Vous êtes sur la page 1sur 12

LAPORAN PENDAHULUAN PASIEN POST MRS DENGAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Hermin Puspitas S.
Luthfiana Pradita
Putri Rizki W
Subekti Latif
Sumarni

(120701073)
(120701077)
(120701088)
(120701098)
(120701099)

Program Studi S1 Keperawatan Kelas 3B


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kabupaten Jombang
2015/2016

BAB I

PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Gastroenteritis akut adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
muntah dan diare. GEA / peradangan usus (enteritis) adalah gangguan usus yang
sering terjadi tersendiri atau bersamaan dengan gastritis.
Gastroentritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai
dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare (Kamus Besar Dorland
Hartanto, 2002).
Gastroentritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare
atau tanpa disertai muntah / muntah berak (Kapita Selekta Kedokteran edisi 2).
Gastroentritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung dan
usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit (Cecilya L. Bets, 2002).
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200-250 gram (Syaiful
Noer, 1996). Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien
yang mengalami perkembangan diare dan/atau muntah akut. Istilah ini menjadi acuan
bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus.
B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter,

Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.


Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis),

Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.


Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides),
Protozoa

(Entamoeba

Hstolitica,

Glardialambia,

Hominis)
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.

Trichomonas

5. Imunodefiensi
Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi, dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu
penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya
diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga
sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan moltilitas usus
yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri
adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam
basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal :

Anak menjadi cengeng

Gelisah
Suhu badan meningkat
Nafsu makan menurun atau tidak ada
Tinja air (mungkin mengandung darah atau lendir)
Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Gejala lain :

Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)


Gejala dehidrasi
Berat badan menurun
Ubun-ubun cekung (pada bayi)
Tonus dan turgor kulit berkurang
Selaput lendir dan bibir kering
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
8. Dari komplikasi Gastroentritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
keadaan syok.

Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan
dalam.

Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan
2. Diabetic : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan
tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu
diperhatikan :

Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,

vitamin, mineral dan makanan yang bersih.


3. Obat-obatan
Pemberian

cairan,pada

klien

Diare

dengasn

memperhatikan

derajat

dehidrasinya dan keadaan umum.

Cairan per oral.


Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan Glukosa,untuk
Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan,atau sedang
kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri (mengandung larutan
garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal
tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa
kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

Cairan parentral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari
berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
Dehidrasi ringan
1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari. Kemudian 125 ml /
Kg BB / oral.
Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral. Kemudian 125
ml / kg BB / hari.
Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan
3 10 kg :
1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit
(infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit
( infus set 1 ml = 20 tetes ).
16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau
minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit
atau 3 tetes / kg BB / menit.

Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan


10 15 kg :
1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit
( infus set 1 ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml
= 20 tetes ).
7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak
mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg
BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 5 10 tahun dengan berat badan
15 25 kg :
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit
( infus set 1 ml = 20 tetes ).
16 am berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus
kepada penderita dengan tujuan meringankan, menyembuhkan
serta menjaga kesehatan penderita.
Hal hal yang perlu diperhatikan : Memberikan Asi,
Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup
kalori,protein,mineral dan vitamin,makanan harus bersih.
Obat-obatan
Obat anti sekresi, Obat anti spasmolitik, Obat antibiotik.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
astrup,bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan

analisa gas darah atau astrup, bila memungkinkan.


Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi

ginjal.
2. pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GEA

1.

PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama, status
perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnose medic.

I.

RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )


Keluhan utama :

Feces semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, berat badan menurun, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut
dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
1.1. Riwayat Penyakit Sekarang
nyeri abdomen, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
Upaya yang telah dilakukan : Dibawa ke puskesmas, dokter, atau rumah sakit.
Terapi/tindakan yang telah dilakukan :
Diberikan cairan/diatetik/ obat-obatan (sebutkan).
1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat penyakit yang diderita klien.
1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang pernah terkena penyakit serupac
1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keadaan tempat tinggal klien.
1.5. Pola Kebutuhan dasar
a. Pola Persepsi dan Maajemen Kesehatan
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan
dampak psikologi klien.
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Sebelum sakit
Berselera makan, menu makanan (nasi, ikan, sayur), frekuensi makan 3x/hari
(dihabiskan), tidak ada pembatasan pola makan.
- Saat sakit
Klien mengalami anoreksia karena mual dan muntah sehingga menyebabkan
penurunan berat badan klien.
c. Pola Eliminasi
- Sebelum sakit
Frekuensi BAB :1x/hari, BAK : 5-6x?hari, konsistensi BAB :lembek, BAK :warna
kuning.
-

Saat sakit
Klien akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x/hari, BAK sedikit atau
jarang.
d. Pola Aktifitas dan latihan
- Aktivitas
akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi
abdomen.
-

Latihan

Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat melakukan aktivitas seperti biasa,


berjalan mandiri.
Saat sakit : Klien mengatakan adanya kesukaran untuk beraktivitas.
e. Pola Tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensiabdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
f. Pola Peran Hubungan
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan keadaan klien.
g. Pola menejemen koping-sterss
Biasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaannya.
h. Sistem Nilai dan Keyakinan
Dalam hal beribadah biasanya akan terganggu.
PEMERIKSAAN FISIK
1.5. TANDA TANDA VITAL

TD

: lemah

Nadi

: teraba cepat dan lemah

Suhu : akan lebih tinggi

RR

: pernapasan agak cepat

BB

: akan menurun

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM


A. Sistem Pernafasan
Biasanya pernapasan klien akan lebih cepat.
B. Kardiovaskuler Dan Limfe
Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi dan nyeri), Hipotensi.
C. Persyarafan
- Tingkat kesadaran
Kesadaran composmentis sampai koma
D. Perkemihan-Eliminasi Uri
Terjadi Oliguria/anuria.
E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi
Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk, Tenesmus, nyeri/kram
abdomen, ditandai dengan Bising usus menurun atau meningkat
F. Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen

Klien akan tampak lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan pada system
musculoskeletal.
Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah
G. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Tidak terdapat gangguan pada system endokrin.
H. Sistem gastroinstetinal
Membrane mukosa kering, lidah pecah-pecah, mual dan muntah, anoreksia, nyeri tekan
perut bagian bawah kanan, perut terasa tidak enak
Pemeriksaan penunjang :
2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis, dan pengobatan.

3.

INTERVENSI
Diagnosa : 1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan output cairan yang berlebih.
Tujuan

: Devisit cairan dan elektrolit teratasi

Kriteria hasil

: Tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab,


balan cairan seimbang.

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital.

Observasi tanda-tanda dehidrasi.

Ukur input dan output cairan (balan cairan).

Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang
lebih 2000 2500 cc per hari.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan, pemeriksaan lab


elektrolit.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

Diagnosa : 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah.
Tujuan

: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil

: Intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan,


mual,muntah tidak ada.

Intervensi

Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.

Timbang berat badan klien.

Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.

Lakukan pemerikasaan fisik abdomen (palpasi,perkusi,dan auskultasi).

Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.

Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

Diagnosa : 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.


Tujuan

: Nyeri dapat teratasi

Kriteria hasil

: Nyeri dapat berkurang / hiilang, ekspresi wajah tenang

Intervensi

Observasi tanda-tanda vital.

Kaji tingkat rasa nyeri.

Atur posisi yang nyaman bagi klien.

Beri kompres hangat pada daerah abdoment.

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.

Diagnosa : 4. Kurang pengetahuann berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


penyakit, prognogsis, dan pengobatan.
Tujuan

: Pengetahuan keluarga meningkat

Kriteria hasil

: Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien, ekspresi wajah


tenang, keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit
klien.

Intervensi

Kaji pendidikan klien.

Kaji tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit.

Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.

Berikan kesempatan pada klien dan keluarga bila ada yang belum
dimengertinya.

Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.

Vous aimerez peut-être aussi