Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Fulki Ghilman H.
(G1F011067)
Intan Diah P.
Fela Anggia S. P.
Preggi Salvezza P.
Najah
(G1F011069)
(G1F011071)
(G1F011073)
(G1F011075)
PENDAHULUAN
A. Sepsis
Sepsis adalah suatu keadaan ketika mikroorganisme menginvasi tubuh
dan menyebabkan respon inflamasi sitemik. Respon yang ditimbulkan sering
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai
dengan hipotensi maka dinamakan Syok sepsis (Linda D.U, 2006). Penentuan
komponen struktural bakteria yang bertanggung jawab menginisiasi proses
sepsis menjadi
penting,
tidak
hanya
untuk
memahami
mekanisme
respons
imun
alami luas
yang
mengkoordinasikan respons
inflamasi
prototipik
yang memerantarai
banyak
fitur
yang
kemudian
menginisiasi
migrasi
amplifikasi
sinyal
setelah rangsangan
dengan
mikroba adalah
dalam
monosit
pasien
septik
tetap
terjaga,
meskipun
mereka
sepsis
mempertahankan kapasitasnya
untuk
fagositosis
dan
menghasilkan pula spesies oksigen reaktif. Apabila disatukan, temuantemuan ini menunjukkan bahwa toleransi merupakan suatu fenomena
terkait respons makrofag dan tidak terkait dengan ekspresi TLR.
terhadap
trauma
termasuk
perubahan
nyata
pada aktivitas
akut
dan
aktivasi
endotelial
dengan
regulasi
keseimbangan
(dan terkadang
respons
berlebihan)
terhadap
mediator potensial
Beberapa
peneliti
telah
sepsis
serta
kegagalan
berusaha membuktikan
organ
pendapat
progresif.
bahwa
keberatan
dapat dipicu oleh infeksi, trauma, kerusakan iskemik atau reperfusi atau
inflamasi steril. Meskipun komponen SIRS tidak spesifik, kombinasi infeksi
dan adanya SIRS dapat membantu klinisi untuk mendiagnosis sepsis.
dengan
adanya
hipoperfusi
jaringan. Meskipun
demikian,
Infeksi
Fenomena microbial yang ditandai dengan munculnya respon
inflamasi terhadap munculnya / invasi mikroorganisme ke dalam
jaringan tubuh yang steril.
Bakteriemia
Sepsis sistemik
Respon terhadap infeksi yang disebabkan oleh adanya sumber
infeksi yang jelas, yang ditandai oleh dua atau lebih dari gejala di
bawah ini:
o
Severe Sepsis
Keadaan
sepsis
dimana
disertai
dengan
disfungsi
organ,
Shok sepsis
Sepsis yang menyebabkan kondisi syok, dengan hipotensi
walaupun telah dilakuakn resusitasi cairan. Sehubungan terjadinya
hipoperfusi juga bisa menyebabkan asidosis laktat, oliguria atau
penurunan
status
mental
secara
mendadak.
Pasien
yang
C. Etiologi
Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi
bakteri gram negatif (-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa
disebabkan oleh infeksi-infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh
penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agen-agen yang mungkin
menyebabkan SIRS. Agen-agen infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai
menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang ditanam
(contohnya, kulit, paru, saluran pencernaan, tempat operasi, kateter intravena,
dll.). Agen-agen yang menginfeksi atau racun-racun mereka (atau keduaduanya) kemudian menyebar secara langsung atau tidak langsung kedalam
aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir segala
sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba untuk
melawan kerusakan yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan darah ini.
Sepsis bisa disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat bervariasi,
meliputi bakteri aerobik, anareobik, gram positif, gram negatif, jamur, dan
virus (Linda D.U, 2006)
Variabel Umum
o
Tachipnea
Variable Inflamasi
o
WBC > 12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
Variabel Hemodinamik
o
MAP <70mmHg
SvO2 >70%
PaO2 / Fi O2 <300
Ileus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
1. Patient and Control
Pasien dengan umur >18 tahun dengan diagnosa sepsis
Kriteria eksklusi:
1. Penyakit yang serius
2. Infeksi HIV
3. Infeksi Hepatitis B dan C
4. Penggunaan immunosupressive (kecuali prednison <10 mg)
Kontrol
1. Relawan usia normal
2. Tidak memiliki penyakit akut atu kronik
2. Preparasi Sampel
Darah diambil melalui kateter vena sentral, jalur arteri atau
venipuncture (Pasien sepsis) atau dengan venipuncture perifer
(kontrol) pada hari ke 0 sampai berakhirnya studi (tujuh hari
penentuan sitokin.
Sel-sel dicuci dan diresuspensi dalam media sel T ditambah dengan
10% heat-inactive FCS, asam hidroksietil piperazineethanesulfonic
(HEPES), penisilin/streptomisin, L-glutamine dan asam amino non-
esensial.
Selanjutnya diproses untuk pewarnaan, proliferasi atau sekresi
sitokin.
3. Flow Cytometry
Flowcytometry adalah metode pengukuran (metri) jumlah dan
sifat-sifat sel (cyto) yang dilewatkan pada aliran cairan (flow) melalui
celah sempit yang ditembus oleh seberkas sinar laser. Setiap sel yang
melewati berkas sinar laser akan menyebabkan sinar laser terpencar
(scattered) ke dua arah, yaitu:
1. forward scatter (FSC) yang pararel dengan arah sinar
digunakan
dalam
mengembangkan
multiparameter
dalam
Sel
dendritik
diidentifikasi
sebagai
turunan
negatif
(CD3/CD19/CD16/CD14/CD20/CD56)
HLA-DR+ dan sub-tipe sebagai sel dendritik plasmasitoid
(PDC, CD123+) atau monocytoid sel dendritik (MDC,
CD11c+).
MDSC diidentifikasi sebagai turunan negatif, HLA-DR rendah /
negatif, CD33+ dan +CD11b.
4. Proliferation and cytokine analysis
PBMC diresuspensi dalam media sel T pada 2 106 sel/ml dan
50 ml ditambahkan ke setiap well round bottom 96-well plate kultur
jaringan. Sel-sel distimulasi dengan-CD3 (1 mg/ml) di kombinasi
dengan-CD28 (1 mg/ml, clone CD28) atau dengan phorbol miristat
acetate (PMA) (5 ng/ml) ditambah ionmycin (0,4 mg/ml). Setelah 48
jam, masing-masing ditambahkan 1 pCi tritiated timidin (3H-TDR) dan
di diamkan semalam. Sel yang sudah didiamkan semalaman di kaca
filter microfiber kaca dan dimasukkan 3H-TDR dihitung menggunakan
scintillography cair. Untuk penentuan produksi sitokin, sel dikultur
seperti yang dijelaskan untuk proliferasi dan kultur supernatan
diperoleh pada 5 jam dan 48 jam setelah distimulasi. Tingkat sitokin
yang ada pada plasma dan kultur supernatan ditentukan dengan
menggunakan sitokin manik array (BD Biosciences) menurut protokol
pabrik menggunakan Th1/Th2/Th17 kit manusia yang mengukur IL-2,
IL-4, IL-6, IL-10, IL-17A, TNF-a dan IFNg. Untuk beberapa contoh,
sel yang didiamkan semalaman di fresh media, distimulasi seperti di
atas dan kultur supernatan dikumpulkan setelah 5 jam untuk penentuan
sitokin.
B. Hasil
Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada figure 1, yaitu terjadi penurunan
CD4+ dan CD8+, penurunan NK dan sel dendriik (pDC dan mDC),
peningkatan CD11b+ MDSC, peningkatan %CD4/CD25+, sementara itu
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada %Treg.
Pada gambar 5 ditunjukkan level dari plasma cytokine, yaitu IL-6 dan IL10 dengan membandingkan kelompok sepsis dengan control pada awal dan akhir
penelitian. Didapatkan hasil pada awal penelitian untuk kelompok sepsis nilai IL6 maupun IL-10 adalah tinggi dan menurun pada akhir penelitian. Berbeda dengan
kelompok kontrol pada awal dan akhir peneletian menunjukkan angka yang sama
dan signifikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeriksaan limfosit pada pasien sepsis dapat dilakukan dengan metode
flowcytometry, proliferasi, dan analisis sitokin.
Sepsis akut ditandai dengan hilangnya sirkulasi sel imun bawaan dan
adaptif dan gangguan sekresi IFN . Selama minggu pertama, pasien
dengan sepsis mengalami peningkatan ekspresi dari sejumlah inhibitory
reseptor dan ligan pada permukaan limfosit dan sel dendritik, serta
penurunan ekspresi reseptor untuk IL-7 dan meningkatnya jumlah sel-sel
Treg.
JAWABAN DISKUSI
1) Alin : MESF menunjukkan apa?
Jawab :
MESF merupakan satuan molekul yang terlarut dalam fluorochrome.
2) Agung : Faktor yang mengganggu dari jurnal?
Jawab :
Dalam jurnal tidak disebutkan adanya faktor pengganggu yang
mengganggu hasil analisis penelitian.
3) Fitri : Marker dari penelitian?
Jawab :
CD4, CD8, sel NK, sel dendritik (pDC dan mDC), Treg.
4) Abner : Mekanisme peningkatan sitokin?
Jawab :
Setelah terjadi interaksi awal antara pejamu dan mikroba, terjadi
aktivasi respons imun alami luas yang mengkoordinasikan respons
pertahanan, baik
komponen
humoral
maupun
selular. Sel-sel
Bone RC, Balk RA, Cerra FB, et al. Definitions for sepsis and organ
failure and guidelines for the use of innovative therapies in
sepsis. The ACCP/SCCM Consensus Conference Committee.
American College of Chest Physicians/Society of Critical Care
Medicine. Chest 1992;101:1644-55.
Levy MM, Fink MP, Marshall JC, et al. 2001SCCM/ESICM/ACCP/ATS/SIS
International
Sepsis
Definitions Conference. Crit Care Med
2003;31:1250-6.