Vous êtes sur la page 1sur 69

MANAGEMENT

DISASTER
Muhammad nuralim mallapasi
BRIGADE SIAGA BENCANA KAWASAN TIMUR I MAKASSAR

Kerangka Konsep
Kedokteran gawat darurat
(Emergency medicine)
Kedokteran bencana
(Disaster medicine)

Perkembangan Ilmu (Teori)


Descriptive

(Menggambarkan)

Explanative

(Mengerti)

Predictive

(Meramal)

Prescriptive

(Mengendalikan)
to manage
to control

Disaster Medicine
Kerangka Konsep Umum di Indonesia

BNPB (Bakornas PBP)

(Nasiona

BPBD PROV (Satkorlak PBP)

(Propins

BPBD Kab/Kota (Satlak PBP)

(Dati II)

Kerangka Konsep Kesehatan di Indonesia

..kerangka Konsep Umum di Indonesia

Kesehatan
SPGDT
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
SDM terlatih
Sistem komunikasi
Sistem transportasi
Sistem logistik
Sistem pendanaan
Masyarakat tingkat siap (preparedness)
Kemampuan
- Mobilisasi
- Koordinasi
- Waktu tanggap cepat

SPGDT

Siskesnas
SPGDT - S (Sehari2)
SPGDT - B (Bencana)
SPGDT - P (Pengungsi)
Safe Community

RUJUKAN
TERPADU

RS. KLAS A / B
PERAN UTAMA
TERAPI DEFENITIF BERAT
PENGEMBANGAN SDM

RS. KLAS C
PERAN
RESUSITASI
STABILISASI
TERAPI DEFENITIF SEDANG

RS. KLAS C

PUSKESMAS

PUSKESMAS

RS. KLAS C

PUSKESMAS

PERAN :
RESUSITASI / STABILISASI
TERAPI DEFENITIF RINGAN

(MODEL STRUKTUR SISKESNAS)

SPGDT-S (Sistim Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Sehari2)


PENANGGULANGAN

PENCEGAHAN
ANTARA LAIN
- HELM
- SABUK
PENGAMAN

SUMBER DAYA MANUSIA


YANG MEMBERI PERTOLONGAN
AWAM UMUM
PETUGAS
DOKTER
AWAM KHUSUS AMBULANS PERAWAT

MULTI DISIPLIN
MULTI PROFESI
MULTI SEKTOR

Polri
PMK
DLLAJR
Dll

TUJUAN
MENCEGAH
MASYARAKAT
AMAN /
SEJAHTERA
(SAFE COMMUNITY)

KOMUNIKASI

- KEMATIAN
- KECACADAN

TRANSPORTASI

+
PASIEN

AMBULANS PUSKESMAS RS.KLAS C


PRA RS

INTRA RS

RS. KLAS A/B


INTRA RS

ANTAR RS

PENDANAAN
TIME SAVING IS LIFE SAVING
RESPONSE TIME DIUPAYAKAN SEPENDEK MUNGKIN
MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME

SPGDT / B
Evakuasi Medik (Medical)
Tim
Bencana
Multi Disiplin

X
4 RS Wilayah
3
Rujukan
(A,B)
(PusKoDal
Med)
Pusat Koodinasi
Dan Pengendalian
Medik

X
X
X
Hansip
RS
2 RS
1 Puskes
Propinsi
Kabupaten
mas
(B)
(C)
(Pos
(Pos Depan) (Pos Lapangan)
Belakang)

Transportasi
Komunikasi
Pendanaan
(SISTIM PENDUKUNG)

Didaerah
Bencana

Direkrut / mobilisasi
bila ada bencana
tugas sehari2
Staf IRD
DinKes
IRD
IRD
IRD
Staf IRD

Staf
Dinkes

TIM BANTUAN BENCANA


+ BSB

Subtim rapid assessment


medik / kesehatan
Subtim medik
PKGDR /DR/DM
PPDS I
Perawat, paramedik
Manajemen pelaksanaan
Logistik
Komunikasi
Informasi
Transportasi
Subtim kesehatan
Surveilance
Food, shelter
save water / sanitasi

Tugas
Rapid assessment
Triage resusitasi, stabilsiasi
Diagnosa dan terapi definitive
Perawatan
Dukungan manajemen
Surveilance
Penyakit / kesehatan
Kebutuhan dasar
/ sanitasi

Kebutuhan
BSB :
Diklat
: alat bantu, audio visual
BRIGADE Siaga Bencan
Alat bantu : komunikasi, transportasi
Logistik (Stock Piling)
- Obat - Alat medik - Rumah sakit lapangan

KELOMPOK
PENGUNGSI
(CLUSTER)

KELOMPOK
PENGUNGSI
(CLUSTER)

KELOMPOK
PENGUNGSI
(CLUSTER)

POSKO

POSKO

POSKO
KESEHATAN
LAPANGAN

SATLAK
II
SATKORLAK
I

HUBUNGAN
RADIO MEDIK

SATGAS
KES II
SATGAS
KES I

PUSKESMAS

BANGSAL PERAWATAN
DARURAT

RS. KLAS C

BANGSAL PERAWATAN
DARURAT

RS KLAS A / B

BANGSAL PERAWATAN
DARURAT

PUSDALSIS
KESNAS
PENJELASAN

MODEL DASAR SISTEM RUJUKAN TERPADU


UNTUK PELAYANAN KESEHATAN PENGUNGSI
RUJUKAN : 1. ALIH INFORMASI
2. ALIH PASIEN
3. ALIH ILMU
4. ALIH LOGISTIK

(KONSULTASI)
(KIRIM PASIEN)
(PELATIHAN)
(BANTUAN ALAT / OBAT)

- PUSDALSIS KESNAS
Pusat Pengendalian Krisis Kesehatan Nasional
- SATLAK I
Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Dati II
- SATGASKES II
Satuan Tugas Kesehatan Dati II
- SATKORLAK I
Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan
Bencana Dati II
- SATGASKESI
Satuan Tugas Kesehatan Dati I
Simbol Hubungan Radio Medik

ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA


Tingkat Nasional
Tingkat Propinsi (Dati I)
Tingkat Kabupaten (Dati II)
Satgas
Kesehatan
(Disini terkait SPGDT)

BNPB(Bakornas PBP)
BPBD Prov(Satkorlak PBP)
BPBD KAB/Kota(Satlak PBP)

Satgas
Pekerjaan Umum

Satgas
Sosial
Satgas
Kamtibmas

Bencana
(impact)
1

Kesiapan
(preparedness ) 7

2 Tanggapan segera
(Acute response)
1. Rescure triage
2. Acute medical
response
3. Emergency
relief
4. Emergency
rehabilitation

Pengurangan
(Mitigation ) 6

Pencegahan 5
(Prevention)

3 Pulih asal
(Recovery)
4
Pembangunan
(Development)

- Perlu latihan / simulasi gabungan lintas sektor untuk tanggap segera (No.2
- Perlu pemberdayaan masyarakat dan penguatan (capacity building)
lintas sektor untuk kesiapan (No.7)

KONSEP SAFE COMMUNITY


Shared Vision
Public safety center
Masya
rakat

Akses

- Polisi
- PMK
- Asuransi

Pendekatan
struktural

Masyarakat sehat, aman, sejahtera


(ASTER)
Pelayanan kesehatan
(Safe, aspek kesehatan SPGDT-S/B)
Instansi
Instansi
NonKes
Non
kes
Eksekutif
Eksekutif
Legislatif
Legislatif
Masyarakat Umum

Pendekatan kultural

PERDA
APBD
Pemberdayaan, pencegahan
penyuluhan
- Pembiayaan
- Perilaku sehat
(Primary prevention)
Semua stakeholder
berperan serta

(Pada paradigma sehat: fokus pada primary prevention)

Tahap Gawat (Acute Phase)


Menyelamatkan jiwa
Mencegah cacad

Type of disease / injury of hospitalized patient


caused by tsunami
1. Sea water drowning
2. Aspiration pneumonia
3. Physical trauma with infection
Tetanus
4. Mental trauma

Menjaga Kesehatan Pengungsi


At refugee level
To help establish safe and healthy refugee camps
by
providing the 10 top priorities
The emergency phase : 10 Top Priorities
1. Initial assessment
2. Measles immunitation
3. Water & sanitation
4. Food & nutrition
5. Shelter & site planning
6. Health care in the emergency phase
7. Control of communicable disease & epidemic
8. Public health surveillance
9. Human resources & training
10.Coordination
(MSF)

Helping the refugee


Reducing the stressor
Increasing the support system
Building confidence that help is available
Inadequate
water supply

Adequate
safe water supply

Inadequate
food supply

Adequate
food supply

Unhealthy
shelter

Healthy
shelter

Bad sanitation

Good sanitation

The under five

Better shelter

Adequate safe water supply

Better
sanitation
Better
sanitation

Pencegahan secondary disaster

KIE Safe Community

Bakornas PBP

Advokasi

Organisasi

Program

BNPB

Perbaikan

- Preparedness
(pra bencana)
- Kesiapan tanggap
darurat

BPBD Prov

Perbaikan

- Preparedness
(pra bencana)
- Kesiapan tanggap
darurat

BPBD KAB/Kota

Perbaikan

- Preparedness
(pra bencana)
- Kesiapan tanggap
darurat

KIE Safe Community

DEPKES

Advokasi

Organisasi

Program

Perangkat keras

Kemkes

Perbaikan
menuju
koordinasi

- Preparedness

- Transportasi

- Kesiapan tanggap- Komunikasi


darurat
- Logistik medik
- Diklat untuk
koordinator

KIE Safe Community

Dinkes Dati II

Organisasi Software
Dinkes
Dati II

Perbaikan

- Peta
Geomedik

Program

Hardware

Latihan
- Transportasi
gabungan
berkala
- Komunikasi
- Logistik
medik
non medik

KIE Safe Community Tingkat Rumah Sakit


Pemantapan :
- SPGDT- S
- SPGDT B
(Tim Bantuan Medik)
- SDM terlatih (BSB)
- Sistem Komunikasi
- Sistem Transportasi
- Sistem Pendanaan
Pelatihan Simulasi Bencana & Lintas Sektor
- Mobilisasi
- Koordinasi
- Waktu tanggap cepat

Mengingatkan Kembali ..
Penyusunan Renstra Safe Community
Dengan Pendekatan Sistem
Satu Uraian Singkat (2004)

KIE / Advokasi

KIE / Advokasi

3 Fakultas Kedokteran

Media / LSM

Lulusan dokter mampu melakukan PPG


Masyarakat berperilaku
aman dan sehat
SPGDT (Sistim Pelayanan Gawat Darurat Terpadu)
PENCEGAHAN
ANTARA LAIN
- HELM
- SABUK
PENGAMAN

SUMBER DAYA MANUSIA


YANG MEMBERI PERTOLONGAN
AWAM UMUM
PETUGAS DOKTER
AWAM KHUSUS AMBULANS PERAWAT

MASYARAKAT
AMAN / SEJAH TERA
(SAFE
COMMUNITY)

PENANGGULANGAN
MULTI DISIPLIN
MULTI PROFESI
MULTI SEKTOR

TUJUAN
MENCEGAH
- KEMATIAN
- KECACADAN

KOMUNIKASI

TRANSPORTASI

4 Asuransi mengcover
semua langkah
pertolongan gawat
darurat
Perusahaan asuransi
KIE / Advokasi

PASIEN

AMBULANS PUSKESMAS

PRA RS

RS.KLAS C

INTRA RS

RS. KLAS A/B

INTRA RS

ANTAR RS

.
PENDANAAN
TIME SAVING IS LIFE SAVING
RESPONSE TIME DIUPAYAKAN SEPENDEK MUNGKIN
MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME

ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA


Tingkat Nasional
Tingkat Propinsi (Dati I)
Tingkat Kabupaten (Dati II)

Satgas
Kesehatan
(Disini terkait SPGDT)

Bakornas PBP
Satkorlak PBP
Satlak PBP

Satgas
Pekerjaan Umum

Satgas
Sosial
Satgas
Kamtibmas

Satlak PBP
sudah aktiv
sejak tahap
preparedness
Satlak PBP
5 Satkorlak PBP
Bakornas PBP
KIE / Advokasi

KIE / Advokasi

6
DISASTER CYCLE
7. PREPARED
NESS
X
6.

1. IMPACT
X
X 2. ACUTE RESPONSE
1. RESCUE - TRIAGE
2. ACUTE MEDICAL RESPONSE
3. EMERGENCY RELIEF
4. EMERGENCY REHABILITATION

MITIGATION X

PREVENTION 5

3. RECOVERY

X
4. DEVELOPMENT

Perkembangan Disaster
Natural disaster

Industrial disaster

Langkah 2 menuju preparedness


Hazard, risk, vulnerability + Resource mapping
Mapping

Complex disaster
National priority mapping
(High Hazard & vulnerability
- low resource
Geomedic mapping

Kabupaten kota /
Satlak PB
Melaksanakan
Geomedic
Mapping
dan
Preparedness

KOMPONEN PADA PENANGANAN BENCANA

ORGANISASI
Organisasi struktural & Organisasi tugas

FASILITAS
Sarana, prasarana (ruang, ambulans). logistik
(alat kesehatan , alat non kesehatan, obat dll)

SDM
Perlu adanya tenaga yang siap pakai
sesuai dengan kompetensi melalui
pelatihan, simulasi

KOMPONEN PADA PENANGANAN BENCANA

DANA
Adanya dana yang siap pakai
KOMUNIKASI
Jaring komunikasi, alat komunikasi, prosedur/
cara berkomunikasi

MANAJEMEN BENCANA
Protap, jadwal kegiatan
PELAYANAN MEDIS
Di lokasi kejadian, transportasi/ evakuasi,
pelayanan di RS

Kesiapan Manajemen yang


paling penting adalah :
Siapnya prosedure kerja
Siapnya jadwal kegiatan
Terlaksananya pertemuan koordinasi
secara teratur membahas tentang
hasil kegiatan, rencana perbaikan
dan sebagainya.

PROSEDUR PENANGGULANGAN BENCANA (MUSIBAH


MASSAL) / DISASATER DI DALAM / DI LUAR SPRD
RS. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

Penanggulangan bencana (musibah massal) perlu


dilakukan secara terpadu oleh tim yang ada di
Rumah Sakit (SP. Rawat Darurat), mengingat
bahwa kasusnya yang banyak dan membutuhkan
tenaga yang siap pakai untuk melakukan tindakan
segera.
Disamping dibutuhkan tenaga yang siap pakai yang
mempunyai kompetensi, maka juga dibutuhkan
komitmen dari semua tim untuk melakukan
pelayanan yang cepat dan tepat. Oleh sebab itu
dukungan moril maupun materil dari pimpinan
memang sangat dibutuhkan.

Organisasi Tim
Organisasi tim mengacu pada
struktur organisasi Brigade Siaga
Bencana Kawasan Timur Indonesia
Makassar.
Tenaga-tenaga yang ada dalam
organisasi BSB berasal dari tenagatenaga IRD melalui masing-masing
penanggung jawab yang terkait

Perencanaan SDM
Tenaga-tenaga yang ada di IRD adalah
merupakan tenaga yang sudah melalui
pelatihan kegawat Daruratan. antara lain :
ATLS, ACLS, SPGDT & GELS, PPGD, BLS
Dalam rangka peningkatan SDM, maka semua
tenaga/staf yang terlibat dalam Tim Bencana /
wajib mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan peningkatan SDM yang direncanakan
oleh IRD.

Perencanaan Logistik
Kebutuhan logistik yang berhubungan
dengan bencana, alkes dan obat-obat
sudah siap pakai sesuai dengan jenis dan
jumlah korban.
Penyediaan alkes dan obat-obatan
tersebut : berdasarkan rekomendasi
direksi RS dan koordinasi dengan Gudang
Farmasi sehingga pengadaan dapat
dilakukan dengan segera.

Perencanaan Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu sarana
penting dalam melakukan penanggulangan
bencana/disaster, dimana semua aktifitas tim
dapat berjalan dengan baik dan cepat serta
tepat dengan adanya alat komunikasi.
Anggota tim diperlengkapi sarana
komunikasi : Telpon satelit, HP, SSB, aiphone
dalam RS dan komunikasi HT yang setiap
saat dilakukan baik dalam RS maupun diluar
RS

Perencanaan Transportasi
Sarana transportasi yang diperlukan
oleh Tim Bencana dapat berupa
kendaraan roda empat/dua, perahu karet,
pesawat dan kapal laut. Semua sarana
transportasi tersebut dapat dipakai
setiap saat sesuai dengan tempat
bencana.

Petugas

Dokter IRD / BSB


Perawat IRD / perawat 118
Tenaga non-medis IRD
Unit pelayanan yang
terkait

Prosedur di luar Rumah Sakit


1. Tim penanggulangan Musibah Massal :
Penanggung jawab
: Direktur Utama
K e t u a : Kepala SPRD / BSB
2. Informasi BSB / SPRD cek & recek Ketua Dirut
3. Siaga : seluruh jaringan disiagakan
Intra Rumah Sakit : sama seperti prosedur dalam rumah
sakit.
Antar Rumah sakit setempat :: UGD, kamar operasi,
perawatan dan penunjang lainnya.
Fasilitas kesehatan lainnya
4. Analisa Situasi : analisa besaran masalah dan kekuatan
siap pakai saat itu

4. Analisa Situasi : analisa besar masalah dan


kekuatan siap pakai saat itu

Besaran Masalah
Musibah :
Jenis kejadian, Lokasi, akses jalan ke
lokasi, jalan alternatif dan kondisi
jalannya (lebar-macet dsb), Perkiraan
kasar jumlah korban, Bahaya lain yang
mungkin ada (kebakaran, luapan bahan
kimia dll)

. Analisa Situasi : analisa besar masalah


dan kekuatan siap pakai saat itu
Kesiapan Fas.Penanggulangan tersedia saat
itu
Fas.RS/Puskesmas, Ambulans, Petugas
lapangan, petugas intra UGD,
Fas.UGD siap utk berapa pasien tanpa
mobilisasi dll
Penghubung Sementara Lintas Sektor & di
lokasi
Siapa contact person lintas sektor saat itu dan
contact person di lokasi kejadian sebelum
petugas kita tiba

5. Rencana Operasi dilakukan berdasarkan:


1.Besaran masalah dan kekuatan
penanggulangan.
2.Koordinator & Jumlah Tim, ambulans, plan
setempat : kapan stay, treat atau lead & go,
lokasi posko.
3.Peralatan :
Obat & Alkes
Logistik untuk 5 hari

4.Penunjang lain : Tenda, Genset, BBM, dll


Alat Komunikasi : Telpon Satelit, HP, SSB,
HT
5.Penentuan penerima korban :
Puskesmas, RS
6.Posko Informasi
7.Koordinasi Lintas Sektor.

Tenaga yang ikut bergerak ke tempat


bencana tergantung dari kebutuhan di
lokasi, seperti :

Dokter BSB
Ahli Bedah Umum/Asisten
Ahli Bedah orthopedi/Asisten
Ahli Anestesi/Asisten
Ahli Penyakit Dalam/Asisten
Ahli Anak/Asisten
Ahli Jiwa
Perawat dengan kemampuan Basic life Support
Dan tenaga lain yang dibutuhkan.

Organisasi :
Tingkat propinsi : Pos komando/crisis center
diketuai oleh Satkorlak, kesehatan Dinas
Kesehatan
Ketua Tim Kesehatan Penanggulangan Musibah
Medik Massal Sul-Sel : Direktur Utama RS.
Wahidin Sudirohsudo
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo : Sebagai pusat
rujukan Wilayah

5. SPRD RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo


Dipersiapkan untuk menerima rujukan dari
tempat kejadian
Menjadi rujukan komunikasi medik untuk
seluruh wilayahnya
Tahap awal : tim initial assesment plus
analisa situasi di lokasi bencana jenis
bencana, jumlah korban dan macamnya,
keadaan lingkungan terjadinya musibah,
kebutuhan awal koordinasi setempat

Prosedur Bencana di dalam


Rumah Sakit

1. Tim penanggulangan musibah massal :

Penanggung Jawab: Direktur Utama


K e p a l a
: Kepala SPRD / BSB
Triage officer
: Dokter jaga triage/observasi Bedah/ non-bedah,
perawat

2. Informasi adanya bencana dokter BSB / staf SPRD Cek &


Recek Lapor Ketua Tim Dirut
3. Siaga : seluruh jaringan intra RS disiagakan
UGD dan seluruh pendukungnya : Triage, Ruang Resusitasi, R.
Tindakan
Sistim Kendali operasi diaktifkan
Ambulans
Fas.Diagnostik
Kamar Operasi & Fas Terapi Definitif lainnya
R.Cadangan disiapkan
Keperawatan
Farmasi
Gizi
Pamtib, Perlengkapan, dll

4. Tugas triage officer :


A. Bertugas memeriksa dan menyeleksi pasien
berdasarkan tingkat kegawatan dan memberi
label sesuai dengan penyakit dan tindakan yang
akan dilakukan :
Label hijau (gol.1) : pasien dengan luka lecet
ringan atau mengalami stress
Label kuning (gol.II) : pasien dengan luka ringan
yang memerlukan bedah minor
Label merah (gol.III) : pasien yang memerlukan
tindakan operatif (bedah mayor)
Label Hitam (gol.IV) : pasien yang sudah
meninggal

B. Pasien ditampung dan dikelompokkan pada


tempat tertentu yang disesuaikan dengan jumlah
pasiennya :
Gol. I : ditempatkan di ruangan intermediate
dan dilorong-lorong, bila tempat tidur tidak
mencukupi dapat digunakan kereta dorong
Gol.II : langsung ke kamar bedah minor setelah
selesai ditindaki disatukan dengan pasien di Gol. I
Gol.III: ditempatkan di ruangan observasi
sambil dipersiapkan untuk tindakan pembedahan
di kamar operasi atau langsung ke kamar operasi
untuk tindakan segera.
Gol.IV : dibawa ke kamar jenasah.

C. Menentukan tingkat keadaan siaga dan


tindakan selanjutnya
Siaga I : Jumlah korban : 21-50 orang dapat
ditangani oleh tim jaga yang bertugas saat itu
dengan mengerahkan dan mengaktifkan tenaga
yang ada.
Siaga II : Jumlah korban : 51-100 orang,
penanggung jawab/ketua tim diberitahu
Dapat ditangani oleh tim jaga yang bertugas saat itu
dengan mengerahkan dan mengaktifkan tenaga yang
ada serta tenaga SPRD yang shif waktu lain dan shif
lbur

Siaga III : Jumlah korban 100- 300 orang


penanggung jawab/ketua tim diberitahu, pengerahan
tambahan tenaga melalui bidang perawatan, dari
perawat yang sedang bertugas jaga. Pemanfaatan
kamar operasi melalui OK sentral
Pemberitahuan pada konsulen jaga dan pengerahan
tenaga bantuan asisten. Direktur Pendidikan &
Pelayanan diberitahu

C. Menentukan tingkat keadaan siaga dan


tindakan selanjutnya
Siaga IV : Jumlah korban lebih 300 orang.
Sama dengan siaga III tapi rumah sakit lain
diberitahu
Administrasi pasien diselesaikan setelah
ditindaki
Bagian atau instalasi yang lain diberitahu dan
diminta kerja sama seperti : Farmasi, Gizi,
CSSD, Satpam, Humas, Sarana
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
disampaikan lepada kepala SPRD dan
Direktur Pendidikan & Pelayanan.

5. Administrasi pasien diselesaikan setelah


ditindaki
6. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
disampaikan kepada kepala SPRD / BSB
dan Direktur Utama.

TATA KERJA PENANGANAN BENCANA


INTERNAL DISASTER PLAN
1. Sistem Alarm/ kesiagaan
2. Sistem Aktivasi & Mobilisasi ( SDM,
Fasilitas, Komunikasi)
3. Koordinasi Setiap Unit Kerja &
Pengaturan Alur Penanganan,
Pendanaan, Pemberitaan, dll.
4. Sistem Pendataan & Pelaporan.

HAL PENTING
PADA PENANGANAN KORBAN MASAL
MOBILISASI & AKTIVASI SDM
MOBILISASI FASILITAS - ALAT, OBAT
DLL
PENENTUAN & PERLUASAN AREA
KERJA

Sistem aktivasi dan mobilisasi SDM


Bila korban 21 - 50 orang, tidak dilakukan
mobilisasi staf SPRD, tenaga yang bertugas pada
waktu diaktifkan semuanya
Bila korban 51 - 100 orang , dilakukan mobilisasi
staf SPRD dari shif waktu jaga lain dan shif libur
Bila korban 101-300 orang, dilakukan mobilasi
melalui divisi keperawatan yaitu semua staf
perawat diruangan dan PPDS
Bila Korban > 300 orang , kita akan meminta
bantuan dari RS lain

Mobilisasi Sarana, alat & obat

Alat Bantu nafas


Brankar , Kursi roda
Obat emergency
Bahan linen
Manometer O2, basic minor surgery
set dan alat pelindung diri
dimobilisasi dari Inventaris SPRD, lemari
bencana dan dari ruangan lainnya

Penggunaan area penanganan


pada saat terjadi korban masal

Seluruh ruang SPRD lantai 1 (ruang resusitasi dan


semua ruang tindakan) akan digunakan untuk pasien
gawat darurat dengan tanda label merah.
Seluruh ruang intermediate, observasi, luka bakar ,
lantai 2 akan digunakan untuk pelayanan pasien yang
memerlukan observasi dan tindakan ringan (label
kuning).
Lobi gedung lantai 2, lantai 3 (Diklat) dan poliklinik
sebagian akan digunakan dengan menggunakan
penyekat untuk pasien yang luka ringan/tidak perlu
pengobatan segera yaitu pasien dengan label hijau.
Ruang jenazah di Bagian belakang yang akan
digunakan untuk korban yang meninggal. Dengan
label hitam

Ringkasan
Ringkasan
Tujuan

Sasaran

Metoda

A. Eksternal
1. Safe community menjadi
renstra kabupaten-kota

Eksekutiv
Legislativ

KIE /
Advokasi

2. Masyarakat berperilaku
aman dan sehat

Media / LSM KIE /


Advokasi

3. Lulusan FK. mampu PPGD

Fakultas
Kedokteran

KIE /
Advokasi

4. Semua langkah
pertolongan gawat darurat
di cover asuransi

Perusahaan
asuransi

KIE /
Advokasi

5. Satlak PBP sudah aktiv


sejak
preparedness

Satlak PBP
Satkorlak
PBP
Bakornas
PBP

KIE /
Advokasi

6. Kabupaten kota
Satlak PBP
melakukan Geomedik
POA Pokja Safe Comm/SDM/Koes/21-22 Agst.03/Semarang
mapping dan preparedness

KIE /
Advokasi

Jadwal
Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Metoda

B. Internal
7. Renstra safe community
menjadi Renstra Depkes

Rakorpim
Eselon I

KIE

8. Terjadi koordinasi lintas


program dalam
perencanaan dan
implementasi safe
community

Rakorpim
Eselon II

KIE

POA Pokja Safe Comm/SDM/Koes/21-22 Agst.03/Semarang

Jadwal
Kegiatan

IX. PENUTUP
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) harus disosialisasikan kepada seluruh
staf Rumah Sakit dan masyarakat umum
Dalam penanggulangan penderita Gawat
Darurat harus secara cepat dan tepat.
Peningkatan SDM tenaga yang terkait dalan
SPGDT harus terus dilakukan
Pemanfaatan dan pembinaan Dokter BSB harus
dilakukan secara optimal dan terencana
Diharapkan semua tenaga/unit yang terkait
harus koordinasi dan kerjasama tim yang baik
sehingga pelayanan dapat optimal dan pada
gilirannya safe Community dapat tercapai

Vous aimerez peut-être aussi