Vous êtes sur la page 1sur 2

Asal Usul Desa Burikan

Di sebuah desa, tinggallah seorang gadis yang sangat ingin tahu hal di
sekitarnya. Gadis berumur 18 tahun itu cerdas, berani, dan mudah
bergaul. Gadis tomboy itu bernama Hani. Dia tinggal di Desa Burikan,
desa kecil yang terletak di Kota Kudus.
Sekarang ini dia sedang bosan karena jadwal lesnya kosong. Ah
aku ada ide gumamnya. Lalu dia berdiri memakai jaket, sepatu, beserta
tas ranselnya. Dia menyambar kalung liontin yang ternyata adalah jam.
Jam itu adalah jam pemundur waktu yang hanya memiliki 7 angka dan
dua jarum yang berbeda warna tetapi sama panjang. Dia dapatkan kalung
itu saat mendaki di Gunung Salak. Warna hitam adalah penanda dan
jarum merah adalah penghitung waktu. Hani memutar jarum merah ke
angka 2 dan menekan tombol bulat di samping. Dia akan berpindah
tempat sesuai yang dipikirkannya dan akan kembali ke sini dalam 1 hari.
Petualangan-pun dimulai.
Hani terjatuh di semak yang cukup tajam dan melukai telapak
tangannya. Ternyata Hani memilih desa tempatnya sendiri tinggal. Berarti
dia berada pada abad ke-16. Hani memilih desa Burikan bukan tanpa
alasan, tetapi dia ingin mengetahui asal usul desanya tersebut.
Dia berlari mengikuti siluet pria yang dikagumi itu. Beliau adalah
Sunan Kudus. Beliau berjalan ke rumah tuan A. Kasah, itu yang tertulis di
rumahnya. Dilihatnya Sunan Kudus bercakap-cakap dengan A. Kasah. Lalu
A. Kasah menjamu makanan hasil tanaman A.Kasah sendiri yaitu ubi jalar, tetapi ubi
yang dicabut pada waktu itu tidak seperti biasanya, kali ini ubi yang akan disuguhkan
kulitnya buruk secara spontanitas Sunan Kudus menegurnya dengan berkata
Telo kok burik!. Tetapi setelah direbus dan dibuka kulitnya ternyata dalamnya
mulus dan manis rasanya. Kemudian pada waktu itu pula Sunan Kudus memuji
dan menyatakan bahwa desa ini Desa BURIKAN yang diambil dari kata
BURIK AN.
Setelah menyaksikan itu, Hani berjalan-jalan mencari udara segar.
Tiba-tiba saja sekelilingnya berputar dan berwarna gelap. Hani telah
kembali di rumahnya. Hani segera membuka laptopnya dan menulis di

blognya asal-usul Desa Burikan. Setelah meng-upload tulisannya dia


segera tertidur karena lelah mengikuti Sunan Kudus.

Vous aimerez peut-être aussi