Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
of History and the Last Man (1989). Bahkan jauh-jauh hari sebelumnya,
sosiolog dari negeri kapitalis, Daniel Bell, telah menulis buku The End of
Ideology, yang antara lain mnyatakan bahwa, "penyelesaian menyeluruh
terhadap problem kemanusiaan yang dilakukan oleh ideologi-ideologi besar
tidaklah valid lagi."
Dengan berani, Daniel Bell menyatakan dalam tulisannya itu,
"Dekade terakhir ini, kita telah menyaksikan habisnya ideologi-ideologi abad
ke-19, khususnya Marxisme,sebagai sebuah sistem intelektual yang telah
mengklaim 'kebenaran' atas pandangannya tentang dunia." (Nuswantoro,
2001:VIII).
Namun demikian, Samuel P. Huntington dari Harvard University dan Kepala
Harvard Academy for International and Area Studies, memiliki pendapat yang
sangat patut dipertimbangkan:
"The collapse of this ideology in the Soviet Union and its substantial
adaptation in China and Vietnam does not, however, necessarily mean that
these societies will import the other Western ideology of liberal democracy.
Westerners who assume that it does likely to be surprised by the creativity,
resilence, and individuality of n0n-Western cultures." (Huntington, 1996:53)
Tidak berubah
Tahun ini, (Jul 2005), JJ Kusni menrbitkan kembali kumpulan sanjaknya, yang
berjudul Sansana Anak Naga Dan Tahun-tahun Pembunuhan (Penerbit Ombak,
Yogyakarta, 2005). Berisi 33 judul karya-karya puisinya. W.E. Wertheim dalam
kalimat pentup sambutannya mengatakanbuku Kusni itu sebagai "kumpulan
sanjak yang bersemangat".
Memang, semnagat JJ Kusni tidak tetap menyala, tidak berubah, mekipun peta
dunia ideologi telah berubah, dan Daniel Bell bilang, ideologi sudah mati serta
Fukuyama bilang bahwa sejarah sudah berakhir dengan menangnya
kapitalisme dan kalahnya komunisme/sosialisme.
Marilah kita baca di sini, secara acak sanjak-sanjak JJ Kusni, dari awal, tengah
dan bagian akhirnya:
Puisi pertama: Yang Tak Mau Jadi Budak, Ayo Bangkit memberontak!
..
ada pun kami anak-anak negeri ini tak punya banyak pilihan
karakanlah apalagi yang bisa ditempuh membangun harapan
padahal cinta tak berakhir di kata-kata, apa lagi cona?!
maka yang tak mau jadi budak, ayo, bangkit memberontak!
----------------------------------------------------------------Puisi Tengah: Apakah Benar Kau Aanak Budak Sebenggol?
---------------------------------------------------------------pembangunan memang sudah melahirkan keajaiban- keajaiban
di mana jurang-jurang kian lebar menganga
suku-suku jadi asing di kampung kelahiran
bersih kingkungan, larangan kerja, masakre dianggap budaya
----------------------------------------------------------------Puisi akhir: Zalaman Laca
----------------------------------------------------------------republik
bukankah juga milik dayak?
dayak juga
bukankah Indonesia?
entah kalau Indonesia berdusta
entah kalau republik itu perangkap
hanya dusta dan perangkap
------------------------------------------------------------------
Kembali