Vous êtes sur la page 1sur 7

ASPAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Bitumen atau aspal merupakan campuran
hidrokarbon yang tinggi berat molekul. Rasio persentase antara komponen bervariasi,
sehubungan dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi. Bahkan, aspal sudah dikenal
sebelum awal eksploitasi ladang minyak sebagai produk asal alam, yang disebut dalam hal ini
adalah aspal asli. Bitunie adalah produk alami tidak lagi digunakan dalam industri. Bitumen
diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak bumi dapat digunakan sebagai
atau mengalami proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi dalam rangka untuk
memberikan sifat tertentu. Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan pencampuran
dengan polimer yang berbeda.
B. Jenis-jenis Aspal
Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam
Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton, Indonesia
b. Plastis = danau pitc trinidad, tobago
c. Cair = bermuda, pasifik
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda, Pasifik
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad
2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat
untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari
aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut:
--> Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa
aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya
:
1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas tinggi,
dan
daerah
dengan
cuaca
iklim
panas.
2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang
atau
tinggi,
dan
daerah
dengan
cuaca
iklim
panas.
3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang
/
rendah,
dan
daerah
dengan
cuaca
iklim
dingin.
4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

-->Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan aspal
cair jenis MC 30, MC 70, MC 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis
pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC 70, RC250 atau aspal emulsi jenis CRS,
RS.
3. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang bermuatan
listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya
adalah
--> Aspal emulsi anionik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan
ion-negatif
--> Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah
kontak dengan agregat.
--> Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih cepat
setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1): Mengikat lebih cepat-1 keras
(Pen 40-90).
--> Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
--> Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion positif.
--> Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah
kontak
dengan
agregat.
--> Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah
kontak dengan agregat.
--> Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat setelah
kontak dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang setelah
kontak dengan agregat.
--> Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregat.
--> Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak
dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan cepat dari
air
setelah
kontak
dengan
udara.
4. Ter
Merupakan hasil penyulingan batu bara dan kayu (tidak umum dugunakan, peka
terhadap perubahan temperatur dan beracun)

BAB II
ISI
A. PROSES TERBENTUKNYA
1. Aspal Alam
Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami minyak bumi di dekat minyak
bumi. Aspal alam terdapat di alam biasanya dalam bentuk batuan sehingga biasa disebut batuan
aspal. Aspal alam disebabkan adanya pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang diduga
semula terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan mengimpregnasi
batuan sekitarnya, yaitu batugamping dan batupasir. Material aspal membentuk suatu danau yang
mengisi pori-pori, celah batuan, atau deposit yang mengandung campuran aspal alam dan bahan
mineral dalam berbagai porsi.
2. Aspal Minyak
Sumber aspal ini berasal dari kilang minyak (refinery bitumen). Aspal yang dihasilkan dari
industri kilang minyak mentah (crude oil) dikenal sebagai residual bitumen, straight bitumen atau
steam refined bitumen. Istilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan umum digunakan.

Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi minyak
bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350oC di bawah tekanan
atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gas oline (bensin), kerosene (minyak
tanah) dan gas oil.
B. PENGGUNAANNYA
Aspal memiliki beberapa kegunaan antara lain:

Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing,
protect terhadap erosi)
Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis
pondasi sebelum lapis berikutnya.

Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah
beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
Berikut ini diberikan pula beberapa contoh usaha pemanfaatan
Aspal alam (aspal buton)
Karena keadaan yang solid tersebut, maka di dalam penggunaannya aspal perlu dipanaskan
terlebih dahulu, contoh : pada pembuatan beton aspal campuran panas ( hot mixDengan
pemanasan maka tingkat kekerasan ( koiisistensi ) aspal akan berubah. Bahan yang konsistennya
berubah dengan berubahnya suhu disebut bahan thermoplastic, dan aspal termasuk ke dalam
kelompok ini.
Aspal Emulsi
Penggunaan :
Daya lekat antar aspal emulsi dan permukaan batu/jalan.sangat tergantung pada proses
penguapan air dan reaksi kimia antara kedua permukaan yang bersentuhan tersebut.
1. Aspal emulsi enionik
Reaksi kimia pada dua permukaan akan berjalan apbila batunya bermuatan positif (contoh batu
:limestone, dolomites, laterik gravels).dan proses coating dapat berjalan setelah proses
penguapan air berjalan.
2. Aspal emulsi cationic
Mengingat adanya aliran listrik positif pada bitumen, maka daya ikat dengan batu yang
bermuatan negative sangat besar walau pun masih ada selaput air. Kenyataan menunjukan bahwa
ikatan kedua permukaan itu tidak tergantung adanya selaput air.

C. SEBARAN DAN PROSPEK ASPAL DI INDONESIA


Sebaran Aspal Alam hanya terdapat di 2 tempat di dunia, yaitu :
1. Danau pitc, Trinidad, republic Tobago
2. Asbuton, pulau buton sultra undonesia
Aspal Buton (As-Buton)
Potensi/Cadangan/Deposit
Endapan asbuton tersebar mulai dari teluk dapolawa sampai teluk lawele. Kadar aspal
dalam batuan bervariasi antara 10 45% bergantung kepda jenis dan porositas batuan, meskipun
dalam lapangan yang sama. Adreal aspal biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau
dilereng antiklin.
Dipulau buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan kecil 4 diantaranya dikategorikan
ekonomis, yaitu lapangan waisiu dengan cadangan sekitar 200.000 ton dan kadar bitumen rata-

rata adalah 30%, kabungka (4,5 juta ton, 30-45%). Wariti (600.000 ton, 30%), dan lapangan
lawele (20.000 ton, 20-35%). Dengan julah semua potensi sekitar 650 juta ton.
berikut keunggulan aslpal buton:
Sekitar 650 juta ton
Kadar Aspal 10 - 40%.
Terletak hanya 1,5 meter di bawah permukaan tanah, bandingkan dengan kadar aspal alam yang
diolah di Amerika Serikat yang hanya 12 - 15% dan Tobago (Danau Trinidad) dengan kadar
aspal hanya 6 - 10% dan terletak ratusan meter di bawah permukaan tanah.
L okasi

Terletak di Pulau Buton yaitu Waisiu, Kabungka, Winto, Wariti, Lawele dan Epe.
Luas Areal

Sekitar 70.000 Ha yang membujur dari teluk Sampolawa di sebelah selatan sampai Teluk
Lawele di sebelah utara.
Kondisi/produksi saat ini
Telah dikelola oleh PT. SARANA KARYA dengan kuasa penambangan eksploitasi aspal
mulai berlaku tanggal 01 Januari 1991 s/d 01 Januari 2001 dengan wilayah konsesi (Eksplorasi)
seluas 8.000 Ha dengan produksi kurang dari 500 ribu ton per tahun.
Produk Aspal Buton yang ada sekarang terdiri dari :
a. PT. SARANA KARYA (PT. SAKA) memproduksi :

Aspal Buton Biasa (ukuran maksimum 12.7 mm)

Aspal Buton Halus (lolos saringan 4.7 mm).


b. PT. AMERTA MARGAYASA ASPAL (PT. AMA)

Asbuton Mikro (ukuran maksimum 2.36)

Butonite Mastic Asphalt (BMA)


Peluang/Prospek

Dengan deposit sekitar 650 Juta ton dan dengan produksi 1 juta ton tiap tahun berarti
akan dapat diolah selama 650 tahun.

Harga aspal minyak (aspal impor) yang meningkat secara drastis

Dengan menggunakan hasil kekayaan alam kita sendiri berarti mengurangi aspal impor,
menghemat devisa negara serta membuka lapangan kerja.
Permasalahan/Hambatan
Belum dapat bersaing dari segi mutu dengan aspal minyak (asmin)
Perlu investasi yang besar dengan teknologi baru untuk mengekstraksi aspal.
Langkah Pemecahan

Sedang diupayakan suatu terobosan teknologi berupa pembangunan Pabrik Ekstraksi


Aspal oleh PT. Hutama Prima yang dapat memisahkan aspal dari batuannya.

Menekan biaya angkutan aspal buton dari Banabungi sampai ke lokasi proyek di seluruh
Indonesia utamanya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

D. SIFAT KIMIA DAN FISIK ASPAL


1. Kekentalan/viscosity

Kekentalan aspal akan dipengaruhi oleh:


Temperatur.
Dengan naiknya temperatur maka kekentalan aspal akan menurun. Hal ini disebabkan
oleh energi termal/thermal energy meningkat dan melarutkan asphaltenese-nya ke dalam oils.
Aromatic mineral oils mempunyai daya pelarut asphaltenese yang lebih besar disbanding dengan
paraffinic minerals oil, sehingga aspal yang berasal dari aromatic based bitumen cenderung
bersifat lebh peka terhadap perubahan suhu (higher temperatue suscepability) bila dibandingkan
dengan paraffinic based bitumen.

Lama Pembebanan
Jika dikaitkan dengan lalu lintas maka pembebanan yang lama akan terjadi pada lalu
lintas dengan kecepatan rendah atau sebaliknya. Menurut Shell, dengan semakin lama
pembebanannya maka aspal yang semula bersifat elastic akan bersifat lebih viscous.

Waktu (effect of time)


Hal ini berkaitan dengan sifat tahan lama aspal sebagi bahan jalan. Apabila asapl
dibiarkan dalam keadaan yang tidak/jarang sekali mendapat beban, ternyata kekentalan aspal
akan naik. Perubahan kekentalan ini sebanding dengan waktu dan terjadi pada komposisi kimia
yang tetap (thixotropy). Thixotropy ini dapat dihilangkan dengan cara memberikan
tegangan/beban atau pemanasan pada aspal tersebut.

2. Kuat Tarik (tensile strength)


Kuat tarik aspal juga dipengaruhi oleh temperature dan lama pembebanan. Kuat tarik
aspal ini akan lebih nampak nyata pada suhu rendah. Untuk mengetahui kuat tarik aspal dapat
dilakukan percobaan titik pecah Fraass (fraass breaking test).
3. Adesi (adhesion)
Adanya daya adesi ini dapat dijelaskan dengan mengacu pada aspal emulsi kationik, yaitu
aspal yang diberi tambahan amine. Tambahan bahan (amine) yang semakin bertambah banyak
akan berakibat pada:
Perkembangan daya adesi dari adesi biasa, adesi pasif dan adesi aktif.
Perkembangan gaya luar yang timbul dari tidak ada, kecil, sedang dan besar.
4. Pengaruh Cuaca
Karena aspal merupakan senyawa hydrogen dan karbon yang mungkin dalam kondisi
unsaturated, perubahan sifat yang sangat perlu diperhatikan yaitu reaktivitas terhadap O2. hal ini
mengingat, bahwa aspal untuk perkerasan akan selalu berhubungan dengan udara/oksigen.
Oksidasi pada suhu tinggi

Oksidasi pada suhu rendah

Aspal didiamkan pada suhu ruangan yang tidak kena sinar matahari, lama-kelamaan
terjadi selaput tipis yang keras. Selaput keras ini efektif untuk menghalangi proses oksidasi lebih
lanjut. Pada kondisi di luar (terkena sinar matahari) prose terbentuknya selaput tipis lebih cepat.
Selaput tipis ini bila terkena tekanan mekanis dapat pecah, sehingga membuka kesempatan
oksidasi bagi lapisan yang ada di bawahnya. Pada oksidasi ini selalu timbul lapisan yang getas
(brittle) yang terdapat komponen baru yang larut dalam air.
E. PENGOLAHAN ASPAL

Aspal Minyak
Jenis Pengolahan:
untuk mendapatkann aspal. jenis pengolahan ini yang sering dipakai adalah:
1. Vacum And Steam Refining Process
Proses mi menggunakan prinsip ponguapan dan distilasi. Minyak tanah kasar dipanasi
terus menerus sehingga terjadi penguapan. Dengan membedakan atas berat jenisnya, uap yang
timbul didinginkan sehingga terjadilah bahan minyak. Sisa material yang ada adalah merupakan
bahan aspal. dan dengan proses tertentu ( vacuni lower bahan aspal dialiri uap suhu 270 0F) akan
menghasilkan aspal asli yang berupa cairan dan selanjutnya akan memiliki kekerasan tertentu
yang nantinya disebut aspal semen ( asphallic cement).
2. Solvent Diaspalthing Process.
Dan sisa material vane ada pada pelaksanaan proses tertentu ( vacuni tower ) diberikan
tambahan propana ( C-,HS ), sehingga terjadilah aspal semen. Proses ini sering disebut propone
diaspalthing process.

Vous aimerez peut-être aussi