 6 September 2004 PT, Garuda Indonesia, beralamat di Kav. DK! Blok 80 No. 31, Meruya, Jakarta Barat Untuk selanjutnya disebut sebagal TERGUGAT IX; Madjid Radjab Nasution, selaku pribadi dan Purser GA 974 SIN-AMS 6 September 2004 PT. Garuda Indonesia, beralamat di Griya Kencana | Blok A/16 Rt OVO4 Kel. Pedurenan, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT X;- |. Sabur M. Taufik, selaku pribadi dan Pilot GA 974 Jkt-SIN 6 September 2004 PT Garuda Indonesia, beraiamat di Ji. Taman Giri Loka 6/23 Bumi Serpong Damai Kel. Lengkong Wetan, Kota Tangerang untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT X1;—-——- * TSRUINAN PENGADILAN NEGERI tersebut ; Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan serta segala ‘surat-surat yang bersangkutan;- Setolah mendengar kedua belah pihak Setelah memperhatikan semua peri persidangan-persidangan atas perkara ini; a yang terjadi dalam TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa PENGGUGAT dengan surat gugatannya tertanggal 06 September 2006 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah register No.277/Pdt.G/2006/ PNJkLPst, dan Penggugat melalui Majelis Hakim telah melakukan perubahan Gugatannya di persidangan pada tanggal 09 Oktober 2006 dan pada persidangan tanggal 30 Oktober 2006 mengemukakan hal-hal sebagai berikut : I,KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PENGGUGAT 1. Bahwa PENGGUGAT adalah istri almarhum Munir dan sebagai wali ibu dari Kedua anak kandung tersebut di atas yang lahir dari perkawinan PENGGUGAT dengan almarhum, adalah segenap ahliwaris almarhum MUNIR yang meninggal pad 7 September 2004 di dalam penerbangan Pesawat Garuda Indonesia Airlines yang dioperasionalkan oleh TERGUGAT |, Nomor Penerbangan: GA 974 dengan rute Jakarta - Amsterdam (Bukti P-4);-——-——--—--_--__ . Bahwa berdasarkan hal di atas, PENGGUGAT memiliki hak untuk mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum atas gagalnya n TERGUGAT | memenuni tanggung jawabnya untuk menjamin keamanan, kenyamanan serta keselamatan penumpang, |. FAKTA HUKUM. 3. Bahwa Almarhum Munir adalah penumpang pesawat yang dioperasionalkan oleh TERGUGAT I, Nomor Penerbangan GA 974, tute Jakarta - Amsterdam, Nomor Tiket: 126 3275355522.2, kode booking OLKJFS, date of issued: 1 September 2004.(Bukti,P-5) Bahwa tket elm. Munir adalah untuk penerbangan Jakarta- = Amsterdam tanggal 6 September, 2004, kelas ekonomi atas nama [Almathum] Munir, —-—=-s--r---——— 5, Bahwa saat Almarhum Munir sedang boarding dalam antrian penumpang sebelum masuk ke dalam Pesawat GA 974, Almarhum Munir bertemu dengan TERGUGAT V yang sudah dikenalnya atau sebelumnya pernah bertemu dengannya dalam hal ini berprofesi sebagai pilot dan bekerja di perusahaan TERGUGAT |(Bukti P-Ga);— 6. Bahwa di dalam Pesawat GA 974 sedianya Alamarhum Munir, berdasarkan penentuan kursi oleh petugas darat Garuda pada saat check in di Pelabuhan Udara Soekarno-Hatta, menduduki kursi Nomor 40 G, Kelas Ekonomi. Namun, setelah berada di dalam pesawat, yang bersangkutan dipindahkan tempat duduk ke kursi Nomor 3 K, Kelas Bisnis.(Bukti P6b);~ a 7. Bahwa pemindahan tempat duduk Almarhum Munir dilakukan sebelum pesawat berangkat /fake-offf dari Jakarta alas inisiatif TERGUGAT V yang belakangan diketahui mengikuti penerbangan Pesawat GA 974 dengan tujuan Pelabuhan Udara Changi Singapura dalam kapasitasnya sebagai extra crew yang akan melaksanakan tugas dari TERGUGAT | dan TERRGUGAT Ii selaku Aviation and Inlernat curity. (Bukt! P-6c);-—- 8. Bahwa pemindahan oleh TERGUGAT V in] menyebabkan Almarhum Munir duduk di kursi nomor 3 K kelas bisnis tanpa tiket kelas bisnis ;— 9. Bahwa pemindahan tempat duduk Almarhum Munir dari kelas ekonomi [40G] ke kelas Bisnis [3K] yang dilakukan TERGUGAT V, tidak dilarang oleh pimpinan penerbangan saat itu yaitu TERRGUGAT XI serta tidak dihalangi oleh TERGUGAT Vill yang saat itu bertugas sebagai purser. (Bult P-@d);-————————————_______ 10.Bahwa TERGUGAT VI sebagai awak kabin saat itu, sempat pula menanyakan kepada TERGUGAT V apakah sudah meminta izin kepada TERGUGAT VIil, yang saat itu menjadi purser, ketika TERGUGAT V mengatakan dia akan melakukan penukaran tempat duduk dengan Munir. Namun TERGUGAT Vi tidak mengkenfirmasikan kembali kepada TERGUGAT VIII perihal perpindahen kursi tersebut.(Bukti P-6e),~ 11.Bahwa pemindahan kursi Almarhum Munir dari kelas ekonomi ke 3. 20. SALINAN kelas bisnis memiliki arti ditempatkannya Almarhum Munir ke dalam kondisi yang berbeda; . Bahwa pilihan dan cara penyajian makanan di kelas bisnis jauh berbeda dengan kelas ekonomi, dikelas ekonomi penumpang mendapat pernbagian makanan secara massal (tidak memiliki pillhan an yang ditawarkan) kecuali untuk pemesanan makanan khusuis (diet, moslem, dil). Sedangkan di kelas bisnis terdapat pilihan yang beragam sehingga makanan lebih bersifat individual, Cara penyajiannya pun, sebelum disajikan makanan dibukakan terlebih dahulu oleh awak kabin yang bertugas di depan penumpang(Bukti P-6f);———-——-—-—-- Bahwa cara penyajian minuman pun berbeda antara kelas ekonomi dengan bisnis. dikelas ekonomi minuman dituangkan di depan penumpang sesuai pilihannya, sedangkan pada ketas bisnis dituangkan di pantry dan baru disajikan kepada penumpang.(Bukti P-6g);- sendiri selain |. Bahwa dalam penerbangan GA 974 Jkt-Sin, TERGUGAT V duduk sekitar 1 meter dari mini bar kelas premium sedangkan jarak antara mini bar kelas premium tersebut dengan pantry sekitar 5 meter; Bahwa dalam penerbangan GA 974 Jkt-Sin tersebut, TERGUGAT V sempat mondar mandir di cockpit walau saat itu bukan sebagai kru yang bertugas. (Bukti P-Gh);- Bahwa tidak hanya itu, TERGUGAT V juga berada di pantry sebanyak 2 ‘kali. (Bukti P-6i; Bahwa TERGUGAT V sempat berjalan jalan dan masuk ke pantry pada suatu waktu sebelum makanan dan atau minuman disajikan;——— Bahwa Almarhum Munir meminum “welcome drink’ kurang lebih 10 menit setelah masuk ke pesawat dan memakan makanan yang disediakan sekitar 50 - 60 menit setelah minuman tersebut yang disediakan TERGUGAT VI dan TERGUGAT Vil, awak kabin saat itu.;— Bahwa setelah transit di pelabuhan udara Changi-Singapura, pesawat GA 974 melanjutkan penerbangan menuju Amsterdam; Bahwa pada penerbangan GA 974 Singapura-Amsterdam tersebut, TERGUGAT X menjabat sebagai purser yang bertanggung jawab atas Segala tindakan yang terjadi di kabin dan dilakukan oleh awak kabin 21. 23. 24, 25, 26. 27. Sedangkan TERGUGAT IX bertindsk sebagai kapten pilot yang bertanggung jawab atas segala yang terjadi pada penerbangan GA 974 Singapura Amsterdam tersebut; Bahwa sejak keberangkatan Pesawat GA 974 dari Pelabuhan Udara Changi, Singapura menuju Amsterdam, Almarhum Munir kembali menduduki kursinya semula yaitu nomor 40G di Ketas Ekonomi dan tidak Jama setetah itu, mulal mengeluh sakit perut dan mulal muntah- muntah disertal buang air besar yang kemudian diketahui sebagai gejala/reaksi dari teracunnya Almarhum Munir. (Bukti P-6j); —=m====——= . Bahwa sebelum muntah-muntah disertai buang air besar tersebut, saat berada di Changi Airport, Almarhum Munir telah mengalami gejala nyeri perut. Selain itu, Almarhum Munir juga sempat meminta obat nyeri perut kepada awak kabin sewaktu baru naik pesawat jurusan Singapura - Amsterdam; Bahwa karena sakitnya, Almarhum Munir harus berkali-kali ke toilet Pesawat GA 974, bahkan yang bersangkutan sempat tidak mampu lagi berjalan sendiri menuju toilet sehingga harus dibantu oleh awak kabin.(Bukti P-6k);— Bahwa setelah mengetahui keadaan Almarhum Munir seperti di atas seharusnya TERGUGAT IX segera mengkonsultasikan kepada Ground Officer untuk meminta jin mendaratkan pesawatnya ke bandara terdekat. (Gud PE) $$ £——___ $<. Bahwa kurang lebih dua jam menjelang Pesawat GA 974 mendarat di Pelabuhan Udara Schipol, Belanda, atau kurang lebih pukul 04.05 waktu setempat, Almarhum Munir ditemukan meninggal dunia; Bahwa hasil otopsi yang dilakukan oleh Lembaga Forensik Betanda [Nederlands Forensisch Instituut -NFI] menyimpulkan Almarhum Munir meninggal disebabkan oleh keracunan arsenik akut, karena berdasarkan pemeriksaan toksikolagi ditemukan konsentrasi arsenik yang sangat ‘tinggi di dalam darah, urine, dan lambung. (Bukti P-8);——_—— Bahwa keterangan ali mengatakan, reaksi racun arsenik yang masuk ke dalam tubuh Almarhum Munir paling lama 90 (sembilan puluh) menit sebelum gejala awal muncul (Bukti P-9a);— 28. 29. 30. 34. 32, SALINAN | Bahwa rentang waktu antara munculnya gejala awal dengan waktu masuknya racun berkesesuaian dengan saat Almarhum Munir maken makanan dan minuman TERGUGAT | yang disajikan dalam penerbangan antara Jakarta - Singapura. (Bukti P-9b);--——__— Bahwa karenanya diketahul dalam penerbangan GA 974 Jakarta Singapura terdapat makanan dan atau minuman beracun, yang kemudian disajikan oleh TERGUGAT Vi dan TERGUGAT VII kepada Almarhum Muni Munir; Bahwa setelah pertama kali mendengar kabar meninggalnya Almarhum Munir melalui Kontras, PENGGUGAT menelpon TERGUGAT | untuk memastikan kabar tersebut. PENGGUGAT sekurang-kurangnya menelpon kantor TERGUGAT | iii Jakarta dan di Amsterdam masing-masing sejumlah 3 kali sehingga setidaknya 8 kali PENGGUGAT bolak-balik menelpon kantor TERGUGAT | namun tidak mau memberikan informa Bahwa dalam telpon-telpon tersebut, pihak TERGUGAT | tidak mau memberikan informasi dengan berbagai dalih, Baru pada telpon terakhir ke perwakilan TERGUGAT | di Schipol, PENGGUGAT diberikan informasi bila memang benar Almarhum Munir telah yang mengakibatkan meninggalnya Almarhum meninggal saat itu, Itypun dengan embel-embel pesan oleh petugas saat itu agar tidak memberitahu siapa pun bila PENGGUGAT mengetahui kabar meninggainya Almarhum Munir dari dirinya, Bahwa setelah meninggainya alm. Munir, diketemukan fakta-fakta penting seputar penerbangan GA 974 dalam kaitannya dengan kematian alm, Munir yaitu : a. Bahwa TERGUGAT V berada di dalam pesawat GA 974 dalam kapasitas sebagai exira crew (Bukti P-61)-——— b. Bahwa belakangan diketahul keberangkatan TERGUGAT V di dalam GA 974 didasarkan pada surat tugas TERGUGAT II kepada TERGUGAT V selaku aviation and intemal Security (JKTISGA) dengan nomor surat GARUDA/DZ-2270/04, tertanggal 11 Agustus 2004 ;(Bukti P-10);--— © Bahwa surat tugas tersebut_mempunyai kejanggalan, yaitu penugasan yang bersifat sangat umum, tanpa batasan waktu dan tanpa disertai sistem pertanggungjawaban pelaksanuan tugas yang jelas; Bahwa selain kejanggalan di atas, surat tugas tersebut dikeluarkan oleh TERGUGAT I dan Il, langsung kepada seorang Co-Pilot Garuda dengan mengabaikan jenjang pengambilan keputusan di lingkungan manajemen Garuda, yaitu Direktur Qperasional, Vice President for Flight Operation dan Chief of Pilot; Bahwa surat penugasan TERGUGAT V tersebut dikeluarkan pada waktu yang hampir bersamaan dengan mulai adanya pemberitaan di media massa tentang rencana Munir melanjutkan studi ke Belanda- Bahwa berhasil diketahui bila keberangkatan TERGUGAT V tidak sesuai prosedur, Tanggal 6 September 2004, TERGUGAT V mendatangi TERGUGAT IV untuk meminta diikutkan sebagai kru dalam penerbangan GA 974 pada hari itu juga (6 September 2004). TERGUGAT IV sempat menolak tetapi setelan TERGUGAT V menyatakan dirinya telah mendapat izin dari TERGUGAT Ill, TERGUGAT IV mengizinkan TERGUGAT V_ ikut dalam penerbangan GA 974.(Bukti P-6m); — Bahwa TERGUGAT V dapat berada di pesawat GA 974 pada tanggal 6 September 2004, atas dasar nota perubahan jadual nomor OFA/219/04 yang ditandatangani oleh TERGUGAT IV sendiri, sebagai Flight Operation Support Officer. Nota tersebut merupakan perubahan dan Nota Nomor OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004. (Bukti P-6n); Batwa surat perubshan jadwal tersebut reemi dikeluarkan sebagai dokumen TERGUGAT | walaupun TERGUGAT IV mengetahui hal tersebut sebenamya merupakan kewenangan chief of pilot.(Bukti P-60);— Bahwa karenanya keberangkatan TERGUGAT V tersebut tanpa mendapat izin darl Chief of pilo! Carmel Sembiring yang sebenamya memiliki kewenangan tersebut (Bukti P-6p);- Bahwa kemudian TERGUGAT Ill selaku Vice President for ‘Corporate Securily mengeluarkan surat Ne. 18/1177/04 untuk memperkuat surat penugasan TERGUGAT | dan II kepada ‘TERGUGAT V yang dibuat oleh TERGUGAT IV, Namun diketahul surat tersebut temyata Back dating, yaitu setelah kematian Munir [antidatum), (Bukti P-11);-—— k, Bahwa TERGUGAT V tiba di Singapura sekitar pukul 00.30 dini hari waktu setempat dan kembali ke Jakarta dengan fghpertama pada jam 08.30 tanggal 7 September 2004, sehingga menunjukkan bahwa TERGUGAT V tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tugas yang diklaimnya telah ditakukan selama berada di Singapura.(Bukti P12); |, Bahwa laporan TERGUGAT V kepada TERGUGAT Ill tertanggal 6 September 2004, tidak profesional, mengingat dengan kapasitas seorang pilot yang mengoperasikan pesawat dengan peralatan komputerisas|, sementara laporan TERGUGAT V kepada TERGUGAT II! dilakukan dengan mesin ketik manual, (Bukti P- 13); 33. Bahwa TERGUGAT |, setelah kematian Almarhum Munir telah membentuk tim Investigasi yang disebut SH@Re investigation, yang menghasilkan Safety Hazardous Report subject "Death on Board GA 974 B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept 7th 2004 No. INV/OZ/B744/001/04 Basis No. 24/04/744, yang dikeluarkan pada 18 Oktober 2004 dan disusun (prepared by) oleh Hartati, Betty Nila P dan Boy Umarsyah dan diverifikasi oleh Capt. Novianto Herupratomo dan disetujul oleh Capt. A Krismanto, (Bukti P-14),— 34.Bahwa dalam SH@Re Investigation, yang menghasilkan Safety Hazardous Report subject “Death on Board GA 974 B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept. 7° 2004 No. INV/OZI/B744/001/04 Basis No. 24/04/744, yang dikeluarkan pada 19 Oktober 2004 tercantum hasil investigasi antara lain "before Mr Munir dead, PIC didn't make any contact seeking of medical advice trom the ground ... “;___—. + “crew did not really understeod kind of reportable occurance should be reported on ASR and CSR and which Department SALINAN should be (the first hand) receiced the preliminary repo “crew did not really understand international rules/regulation of ICAO annex 13 when such incident/accident occurs in the couniry other than the original country of the operator" screw did not realize that wrapping or packaging of medicine and medical equipment used by doctor during medical treatment, should kept as evidence” 3 s Bahwa TERGUGAT II pernah mengeluarkan pernyataan yang diketahui publik melalui media tentang pengakuannya atas ketidak profesionalan manajemen GARUDA terkait dengan fakta adanya surat yang bertanggal maju (back dating/antidatum), laporan TERGUGAT V dan surat penugasan TERGUGAT || kepada TERGUGAT V. (Bukti P-I5); 36. Bahwa selain pengakuan tersebut, TERGUGAT II pernah mengaburkan fakta dengan memberikan pernyataan-pernyataan sehingga beredar berita bohong perihal kematian Almarhum Munit yaitu pada pokoknya menjamin bahwa kematian Munir bukan akibat keracunan, karena sebagalmana juga diterangkan oleh yang bersangkutan, "makanan dibagi secara random, jika karena makanan Garuda tentu semua penumpang akan ikut keracunan”, (Bukti P-16);-—~ 37. Bahwa lebih jauh dari itu, TERGUGAT. | tidak memiliki komitmen untuk membantu "pengungkapan kematian = Munir bahkan kecenderungan menutup-nutupi, yang dikuatkan dengan fakta membatalkan pre rekonstruksi pembunuhan Munir di pesawat, seperti dinyatakan oleh Penyidik kasus Munir, Marsudhi, 88. "Marsudhi juga mengecam pihak Garuda dinitai tidak memiliki komitmen untuk membantu pengungkapan kasus kematian Munir. Indikasi tidak adanya komitmen diantaranya banyak pejabat dan pegawai PT Garuda Indonesia yang cenderung menutup-nuiupi. Indikasi lainya, tambah dia, pihak garuda tidak melakukan investigasi internal, “Garuda membatalkan pra rekonstruksi kasus pembunuhan Munir di pesawat dengan alasan yang tidak sigmifikan,"tegas Marsudhi(Bukti P- 1 -—_—_—__-—_—— —— tl, PERBUATAN MELAWAN HUKUM TERGUGAT il % SALINAN 39, Bahwa penerbangan Pesawat GA 974 dengan Rute Jakarta-Amsterdam dengan transit di Pelabuhan Udara Changi, Singapura, adalah merupakan penerbangan intemasional yang tunduk terhadap konvensi Warsawa ; 40. Bahwa Munir telah meninggal dunia karena kejadian (accident) yang terjadi dalam pesawat Garuda yang dioperasikan TERGUGAT | sehingga berdasarkan ketentuan dalam pasal 17 Warsawa Convention 1929, TERGUGAT | bertanggung jawab atas kerugian yang diderta; 41, Bahwa keselamatan , keamanan dan kenyamanan almarhur Munir dalam penerbangan garuda GA 974 JKT-AMS 6 September 2004 sepenuhnya menjadi tanggung jawab Tergugat |, res ipsa soquitur ;~—— ‘A. Kesengajaan menempatkan penumpang dalam kondisi tidak nyaman, tidak aman dan tidak selamat a. Pemindahan Kursi yang Tidak Sesuai dengan Boarding Pass 42.Bahwa perpindahan tempat duduk Aimarhum Munir setelah berada di dalam Pesawat GA 074 dari kursi Nomor 40G, Kelas Ekonomi, ke Kursi Nomor 3K, Kelas Bist Singapura merupakan tindakan yang bertentangan dengan standar penerbangan perusahaan sipil, apalagi sebagalmana disebutkan diatas penerbangan Pesawat GA 974 adalah dalam lingkup penerbangan internasional;- sesaat sebelum penerbangan Jakarta- 43.Bahwa selain itu, perpindahan tempat duduk penumpang juga tidak dapat dibenarkan bila dilihat dari perspektif tindakan investigasi (forensik) terhadap korban jika terjadi kecelakaan pesawat. Perpindahan: ini dapat mengaburkan identifikasi korban dalam kecelakaan pesawat karena posisi tempat duduk yang tidak bersesuaian dengan manifest penumpang yang ada; 44, Bahwa dalam kasus meninggalnya Almarhum Munir, perpindahan tempat duduk atas inisiatif TERGUGAT V serta pembiaran yang dilakukan oleh TERGUGAT Vill dan XI tidak dapat dibenarkan karena tindakan itulah yang kemudian menempatkan Almarhum Munir dalam keadaan berbahaya sebagai target [mudah] guna peracunan;——————————-— 45. Bahwa karena tindakan pemindahan yang dilakukan TERGUGAT V yang dibiarkan TERGUGAT Vill dan X yang merupakan karyawan atau 12 SALINAY pegawai perusahan TERGUGAT | menempatkan Almarhurn Munir dalam posisi menjadi tidak terjamin keamanan, keselamatan dan i penumpang, jelas sudah dapat juga dinilal sebagai perbuatan yang melawan hukum karena melanggar ketentuari peraturan dan perundang-undangan yang berlaky dan kewaliban hukumnya senditi, yakni -———————_———- a, Basic Operations Manual (BOM) date Jan 1,1998, issue No 2 BOM 5.1.4 page 1, tertulis;————————_— © “in case of up-or downgrading a note should be made on the passenger Information :,heet and PiC as well as the purser should be informned before embarkation of passengers; «Economy class passengers on the following conditions may occupy First class seats;— (1) In case of overselling, according to current upgrading sequence rules. (2) In those cases were, for ad-hoc tecnichal reasons, a mixed kenyamanannya sebai configuration aircraft is scheduled to fly on an all economy service, itis not against IATA rules that economy class passenger occupy fist class seats", b. Pasal 4 huruf fa] Undang-Undang Nomor 8*Tahun 1999, Tentang perlindungan Konsumen, bahwa "Konsumen antara lain berhak atas kenyarhanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang danfatau jasa" anna 46 .Bahwa memindahkan Munir dari tempat duduk di kelas ekonomi sesual tiket yang diterbitkan TERGUGAT | dan diterima Munir, yaitu tiket_Kelas ekonomi, ke Kelas bisnis seperti yang telah terjadi, padahal tidak ada alasan overselling atau ad hoc tecnical reasons, untuk itu j.¢ harus diartikan bahwa pengangkut (TERGUGAT |) tetah menerima seorang penumpang tanpa tiket, yaitu tanpa tiket kelas bisnis sebagaimana diatur dalam pasal 3 (2) Warsaw Convention 1928, sehingga sebagai akibatnya tanggung jawab TERGUGAT | menjadi tidak terbatas; Bahwa alas perbuatan TERGUGAT 1, TERGUGAT V, TERGUGAT Vill dan TERGUGAT XI yang melawan hukum sebagaimana dikemukakan diatas, maka selayaknya TERGUGAT |, TERGUGAT V, TERGUGAT 47. 13 (SALINAN Vill dan TERGUGAT XI dinyatakan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah metakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmaigadaad ):— 48. Bahwa selain itu, sudah sepatutnya pula menurut hukum bila TERGUGAT |, TERGUGAT TERGUGAT V, TERGUGAT Vill dan TERGUGAT X berdasarkan Pasal 1965 dan 1367 Ki1HPerdata harus bertanggungjawab secara tanggung renteng atas seluruh kerugian yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukannya;=- b. Keberadaan Kru atas Surat Tugas Resmi yang Cacat Hukum 49. Bahwa perbuatan TERGUGAT | dan TERGUGAT I yang mengeluarkan surat tugas kepada TERGUGAT V sebagai Aviation and Intamal Security dengan nomor surat GARUDA/DZ-2270/04, tertanggal 11 Agustus 2004 yang tidak menyebutkan batas waktu, tanpa disertal sistem pertanggungjawaban, dan juga mengabaikan jenjang pengambil putusan menurut manajemen TERGUGAT 1, bertentangan dengan kewajiban hukum TERGUGAT | dan TERGUGAT [I jae 50. Bahwa penugasan TERGUGAT V dalam pemerbangan GA 974 menggunakan nota No.OFA/219/04 yang ditandatangani oleh orang yang tidak berhak yaitu TERGUGAT IV, alias cacat hukum ; Bahwa perbuatan TERGUGAT | dan TERGUGAT III [Vice President for Corporate Security] yang menerbitkan surat No.1$/I 177/04 namun faktanya surat tersebut back date, adalah upaya untuk menutupi dan/atau mengkaburkan fakta tersebut dan tidak mendukung upaya 5 pengungkapan kasus kematian Munir bertentangan dengan kewajiban hukum TERGUGAT | dan TERGUGAT Ill menurut: Pasal 5 Ayat 3 UU No. 19/2003, Tentang BUMN yang pada pokoknya menjelaskan bahwa: "Pelaksanaan tugas dalam melaksanakan lugasnya anggota Direksi pada intinya wajib melaksanakan prinsip- prinsip,Profesionalisme efisiensi, Transparansi Akuntabiiitas,Pertangun giawaban serta kewajaran dan bertentangan dengan Pasal 7 huruf a, b dan ¢ UU No. 8/1999, Tentang Periindungan Kensumen, yang pada pokoknya menjelaskan bahwa :*kewajiban pélaku usaha untuk beritikad baik dalam melakukan usahanya, memberikan informasi yang jelas, jujur mengenai kondisi barang dan atau jasa serta penggunaan, * (SRENAR perbaikan dan pemelinaraan, seria memperiakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif " 62. Bahwa TERGUGAT IV yang melakukan pembuatan surat bertanggal maju adalah suatu tindakan yang tidak dapat dibenarkan karena bertentangan dengan kepatutan, TERGUGAT IV seharusnya dapat menolak untuk ‘membuat surat tersebut, terlebin saat pembuatan surat itu, kabar mengenai kematian Almarhum Munir telah terekspos media massa sehingga sepatuinya juga diketahui TERGUGAT IV akan maksud pembuatan surat bertanggal maju tersebut;-——————————_______ 53. Bahwa perbuatan TERGUGAT V yang menentukan sendiri tugasnya sebagai Aviation and intemal Security dalam penerbangan GA 974 ke Singapura tanpa adanya surat tugas khusus, melainkan memakai nota yang dikeluarkan TERGUGAT IV padahal patut mengetahul tidak adanya izin dari yang berwenang yaitu chief pilot serta membiarkan adanya surat back date untuk melengkapi tindakannya terbang tanpa Surat tugas Khusus menunjukkari TERGUGAT V telah bersama-sama melakukan perbuatan melawan hukwn yang dilakukan TERGUGAT |, ‘TERGUGAT Il, TERGUGAT Ill dan TERGUGAT IV, $4, Bahwa perbuatan melawan hukum TERGUGAT V di atas masih ditambah Oleh tindakan yang tidak patut serta tidak profesional berupa penggunaan alat ketik manual dalam penulisan laporan. Hal ini jelas tidak sesuai dengan kapasitas yang seharusnya dimiliki oleh seorang co-pilot yang dalam kerja sehari-hari_mengoperasikan pesawat bersistem komputerisasi; 55, Bahwa perbuatan TERGUGAT |, TERGUGAT II, TERGUGAT Ill, dan TERGUGAT IV secara mufakat dan sengaja untuk menerbangkan kru yang tidak seharusnya terbang dalam hal ini TERGUGAT V dan kemudian menutupi fakta tersebut dengan surat back dated, juga bertentangan dengan hak orang tain, yaitu hak Almarhum Munir selaku konsumen TERGUGAT, Perbuatan TERGUGAT tersebut juga melanggar; a. Pasal 28G ayat [1] UUD 1945, yang menentukan: "setiap orang berhak ‘tas.....asa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan berbuat atau tidak berbuat";————-——- " {SALINAN| b. Pasal 28D ayat [1] UUD 1945, yang menentukan: “setiap orang berhak jatas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang sama di hadapan hukum'; , Pasal 4 UU No.8/1999, Tentang Perlindungan Konsumen: [I] hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; [2] hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang darvatau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; [3] hak atas informasi yang benar, jelas, aan juiur mengenal Konars! aan jaminan varang ass jasa; d. berdasarkan kepatutan dan standard operasional Garuda dan Peraturan Pemerintah No.3 tahun 2001 tentang keamanan dan keselamatan penerbangan, prinsip-prinsip tersebut di bawah ini harus dipenuhi,— « keamanan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan penerbangan yang bebas dari gangguan dan/atau tindakan yang melawan hukum ; + keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan penerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana penerbangan beserta penunjangnye 56. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 sebuah penerbangan harus aman dan atau terbebas dari tindakan yang melawan hukum. Namun dalam penerbangan GA 974 Jakarta-Singapura yang dipimpin oleh TERGUGAT X temyata terdapat TERGUGAT V selaku ‘extra crew yang menumpang secara melawan hukum. Dimana TERGUGAT V menggunakan nota No.OFA/219/04 yang ditandatangani ‘leh orang yang tidak berhak yaitu TERGUGAT IV, Seharusnya TERGUGAT XI menolak keikutsertaan TERGUGAT V dalam penerbangan GA 974 Jakarta-Singapura |-———---—--—--------—--~ 57. Bahwa keberadaan TERGUGAT V yang cacat hukum dalam pesawat GA 974, Jkt-Sin yang didasarkan atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT |, Il, dan IV, sebenamya dapat dihentikan oleh purser dan pimpinan penerbangan saat itu yaitu TERGUGAT Vill dan XI Pengabaian tanggung jawab oleh TERGUGAT Vill dan X! ini merupakan 16 SALINAN | perbuatan yang melanggar kewajiban hukumnya seperti yang tertera dalam Basic Operation Manual (BOM) ; © "Purser........the FA 1 is accountable to moniter flight safety conduct in the cabin, ospecially during take of and Janding. The FA 1 coordinates the work of other flight attendants in a fight in compliance with valid regulation and palicies and report any concems that effect the quality of the fligh to the PIC and /or concemed chief cabia. To ensure contibuty of service betwen pre, in, and post fight, an fA | has the job to conduat quatity control to all uplifl sz.rpllies at the related seclor and coordinates passenger service/handiing with the passage officer,ramp coordinator and catering j——-——— service .......... BOM212 page § dale 1 sept 2009 issue 2, + “in accordance with the CASR 121.533 the responsibility for contol during day to day operations are determined as follows : pilot in command (Pic) during flight time is responsible for the safety vf the passangers, crewmembers, cargo and aircrufl, has full control and authority without limitation over other crewmembers duties whether or not he/she holds valid certificates authorizing him/her to perform the duties of thwse crew members,” 68, Bahwa pemindahan Munir dari tempat duduk dikelas ekonomi ke kelas bisnis tanpa tiket bisnis yang menyaiahi aturan dan penugasan TERGUGAT V dalam ‘penerbangan satu pesawat dengan Munir berdasarkan surat tugas yang tidak benar karena menyalahi prosedur seperti telah diuraikan di atas, TERGUGAT | icharus dianggap telah melakukan ‘willful misconduct’ atau sengaja berbuat jahat sebagaimana dimaksud pasal 25 Warsaw Convention 1929 dan karenanya tanggung jawab TERGUGAT | atas kerugian yang ditimbutkan menjadi tidak terbatas 59. Bahwa aias perbuatan TERGUGAT | I Il, IV, V, Vllidan XI yang melawan hukum sebagaimana dikemukakan diatas, maka selayaknya TERGUGAT |, Il 111, IV, V, Vill dan XI dinyatakan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah melakukan perbuatan melawan hukum Jonrechtmatigadaad); 60. Bahwa karenanya, sudah sepatuinya pula menurut hukum bila a7 (SACINAW) TERGUGAT |, Il, Il, IV, V, Vill dan XI berdasarkan Pasal 1365 dan 1367 KUHPerdata harus bertanggung jawab secara tanggung renteng atas seluruh kerugian yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukann ya; B. Kelalaian hingga menempatkan penumpang dalam kondisi tidak nyaman, ‘ida aman dan tidak seam at $$$ a, Gross negligence dalam Mengawasi Makanan dan Minuman sehingga Berakibat Kematian (Alm )Munit 61. Bahwa mengingat gejala pertama kali yang dialami oleh Almarhum Munir beberapa saat setelah Pesawat GA 974 take-off dari Pelabuhan Udara Changi, Singapura dan keterangan ahli bahwa intake racun adalah 90 menit dari reaksi pertama, maka dapat dipastikan racun arsenik masuk ke dalam tubuh Almarhum Munir melalui makanan dan atau minuman yang disediakan di dalam Pesawat GA 974 yang dimakan dan atau diminumnya pada suatu wakty saat penerbangan Jkt- Sin;- 62. Bahwa dalam penerbangan GA 974 Jkt-Sin terguget VI dan Vit sebagai awak kabin yang bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan dan minuman dipantry dan menyajikan makanan dan minuman dengan kondisi yang baik, aman dan nyaman, temyata makanan dan atau minuman yang dibawah tanggung jawab tergugata VI dan tergugat Vil telah menimbulkan keracunan yang mengakibatkan kematian Almathum Muni ;-———————————— 63, Bahwa dalam penerbagan GA 974 Jkt-Sin tergugat VIII bertugas sebagai Purser yang bertanggung jawab atas keamanan kenyamanan dan Keselamatan di dalam kabin. Temyata dalam penerbangan tersebut tergugata VI dan tergugat Vil. menyajikan makanan dan atau minuman yang mengandung racun yang mengakibatkan kematian bagi almarhum Munir ;——— 64. Bahwa berdasarkan BOM (Basic Operations Manual) ..........n accordance with the CASR 121.533 the responsibility for contol during day ta day operations are determined as follows : pilot in command (PIC) during flight time is responsible for the safety of the passangers, crewmembers, cargo and aircraft, has full control and authority without 18 SALINAN | limitation over other crewmembers duties whether or not he/she holds valid certificates authorizing him/her to perform the duties of those crew members. seharusnya TERGUGAT XI bertanggungjawab atas keselamatan penumpang khususnya Almarhum Munir tetapi dalam kenyataannya Almarhum Munir meninggal dikarenakar: mengkonsumsi makanan dan atau minuman yang disediakan dan disajikan di dalam pesawat GA 974; 65. Bahwa dengan demikian TERGUGAT |, TERGUGAT VI, TERGUGAT VILTERGUGAT Vill dan tergugat XI setidaknya juga telah melakukan kelalaian dalam mengawasi keamanan makanan dan atau minuman yang dibagikan kepada penumpang;-~ 66, Bahwa dalam pada itu penyajian minuman dan atau makanan yang dikonsumsi Munir yang ternyata mengandung racun yang mematikan dalam pesawat TERGUGAT | sebagaimana telah diuraikan di atas kalau pun dianggap tidak dapat dibuktikan telah dilakukan dengan sengaja — quod non —, setidak-tidaknya Lc harus dianggap sebagal kelalaian yang berat, grove schuld atau gross negligence di pihak TERGUGAT 1, atau untuk menggunakan istilah dalam pasal 25 (1) Warsaw Convention 1929,orby such default sehingga—_tanggung jawab TERGUGAT | alas kerugian yang ditimbulkan menjadi tidak,terbatas; 67. Bahwa atas perbuatan TERGUGAT |, VI, Vil, Vill dan XI yang melawan hukum — sebagaimana dikemukakan diatas, maka selayaknya TERGUGAT VI, Mil, Vill dan XI dinyatakan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusal telah melakukan perbuatan metawan hukum [onrechtmatigedaad}; 68. Bahwa selain itu, sudah sepatutnya pula menurut hukum bila TERGUGAT 1; VI, Vil, Vill dan Xi berdasarkan Pasa! 1365 dan 1367 KUHPerdata harus menanggung beban atas seluruh kerugian yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilskukannye;— b. Gross negligence dalam Menangani Sakitnya (Alm.) Muni 69. Bahwa perbuatan TERGUGAT 1X terbukti tidak profesional sebagaimana diatur dalam BOM 5.2.1 -01 yang dipertegas oleh laporan Sefety Hazardous Report subject "Death on Board GA 974 70. 19 SALINAN | B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept.7th 2004 No. INW/OZWB744/001/04 Basis No, 24/04/744, yang dikeluarkan pada 19 Oktober 2004 dan disusun (prepared by) oleh Hartati, Betty Nila P dan Boy Umarsyah dan diverifikasi oleh Capt. Novianto Herupratomo dan disetujul oleh Capt. A Ktismanto antara lain ditemukan sejumiah fakta sebagai berikut (h1.6 Flight Safety Department (0Z)) sebagai berikut: huruf *k’ (dalam laporan) disebutkan bahwa “before Mr Munir dead, PIC didn't make any contact seeking of medical advice from the ground .. Bahwa perbuatan TERGUGAT X terbukti tidak profesional dengan tidak mampu menjalankan kewajiban hukumnya sebagai purser seperti dinyatakan dalam Basic Operation Manual "purser the PA | is accountable to monitor fight safety conduct in the cabin, especially during take of and landing. The FA 1 coordinates the work of ‘ather flight attendants in a flight in compliance with valid regulation and policies and report any concerns that effect the quality of the fligh to the PIC and ‘or concerned chief cabin. To ensure contibuty of service betwen pre, in, and post flight, an FA 1 has the job to conduct quality control to all uplift supilies at the related sector and coordinales passenger service/handling with the passage officer,ramp coordinator and catering serviow BOM 212 page 5 date 1 sept 2003 issue 2 sebagalmana yang ditunjukkan laporan Safety Hazardous Report subject "Death on Board GA 874 B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept. 7” 2004 No. INV/OZUB744/001/04 Basis No. 24/04/744, yang dikeluarkan pada 19 Oktober 2004 “crew did not really understood kind of reportable occurance should be reported on ASR and CSR and which Department should be (the first hand) receiced the preliminary report”; “crew did not really understand international rules/regulation of ICAO annex 13 when such incident/accident occurs in the country other than the original country of the operator"; “crew did not realize that wrapping or packaging of medicine and medical equipment used by doctor during medical treatment, should kept as evidence”; . Bahwa atas. perbuatan TERGUGAT |, TERGUGAT IX dan TERGUGAT X yang melawan hukum sebagalmana dikemukakan diatas, maka TERGUGAT |, TERGUGAT IX dan TERGUGAT X dinyatakan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah melakukan perbuatan meiawan hukum fonrechtmatigedaad. 72. Bahwa selain itu, sudah sepatutnya pula menurut hukum bila TERGUGAT |, TERGUGAT IX dan TERGUGAT X berdasarkan Pasal 1365 dan 1367 KUHPerdata harus menanggung beban secara bersama-sama atas seluruh kerugian yang timbul akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukaninyaj=n———— 73, Bahwa karena TERGUGAT | masih menjalankan operasional pengangkutan penumpang melalui udara, sepatutnya _publik mengetahui tentang kegagalan TERGUGAT | dalam menjaga keamanan, keselamatan dan kenyamanan penumpang hingga berakibat kematian. Karena ity TERGUGAT | peru melakukan pemberitahuan publik baik melalui ikian di media cetak dan elektronik maupun peringatan lainnya;, 74. Bahwa selain itu, sepatutnya TERGUGAT | melakukan instropeksi hingga kegagalan menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpang hingga berakibat kematian ini, tidak terulang di masa mendatang, antara lain dengan mengetahui sebab kegagalan tersebut melalui audit menyeluruh termasuk para kru, yang dilakukan tim independen, meminta maaf kepada PENGGUGAT dan membuat monumen peringatan agar peristiwa ini terus dikenang dan dijadikan pelgjaran serta tidak dilupakan j— - IV. KERUGIAN PENGGUGAT 78. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh para TERGUGAT sebagaimana dikemukakan diatas, baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun karena kelalaiannya, telah menimbulkan berbagai bentuk kerugian bagi PENGGUGAT yang dapat diperhitungkan secara immaterill (mori!) maupun materi —— 76. Bahwa Kerugian mana secara immateriil tidak terkira, kerugian immateriiel sulit dihitung namun demi memberikan kepastian hukum berkenaan diajukan gugatan ini kefugian immateriil yang diderita oleh , 22 a + Keterangan dr. Budi Sampoema kepada TPF tertanggal 10 Juni 2005, terdapat dalam Lampiran-lampiran Laporan akhit TPF, 23 Juni 2005 (copy dari copy} Keterangan dr Budi Sampoerna kepada TPF tertanggal 10 Juni 2005, terdapat dalam Lampiran-lampiran Laporan akhir TPF, 23 Juni 2006 (copy dari copy };—~ Surat tugas TERGUGAT | ditandatangani TERGUGAT It No.GARUDA/DZ-2270/04 teanggal 11 Agustus 2004, terdapat P12 P13 Pad P19 P-20 p21 P-22 dalam Lmpiran-lampiran Laporan akhir TPF, 23 Juni 2005(Copy dari astinya ); : Surat Back Date Np.1S/1177/04 ditandatangani TERGUGAT Iii terdepat dalam Lampiran-lampiran Laporan akhir TPF, 23 JUni 2005 (Copy dari aslinya ) : Media Kompas Cyber Media (asli ) ;———— : Laporan TERGUGAT V tertanggal 8 September 2004, terdapat dalam Lampiran-lampiran Laporan akhir TPF, 23 Juni 2005 (copy dari astinya ) j Safety Hazardous Report subject "Death on Board GA 974 B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept. 7” 2004 No. INVIOZI/B744/001/04 Basis, Np/24/04/744 dikeluarkan pada 19 Oktober 2004 dan disusun (prepared by) oleh Hartati, Betty Nila P dan Boy Umarsyah dan diverifikasi oleh Cpt. Novianto Herupratomo dan disetujui oleh Capt. A Krismanto (copy dari copy ) : Rekaman SCTV tanggal § Maret 2005 “Garuda Apa yang Kau ‘Sembunyikan (Kasus Kematian Munir)'(sesuai sengan asii );—— : Tempointeraktif tanggal 30 November 2004 “Garuda Dukung Polisi Usut Kasus Munir“(print out dari TEMPO ),—-—~ : Tempointeraktif tanggal 23 Februari 2005 “Tim Kasus Munir Kecewa Terhadap Garuda" “(print out dari TEMPO }: Basic Operation Manual dan terjemahen “1441 pages + 2.1.2 page 3 + 2.4.2 page 5 * 4.1.1 page 4 no. + 5.2.1 page 1 n0.01 & 03 (Fotocopy sesuai ast) - Putusan MA No 1185 K/Pid/2006 (sesuai salinan resmi ) : Konvensi Warsawa dan terjemahannya (pasal 3,22 dan 25){fotocopy sesuai aslinya ) Film ‘Garuda Deadly Upgrade’ (asi ‘Terjemahan tersumpah Safety Hazardous Report subject "Death on Bosrd GA 974 B747-400 PK-GSG SIN-AMS, Sept 7" 2004 No INVIOZIIB744/00 1/04 Basis No 24/04/744 (copy dan ali }\—— 51 (SALINAN | P-23 ; Terjemahan tersumpah hasil forensic NFI alm.Munir (Fotocopy sesuai dengan asll) ; P.24 : Surat Kasum 008/SK/KASUMI01/07 ke Kejakgung beserta tanda terimanya dan surat mantan sekretaris TPF Munir(asil;- Menimbang, bahwa Tergugat |,V\Ml dan Tergugat Vil untuk Menguatken dali! sangkalannya telah mengejuken bukti — bukti Surat yang telah dibubuhi meterai cukup dan telah dicocokan sesuai dengan aslinya diberi tanda 4. T44I,V,V1,VI: Putusan Mahkamah agung R>l No, 1186 K/Pid‘2008 tertanggal 03 Oktober 2006 (fotocopy sesual asii) 2.7241,I,V,VI,VIl_: Safety Hazardous Report, Subject:Death on Board GA 974 B747-400 PK-GSG SIN-AMS September 7" 2004 beserta terjemanannya (Fotocopy sesuai asli ); Menimbang, bahwa Tergugat Ill,V,VIIIX,X dan Tergugat XI untuk menguatkan dalil sangkalannya telah mengajukan bukti ~ bukti Surat yang telah dibubuhi meterai cukup dan telah dicocokan sesuai dengan asiinya diberi tanda ; 1.T-1 : Safety Hazardous Report No. INWOZI/B744/001/04 tanggal 19 ‘Oktober 2004 (Share) dan terjemahannya(copy sesuai dengan aslinya } j= $$$ 21-2 + Penjelasan safety Hazardous Report No. INVOZIB744/001/04 ‘tanggal 19 Oktober 2004 (Copy sesuai dengan aslinya }; 31-3: Intemational Standars and Recommended Practices, Annex 13 to the convention on International Civil Aviation-Aircraft Accident an Incident Investigation,Ninth Edition July 2001, International Civil Aviation Organization dan terjemahannya (Copy sesuai dengan aslinya ) j 41-4: Tentang Notak (Copy sesuai dengan aslinya ); Menimbang, bahwe Penggugat selain mengajukan bukti ~ bukti surat untuk menguatkan dali! gugatannya juga mengajukan saksi yang mangaku bernama 1. Saksi ahli, Fahri Mahmud,SH, Saksi dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut ' 52 At h a é $ £ Ll a {AK } bahwa saksi tidak kenal dengan suciwati, Perusahaan Garuda Indonesia dengan Direktumya dan sejajarannya ; bahwa saksi juga tidak kenal dengan dengan Para Tergugat lainnya -—— bahwa menurut saksi Penerbangan Pesawat Garuda Jakarta-Amsterdam termasuk pemerbangan Intermasional: bahwe sebagai penerbangan intermasional Pesawat jurusan Jakarta — Amsterdam ity tunduk dalam ketentuan -ketentuan tentang Warsarwaconfention 1922 Karena dalam waktu konpensi dikatakan bahwa mengenai konpensi pengangkutan Udara Internasional; Bahwa Konpensi Warsawa 1929 sudah diratifikasi oleh Indonesia dan kita lihat bahwa diratifikasikan oleh Belanda tahun 1932 dan kemudian atas dasar Konvensi Bogenvile maka juga disahkan oleh Stblat 1939 No 100 itu merupakan aplikesi dari kopensi didalam Hukum Indonesia;-—— Bahwa konpensi warsawa aslinya dalam bahasa Perancis; ‘Bahwa saksi mengetehui The High Protocol 1955 belum diratifikasi oleh NINO CN bn Bahwa warsawa confention merypakan bagian dari International Private airlaw itu merupakan suatu Pentunjuk bila tejadi Conflik Airlaw , jadi bagi orang yang mengerti Private Intemational Airlaw itu mengerti bahwa itu merupakan suatu petunjuk Untuk mengatasi bila terjadi Contlik Airtaw;--=—- Bahwa benar pasal $ ayal 1 dari Warsawa Confention 1929 Pengangkut harus menyerahkan tiket kepada penumpang ;-———————__—— Bahwa secara legal menurut Hukum bahwa dengan meng up grade tempat duduk berart tidak ada tiket saat dibisnis class; Bahwa Apabila seorang penumpang duduk dipesawat tanpa tiket,konsekyensinya penumpang bebas dari limitedability dan tanggung jawab instansi yang terbatas, sesuai dengan Pasal 3 ayat 2 tadi bahwa dia tidak bisa membebaskan dirt dari tanggung jawab biaya terbatas dan ini adalah tanggung jawab pengangkut; Bahwa Extra Grew status kedudukannya sama dengan penumpang jadi tidak mempunyai kewenangan apa-apa Bahwa suatu Arines up to Stangart itu harus. Complain dan itu blasanya apabila terjadi Crush agar lebih mudah mengindenfikasi korbandan yang 53 a ie I N, A N i ee paling penting adalah apakah seorang itu berhak duduk dikelas. bisnis atau di kelas ekonomi; Bahwa yang dikatakan Qver Selling itu biasa tidak hanya Garuda, tetapi International Airlines {ain apabila kelebihan duduk di kelas ekonomi dan tidak dapat tempat duduk di ekonomi sehingga bisa dipindahkan di kelas bisnis .Dan untuk hal tersebut tidak ada pembenaran .Dan tindakan hukum tersebut merupakan tidak dengan prosedur dan dengan ketentuan sendiri: Bahwa dengan terjadinya pemindahan tempat duduk dari kelas Ekonomi ke kelas Bisnis yang menurut ahli merupakan tindakan unlaw up grading yaitu Pengangkut atau Carrier tidak dapat menggunakan haknya untuk mengurangi atau membatasi tanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkannya dan berkaitan tentang pasal 25 adalah merupakan jiwa dari warsawa Confensi apabila terjadi kesengajaan atau kelalaian dari pengangkut Negara ,sehingga menimbulkan korban daripada penumpang maka dia tidak terdapat tanggung jawab apabila dia melakukan kesengajaan atau kelalaian; Bahwa pemindahan penumpang dari kelas Ekonomi ke Kelas Bisnis dilakukan oleh seorang Extra Crew dengan surat tugas palsu dan kemudian Extra Crew itu tadi sudah diputus Pidena penjara yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan pemindahan ini dilakukan oleh Extra Crew yang kedudukannya sama dengan penumpang biasa, itu bisa memperkuat kesimpulan ahli bahwa tanggung jawab atas kerugian tersebut tidak terbatas. Menurut Pagal 25 ; Behwa benar pada Hal 9 report disebutkan bahwa telah terjadi pemindahan penumpang For Out New Reason dengan alasan yang tidak diketahuiapakah betul disebutkan disitu bahwa ada pemindahan periumpang dengan alasan tidak diketahui Bahwa seharusnya Garuda Indonesia sebagai Maskapai penerbangan Intemasiona! memiliki fasilitas jaringan Internasional untuk bantuan Medis Bahwa sehubungan Garuda tidak memilki fasilitas jaringan Intemasional untuk bantuan medis tersebut apabila ada penumpang yang sakit muntan = muntah diare berulang kali tindakan pilot selanjutnya tergantung kepada peraturan maskapai itu sendiri,ada beberapa kasus bahwa action 54 SALINAN | ‘of Captain untuk masalah emergency tersebut mencari tempat untuk landirig yang terdekat dan bila tidak dilakukan maka dapat dikatakan dengan kasus kesengajaan atau kelalai Bahwa didatam (anual Garuda itu sendiri ada ketentuan bahwa apabila ada penumpang yang sakit perut tidak boleh diberi obat melaiul mulut pengobatannya itu harus melalui infuse dan apebila peralatan infus tidak ada, maka terjadi kelalaian ; Bahwa dalam Hal 11 Butir 5, ada laporan dari Garuda behwa dokter Kit yang ada pada Penerbangan intemasional itu tidak sesual dengan Standart Aidines spe disebutkan sebagai kelalaian;-——————————— Bahwa sebagai hasil Investigas! ditemukan bahwa awak Pesawat tidak paham fungsi dan luas cakupan Light system Department,awak pesawat tidak mengetahui apa saja kejadian — kejadian yang harus dilaporkan oleh ASR dan CSR.Awak Pesawat tidak paham benar peraturan — peraturan Intemasional IPO Annex 13,bila kejadian ity di negara lain atau dinegara ‘asal Operator. Awak Pasawat tidak wespada untuk membuat catatan obat apa saja yang diberikan oleh Dekter bagi penumpang yang sakit selama penerbangan. Awak Pasawat tidak tau bahwa bungkus obal yang diberikan Dokter bagi penumpang yang sakit .harus disimpan sebagai barang bukti. Sebelum penumpang meninggaldunia Kapten Pilot tidak melakukan kontak apapun mencari para medis dari darat, karena Garuda tidak memiliki bantuan*medis dijaringan Internasional. Akan tetapi bila ines menjegah kejadian itu dapat disimpulkan bahwa kejadian itu bukan suatu kesengajean tetapi suatu kelalaian; Bahwa Didalam onboard itu sendin tidak ada kata mengenai Crase,apabila penumpang meninggal dunia di pesawat udara moka pesawat udara itu harus bertanggung jawab jedi kematian atau luka pada penumpang itu tidak harus terkait dengan kecelakaan pesawat itu senditi-— Bahwa di warsawa confensi tidak mengatur tentang perpidahan penumpang ; Bahwa carrier atau pengangkut dalam warsawa confensi adalah yang melakukan perjaniian dengan penumpang untuk mengangkut penumpang dengan ruanglingkup dari pasal 1 confens! warsawa ;— 55 [SALINAN | Bahwa diskripsi kapten adalah yang bertanggungjawab dan memutuskan segala sesuatu dalam penerbangan dengan harus melaksanakan ketentuan dalam BOM - Bahwa di dalam IATA diatur mengenal jaringan medis International ; Bahwa SAR tidak diatur dalam warsawa konfensi ; Bahwa apabila terjadi crash dan kapten pilot telah melakukan checklist sebelum melakukan penerbangan ,maka menjadi tanggung jawab kapten pilot dani ainines ;<———-_—__-—__-—__._-__________ Menimbang, bahwa Para Tergugat untuk menguatkan dail sangkalannya selain mengajukan bukti - bukti surat juga mengajukan saksi — saksi (Saksi Ahli) yang mengaku bemama: 1. Saksi Ahli, Mudigdo Theodore Henri Purnama Dibawah sumpah menerangkan bahwa - bahwa saksi dengan Penggugat tidak ada hubungan keluarga dan tidak ada hubungan pekerjaan tetapi saksi mengetahui Penggugat lewat mas Media dan saksi dulu bekerja di Garuda Indonesia dan dengan para tergugat lainnya tidak ada. hubungan keluargay — - Bahwa secara umum di Indonesia dikenal secara umum dengan IATA dalam pengoperasian pesawat udara nomor 1 adalah keselamatan penumpang No, 2 Kenyamanan, 3 Scheduling, 4.perhitungan secara ekonomiperusahaan , ‘itu yang merupakan syarat - syarat yang ditentukan negara yang diatur badan Intemasional juga yang berlaku di Garuda skaia prioritasnya sama dan diatur didalam BOM Bahwa yang paling berkuasa atas suatu penerbangan seteiah pintu ditutup dalam ketentuan Kapten yang bertanggung jawab penuh , yang memiliki Kapten in command (PiC) yang biesanya duduk di copit ; = bahwa bila ada penumpang dalam pesawat udara,ada yang sakit tindakan kapten maka sesuai dengan Fungsi Kapten didalam pesawat adalah meyakinkan keselamatan, keamanan keseluruh penumpang, biasanya kapten pilot mengetahui dari crew dan dilakukan pertolongan dengan mencari dokteruntuk memberikan pertalongan dengan medical kit yang telah ada.Dan Kapten Pilot hanya dapat memantau dari laporan awak kabin [SALINAN } bahwa kapten memerintahkan pesawat mendarat ke pelabuhan udara yang terdekat setetah mendapat dari laporan cabin crew yang telah mendapatkan dokter yang memberikan informasi penumpang yang sakit harus mendapat penanganan medical yang mendesak maka bedasarkan laporan tersebut kapten mencari lapangan terbang yang dapat memungkinankan pesawat untuk mendarat dengan melihat dari sisi cuacalandasan, unsur politik agar kita dapat melanjutkan penerbangan kembali Bahwa apabil tidak ada dokter tindakan kapten hanya mendapat laporan dari crew dan bila dimungkinkan kapten akan mengecek langsung , karena crew tidak dibekali pengetahuan medis maka berdasarkan asumsi kapten dan kemungkinan yang terburuk yang akan terjadi_ akan diambil tindakan oleh kapten ;—————————_-——- bahwa untuk pendaratan darurat nanti pilot akan mempertanggung jawakan kepada perusahaan airlines; foe bahwa awak kabin,kapten, melakukan perpindahan tempat duduk dengan pertimbangannya secara komersial bila tidak ada keberatan dapat dilakukan j; bahwa incident dan acident adalah kejadian’ yang berkaitan dengan pengoperasian pesawat yang mengakibatkan kerusakan,luke- luke atau kematian,——~- ~ bahwa pembunuhan bukan accident karena tidak termasuk dalam pengoperasian pesawat;~ bahwa apabila terjadi perpindahan tempat duduk , di Garuda, kepala kabinnya yang berkuasa dan perpindahan tersebut datanya tidak dicatat .Dan memindahkan penumpang itu bukan suatu yang luar biasa;——- Bahwa keamanan dan keselamatan penerbangan adalah suatu kondis! untuk mewujudkan penerbangan dilaksanakan secara aman dan selamat sesuai dengan rencana penerbangan. Keamanan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan penerbangan yang bebas dari gangguan atau tindakan yang melawan hukum, Bahwa bila selama penerbangan ada tindakan yang melawan hukum, berarti keamanan penerbangan tidak —terwujd-didalam 57 penyelenggaraan penerbangan ;-—-———--__ eens Bahwa semua penerbangan atau Airlines mempunyai bisnis opretion management; Bahwa di hukum udara ada peraturan bahwa pilot incomand boleh _ ‘melanggar hukum ; Bahwa bila ada diatur dalam BOM perpindahan penumpang , maka hal itu di perkenankan ; a ‘Bahwa selama didalam penerbangan ada tindakan yang melawan hukum, berarti Keamanan penerbangan tidak terwujud;— Bahwa keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari Penyelenggaraan yang lancar sesuai dengan prosedur operasi dan persyaratan kelayakan tetbaik terhadap sarana dan prasarana Penerbangan berserta penunjangnya dan prosedur operasi diatur di dalam BOM ;. in Bahwa yang dimaksud dengan madeconfiguras! aircraft, Pesawatnya mempunyai first class, bisnis class, dan ekonomi class; Bahwa suatu pesawat ada kelas salu, kelas bisnis, kelas ekonomi boleh dilakukan perpindahan penumpang;. Bahwa Accident kalau menyangkut lukatuka lebih dari beberapa hari di rumah sakit dan kalay Kurang dari tu kasusnya dianggap incident, lebih banyak sistem pelaporan dan pendataan; Bahwa bila seorang penumpang tibe-tiba sakittidak termasuk insiden atau accident ;. Bahwa Penerbangan komersial dialur |ATA dan IPO untuk Pilot dan kabin crew harus paham bahasa inggris; Bahwa Personil-personil yang terlibat dalam suatu penerbangan, Pilot in command, kapten, kepala awak kabin yang dibantu anak buahnya dan masing-masing personil mempunyai tanggung jawabnya masing — masing ,dan untuk Pilot tanggungjawabnya menerbangkan penumpang ke tempat tujuan.dengan selamat. Untuk Kabin crew memberikan pelayanan kepada penumpang, membanty evakuas| penumpang jika ada kecelakaan;,————-———————____________. 58 (SALINAN | Bahwa untuk penggunaan dokter kid awak cabin harus melapor pada Kapten dan apabila ada kekurangan harus juga melapor pada bagian perlengkapan jane Bahwa didalem pesawat disediakan obat-obatan tetapi tidak tenaga medis. Dan pemberian pengobatan kepada penumpang yang bersifat umum; Bahwa jika ada penumpang yang membutuhkan lebih dari itu kita harus mendarat, dan. berdasarkan informasi dari penumpang serta penumpang yang sakit mengatakan bahwa dia sudah tidak tahan, maka harus segera pesawat didaratkan; $$$. Bahwa Accident berhubungan dengan pengoperasian pesawat, akibat dari kelalaian mengakibatkan kematian misainya keracunan makanan itu termasuk pengoperasian pesawat; ‘Bahwa untuk penumpang gelap bukan tanggung jawab pilot karena pilot focus pada bagian depan dan bila itu terjadi merupakan tanggung jawab bersama termasuk bandara ;security dan lain-ain;——_——_—_—— 2. Saksi Abli OR.H.K.Martono,SH.LLM Dibawah sumpah menerangkan bahwa : bahwa saksi dengan Penggugat tidak ada hubungan keluarga dan tidak hubungan pekerjaan tetapi saksi mengetahui Penggugat lewat mas Media dan saksi dulu bekerja di Garuda Indonesia dan dengan para tergugat lainnya tidak ada hubungan keluarga,————————-— bahwa Accident adalah kecelakaan, Incident adalah kejadian. Dalam dunia penerbangan accident atau kecelakaan sualu peristiwa diluar kemampuan manusia yang terjadi saat penumpang naik dari pelabuhan udara atau bandara keberangkatan sampai bandara tujuan dan dimana terdapat suatu kematian, luka, sakit atau kerugian ada yang disebabkan benturan dari badan pesawat udara atau pesawat udara itu perlu adanya suku cadang yang harus diganti atau kerusakan structural atau luka dan sebagainya karena semburan mesin pesawat udara atau pesawat udara tersebut hilang sama sekali. Insiden adalah peristiwa diluar kemampuan manusia selain kecelakaan tadi, kumputan dari insiden, maka jadi accident. Contohnya : oli yang rembes dibiarkan saja maka senderung untuk terjadi kecetakaan;- Bahwa suatu maskapai penerbangan indonesia melakukan penerbangan intemasional maka Penerbangan itu sendiri penerbangan International yang tunduk pada konvensi warsawa dengan catatan Negara keberangkatan dengan Negara tujuan tunduk pada konvensi warsawa dan yang pasti beriaky UU Nasional kita: Bahwa tidak ada ada aturan yang berbenturan di dalam konvensi warsawa dan UU Penerbangan Indonesia; ———————————— Bahwa Pilot mempunyai kekuasaan secara lekat di dalam suatu penerbangan Bahwa PiC mempunyai kekuasaan yang besar hingga dapat melanggar UU, Kesepakatan kerja atau apapun dengan calatan safety atau keamanan utema. Yang tahu safety irst adalah profesi penerbang. Assosiate penerbangan yang menentukan apa suatu tindakan itu safety first bila tidak maka dapat dikenakan pidana.Dalam konfrensi Tokyo dinyatakan, penerbangan mempunyai Kekuasaan besar, dapat menurunkan penumpang, membuang barang, kebal terhadap tuntutan pidana, perdata dengan safety reason, Kapten penerbangan tidak tanggung jawab untuk menyangkut penerbangan, Kapten mempunyai kekuatan yang begit luas sepanjang masih di cockpit, istilahnya master king: ee Bahwa IATA adalah international Asia Transport Association, asosiasi perusahaan penerbangan yang melakukan penerbangan internasional, mengatur normalitas tariff sedangkan ICAO adalah suatu badan PBB yang mempunyai tujuan menumbuh kembangkan penerbangan sipit ~ internasional memberikan rekomendasi kepada Negara-negara anggote.— Bahwa pengertian penumpang menurut konvensi warsawa, Penumpang adalah mereka yang mempunyai hubungan hukum antara permasalahan pembayaran dengan penumpang dibuktikan dengan tke Balwa Pengertian pengangkulan menurut Konvensi warsawa Pengangkutan perusahaan yang mengangkut penumpang dan antara pengangkut dengan penumpang terkait perianiian pengangkutan udara, tiket salah satu alat burt — - 60 [SALINAN | - Bahwa Pengertian penumpang tanpa tiket, Penumpang gelap orang yang tidak diserlai dengan dokumen transportasi dan diancam hukuman.Penumpang gelap itu tidak dilengkapi dokumen transportasi. Penumpang tanpa tiket disetujui atas perusahaan penerbangan, bisa unlimited labelity; = Bahwa didalam penerbangan intemasicnal ada suatu kejadian yang duduk di kelas ekonomi bertukar dengan kelas bisnis bukan masalah hukum, hanya masalah administrasi dari perusahaan;-——————— Bahwa aturan konvensi warsawa, penafsiranya tergantung hakim masing- masing Negat;—_—__——_—$ $$ $$ $$ <_< Bahwa di dalam penerbangan hubungan hukum dibuktikan adanya tiket tidak mempermasalahkan kelas ekonomi atau kelas bisnis; - Bahwa konvesi warsawa tidak merupakan bagian dari UU Penerbangan yang bertaku di indonesia ;-——-—-—— ~ Bahwa inti yang diatur konvens! warsawa adalah Tanggung —jawab pengangkut , dan jumlah ganti rugi - Bahwa konvensi warsawa menciptakan aturan-aturan yang mengatur tanggung Jawab hukum dan jumiah tanggung jewab yang dikenal dengan praduga bersalah atau baban pembuktian terbalik ;——- Bahwa apabila tiket ekonomi kalau duduk di kelas bisnis;maka Perusahuan penerbangan bisa membuktikan tidak bersalah bisa bebas tanggung jawab j——-"- Menimbang, bahwa kedua belah pihak berperkara telah pula mengajukan Kesimpulan masing-masing tertanggal 12 April 2007 , dan pada akhimya mereka mohon putusan pengadilan ; Menimbang, bahwa lebih jauh telah berlangsung peristiwa-peristiwa seperti terurai jelas dalam Berita Acara persidangan yang tersangkutan, hal maria dianggap termasuk sera menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA : DALAM KONPENS! DALAN EKSEPS! SALINAW Menimbang,bahwa Para Tergugat dalam eksepsinya pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima dengan mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Gugatan Penggugat Tidak Jelas dan Kabur (obscure Libel), sebab: ‘a. Posita-posita dalam Surat Gugatan Penggugat yang berbahasa asing tidak diteriemahkan secara resmi oleh Penterjemah Tersumpah (sworn Transiater) ke dalam Bahasa Indonesia; b. Tuntutan Penggugat tidak jelas, apakan atas desar perbyatan melawan hukum ataukeh wanprestasi, sebab di dalam positanya Penggugat mengemukakan kedua hal tersebut; 2. Gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum (Exceptie Onrechtmatig of Ongegrond); Sebab dengan terbitnya Putusan Mahkamah agung RI No. 1185 KIPiD/2006 tanggal 3 Oktober 2006 yang pada pokoknya menyatakan Tergugat ViPolycarpus Budihari Priyanto (dengan dibantu dan atau bekerjasama dengan Tergugat VI dan Tergugat Vil) tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Pembunuhan Berencana, maka tindakantindakan atau perbueten-perbustan Para ‘Tergugat yang didalilkan oleh Penggugat sebagai perbuatan melawan hukum, menjadi tidak berdasar hukum; 2. Gugatan Penggugat Prematur. Sebab Gugatan Penggugat didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 6 September 2006. Sedangkan Putusen Mahkamah agung No. 1185 K/PID/2006 diputuskan pada tanggal 8 Oktober 2006, sehingga dalil Gugatan Penggugat yang menyebutkan adanya “fakta hukum’" sebagai dasar gugatan adalah prematur, —-—— 4. Gugatan Penggugat Kurang Subyek (exceptio ex juri tert) Sebab seandainya benar alm. Munir meninggal di dalam pesawat GA-974 Karena diracun, maka seharusnya juga menggugat pihak yang bertanggung jawab atas masuknya racun ke dalam pesawal, yaity PT. ‘Angkasa Pure II Bandara Soekarno-Hatta;————— 62 | SALINAN Menimbang, bahwa dalam Repliknya Penggugat member tanggapan terhadap Eksepsi tersebut, yang pada pokoknya menyangkal dalil-dalil Eksepsi Para Tergugat;- Menimbang,bahwa berdasarkan Eksepsi Para Tergugat dan Tanggapan Penggugat terhadap Eksepsi tersebut, Majelis_ memberikan pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang.bahwa Eksepsi Para Tergugat aquo adalah bukan mengenai eksepsi kewenangan hakim mengadili atau Kompetensi baik Relatif atupun absolut, maka berdasarkan Pasal 136 HIR harus diputuskan bersama Pokok Perkaranya: Ad 4. Mengenai Gugatan Penggugat Tidak Jelas dan Kabur (Exceptio Obscur Libel). a. Posita-posita dalam Surat Gugatan Penggugat yang berbahasa asing tidak ditejemahkan secara resmi oleh Penterjemah Tersumpah (swom Transiater) ke dalam Bahasa Indonesia, Menimbang,bahwa Hukum Acara Perdata yang berlaku di Indonesia saat ini, yaitu H.L.R., tidak mengatur mengenai bentuk-bentuk eksepsi yang dapat dikualifikasikan sebagei Eksepsi Gugatan Kabur: Bahwa di dalam Repliknya Penggugat memberikan tanggapan mengenai hal lini dengan bersumber pada pendapat M. Yahya Harahap dalam bukunya Teori Hukum Acara Perdata ; Bahwa Majelis sependapat bahwa sumber tersebut dapat dipakai sebagai acuan dalam perkara aquo, dimana disebutkan bahwa di dalam praktek dikenal beberapa bentuk eksepsi yang dapat dikualifikasikan sebagai Eksepsi Gugatan Kabur, antara lain + Tidak jelasnya dasar hukum dalil gugatan - Tidak jelasnya obyek sengketa, ~ Petitum gugatan tidak jelas. - Masalah posita wanprestasi dan perbuatan melawan hukumn. 63 f ALINAN Bahwa dengan demikian tidak diterjemahkannya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dalam Surat Gugatan Penggugat tidak dapat dikualifikasikan sebagai "Gugatan yang tidak jelas dan kabur’ (obscuur libel), Dalam praktek adanya bahasa asing dimaksud adalah untuk memperlihatkan kalimat atau bunyi pasal yang dikutip dari sumber astinya yang berbahasa asing tersebut sehingga makna kalimat tersebut dapat jelas dimengerti: Apalagi istilah-istilah hukum asing kerapkali sult untuk diterjemahkan; ——— Adapun ketentuan bahasa asing harus diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Penterjemah yang tersumpah, dalam praktek adalah diperuntukkan bagi surat-surat bukti yang berbahasa asing yang diajukan dalam pembuktian di pengadilan; b. Tuntutan Penggugat tidak jelas, apakah atas dasar perbuatan melawan hukum ataukah wanprestasi, sebab di dalam positanya Penggugat mengemukakan kedua hal tersebut. Bahwa mengenai hal inipun tidak diatur di dalam Hukum acara Perdata yang berlaku (H.1.R). Berdasarkan doktrin (M. Yahya Harahap dalam Buku Hukum acara Perdata) dikatakan bahwa menggabungkan atau mengakumulasikan keduanya dalam satu gugatan dapat dimungkinkan dengan syarat harus een mish. ————__$__—_—______———— t Bahwa selain itu, berdasarkan Putusan Mehkamah agung RI No. 2686 K/Pdt/1985 di sebutkan "meskipun dalil gugatan yang dikemukakan adalah erbuatan melawan hukum (PMH), sedangkan peristiwa hukum yang Sebenamya adalah wanprestasi, namun gugatan dianggap tidak obscuur itber; Ad.2, Gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum (Exceptle Onrechtmatig of Ongegrond). Bahwa yang dimaksud dengan gugatan tidak berdasarkan hukum adalah apabila posita gugetan tidak menjelaskan dasar hukum dan kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan; Bahwa setelah meneliti dan mencermati Surat Gugatan Penggugat aquo, terlepas dari apakan dalil posita gugater tersebut terbukti kebenarannya (SATINAN) ataukah tidak, yang akan dibuktikan dalam pokok perkaranya, Majelis berpendapat bahwa posita gugatan telah menjelaskan dasar hukum dan kejadian atau peristiwa yang mendasari gugatan, antara lain sebagai berikut - adanya perbuatan melawan hukum dari para Tergugat yang gagal menjamin kenyamanan, keselamatan dan keamanan penumpang——-—- - Bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan melewan hukum dengan keberadaan Crew atas surat tugas resmi yang cacat hukum;—~ Ad. 3. Gugatan Penggugat Prematur. Bahwa suatu gugatan dikatakan sebagai gugatan prematur apabila gugatan diajukan terlampau dini untuk diperiksa sengketanya, antara lain misainya: batas waktu untuk menggugat sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian, belum sampaij-——--——— - Tertundanya pengajuan gugatan disebabkan adanya faktor yang menangguhkan. sehingga permasalahan yang hendak digugat belum terbuka waktunya. Misainya, abli waris yang menggugat pembagian harta warisan, padahal pewaris masih hidup;——-—————— Menimbang, bahwe berdasarkan ureian tersebut diatas, dalil para tergugat mengenai Gugatan Penggugat Prematur, adalah tidak termasuk dalem pengertian gugatan prematur yang dimaksud diatas; Ad. 4. Gugatan Penggugat Kurang Subyek (exceptio ex juri terti). Bahwa mengenai eksepsi ini, Majelis berpedoman pada Putusan Mahkamah Agung No.305 K/Sip/1971 tertanggal 16 Juni 1971, Putusan MA-RI No.368 K/Sip/1973 tertanggal 10 Desember 1973, dan Putusan MA-RI No.2471 K/Sip/1981 tertanggal 18 Januari 1982, yang menyebutkan bahwa Penggugat berwenang untuk menentukan siapa-siapa yang akan digugat;— Bahwa lagi pula yang paling penting, menurut Majelis, dengan, tidak digugatnya PT. Angkasa Pura Ii Bandara Soekamo-Hatta tersebut, tidak menyebabkan terhambatnya hak Para Tergugat untuk membela dirinya, 65 (SALINAN Menimbang,bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, Majelis berpendapat, Eksepsi Para Tergugat tidak beralasan hukum dav karenanya harus ditolak; DALAM POKOK PERKARA Menimbang,bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat seperti tersebut diatas; Menimbang,bahwa pokok perkara Gugatan Penggugat pada dasamye adalah mengenai perbuetan melewan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat yang gagal memenuhi tanggung jawabnya untuk menjamin keamanan, kenyaman sera keselamatan penumpang, sehingga ‘menimbulkan kerugian materiil maupun immateril, dalam hal ini sehubungan dengan meninggainya Aim. Munir di pesawat Tergugat |; Menimbang.bahwa terhadap dalil-dalil gugatan aquo Para Tergugat dalam jawaban-jawabannya pada pokoknya telah menyangkal, sehingga berdasa/kan Pasal 163 HIR Penggugat berkewajiban untuk membuktikan alll gugatannya sedangkan kepada Para Tergugat dibebani untuk membuktikan dail! sangkalannya, ——————————___—______ Menimbang.bahwa ‘untuk memperkuat dalil-dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti-bukti berupa surat maupun saksi abli, yaiter - Surat Bukti bertanda P-1 sampai dengan P-25, bermeterai cukup dan telah disesuaikan dengan aslinya, kecuali Surat Bukti P-9 sampai dengan P-14; ~ 1 (satu) orang saksi Abii, yaitu Fachri Mahmud, S.H.; Menimbang,bahwe untuk memperkuat dalil-dalil_sangkalannya Tergugat |, Tergugat il, Tergugat V. Tergugat VI dan Tergugat Vil, telah ‘mengajukan bukti berupe Surat dan 2 (dua) saksi Ahi, yai ~ Surat Bukti bertanda TI, T ll, T lil, TV, T Vi, T Vil-t sampai dengan T |, T U, THll, TV, TV, T Vik2, bermeterai cukup, dan sesuai dengan asiinya; “ (SALINAN: + 2 (dua) Saksi Ahli, yaitu Mudigdo Theodore Henri Purnama dan OR.H.K, Martono, S.H., LLM ; Sedangkan Tergugat Il, Tergugat IV, Tergugat Vill, Tergugat IX, Tergugat X dan Tergugat XI telah mengajukan bukti berupa surat bukti bertanda T-1 T |, 1, Vill, 1X, dan XI sampai dengan T-4 TMll, IV, Vill, IX, dan Xt, bermeterai cukup dan sesuai dengan aslinya, kecuali surat bukti T-1 T Ill, IN YIN EX, ka XL a a Menimbang.bahwa sebelun mempertimbangkan dalil-dalil_ kedua belah pihak serta bukti-bukti yang diajukan untuk memperkuat dalil-daliinya, Majelis memandang perlu untuk mendudukkan: Aspek Hukum apakah yang meliputi perkata gugatan aquo; ————————______--_____-— Menimbang,bahwa dalam dali-dalil posita Surat Gugatan, dan tidak dibantah oleh Para Tergugat: - Bahwa Alm. Munir meninggal dunia pada tanggal 7 September 2004 di dalam penerbangan pesawat Garuda Indonesia Airlines yang dioperasionalkan oleh Tergugat |, dengan nomor penerbangan GA 974 untuk rute Jakarta — Amsterdam; ——----_— Bahwa sebagai penunpang pesawat Garuda Indonesia Airlines, Nomor Penerbangan GA 974 rite Jakarta - Amsterdam, Alm. Munir memiliki ‘iket kelas ekonomi, atas nama Munir, Nomor Tiket 1263275355522.2, kode booking QLKJF8, date of issued; 1 September 2004; Menimbang,bahwa Pasal 41 ayat (2) UU No, 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan, menyebutkan, "tiket penumpang atau tiket bagasi merupakan ‘anda bukti telah disepakati perjanjian pengangkutan dan pembayaran biaya angk utan" -—--—--—---~-- Menimbang,bahwa penerbangan pesawat Garuda Indonesia Airlines, GA 974 adalah rute Interaional, yaitu Jakarta~Amsterdam, dan masaiah penerbangan sangat erat kaitannya dengan ketentuan internasional, maka pembahasan dalam kasus ini akan juga merujuk pada apa yang berlaku dalam Hukum Pengangkutan Internasional®) 67 SALINAN! Menimbangbahwa berdasarkan Konvensi Warsawa 1929 yang diperbaiki oleh Protokol Den Haag, disebutkan "The Passanger ticket shail constitute prima facie evidence of the conclusion and condition of the contract carriege"— Bahwa mengandung arti, antara Perusahaan Jasa angkutan Penerbangan dengan penumpang terjadi perjanjian pengangkutan yang dibuktikan dengan adanya tiket penumpang; Menimbang,bahwa lahimya suatu tanggung jawab hukum berawal dari adanya perikatan yang melahirkan hak dan Kewajiban, Berdasarkan Pasal 1233 KUH Perdata hak dan kewajiban (perikatan) bersumber dari erjanjian dan undang-undang, aan Bahwa Perikatan yang bersumber dari undang-undang terbagi lagi menjadi perbuatan menurut hukum dan perbuatan melawan hukum, Timbuinya perikatan yang bersumber dari perjanjian membebankan kepada para pihak yang melakukan perjanjian untuk melaksanakan hak dan kewajbannya (prestasi). Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan prestasi maka dapat dikatagorikan telah melakukan wanprestasi; Menimbang,bahwa dengan demikian Tanggung jawab Perusahaan Jasa angkutan penerbangan dalam perspekti Hukum Perdata dapat dikatagorikan kedalam : 4. Tanggung Jawab Perusahaan Jasa angkutan Penerbangan berdasarkan wan prestasi, 2. Tanggung jawab Perusahaan Jasa angkutan Penerbangan berdasarkan Perbuatan Melawan Hukum; Menimbang,bahwa didalam Surat Gugatan Penggugat baik dalam judul dan posita maupun petitumnya secara tegas menuntut tanggung jawab Para Tergugat berdasarkan Perbuatan Melawan Hukum; Menimbang, bahwa berdasarkan perlimbangan yang terurai diatas , Majelis berpendapat bahwa aspek Hukum yang mendasari putusan perkara ini adalah aspek hukum perjanjian Pengangkutan Udara termasuk aspek Hukum tanggung jawab Perusahaan Jasa Angkulan penerbangan ;-————-— Menimbang,bahwaberdasarkan segala argumentasi kedua belah pihak seria pembuktiannya, baik berupa surat maupun saksi ahli, sekarang |SALINAN Majelis akan mempertimbangkan apakah Pengugugat dapat membuktikan dalil-dalil gugatannya sehingga petitum gugatan dapat dikabulkan; PETITUM ANGKA 2 "MENYATAKAN PARA TERGUGAT TELAH MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM". Menimbang,bahwa Pasal 1385 KUH Perdata menyebutkan bahwa, *Sotiap perbuatan melawan hukum, yang menimbulkan kerugian kepada mewajibkan orang yeng Karena kesalahannya menyebabkan kerugian tersebut mengganti kerugian' Bahwa selanjutnya dalam ketentuan Pasal 1366 KUH Perdata disebutkan bahwa, "Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kenugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga yang disebabkan karena kelalaian atau kekurang hati-hatiannya’ Bahwa dari ketentuan Pasal 1385 KUH Perdata, perbuatan metawan hukum baru dapat dituntut ganti kerugian apabila telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: 1, Perbuatan tersebut harus melawan hukum;———————_————_—— 2. Perbuatan tersebut harus menimbulkan kerugian ; ———w=-=---———————enma—— 3. perbuatan tersebut harus ada unsur kesalahan,; ———————_—__—— 4, dari perbuatan tersebut harus ada hubungan sebab-akibat; orang Iai Ad. 1, Perbuatan tersobut harus melawan hukum. Bahwa sejak Putusan Hoge Raad 31 Januari 1919 dalam perkara Lindenbaum-Cohen, konsep perbuatan melawan hukum telah berkembangidiperiuas, Sejak itu terdapat 4 kriteria perbuatan melawan hukum, yaitu: 1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;———- 2. Melanggar hak subyektif orang lai 3. Melanggar kaidah tata susila;— 4. Bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan gengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta orang lain | Menimbang,bahwa berdasarkan konvensi Warsawa yang diperbaiki dengan Protokol Den Haag, dalam pérjanjian pengangkutan, kewajiban ; SALINAN Perusahaan Jasa Angkutan Penerbangan adalah mengangkut penumpang ‘sampai tempat tujuan dengan aman dan selamat ; Menimbang,bahwa, berdasarkan surat-surat bukti Penggugat bertanda P-5, P-6. P-7, P-8,P-9, P-14, P-15, P-18, P-19, P-20, P-22, P-23 diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 6 September 2004 alm. Munir adalah penumpang pesawat Garuda Air Lines GA $74 dengan nomor kursi 40 G kelas ‘ekonomi, untuk penerbangan Jakarta - Amsterdam; . Bahwa bertindak sebagai Captain Pilot penerbangan dari Jakarta — Singapura, adalah Tergugat X; ~» 3. Bahwa sebelum pesawat berangkat dari Jakarta dengan tujuan Pelabuhan Udara Changi, tas inisiatf Tergugat V alm. Munir dipindahkan duduknya di kursi nomor 3 K kelas bisnis, tanpa dilarang coke Ferg 3 <_< $< <_< nnn nnn 4, Bahwa penukaran tempat duduk tersebut diketahui Tergugat VI sebagai awak kabin; bahwa penyajian makanan di kelas bisnis jauh berbeda dengan di kelas ekonomi. Di kelas ekonomi penumpang mendapat pembagian makanan secara massal, sedangkan di kelas bisnis pembagian makanan dan minuman secara individ. 6. Bahwa Pesawat GA 974 transit di pelabuhan Udara Changi, Singapura Untuk selanjutnya melanjutkan penerbangan ke Amsterdam Bahwa dalam penerbangan Singapura-Amsterdam, Terdakwa IX bertindak sebagai kapten pliot ; Bahwa sejak berangkat dari pelabuhan udara Singapura, alm, Munir kembali duduk di kursi 40 G kelas ekonomi, dan tidak lama setelah itu molal mengeluh sakit perut dan mulal muntah-muntah dan buang air ee ©. Bahwa alm. Munir sempat minta obat nyeri perut kepada awak kabin ‘Alm, Munir berkali-kali ke toilet bahkan sempat tidak mampu lagi berjalan sehingge dibantu oleh awak kabin; = 10, Bahwa Tergugat IX sebagai Pilot In Comand (PIC) mengetahui keadaan alm. Munir namun tidak segera berkonsuitasi kepada Ground Officer untuk meminta ijn pendaratan pesawat ke bandara terdekcat;- 2 x 2 44. Bahwa kurang lebih dua jam menjelang pesawat GA 974 mendarat di Pelabuhan Udara Schipol, Betanda, aim Munir ditemukan meninggal dunia; 12.Bahwa hasil otopsi yang dilakukan oleh Lembaga Forensik Belanda (Nederlands Forensisch Instituut - NF) menyimpulkan Alm. Munir meninggal disebabkan oleh keracunan arssenik akut, arena berdasarkan pemeriksaan toksikologi ditemukan konsentrasi arsenik yang sangat tinggi di dalam darah, urin, dan lambung} 13, Bahwa Crew tidak begitu mengerti tentang peraturan Internasional ICAO annex 13 apabila terjadi incidenveccident, 14.Bahwa keberadaaan Tergugat V dalam kapasitas sebagai extra crew yang melaksanakan tugas dari Tergugat | dan Tergugat !I selaku Aviation and intemal Security, berdasarkan surat Tugas yang dibuat oleh Tergugat IV dengan tanggal back dating; 15.Bahwa terhadap perkara meninggalnya Alm. Munir talah dilakukan pemeriksaan proses peradilan dimana Tergugat V Poliiycarpus Budihari priyanto diajuken sebagai Terdakwa, dan telah mendapat putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta telah membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta pusat tersebut; -~ 16.Bahwa pada tingkat Kasasi, Mahkamah Agung RI telah menjatuhkan Putusan yang membatalkan putusan Pengadilan Tinggi, dengan amar antara lain: , 1. Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Kesatu 2. Membebaskan Terdakwa dari dakwaan Kesatu tersebut, 3, Menyatakan Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyanto telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidane "Menggunakan Surat Palsu"; 4, Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada Terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun; — Si Ue nee 7 SALINAN | Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terurai diatas, lisis pertimbangan harus disikapi sebagai landasan berpikir dalam meng-a putusan ini, mengenai hal-hal sebagai berikut: - Bahwa dengan adanya Putusan Mahkamah Agung R.I di tingkat Kasasi yang membatatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang membataikan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut, berarti, Tergugat V Pollycapus Budihari Priyanto sebagai Terdakwa tidak terbukti telah melakukan pembunuhan berencana terhadap Alm. Ree ene - Bahwa dengan demikian pula terhadap meninggainya alm. Munir belum ada Putusan Pengadilan Pidana yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan siapa yang bertanggung-jawab; - Bahwa Belum ada Putusan Pengadilan Pidana yang menyebutkan: siapa yang memberikan racun arsenik ke dalam makanan atau minuman ‘Aim Munir; dimana racun arsenik diberikan, apakah di pesawat dalam penerbangan Jakarta — Singapura, ataukah di Pelabuhan Changi, Singapura, ataukah dalam penerbangan Singapura — Amsterdam; Dengan perkataan lain, mengenai siapa yang memberikan racun arsenik kedalam makanan atau minuman Alm. Munir, bagaimana dan dimana dimasukkan racun arsenik tersebut, adalah kewenangan dari Hakim Pidana untuk memeriksa dan mengadii, dengan dasar mencari kebenaran materil, dan karenanya tidak termasuk lingkup dari pembahasan dalam Putusan ini; Bahwa sekaii lagi ditegaskan bahwa pembahasan Putusan ini akan bertiik tolak dari Aspek Hukum Perjanjian Pengangkutan Udara, termasuk tanggung jawab Perusahaan Jasa Angkytan Udara; ~ Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh tersebut diatas, selanjutnya hal yang penting dan harus ditentukan terlebih dahulu adalah Siapa-siapa saja pihak yang harus bertanggungjawab berkenaan dengan aspek hukum hubungan perjanjian pengangkutan dalam perkara aquo, dan karenanya dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum———--————————--—————-- a Menimbang, bahwa berkenaan dengan hal tersebut, Majlis memberikan pertimbangan sebagai berikut; “— {SALINAN) Menimbang,bahwa Penggugat dalam Surat Gugatannya menggugat Para Tergugat, dalam kapasitasnya masing-masing, telah melakukan perbuatan melawan hukum. Para Tergugat tersebut adalah sebagai berikut: Perusahaan Jasa angkutan Penerbangan, dalam hal ini PT. Garuda Indonesia (Tergugat I). Pasal 24 Ordonansi Pengangkutan Udara (Stb 100 : 1939) menyebutkan: (1) Pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian sebagal akibat dari luka atau jejas-ejas lain pada tubuh, yang diderita oleh seorang penumpang, bila kecelakaan yang menimbulkan kerugian itu ada hubungannya dengan pengangkutan udara dan terjadi di atas pesawat terbang atau selama melakukan suatu tindakan dalam hubungan dengan naik ke atau turun dari pesawat terbang; — Bahwa berdasarkan Pasal 43 ayat (1) a, UU No.15 Tahun 1992 tentang Penerbangan, disebutkan bahwa Perusahaan angkutan udara yang melakukan kegiatan angkutan udara niaga bertanggung jewab atas Kematian atau lukanya penumpang yang diangkut; Bahwa berdasarkan Penjelasan Pasal ini disebutkan, bahwa tanggung Jawab perusahaan angkutan udara adalah apabila kematian atau lukanya penumpang diakibatkan karend kecetakaan selama dalam pengangkutan udara dan terjadi di dalam pesawat udara.; Bahwa untuk penerbangan Intemasional, Pasal 17 Konvensi Warsawa 1928 menyebutkan: The camior is lable for damage sustained in the event of the death or wounding of a passenger or any ather bodily injury suffered hy a passenger, if the accident which caused the damage so sustained took place on board the aircraft or in the course of any of the ...dst Bahwa satu syarat dalam Pasal 24 Ordonansi yang tidak terdapat dalam Pasal 17 Konvensi, yaitu: kecelakaan tersebut harus. ada hubungannya dengan pengangkutan udara; acct - Menimbang, bahwa seperti telah disebutkan diatas, karena penerbangan GA 974 yang ditumpangi oleh Alm Munir adalah rute penerbangan Intemasional, maka tentunya tanggung jawab pengangkut tunduk pada ketentuan Hukum Intemasional, yaitu Pasal 17 Konvensi Warsawa. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (!) Konvensi yang menyebutkan: This convention apilies to ail international carriage of persons, luggage or goods performed by aircrait for reward. It applies equally to. gratuitous cariage by aircraft performed by an air transport undertaking ;~ Bahwa selanjutnya, UU No. 15 Tahun 1992 maupun Konvensi Warsawa tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan “kecelakaan” ; Bahwa akan tetapi dalam Pasal 17 Konvensi warsawa tersebut istilah “accident diperiuas dengan ‘on board aircraft’ yang dapat ditafsirkan dengan “selama penerbangan’, Bahwa yang dimaksud dengan "kecelakaan" menurut annex 13 Konvensi Penerbangan sipil Internasional dari /CAQ/ntemational Civil Aviation Organization adalah, “suatu kejadian yang berkailan dengan operasi pesawat yang terjadi antara waktu seseorang menaiki pesawat udara dengan maksud mengikuti penerbangan pesawat sampai suatu waktu dimana semua orang di atas pesawat telah turun dari pesawat, dimana: ‘seseorang meninggal dunia atau mengalami luka-luka berat sebagai akibat dari: keberadaanya di dalam pesawat udara tersebut, atau benturan langsung dengan bagian manapun dari pesawat udara, atau terkena ‘semburan langsung mesin jet pesawat "—— Bahwa berdasarkan keterangan Saksi ahli Penggugat, Frachri Mahmud dan Saksi Ahli Tergugal, Martgno, Konvensi Warsawa 1929 tidak memberi pengertian mengenai kata “accidenf atau kecelakaan, Termasuk "kecelakaan” apabila hal ity merupakan suatu hal yang luar biasa, suatu hal yang tidak biasa terjadi, sehingga mengenai pengertian atau definisinya dapat diserahkan kepada penafsiran Hakim; —— Bahwa sehubungan tidak jelasnya disebutkan mengenai pengertian “kecelakaan", dan selanjutnya diserahkannya penafsiran kepada Hakim, Majelis akan mengikuti aliran Rechtsvinding, sebagai suatu aliran yang berada diantara aliran Legisme dan aliran Freie Rechtsbewegung, yang berpendirian bahwa Hakim terikat pada undang-undang tetapi tidak seketat aliran Legisme;—————- Dengan perkataan jain, Hakim memiliki kebebasan yang tenikat (gebonden- vrjteid) atau keterikatan yang bebas (vrije, gebondenheid);———-——--—— 4 (SALINAN} 2a Mittn Rechtssvinding menyelaraskan undang-undang pada tuniutan ye a Sehioungan dengan kewenangan tersebut, Majelis berpendapat, “ane sekareang dimana banyak orang sangat bergantung kepada Faves eutan Uclara, maka syarat-syarat yang membatasi tanggung diy... Po"SHNgkut te whadap segala sesuatu kejadian di pesawat udara harus we ini ura tuk meningkatkan kesadaran kepada Perusahaan Jasa Baya tra untu k meningkatkan kinerjanya: Pane nen antzara Penumpang dengan Perusahaan Jasa Pengangkut hin ‘Man tidak teerlepas dari adanya perlindungan terhadap Konsumen, Penna Ketentuan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang aca, ‘gan Konsu men (UU Konsumen) adalah relevan untuk dijadikan Bay, ai pertimt>angan putusan perkara aquo, Ko, Pasal 4 huruf (a) UU No, 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konyga nt Menyebutkan antara fain: Konsumen adalah berhak tas day 8 Keamanan dan Keselamatan dalam mengkonsums! barang Be ee —— ten \numnya dengan adanya Kontrak! Perjanjian pengangkutan Slane. 82K langsuung dalam kontrak/ Perjanjian bahwa penumpang akan ‘Ut dengan selamat dan dengan perawatan yang layak; beh Sah satu batasan yang diatur oleh Hukum Pengangkutan ‘adalah fee armen ase ceteris aly aoa melopantar dati Shebang Jawab hulkum terhadap penumpang yang terluka atau meninggal an oleh kelalaian; —————————— Tong Menimbang,bahwa berdasarkan fakta yang tidak dibantah oleh Para Perut ‘Seperti terurai diatas, dimana ketika Alm Munir inenderita sakit ” Untah-muntah, dan buang air besar. Alm. Munir sempat minta obat a kepada awak kabin; — — Bea Munir berkali-kali ke tollet bahkan sempat ti¢ak mampu lagi Bag i998 abantu oleh awak Kabir; ——in hes kan tetapi Tergugat IX sebagai P..C mengetahui keadaan aim, ee Mamun tidak segera berkonsultas! kepada Ground Officer untuk "2 bin peridaratan pesawat ke bandara terdekat; 15 SALINAN ee Bahwa kurang lebih dua jam menjelang pesawat GA 974 mendarat di Pelabuhan Udara Schipal, Belanda, Alm Munir ditemukan meningga! dunia, dan berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan oleh Lembaga Forensik Belanda (Nederlands Forensisch Instituut - NFI) menyimpulkan Aim Munir meninggal disebabkan oleh keracunan arssenik akut; Bahwa berdasarkan Basic Operation Manual (BOM) 5.2.1, seharusnya jika. penumpang mengalami sakit serius di pesawat, PIC harus: = memutuskan, dengan berkonsultasi dengan Purser! Senior Attendant, ~ perlu atau tidak meneruskan penerbangan sesuai rencana;———__—- ~ ika ragu, maka selalu minta saran medis dari darat; a Bahwa walaupun Tergugat IX sudah mengetahui keadaan Alm. Munir melalui Purser dan sudah mendapat pertolongan seorang penumpang yang kebetulan berprofesi sebagal dakter, namun dengan keadaan Alm, Munir yang semakin parah, yaitu sebentar-bentar muntah dan buang air besar, bahkan untuk berjalan harus dipapah, padahal sudah mendapatkan obat sakit perut, namun Tergugat tidak meminta saran medis dari durat (Ground Officer); Bahwa Tergugat IX sebagai Pilot in Comand (PIC) telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewaliban hukumnya, yang sudah ditentukan dalam (BOM). Bahwa hal ini sesuai pula dengan, Pasal 23 UU no.15 Tahun 1992 jo Pasal-80 PP No.3 Tahun 2001, yang menentukan bahwa Kapten Pesawat udara berwenang mengambil tindakan untuk keamanan dan keselamatan pernerbangan serta bertanggung jawab atas kcamanan dan keselamatan penerbangan tersebut; ‘Bahwa akibat tindakan PIC (Tergugat IX) tersebut, melanggar hak subyektif Alm Munir untuk diangkut dengan selamat dan dengan perawatan yang layak; Hal ini telah melanggar kaidah tata susila, dan bertentangan dengan sas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seorang Captain Pilot yang bertindak sebagai PIC, Dengan demikian Tergugat IX tidak mengambil tindakan-tindakan sedemikian rupa atau semaksimal mungkin yang diwajibkan kepadanya; Dengan kata lain, bahwa Tergugat IX telah lalai dalam melaksanakan kewajibannya; — 16 SALINAN , Bahwa sesyai dengan ketentuan Pasal 1366 KUH Perdata yang telah disebutkan pada awal pembahasan, bahwa, “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga yang disebabkan karena kelalaian atau kekurang hali-hatiannya”. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka perbuatan Tergugat IX telah memenuhi unsurmelawan hukum.; Bahwa selanjutnya dalam ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata disebutkan, "Seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan oleh perbuatannya sendiri, melainkan juga untuk kerugian yang disebabkan ‘leh perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau oleh barang- barang yang berada di bawah pengawasannya",—~ Bahwa karena Tergugat IX adalah Pilot yang bekerja pada Tergugat |, PT. (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia, maka berdasarkan ketentuan Pasal 1367 KUH Perdata, Tergugat | harus bertanggung-jawab pula terhadap perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat IX; ‘Tergugat IX, selaku pribadi dan Pilot GA 974 Singapura-amstordam: Bahwa Tergugat IX seperti didalikan oleh Penggugat adalah selaku Kapten Pilot GA 974 Singapura-Amsterdam, tetapi Tergugat IX sebagai PIC yang telah mengetahul keadaan aim. Munir namun tidak segera berkonsultasi kepada Ground Officer untuk meminta jin pendaratan pesawat ka bandara terdekat; aaccecccencencinmne enn Bahwa untuk menghindarkan pengulangan, uraian pada pertimbangan mengenai * apakah Tergugat | melakukan perbuatan melawan hukum" diatas, yang telah menentukan pula _adanya kelalaian dari Tergugat IX, maka secara mutatis mutandis pertimbangan tersebut dianggap termuat dalam pertimbangan mengenai Tergugat X; men Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Tergugat IX dipandang telah melakukan perbuatan melawan hukum;—————— Tergugat ||, Indra Setiawan Selaku Pribadi dan Direktur Utama PT. Garuda Indonesia 2002-2005, Bahwa terhadap Tergugat ll, dalam posita gugatan, Penggugat mendalilkan hal-hal sebagai berikut: . " {SALINAN ~ Bahwa peran Tergugat |! adalah dikaitkan dengan keberadaan Tergugat V dalam kapasitas sebagai exira crew yang melaksanakan tugas dari Tergugat | dan Tergugat |! selaku Aviation and Intemal Security, berdasarkan surat Tugas yang dibuat oleh Tergugat IV dengan tanggal back dating; - bahwa Tergugat |! telah menerbitkan Surat Tugas selaku aviation and internal security, untuk keberadaan Tergugat V di pesawat GA 974 sebagai extra crow; - bahwa surat tugs tersebut mempunyai kejanggalan, yaitu penugasan yang bersifat sangat umum, tanpa batasan waktu dan tanpa disertai sistem pertanggungjawaban pelaksana tugas yang jelas; - bahwa Surat Tugas tersebut dikeluarkan oleh Tergugat | dan Tergugat |!, langsung key seordng co-pilot Garuda dengan mengabaikan jenjang pengambilan keputusan di lingkungan manajemen Garuda, yaitu Direktur Operasional, Vice President for Flight Operation dan Chief of Pilot; - bahwa keberadaan Tergugat V di dalam penerbangan GA 974 didalilkan oleh Penggugat sebagai orang yang berkaitan dengan meninggalnya DBI MUD, ann nnne neneee ee ne Bahwa sekali lagi Majelis mengingatkan, mengenal siapa yang memberikan racun arsenik ke dalam makanan atau minuman Alm. Munir, bagaimana dan dimana dimasukkan racun arsenik tersebut, adalah kewenangan dari Hakim Pidana untuk memeriksa dan mengadil, dan karenanya tidak termasuk lingkup dari Pembahasan dalam Putusan ini;— Bahwa apalagi sampai saat putusan ini dibacakan belum ada Putusan Pengadilan Pidana yang berkekuatan hukum tetap mengena: hal itu; Bahwa berdasarkan Surat Bukti P-19 dimana Tergugat V sebagai Terdakwa pada tingkat Kasasi, Mahkamah Agung RI telah menjatuhkan Putusan yang pada pokoknya menyatakan Terdakwa Pollyearpus Budihari Priyanto tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindek pidane “pembunuhan berencana" melainkan terbukti melakukan tindak pidana “"Menggunakan Surat Palsu"——_—————-- Bahwa sekarang perlu dibahas, Apakah tindakan Tergugat il yang mengeluarkan Surat Tugas kepada TergugaT V yang dinyatakan surat palsu | ALINAN dapat dikaitkan dengan kalalaian yang dilakukan Tergugat IX, berkaitan dengan tanggung jawab pengangkut terhadap penumpangnya ? Bahwa Pasal 23 UU no.15 Tahun 1992 jo Pasal 80 PP No.3 Tahun 2001, menentukan bahwa Kapten Pesawat udara berwenang mengambil tindakan, untuk keamanan dan keselamatan pernerbangan serta bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan penerbangan ; Menimbang,bahwa untuk menghindarkan menguraikan pengulangan- pengulangan pembahasan, maka secara mutatis mutandis pertimbangan mengenai Tergugat | dan Tergugat IX, diatas dianggap termuat dalam pertimbangan terhadap Tergugat ||, dimana tindakan Tergugat IX sebagai PIC yang telah melakukan kelalaian dalam melakukan kewajibannya, adalah juga merupakan tanggung jawab Tergugat | sebagai Perusahaan Jasa Pengangkut; $$$ Bahwa berdasarkan perimbangan tersebut diatas, Majelis berpendapat tindakan Tergugat Ii yang mengeluarkan Surat Tugas kepada TergugaT V yang dinyatakan surat palsu tidak ada kaitannya dengan kelalaian Tergugat Dengan kata lain, tidak ada hubungan sebab-akibat antara tindakan Tergugat || yang mengeluarkan Surat Tugas bertanggal back dating kepada Tergugat V seperti yang didalilkan Penggugat, dengan kelalaian Tergugat Wien Msnimbang,bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pula, sebagai konsekwensinya, dalam kaitannya dengan tanggung jawab pengangkut dalam ruang lingkup Hukum Perdata, Tergugat II tidak dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melawan hukum; Monimbang,oahwa solanjutnya perahan para Tergugat lainnya, yang didalilkan dalam Surat Gugatan, yaitt : © bahwa kepindahan tempat duduk alm. Munir dari kursi nomor 40G kelas ekonomi ke kursi nomor 3 K kelas bisnis adalah inisiatif Tergugat vs 2 bahwa keberadaan Tergugat V dalam penerbangan pesawat GA 074 dalam kapasitas sebagai extra crew, yang keberangkatannya ” (SALINAN' didasarkan pada surat tugas Tergugat Il selaku aviation and internal ee o bahwa Tergugat V mendatangi tergugat IV untuk minta diikutkan sebagai crew dalam penerbangan GA 974 pada tanggal 6 September 2004, dan sempat ditolek oleh Tergugat IV, tetapi karena telah mendapat izin dari Tergugat Il, maka Tergugat IV mengizinkan Terguget V ikut dalam penerbangan GA 974; © bahwa keberadaan Tergugat V dalam penerbangan GA 974 berdasarkan nota perubahan jadwal nomor OFA/219/04 yang ditandatangani oleh Tergugat IV, sebagai Flaight Operation support officer, Nota tersebut merupakan perubahan dari nota nomor OFA/210/04 tanggal 31 Agustus 2004; : o bahwa Tergugat selaku Vice President for corporate Security mengeluarkan Surat No. 15/1177/04 untuk memperkuat surat penugasan Tergugat | dan Tergugat Il kepada Tergugat V yang dibuat oleh Tergugat IV, yang kemudian surat tersebut ternyata Back dating, © bahwa perpindahan tempat duduk alm Munir atas inisiatif Tergugat V dibiarkan oleh Tergugat Vill sebagai Purser dan Tergugat X yang merupakan karyawan perusahaan Tergugat | © bahwa dalam penerbangan GA 974 Jakarta-singapure Tergugat Vi dan Tergugat Vil sebagai awak kabin yang bertanggung jawab untuk menylapkan makanan dan minuman di pantry dan menyajikannya; —~ © bahwa Tergugat XI berdasarkan laporan Safety Hazardous Report tidak mampu manjalankan kewajiban sebagai purser; Menimbang,bahwa terhadap peranan Tergugat Ill, IV, V, VI, Vil, Vill, X dan XI dikaitkan dengan pertimbangan yang terurai diatas, Majelis berpendapat bahwa Para Tergugat tersebut tidak memiliki peranan dalam kelalain Tergugat IX dan oleh karenanya mereka tidak dapat dinyatekan telah melakukan perbuatan melawan hukurtt; —— Ad. 2. Perbuatan tersebut harus menimbulkan kerugian. Bahwa kerugian yang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum dapat berupa kerugian materiil dan kerugian immateril, 80 |SALINAN Behwa dalam praktek ‘Selama ini, baik dalam penerbangan domestik atau intemasional, bila teria, suatu kerugian atau kecelakaan pesawat udara, Pembayaran kompensasi kepada para korban selalu diberikan tanpa mempermasalahkan ada atau tidak adanya unsur kesalahan dari pihak Pengengkut. Jadi sudan dibertakukan prinsip tanggung jawab muti, Meskipun secara formal konvensi Warsawa masih menganut prinsip ‘8? Ggung jewa ates daar praduge (presumption of abil) Diterapkannya prinsip tanggung jawab mutlak dalam pengengkutan udara kn memudahkan bagi korban untuk memperoleh kompensasi dengan proses yang copat pula, Kecuali dalam hal-hal tertentu (bila korban stau keluarganya, mencurigaj terhadap indikasi adanya unsur kelalaian yang luar biasa di pihak Pengangkut yang menyebabkan pengangkut bertanggung jawab secara tak terbatas) dapat mengajukan tuntuian ke muka pengadilan; Bahwa dalam Positanya Penggugat mendalilkan akibat perbuatan Para Tegugat baik yang disengaja ataupun Karena Kelalsianya, yatu gagal memenuhi tanggund jawabnya untuk menjamin keamanan, kenyaman serta keselamatan Penumpang, sehingga menimbulkan kerugian materi! maupun IMMaterill, dalam hal ini sehubungan dengan meninggainya Alm. Munir di pesewat Tegupat |; —. Menimbang.bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dalam ¥A6Us eneringgalnya aim Munickarena ada indikasi adanya unsur Kealsian YerG luar biasa dipihak pengangkut ,maka pengangkut dalam hal ini ‘Teraugat | bertanggung jawab secara tidak lerbatas: Bahwa Majelis sekaligus akan mempertimbangkan disini mengenai: Apakah Pesaran gan! rug tersebut dapat dikabulkan: *CerUpian materil maupun immateritersebut adalah sebege bert Kerugian Materil, Baha kerugian materi yang dituntut oleh Penggugat adalah sebesar Rp 4.028.407,100,- (empat milayar dua puluh delapan juta empat ratus tujuh ru Costus rupiah), dengan perincian seperti tersebut pada surat gugatan; — Batwa namun emikian besaran perincian tersebut tidak didukung oleh DBuktibukti apapun; —— “ (SALINAN Bahwa akan tetapi berdasarkan kepatutan dan kewajaran, dengan meninggalnya aim. Munir, sebagai seorang suami dan seorang ayah, tentulah akan berakibat pada kehidupan ekonomi keluarga. Dimana Alm. Munir meninggalkan seorang istri yang tidak bekerja dan 2 (dua) orang anak yang masih kecil-kecil dan memerlukan biaya pendidikan.;- Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas dengan berdasarkan pada keadilan sosial (Social justice) dan Keadilan Moral (Moral Justice), dalam mengabulkan besaran kerugian materill aquo Majelis akan berdasarkan pada kepatutan dan kewajaran dalam kehidupan masyarakat, sebagai berikut: a. Untuk pembayaran penghasilan yang harus dibayar, Majelis berpedoman pada ketentuan mengenai pembayaran penghasilan suami atau istri yang berlaku bagi seorang pegawai negeri di Indonesa yang meninggal, yaitu sebanyak 3 (tiga) bulan gajl; maka penghasilan Alm. Munir yang akan dibayar adalah 3 X Rp. 7.130.000,- = Rp. 21. 380,000,- (dua puluh satu juta tiga ratus sembilan puluh ribu rupiah);——__———- a b. Uang pendidikan 2 (dua) orang anak hingga tingkat pendidikan strata 1 (satu), mengenai hal ini besaran yang dituntut oleh Penggugat dianggap sudah patut dan wajar, yaitu sebesar Rp. 299,091.500,- dan Rp. 258.953.400,-; ©, Untuk biaya terapi dan obat anak dalam gugatannya tidak didukung oleh bukti sehingga tidak jelas terapi dan obat apa, namun adalah hal yang wajar dan pantas diperkirakan akan adanya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan anak, sehingga majelis dapat mengabulkannya, namun jumlah yang akan dikabulkan separuhnya, yaitu ~ sebesar Rp, 25.200.000,- dan Rp. 10.500.000,- ; d. Biaya yang sudah dikeluarkan oleh Alm, Munir untuk mengikuti pendidikan strata 2 ke Belanda, walaupun tidak didukung oleh bukti-bukti, namun karena tidak dibantah oleh Para Tergugat, majelis dapat mengabulkan, yaitu sejumiah Rp. 6.075.000,- (enam juta tujuh puluh lima fbi tiple —— ©. Biaya pemakaman, dil, Termasuk tahlilan dan pembuatan batu nisan, adalah pengeluaran yang wajar dan patut, sehingga Majelis dapat mengabulkan, yaitu sebesar Rp. 3.000/000,- ;-—— |SALINAN ! Sehingga jumlah seluruh kerugian materiil yang dapat dikabulkan adalah sebesar Rp. 624.209.900,- ( enam ratus dua puluh empat juta dua ratus. sembilan ribu sembilan ratus rupiah); Kerugian Immateriil Bahwa Penggugat tidak memerinci apa-apa saja yang termasuk dalam kerugian immaterril tersebut ; Bahwa berdasarkan yurisprudensi kerugian yang tidak diperinci secara jelas tidak dapat dikabulkan, namun demikian berdasarkan kewajaran dan kepatutan dalam masyarakat, dengan meninggalnya seorang suami dan seorang ayah sebagai tumpuan keluarga, akan menimbulkan kegonjangan jiwa atau mental keluarga yang ditinggalkan, dan lebih jauh berakibat hilangnya berbagai pengharapan;- Menimbang,bahwa berhubung dengan tidak adanya parameter dalam menentukan besamya kerugian immateril, maka Majelis dalam menentukan besarnya kerugian immateril ini akan mengacu pada besar kompensasi berdasarkan Pasal 43 PP No. 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara, yaitu ‘santunan untuk penumpang yang meninggal adalah sebesar Rp. 40.000.000,(empat puluh juta rupiah), dimana ketentuan ini juga berdasarkan pada ketentuan dalam Kenvensi Warsawa; — Bahwa selain kerugian-kerugian diatas, Penggugat menuntut ganti kerugian atas biaya jasa pengacara sebesar Rp. 1.300.000,000,- (satu milyar tiga ratus juta rupiah); Bahwa mengenai hal ini Majelis sependapat dengan Para Tergugat, bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah agung RI No. 635 K/Sip/1973 tanggal 4 juli 1974, “mengenai honorarium advokad karena H.R tidak ™engharuskan berperkara dengan bantuan seorang Pengacara, maka pengeluaran untuk pengacara ini tidak dapat dibebankan kepada pihak fawan", -——————--_-.. Menimbang,bahwa berdasarkan pertimbangan terurai diatas, maka unsur ad.2 ini telah terpenuhi pula; — Ad, 3. Perbuatan tersebut harus ada unsur kesalahan. “ [SALINAN Bahwa suatu kesalahan dapat berupa kesengajaan dan kelslaian. Kesengajasn berarti seseorang melakukan suatu perbuatan dan perbuatan {ni diniatkan untuk menimbulkan suatu akibat, sedangkan kelalaian diartikan tidak melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dilakukan; Bahwa seperti telah dipertimbangkan secara panjang lebar diatas, dan secara mutatis mutandis dianggap termuat dalam pertimbangan Ad. 3 ini; —- Bahwa hal tersebut antara lain adalah Tergugat X sebagai Pilot in Comand (PIC) yang tidak melakukan wewenang dan kewajiban hukumnya, yang sudah ditentukan dalam Basic Operation Manual (BOM), dan ditentukan dalam Pasal 23 UU no.15 Tahun 1992 jo Pasal 80 PP No.3 Tahun 2001, yang menentukan bahwa Kapten Pesawat udara benwenang mengambil tindakan untuk keamanan dan keselamatan pemerbangan serta bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan penerbangan tersebut, Bahwa akibatnya pula tindakan Tergugat IX, melanggar hak subyektif Alm ‘Munir uniuk diangkut dengan selamat dan dengan perawatan yang layak; Hal ini telah melanggar kaidah tata susila, dan bertentangen dengan asas kepatutan, keteltian serta sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seorang Captain Pilot yang bertindak sebagai PIC. Tergugat IX tidak mengambil tindakantindakan sedemikian rupa atau semaksimal mungkin yang diwajibkan kepadanya; Maka Tergugat | dan Tergugat IX telah gagal memenuhi tanggung jawabnya untuk menjamin keamanan, kenyamen serta keselamatan penumpang, sehingga menimbulkan kerugian materi! maupun Menimbang,bahwa berdasarkan pertimbangan te:sebut diatas, Tergugat | dan Tergugat IX dipandang telah lalai dalam melaksanakan kewajibannya, maka unsur Ad. 3 ini telah terpenuht pula; ———— ‘Ad. 4. Dari perbusatan tersebut harus ada hubungan sebab-akibat (causa). ‘Behwa hubungan kausal merupakan hubungan sebab ekibat antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian, Hubungan kausel ini dalam Pasal 1365 KUH Perdata dapat diihat dalam kalimat *.....perbuatan yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian....". Dengan demikian,

Vous aimerez peut-être aussi