Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KERANGKA PAPARAN
Slide - 2
2.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
7.
3)
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Mental / Karakter
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok
Pendapatan
Antarwilayah: (1)
Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4)
Kawasan Timur
KONDISI PERLU
Kepastian dan
Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban
2015
2019
73,83
(metode lama)
69,4
(metode baru)
76,3
(metode lama)
0,55
Meningkat
Indeks Gini
0,41
0,40
0,36
Pertumbuhan ekonomi
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2010
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar
2000
Tingkat Kemiskinan
5,1%
5,7%
8,0 %
43.403
40.785
72.217
10,96 % *)
10,3
7,0-8,0%
5,94%
5,6%
4,0-5,0%
Indikator
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks pembangunan masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur sifat kegotongroyongan, toleransi, dan rasa aman
masyarakat
*) Tingkat kemiskinan Bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada Bulan November 2014
*Perkiraan
**Maret 2014
Slide - 7
5,7
5,6
10,3
Slide - 8
SASARAN PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN MASYARAKAT (1/3)
Pendidikan
Indikator
2014
(Baseline)
2019
Pendidikan
Rata-rata lama sekolah penduduk usia
diatas 15 tahun
Rata-rata angka melek aksara
penduduk usia di atas 15 tahun
Prodi perguruan tinggi minimal
berakreditasi B
Persentase SD/MI berakreditasi
minimal B
Persentase SMP/MTs berakreditasi
minimal B
Persentase SMA/MA berakreditasi
minimal B
Pesentase Kompetensi Keahlian SMK
berakreditasi minimal B
Rasio APK SMP/MTs antara 20%
penduduk termiskin dan 20%
penduduk terkaya
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20%
penduduk termiskin dan 20%
penduduk terkaya
8,1 (tahun)
8,8 (tahun)
94,1%
96,1 (%)
50,4%
68,4 (%)
68,7%
84,2%
62,5%
81,0%
73,5%
84,6%
48,2%
65,0%
0,85
(2012)
0,90
0,53
(2012)
0,60
Arah Kebijakan
Pendidikan
1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi
hak seluruh penduduk mendapatkan
layanan pendidikan dasar berkualitas
2. Meningkatkan akses Pendidikan
Menengah yang berkualitas
3. Memperkuat peran swasta dalam
menyediakan layanan pendidikan
menengah yang berkualitas
4. Meningkatkan relevansi pendidikan
kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja
5. Meningkatkan akses terhadap layanan
pendidikan dan pelatihan keterampilan
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Slide - 9
SASARAN PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN MASYARAKAT (2/3)
Pembangunan Kesehatan
No
1
Indikator
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Arah Kebijakan
2014
(Baseline)
346
(SDKI 2012)
32
(2012/2013)
19,6 (2013)
2019
306
24
17
28
245
<0,5
23,4
15,4
5,4
5.600
95
5.600
Slide - 10
SASARAN PEMBANGUNAN
MANUSIA DAN MASYARAKAT (3/3)
Pembangunan Perumahan, Air Minum
dan Sanitasi
2014
(BASELINE)
2019
70%
100%
60,9%
100%
Kawasan Permukiman
Kumuh Perkotaan
38.431 Ha
0 Ha
Kekurangan Tempat
Tinggal (Backlog)
Berdasarkan Perspektif
Menghuni
7,6 Juta
5 Juta
INDIKATOR
Akses Air Minum Layak
Akses Sanitasi Layak
Arah Kebijakan:
1.
2.
3.
4.
5.
Slide - 11
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Pangan)
INDIKATOR
2014
(baseline)
2019
70,6
82,0
19,13
24,1
0,92
2,6
2,6
3,8
452,7
755,1
12,4
18,8
8,9
9,89
2,71
3,01
189,75
304,75
21
49
CACATAN:
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedele
fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, daging
sapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melalui
penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)
penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan
(menahan konversi sawah) dan perluasan sawah baru
1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi
penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa
berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik;
(iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produk
perikanan: 40 juta ton (ikan dll)**
2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap
pangan: (i) pembangunan gudang dg fasilitas pasca
panen; pengendalian impor melalui pemberantasan
mafia impor; (ii) penguatan cadangan pangan dan
stabilisasi harga pangan; (iii) pengembangan sistem
logistik ikan.
3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsi pangan
dan gizi masyarakat: (i) konsumsi protein: telur, ikan,
dan daging, sayur dan buah; (ii) penggunaan pangan
lokal non beras .
4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan pangan: (i)
benih adaptif perubahan iklim, sekolah iklim dan
asuransi pertanian.
* Kumulatif 5 tahun
Slide - 12
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Kedaulatan Energi)
INDIKATOR
2014 (baseline)
2019*
81,5%
96,6%
843KWh
1.200KWh
818
700
1.224
1.295
421
400
- Gas bumi DN
53%
64%
- Batubara DN
24%
60%
11.960
17.960
40
118
200 ribu
1 jt
Rasio elektrifikasi
Konsumsi Listrik Perkapita
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari)
- Gas Bumi (ribu SBM/hari)
- Batubara (Juta Ton)
Penggunaan DN (DMO):
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas dan
batubara): lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas
non konvensional (shale gas dan CBM).
2. Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional
Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan
kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.
3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam
bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)
pemanfaatan bahan bakar nabati.
4. Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan
SD energi utk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan
gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.
5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)
pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk
teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)
peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).
6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih
transparan dan tepat sasaran
7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA
(kelistrikan)
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Maritim dan Kelautan)
INDIKATOR
2014
(BASELINE)
2019
13.466
17.466
(Selesai th 2017)
Pengembangan pelabuhan
perikanan
Peningkatan luas kawasan
konservasi laut
9 negara
87%
--
24
210
270
50 unit
104 unit
ARAH KEBIJAKAN:
22,4
40-50
21 unit
24 unit
15,7 juta ha
20 juta ha
SASARAN PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN (Pariwisata dan Industri)
INDIKATOR
Pariwisata
Kontribusi terhadap PDB
Nasional
Wisatawan Mancanegara
(Orang)
Wisatawan Nusantara
(Kunjungan)
Devisa (triliun rupiah)
2014
(Baseline)
2019
4,2%
8%
9 juta
20 juta
250 juta
275 juta
120
260
Sasaran Pertumbuhan:
Industri
Industri (%)
ARAH KEBIJAKAN:
4,7
8.6
20,7%
21,6%
9.000 unit*
Slide - 15
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1/3)
Indikator
2014
(Baseline)
2019
b.
paling sedikit
2,000 desa
b.
Pengembangan Pusat
Ekonomi Perbatasan
(Pusat Kegiatan Strategis
Nasional/PKSN)
3 (111 lokasi
prioritas)
12 pulau-pulau
kecil terluar
berpenduduk
10 (187 lokasi
priorias)
92 pulau kecil
terluar/terdepa
n
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk
permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis
Desa.
2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha
ekonomi masyarakat Desa termasuk di permukiman
transmigrasi.
3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan.
4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan.
5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya
masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi
6. Penguatan Pemerintahan Desa
7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan
termasuk di kawasan transmigrasi.
8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk
kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desakota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai
halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan
aman.
2. Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
wilayah
perbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhan
fasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
Slide - 16
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2/3)
2014
(Baseline)
Indikator
2019
b. Kabupaten terentaskan
c. Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal
d. Persentase penduduk miskin
di daerah tertinggal
e. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di daerah
tertinggal
122
(termasuk 9
DOB)
70
7,1% *)
42
80
7,24%
16,64%
14,0%
68,46
69,59
14
n.a.
14
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Promosi potensi daerah tertinggal untuk
mempercepat pembangunan
2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik.
3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang
didukung SDM yang berkualitas.
4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas.
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di
Luar Jawa
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui
percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahan
SDA
(a) menciptakan nilai tambah; (b)
menciptakan kesempatan kerja baru, terutama
industri manufaktur, industri pangan, industri
maritim, dan pariwisa.
2. Percepatan
pembangunan
infrastruktur
3. Pengembangan SDM dan IPTEK
konektivitas/
Slide - 17
SASARAN PEMBANGUNAN
KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3/3)
Indikator
2014
(Baseline)
2019
b.
c.
d.
ARAH KEBIJAKAN:
1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.
Pembangunan Metropolitan di
Luar Jawa sebagai PKN dan
Pusat Investasi
2+ 5(usulan
baru)
2. Percepatan
pemenuhan
Standar
Pelayanan
Perkotaan
(SPP)
untuk
mewujudkan kota aman, nyaman, dan
layak huni.
43 kota
belum
optimal
perannya
20
dioptimalkan
perannya
3. Pembangunan
kota
hijau
berketahanan iklim dan bencana.
Penguatan 39 pusat
pertumbuhan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) atau
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
--
39
pusat
pertumbuha
n yang
diperkuat
5. Peningkatan
kapasitas
pembangunan perkotaan.
--
10
Kota Baru
yang
kelola
Slide - 18
Slide - 20
Slide - 21
D.I Yogyakarta
3.0
2.8
2.6
2.5
2.3
Slide - 22
PENYELARASAN
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL DENGAN DAERAH
Pedoman
RPJP
Nasional
Diacu
RPJM
Nasional
Diperhatikan
Pedoman
Bahan
Renja KL
Pedoman
Dijabarkan
Pedoman
Renstra
SKPD
Rincian
APBN
RKP
RAPBN
APBN
RAPBD
APBD
RKA SKPD
Rincian
APBD
Diserasikan melalui
MUSRENBANG
Dijabarkan
Bahan
RKA-KL
Bahan (diserasikan
dlm RAKORPUS &
Trilateral Meeting)
Diacu
Berpedoman
(UU 23/2014)
RPJM
Daerah
Pedoman
RKP
Daerah
Diacu
Pedoman
UU SPPN (No.25/2004)
Pedoman
Bahan
Renja SKPD
Pedoman
Pemerintah
Daerah
RPJP
Daerah
Pedoman
Pedoman
Pemerintah
Pusat
Renstra KL
UU KeuNeg (No.17/2003)
Slide - 23
Aspirasi
Masyarakat
RPJPN
2005-2025
Background
Study
Hasil
Evaluasi
RPJMN
SIDANG
KABINET
VISI MISI
PRESIDEN TERPILIH
Rancangan
Teknokratik
RPJMN
RANCANGAN
AWAL RPJMN
RANCANGAN
AKHIR RPJMN
RANCANGAN
RANCANGAN
RPJMN
RPJMN
(Perpres 2/2015)
Pedoman Penyesuaian
SIDANG
KABINET
Bilateral
Meeting
Penyesuaian
Renstra K/L
TRILATERAL
MEETING
Pedoman
Penyusunan
Rancangan
Teknokratik
Renstra K/L
Penelaahan
Rancangan
Renstra K/L
RENSTRA K/L
Pembagian Tugas
Hasil
Evaluasi
Renstra
RPJMN
2015-2019
Difasilitasi oleh:
-Kementerian PPN/Bappenas
-Kementerian Dalam Negeri
-Kementerian Keuangan
PEMERINTAH
DAERAH
(Provinsi,
Kabupaten/Kota)
RPJMD/RKPD
Bilateral
Meeting
Penyelarasan
RPJMD
Peraturan Bersama
Menteri Dalam Negeri.
Menteri PPN/Bappenas,
dan Menteri Keuangan
Slide - 24
PENYELARASAN
RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019
Slide - 25
5,2
6,3
6,1
6,1
5,8
5,7
5,5
5,2
5,0
5
5,1
5,0
4,5
4,7
5,3
5,0
4,9
4,4
4,3
5,2
5,5
3,7
% PDRB Yogyakarta
% PDRB Nasional
3
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Pencapaian PDRB per kapita D.I Yogyakarta dari 2006 s.d 2012 selalu berada
dibawah PDB per kapita Nasional
Slide - 29
Banten
Aceh
DKI Jakarta
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Jawa Tengah
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Jambi
Papua Barat
Sumatera Selatan
Lampung
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Bengkulu
Papua
DI Yogyakarta
Kalimantan Tengah
Sulawesi Barat
Bali
12
10
Indonesia
5,94
3,33
% TPT Indonesia
Tingkat Pengangguran Terbuka D.I Yogyakarta 2014 jauh berada di bawah Nasional
Slide - 30
9,75
10
8,46
8,14
7,41
6,80
6,26
6,25
6,08
6,04
6,00
6,32
5,92
6,25
5,94
6,02
5,47
4
4,09
3,80
3,34
3,33
2013
2014
2
Kemiskinan DI Yogyakarta
Kemiskinan Nasional
0
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Slide - 31
Papua Barat
Maluku
Gorontalo
Bengkulu
Aceh
Indonesia
10,96
DI Yogyakarta
Lampung
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Sulawesi Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jambi
Sulawesi Utara
Kalimantan Barat
Riau
Maluku Utara
Sumatera Barat
Kep Riau
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Banten
Kalimantan Selatan
15
Bali
DKI Jakarta
30
25
20
14,55
10
Tingkat kemiskinan D.I Yogyakarta 2014 masih berada di atas rata-rata Nasional
Slide - 32
19,14
18,95
19,15
18,99
18,32
17,23
16,83
17,75
16
16,66
16,69
16,08
15,88
15,03
16,58
14,55
15,42
14,15
13,13
12
12,49
11,66
% Kemiskinan D.I.Yogyakarta
11,47
10,96
% Kemiskinan Nasional
8
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Tingkat kemiskinan D.I Yogyakarta dari 2004 s.d 2014 selalu berada di atas tingkat
kemiskinan Nasional
Slide - 33
Papua
0,450
DI Yogyakarta
Gorontalo
DKI Jakarta
Papua Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Jawa Barat
Sulawesi Tengah
Bali
Banten
Kalimantan Barat
Jawa Tengah
Bengkulu
Sumatera Selatan
Riau
Kalimantan Timur
Maluku
Jawa Timur
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Selatan
Lampung
Sumatera Utara
Kalimantan Tengah
Sulawesi Barat
Jambi
Aceh
Maluku Utara
0,400
0,500
Rasio Gini Nasional
0,439
Nasional
0,413
0,350
0,300
0,250
0,200
Slide - 34
0,450
0,43
0,415
0,41
0,400
0,38
0,367
0,366
0,353
0,337
0,350
0,363
0,355
0,439
0,40
0,41
0,41
0,413
2012
2013
0,36
0,37
0,364
0,38
0,35
0,329
0,300
0,308
0,250
0,200
1996
1999
2002
2005
2007
2008
2009
2010
2011
0,4708
2012
2013
0,4517
0,45
0,4312
0,4347
0,4387
0,4375
0,4409
2003
2004
2005
2006
2007
0,4435
0,4432
2008
2009
0,4421
0,4150
0,40
0,3898
0,3942
0,35
0,30
2000
2001
2002
2010
2011
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kulon Progo
6.955
7.872
8.481
9.121
9.910
10.671
11.770
Bantul
7.343
8.372
9.060
9.957
10.960
12.115
13.565
Gunung Kidul
7.214
8.146
8.865
9.808
10.694
11.629
12.981
Sleman
9.635
10.852
11.635
12.451
13.635
14.977
16.921
21.947
25.095
27.220
30.304
33.190
36.363
40.473
9.798
11.193
12.084
13.195
14.850
16.227
17.981
Kota Yogyakarta
DIY
Slide - 37
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Hotel, Restauran
Angkutan, Telekomunikasi
Keuangan
Jasa-jasa
Kontribusi
Sumber: BPS
Lapangan Pekerjaan
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air
Bangunan
Perdagangan, Hotel, Restoran
Angkutan & Telekomunikasi
Keuangan
Jasa-Jasa
Total
2010
(orang)
625.832
17.237
292.624
242
91.864
445.443
86.417
4.238
338.547
1.902.444
2014 (Feb)
Orang
%
505.660
25,4
4.002
0,2
296.485
14,9
1.750
0,1
96.255
4,8
529.841
26,6
75.244
3,8
67.048
3,4
412.627
20,7
1.988.912
100,0
Perubahan
(orang)
-120.172
-13.235
3.861
1.508
4.391
84.398
-11.173
62.810
74.080
86.468
Sumber: BPS
Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian (25,4%), perdagangan, hotel
dan restoran (26,6%), dan jasa (20%).
Selama 4 tahun, pekerja di sektor pertambangan dan pertanian mengalami penurunan
terbanyak masing-masing 77 % dan 20%.
Sementara itu, pekerja di sektor industri pengolahan hanya menyerap tenaga kerja 15%
dan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja relatif stagnan.
Slide - 39
ANGKATAN KERJA
MENURUT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN
No.
2008
2014
(Feb)
% 2014
Perubahan
SD
785.064
601.552
29,6
- 183.512
SMTP
409.859
356.653
17,5
- 53.206
SMTA Umum
577.871
737.945
36,3
160.074
Diploma I/II/III/Akademi
95.459
85.893
4,2
- 9.566
Universitas
131.481
250.853
12,3
119.372
1.999.734 2.032.896
100,0
33.162
Total
Sumber: BPS
Slide - 40
Rasio Pinjaman
terhadap
Simpanan
Rasio PMTB
terhadap
Simpanan
Wilayah
Posisi Simpanan di
Bank Umum dan BPR
(Milyar Rp)
DI Yogyakarta
36.592
25.056
0,68
0,54
Jawa Bali
2.785.534
2.357.461
0,84
0,42
Nasional
3.575.891
3.322.683
0,92
0,47
Sumber: BPS
Slide - 41
Hampir 76% dana APBD digunakan untuk belanja pegawai (59%) dan belanja barang jasa
(17%).
Sementara itu, porsi belanja modal yang merupakan investasi publik masih rendah sekitar
12%.
Slide - 42
PENUTUP
Slide - 45
Terima Kasih
LAMPIRAN
Slide - 50
Slide - 51
Slide - 52
Slide - 53
IPM Provinsi
Dki Jakarta
D I Yogyakarta
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Riau
Kepulauan Riau
Kalimantan Tengah
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kalimantan Utara
Bengkulu
Sumatera Selatan
Jambi
Bali
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Aceh
Lampung
Maluku
Sulawesi Tengah
Banten
Gorontalo
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Papua Barat
75
Papua
80
77,37
Indonesia
73,81
70
65
60
IPM Nasional
77,37
76,75
76
75
76,32
75,77
75,23
74
73,81
73
73,29
72,77
72
71
72,27
71,76
70
2009
2010
2011
IPM D.I.YOGYAKARTA
2012
2013
IPM NASIONAL