Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ini cuy salah satu tugas maternitas kelompok ane :v semoga bisa dimanfaatkan dengan baik, dan saran kalo
ngerjain tugas jangan cuman copas tapi dibaca juga cuy (y)
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena denganrahmat dan hidayah-Nya kami mampu
menghadirkan makalah ini dengan kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin saya tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat agar pembaca bisa memperluas ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kesehatan.
Makalah ini disusun dengan penuh rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun, maupun dari luar. Namun,
dengan penuh kesabaran akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Kemudian, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing Keperawatan Maternitas I, Ibu
Agustine Ramie, S.Kep, Ns, M.Kep, yang telah banyak memberikan bimbingan tentang makalah ini serta
teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Adapun makalah ini berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
KEHAMILAN EKTOPIK. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan dan
perbaikan makalah ini. Terima Kasih.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan secara normal akan berada di kavum uteri. Kehamilan ektopik ialah kehamilan di tempat
yang luar biasa. Kehamilan ektopik terjadi setiap saat ketika penananaman blastosit berlangsung dimanapun,
kecuali di endometrium yang melapisi rongga uterus. Tempat yang mungkin untuk kehamilan ektopik adalah
serviks, tuba fallopi, ovarium dan abdomen (Varney,dkk, 2006).
Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba ialah 1 diantara 150
persalinan. Angka kejadian kehamilan ektopik cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor antara lain, meningkatnya prevalensi penyakit tuba karena Penyakit Menular Seksual
(PMS) sehingga terjadi oklusi parsial tuba, adhesi peritubal yang terjadi setelah infeksi seperti apendisitis atau
endometriosis, pernah menderita kehamilan ektopik sebelumnya, meningkatnya penggunaan kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan, abortus provokatus, tumor yang mengubah bentuk tuba dan fertilitas yang terjadi oleh
obat-obatan pemacu ovalasi (Saifuddin, 2001).
Bagi setiap wanita hamil yang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau ketika tidak dapat
dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan wanita tersebut menunjukkan tanda dan gejala
kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan medis lebih lanjut diperlukan. Perawat dapat melakukakan
pemeriksaan fisik dan pengkajian riwayat kehamilan serta evaluasi laboratorium, termasuk pemeriksaan
ultrasonografi. Jika kemungkinan kehamilan ektopik tidak dapat disingkirkan, maka perawat harus berkonsultasi
dengan dokter. Untuk itu akan dibahasan lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan pada ibu dengan kehamilan
ektopik.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dari kehamilan ektopik?
Apa etiologi dari kehamilan ektopik?
Apa faktor resiko dari kehamilan ektopik?
Apa manisfestasi klinis dari kehamilan ektopik?
Bagaimana patofisiologi dari kehamilan ektopik?
Apa komplikasi dari kehamilan ektopik?
Apa saja pemeriksaan penunjang dari kehamilan ektopik?
Apa saja penatalaksanaan/pengobatan dari kehamilan ektopik?
Bagaimana asuhan keperawatan dari kehamilan ektopik?
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN
Untuk mengetahui definisi dari kehamilan ektopik.
Untuk mengetahui etiologi dari kehamilan ektopik.
Untuk mengetahui faktor resiko dari kehamilan ektopik.
Untuk mengetahui manisfestasi klinis dari kehamilan ektopik.
Untuk menjelaskan patofisiologi dari kehamilan ektopik.
6.
7.
8.
9.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar cavum uterus. implantasi dapat terjadi
di tuba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. namun, kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di
tuba falopi. (Murria, 2002,dalam buku Asuhan Keperawatan Maternitas).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus, tubafalopi merupakan
tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik, sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang
rudimenter dan dipentrikel pada uterus. (Sarwono Prawiharjo, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endrometrium cavum uteri.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2001)
2.2 ETIOLOGI KEHAMILAN EKTOPIK
Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui. Tiap kehamilan diketahui dengan pertumbuhan telur
dibagian ampula tuba, dan dalam perjalanan ke uterus mengalami hambatan sehigga pada saat nidasi masih
dituba fallopi. Faktor yang memegang peranan adalah sebagai berikut :
1. Faktor dalam lumen tuba.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
6.
7.
8.
Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan janin diluar uterus. Pemeriksaan
ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik terganggu sudah dipastikan dengan USG (Ultra Sono Graphy)
dan MRI (Magnetic Resonance Imagine). Trias klasik yang sering ditemukan adalah nyeri abdomen, perdarahan
vagina abnormal, dan amenore.
ECG : mendeteksi kelaianan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.
2.
pembiusan umum atau lokal (spinal/epidural). Dokter dapat menggunakan alat bantu berupa teleskop khusus
yang disebut laparoskop. Teleskop berupa pipa kecil bercahaya dan berkamera ini dimasukkan melalui sebuah
sayatan kecil di perut untuk menentukan lokasi tuba falopi. Sebuah sayatan lainnya kemudian dibuat untuk
memasukkan alat pemotong tuba falopi Anda. Biasanya, ujung-ujung tuba falopi kemudian ditutup dengan
jepitan.
Laparatomi
Laparotomi eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi longitudinal pada
tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka
insisi dijahit kembali.
Penangan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam tindakan demikian, beberapa hal
harus di perhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, dan pelaksanaan kemoterapi, dan menciptakan suasana
tenang dan nyaman untuk mengurangi rasa nyeri dan kecemasan. Konseling pasca tindakan dan asuhan mandiri
selama dirumah.
2.9 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK
A.
PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama
: Ny. V
Umur
: 20 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Banjar/Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir
: SMP
: Jl. Pangeran Antasari, No. 69, RT.3, RW. 1, Kec. Kecubung, Kel. Satumilyar Kab. Bojong.
No. RM
: 58 28 38
Ruang Dirawat
: Emerald
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Diagnosa Medis
: 10 Maret 2014
: 10 Maret 2014
: Kehamilan Ektopik
b.
c.
3.
-
STATUS KESEHATAN
Keluhan
Keluhan Utama
Keluhan saat Pengkajian
4.
5.
-
6.
-
Haid
Siklus
Sifat darah
kedua.
HPHT
RIWAYAT PERKAWINAN
Menikah
: pernikahan yang pertama dan lamanya pernikahan sudah setahun tujuh bulan.
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
Kehamilan
: klien sering mual dan muntah, mengalami perdarahan pervagina ringan dan merasakan
nyeri pada panggul. Ini merupakan kehamilan trimester pertama.
RIWAYAT KESEHATAN FISIK
Klien tidak pernah mengalami sakit keras atau operasi. Klien mengalami anoreksia.
7.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Ibu merasa senang dengan kehamilan ini karena ini kehamilan yang pertama dan sangat ditunggu-tunggu. Suami
dan keluarga juga sangat senang dengan kehamilan tersebut.
8.
9.
-
KEBIASAAN SEHARI-HARI
Makan dan minum : klien senang memakan nasi jenis lembek, tidak ada kesukaan khusus terhadap makanan,
pantangannya klien tidak boleh memakan durian, nanas, minum kopi. Minum air putih sebanyak 6-7 gelas.
Eliminasi (BAB/BAK) : BAB : mengalami konstipasi, BAK; 5-6x sehari, mengeluh nyeri saat kencing.
Kegiatan (aktivitas)
: klien hanya melakukan aktivitas yang ringan, karena klien sering mengeluh
pusing dan lelah.
Istirahat/tidur
: klien mengalami perubahan tidur karena merasa nyeri ringan diperut dan kadang
mual muntah selama seminggu terakhir.
B.
1.
2.
3.
4.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah
-Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital :
- TD
: 110/80 mmHg
- Nadi
: 78 x/menit
- Napas
: 26 x/menit
- Suhu
: 370C
TB dan BB
: TB : 157 cm, BB : 52 kg.
Muka
: Tidak ada cloasme
- Konjungtiva : anemis.
- Sklera
: an ikterik
- Pulpil
: isokor , tidak ada nistagmus.
5. Mulut dan Gigi : bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis, gigi lengkap, tidak ada
gangguan menelan.
6. Leher
: tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun limfe yang membengkak.
7. Dada
: Payudara bentuk simetris, hiperpigmentasi putting dan areola, tidak ada kelainan puting dan
menonjol keluar. Tidak ada kolostrum.
8. Abdomen
: adanya nyeri saat perabaan di abdomn kuadran bawah, pembesaran perut kedepan sesuai usia
kehamilan yaitu trimester pertama, tidak ada linea nigra dan striae gravidarum.
9. Vulva
: serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
10. Ekstremitas
: tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.
C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Laboratorium
-
Hemoglobin (Hb)
: 10 g/dl
Pemeriksaan Penunjang/Khusus
USG : Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri.
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri.
Adanya massa komplek di rongga panggul.
D.
ANALISA DATA
Masalah
Keperawatan
No.
Data
Etiologi
1.
Ruptur
tuba
fallopi dan
perdarahan
Nyeri
Krisis situsional
Cemas
2.
E.
1.
2.
F.
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan ruptur tuba fallopi dan perdarahan.
Cemas berhubungan dengan krisis situsional.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Dx
: Nyeri berhubungan dengan ruptur tuba fallopi dan perdarahan.
Tujuan
: Nyeri berkurang sampai hilang, dengan kriteria hasil :
Skala nyeri 0 1.
Ekspresi wajah klien tidak meringis kesakitan.
Klien tampak tenang.
Intervensi
Rasional
Mandiri :
1. Kaji skala nyeri, kaji kontraksi1. Membantu dalam mendiagnosis & menentukan
uterus hemoragiatau nyeri tekan tindakan yang akan di lakukan.
abdomen.
2.
Kaji stres psikologi ibu/pasangan &2. Ansietas sebgai respons tehadap situasi darurat
respon emosional terhadap kejadian.
dapat memperberat ketidaknyamanan karena
sindrome ketegangan, ketakutan, dan nyeri.
3.
Berikan lingkungan yang tentang &3. Dapat membantu dalam menurunkan tingkat
aktivitas untuk menurunkan rasa ansietas & karenanya mereduksiketidaknyamaan.
nyeri.
4.
Kolaborasi :
5. Berikan obat analgesic.
6.
2.
4.
5.
Dx
: Cemas berhubungan dengan krisis situsional.
Tujuan
: ansietas berkurang, pasien dapat menggunakan sumber/system pendukung dengan efektif dengan
kriteria Hasil :
Perasaan tidak gelisah dan cemas hilang.
Pasien lebih terbuka terhadap orang lain.
Pasien tidak murung lagi dan terlihat tenang.
Intervensi
G.
1.
2.
membantu
membatasi
transmisi
ansietas
interpersonal dan mendemonstrasakan perhatian
terhadap ibu/pasangan.
membantu
membawa
ancaman
dirasakan/actual ke dalam perspektif.
5.
Dukung atau
mekanisme
diekspresikan.
kembali
yang
6.
arahkan
koping
yang
CATATAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal
: Senin, 10 Maret 2014.
Dx
: Nyeri berhubungan dengan ruptur tuba fallopi dan perdarahan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Rasional
Hari/tanggal
Dx
1.
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi
keadaan kehamilannya
O:
pasien terlihat sering melamun,
tampak murung.
pasien masih terlihat murung
Tampak gelisah dan cemas.
pasien terlihat sedih (mata bengkak)
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1-5.
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/tanggal/diagnosa
1.
Selasa, 11/03/2014 1.
Diagnosa : Nyeri
berhubungan dengan
2.
ruptur tuba fallopi
dan perdarahan.
3.
4.
5.
6.
2.
BAB III
Implementasi
Evaluasi
Selasa, 11/03/2014 1.
Menemani ibu dan mengajak
Diagnosa:
Cemas bicara secara perlahan
berhubungan dengan2. Memberi kesempatan untuk
krisis situsional.
memikirkan sisi positif dari
tindakan yang akan dilakukan
3. Menganjurkan ibu
pengungkapkan atau
mengekspresikan perasaan.
4. Mengarahkankembali
mekanisme koping yang
diekspresikan.
5. Memberikan masa privasi
terhadap rangsangan lingkungan
seperti jumlah orang yang ada
sesuai keinginan ibu.
S : pasien mengatakan
perasaannya sudah mulai
tenang, dengan bercerita
bebannya
sedikit
berkurang.
O:
Pasien tampak tidak
menangis lagi.
Wajah klien tampak
tenang dan tidak tampak
cemas
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavun
uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan
pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum douglasi
menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.
3.2 SARAN
1. Diharapkan kepada kita semua tenAga kesehatan apabila merasakan dan mengetahui gejala seperti yang telah
di jelaskan / dituliskan pada makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena dapat
menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul Saifuddin. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Binapustaka Sarwono Prawirohardjo.
Helen Varney, DKK. 2006. Buku Saku Bidan, cetakan I. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC.
Masjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Binapustaka Sarwono Prawirohardjo.
Purwaningsih, Wahyu & Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta: Nuhamedika.
Williams, Lippincott & Wilkins. 2011. Kapita Selekta Penyakit: dengan implikasi keperawatan. Jakarta: EGC.